Professional Documents
Culture Documents
TEORI DASAR
Konsep dasar dari sebuah reaktor adalah reaksi fisi dari sebuah material misalnya
Uranium. Ketika sebuah inti ditembakkan oleh sebuah neutron dengan persentase tertentu inti
akan mengalami pembelahan (fisi). Salah satu contoh reaksi fisi dari Uranium adalah sebagai
berikut:
Salah satu contoh proses pembelahan (reaksi fisi) dari Uranium seperti ditunjukkan pada Gambar
berikut:
Reaksi fisi yang terjadi di dalam reaktor harus dikendalikan agar perubahan jumlah
neutron dibatasi sehingga hanya satu neutron saja yang akan diserap untuk pembelahan inti
berikutnya. Dengan mekanisme ini, diperoleh reaksi berantai terkendali yang energi yang
dihasilkannya dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang berguna.
METODE EKSPERIMEN
-
Prosedur Percobaan
Konsep dasar
eksferimen ini adalah reaksi fisi, reaksi fisi ini akan terjadi ketika material fisil ketika di tembak
oleh sebuah neutron dengan energi tertentu. Neutron yang dihasilkan dapat digunakan untuk
menginduksi reaksi fisi lebih jauh lagi sehingga mendorong terjadinya reaksi fisi berantai. Reaksi
fisi yang terjadi akan mengakibatkan dihasilkan/hilangnya neutron dalam jumlah tertentu. Dalam
percobaan ini dilakukan dengan lima kali variasi presentase U-235, yaitu dari 2% sampai 6%.
Sebelum melakukan simulasi, terlebih dahulu harus menghitung jumlah atom persatuan volume
dari U-235 yang bersifat fisil dan U-238 yang bersifat fertil, setelah di dapatkan nilai tersebut
dapat memulai simulasi SRAC.
NU-235
4.953E+20
7.429E+20
9.903E+20
1.238E+21
1.485E+21
NU-238
2.3964E+22
2.3716E+22
2.3469E+22
2.3221E+22
2.2974E+22
NO-2
NU-235 SRAC NU-238 SRAC NO-2 SRAC
4.892E+22
4.9530E-04
2.3964E-02 4.8918E-02
4.892E+22
7.4285E-04
2.3716E-02 4.8918E-02
4.892E+22
9.9035E-04
2.3469E-02 4.8918E-02
4.892E+22
1.2378E-03
2.3221E-02 4.8918E-02
4.892E+22
1.4851E-03
2.2974E-02 4.8918E-02
Berdasarkan tabel di atas, apabila presentase U-235 kita naikkan, maka nilai NU-235
juga akan mengalami kenaikan dan nilai NU-238 mengalami penurunan, sedangkan nilai
NO-2 tetap konstan. Kemudian nilai-nilai ini kita masukkan kedalam simulasi SRAC
untuk mendapatkan nilai k inf .
multiplikasi menurun berarti terjadi penyusutan bahan bakar sehingga jumlah neutron
yang ada mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 2 berikut:
2%
1.187878
1.15008
1.13104
1.111114
1.091883
1.073725
1.056604
1.04039
1.024961
1.010227
0.996126
0.982619
3%
1.292394
1.251352
1.231337
1.210988
1.191189
1.17229
1.154322
1.137198
1.120805
1.10504
1.089818
1.075074
Nilai K Inf
4%
1.353039
1.313804
1.29516
1.27631
1.257777
1.239889
1.222732
1.206279
1.190462
1.175201
1.160421
1.146058
5%
1.393049
1.356408
1.339275
1.32211
1.305107
1.288545
1.272538
1.257098
1.242195
1.227775
1.213786
1.200171
6%
1.421736
1.387653
1.371775
1.356119
1.340555
1.325284
1.310427
1.29602
1.282058
1.268511
1.255342
1.242511
Setelah didapat hasil seperti ini, dibuat grafiknya dengan memplot tahun sebagai sumbu x dan
nilai k inf sebagai sumbu y. Berikut adalah grafik perbandingan enrichment U-235
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0
10
tahun
KESIMPULAN
12
14
Adapun kesimpulan dari eksperimen ini ialah Hasil yang didapat dari eksperimen
menganalisis pengaruh pengayaan (enrichment) U-235 ini adalah semakin ditambahkan
pengayaan persentase U-235 K-infinite yang didapat semakin besar dan semakin lama waktu
yang dibutuhkan K-infinite semakin kecil. Hal ini dikarenakan penambahan pengayaan
persentaseU-235 yang berpengaruh terhadap massa relatif atom uranium.
DAFTAR PUSTAKA
-
Duderstadt, James J dkk. 1975. Nuclear Reactor Analysis. John wiles dan sons