You are on page 1of 56

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN

TERJADINYA HIPERTENSI DI DESA MARGOREJO KECAMATAN


DAWE,KABUPATEN KUDUS
TAHUN 2014
PROPOSAL RISET
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Ujian Akhir
Program Pendidikan D-III Keperawatan
di STIKES Muhammadiyah Kudus

Oleh :
HULATUL JANNAH
NIM : VI.09.2036

Oleh :

ZUFAR ARIF A.R.


NIM: XIII.11.1113
Pembimbing :
1. Dwi Astuti, S.SiT
2. Heny Siswanti, S.Kep., Ners

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2014

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal

Riset

dengan

judul

HUBUNGAN

POLA

KONSUMSI

MAKANAN DENGAN TERJADINYA HIPERTENSI DI DESA MARGOREJO


KECAMATAN DAWE,KABUPATEN KUDUS

TAHUN 2014, telah mendapat

persetujuan oleh pembimbing untuk dipertahankan dihadapan penguji Proposal


Riset pada,
Hari

Tanggal :
Nama

: ZUFAR ARIF A.R.

NIM

: XIII.11.1113

Pembimbing I

Dwi Astuti, S.SiT


NIDN. 0602068301

Pembimbing II

Heny Siswanti, S.Kep., Ners


NIDN. 9910001382

HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Riset dengan judul HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN


DENGAN TERJADINYA HIPERTENSI DI DESA MARGOREJO KECAMATAN
DAWE,KABUPATEN KUDUS TAHUN 2014,

ini disetujui dan diseminarkan

dihadapan Tim Penguji Proposal Riset Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


Muhammadiyah Kudus, pada:
Hari

Tanggal :
Nama

: ZUFAR ARIF A.R.

NIM

: XIII.11.1113
Tim Penguji

Penguji Utama

Penguji Angota

Ns. Anny Rosiana M, M.Kep., Sp.Kep.J


NIDN. 0616087801

Heny Siswanti, S.Kep., Ners


NIDN. 9910001382

Mengetahui,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Kudus
Ketua

Rusnoto, SKM., M.Kes. (Epid)


NIDN : 0621807401

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama

: ZUFAR ARIF A.R.

NIM

: XIII.11.1113

Menyatakan bahwa Riset judul : HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN


DENGAN TERJADINYA HIPERTENSI DI DESA MARGOREJO KECAMATAN
DAWE,KABUPATEN KUDUS TAHUN 2014, Merupakan :
1. Hasil karya yang dipersiapkan dan disusun sendiri
2. Belum pernah disampaikan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya
Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus
Oleh karena itu pertanggungjawaban Riset ini sepenuhnya berada pada diri
saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebesar-besarnya.

Kudus,

2014
Penyusun,

ZUFAR ARIF AR

RIWAYAT HIDUP

Nama

: ZUFAR ARIF A.R.

NIM

: XIII.11.1113

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Tempat, Tanggal Lahir

: Kudus, 10 November 1993

Agama

: Islam

Alamat

: Ds. Margorejo RT.02/06 Dawe Kudus

Institusi

: Stikes Muhammadiyah Kudus

Riwayat Pendidikan

1. TK Magelang Lulus Tahun 1999


2. SDN 1 Margorejo Kudus Lulus Tahun 2005
3. SMPN 4 Bae Kudus Lulus Tahun 2008
4. SMA 1 Gebog Kudus Lulus Tahun 2011
5. Mahasiswa D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus Tahun 2014

MOTTO

Orang tidak mungkin mencapai tigkat muttaqien, apabila tidak berilmu, dan
apa guna ilmu apabila tidak dibuktikan dalam perbuatan. ( Abu Darda )

Orang berilmu lebih utama daripada orang yang selalu berpuasa, shalat dan
berjihad. Karena apabila mati orang berilmu, maka terdapatlah kekosongan
dalam islam yang tidak dapat ditutup selain oleh penggantinya yaitu orang
berilmu juga. ( Umar bin Khattab )

PERSEMBAHAN

Proposal Riset ini kupersembahkan kepada :


1. Allah SWT yang telah mencurahkan rahmatNya sehigga penulis dapat
membuat dan menyelesaikan Proposal Karya Tulis ini.
2. Rusnoto, SKM., M.Kes. (Epid) yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menyelesaikan studi di STIKES Muhammadiyah Kudus.
3. Ayah, Ibunda tercinta, atas segala bimbingan, dukungan dan inspirasinya,
cinta dan kasih sayangnya
4. Keluargaku yang selalu menasehatiku dan menyayangiku
5. Pelita hatiku, Atika Rahma yang selalu memberi semangat, terima kasih atas
segala perhatian dan kasih sayangnya selama ini.
6. Sahabat-sahabatku semuanya yang tidak dapat ku sebutkan satu persatu
yang selalu ada di saat suka maupun duka.
7. Bapak dan ibu Dosen yang telah mengajarkanku ilmu duniawi dan ukhrawi
demi jalan kesuksesanku

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah

melimpahkan

rahmat

dan

hidayah-Nya

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan proposal Riset ini sebagai salah satu persyaratan untuk


menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Keperawatan dengan HUBUNGAN
POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN TERJADINYA HIPERTENSI DI DESA
MARGOREJO KECAMATAN DAWE,KABUPATEN KUDUS TAHUN 2014.
Dalam penyusunan proposal ini penulis banyak mendapatkan bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga proposal ini dapat terwujud dalam
bentuk sekarang ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Rusnoto, SKM., M.Kes (Epid) selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Kudus
yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan
proposal Riset ini.
2. Dwi Astuti, S.SiT selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan
petunjuk dalam menyusun proposal.
3. Heny Siswanti, S.Kep., Ners selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan petunjuk dalam menyusun proposal.
4. Keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada penulis.
5. Teman-teman sejawat yang telah memberikan bantuan dan spirit guna
terselesaikanya proposal ini.
6. Semua pihak yang telah membantu tersusunnya proposal.
Dalam penulisan ini penulis menyadari banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan proposal riset ini.
Penulis berharap semoga proposal Riset ini bermanfaat bagi pembaca.

Kudus,

2014

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................

iii

PERNYATAAN............................................................................................

iv

RIWAYAT HIDUP........................................................................................

MOTTO.......................................................................................................

vi

PERSEMBAHAN........................................................................................

vii

KATA PENGANTAR....................................................................................

viii

DAFTAR ISI................................................................................................

DAFTAR TABEL..........................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xiv

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

A. Latar Belakang..........................................................................

B. Perumusan Masalah..................................................................

C. Pertanyaan Penelitian................................................................

D. Tujuan Penelitian.......................................................................

E. Manfaat Penelitian.....................................................................

F. Keaslian penelitian....................................................................

G. Ruang Lingkup..........................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................

A. Hipertensi..................................................................................

B. Pola Konsumsi Makan...............................................................

20

C. Kerangka Teori..........................................................................

29

METODE PENELITIAN ..............................................................

30

A. Variabel Penelitian.....................................................................

30

B. Hipotesis Penelitian...................................................................

30

Bab III

C. Kerangka Konsep Penelitian.....................................................

31

D. Rancangan Penelitian................................................................

31

Daftar Pustaka
Lampiran

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

Keaslian Penelitian...................................................................

Tabel 2.1. Klasifikasi hipertensi.................................................................

29

Tabel 3.1

34

Definisi Operasional Variabel...................................................

DAFTAR GAMBAR

2.1

Kerangka Teori................................................................................

29

3.1

Kerangka Konsep............................................................................

31

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat Survey Awal Dan Penelitian

Lampiran 2

Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4

Kuesioner

Lampiran 5

Jadwal Penelitian

Lampiran 6

Lembar Konsul

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah tekanan darah persistem dimana tekanan sistoliknya


diatas 140 mmhg dan tekanan diastolic diatas 90 mmhg (Smeltzer, 2001)
Banyak hal yang menjadi faktor predisposisi terjadinya hipertensi,
namun penyebab pasti dari hipertensi masih belum diketahui. Riset
menunjukkan adanya interaksi yang rumit diantara faktor-faktor predisposisi
hipertensi seperti faktor resiko genetik, lingkungan, dan yang berhubungan
dengan gaya hidup (Braverman, 2004).
Penanganan hipertensi pada tahap awal dilakukan dengan modifikasi
gaya hidup meliputi penurunan berat badan, pembatasan asupan garam, diet
kolesterol dan lemak jenuh, olah raga, pembatasan komsumsi alkohol dan
kopi, reaksi untuk redakan stress dan menghentikan kebiasaan merokok.
Selain itu penderita hipertensi juga harus mempunyai pengetahuaan dan
sikap kepatuhan untuk dapat menyesuaikan penatalaksanaan hipertensi
dalam kehidupan sehari-hari (Woodley dan Alison, 2004)
Hipertensi bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa
penyakit lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke, dan
ginjal. Di seluruh dunia, hipertensi merupakan masalah besar dan serius.
Disamping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di
masa yang akan datang, karena tingkat keganasannya yang tinggi berupa
kecacatan permanen dan kematian mendadak. Kehadiran hipertensi pada
kelompok dewasa muda, akan sangat membebani perekonomian keluarga,
karena biaya pengobatan yang mahal dan membutuhkan waktu yang
1
panjang, bahkan seumur hidup (Adip, 2009).
Data yang dikumpulkan oleh WHO tahun 2012 menunjukan jumlah
penderita hipertensi dewasa di seluruh dunia adalah sekitar 972 juta orang

atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6%


pria dan 26,1%wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi
29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di
negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang,
temasuk Indonesia (Depkes RI, 2013).
Prevalensi hipertensi di lndonesia pada tahun 2012 mencapai 31,7%
dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita
hipertensi berakhir pada stroke, sisanya pada gangguan jantung, gagal ginjal,
dan kebutaan. Data Riskesdas tahun 2012 menyebutkan hipertensi sebagai
penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberculosis yang jumlahnya
mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di
lndonesia (Depkes, 2013).
Prevalensi kasus hipertensi essensial di Provinsi Jawa Tengah tahun
2013 sebesar 1,96% menurun bila dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar
2,00%. Terdapat tiga kota dengan prevalensi sangat tinggi di atas 10% yaitu
Magelang (22,41%), Salatiga (10,18%) dan Tegal (10,36%) (Profil Dinkes
Jateng, 2013).
Data angka hipertensi di Kabupaten Kudus pada bulan Januari
Desember 2013 adalah sebanyak 41.324 pasien, terdiri dari laki laki
sebanyak 25.678 dan 15.646 adalah wanita. Kejadian hipertensi menempati
peringkat pertama dalam daftar penyakit tidak menular di Kabupaten Kudus
pada tahun 2013 (DKK Kudus, 2013).
Berdasarkan data dari Puskesmas Rejosari tahun 2013 menjelaskan
penderita hipertensi sebesar 10.345 pasien dan merupakan urutan pertama
dalam daftar penyakit di Puskesmas Rejosari. Dari 10. 345 pasien tersebut,
yang memiliki pola makan teratur sebanyak 3.828 orang. Dan yang memiliki

pola makan tidak teratur sebanyak 6.517 orang yang disebabkan oleh stress
sebanyak 1.734 orang dan yang disebabkan oleh aktivitas fisik atau olahraga
yang kurang sebanyak 3.094 orang. -Sedangkan yang disebabkan oleh
merokok yaitu sebanyak 1.689 orang.
Desa Mergorejo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus merupakan
salah satu desa di Kabupaten Kudus dengan jumlah penduduk 5.253 orang,
yang terdiri dari jumlah laki laki 2595 orang dan jumlah perempuan adalah
2658 orang. Penduduk di Desa Margorejo tergolong dalam ekonomi
menengah ke atas, sehingga cenderung memiliki pola makan yang kurang
baik, artinya masyarakat banyak yang mengkonsumsi daging, lemak tanpa
diimbangi dengan sayur dan buah. Hal ini menyebabkan angka hipertensi di
Desa Margorejo cukup tinggi.
Dengan melihat data diatas maka peneliti tertalik untuk mengambil
judul Hubungan pola konsumsi makanan dengan terjadinya hipertensi di
desa Margorejo Kecamatan Dawe,Kabupaten Kudus Tahun 2014.

B. Perumusan Masalah
Hipertensi merupakan masalah besar dan serius, hal ini karena
hipertensi bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa
penyakit lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke, dan
ginjal.

Data di Puskesmas Rejosari, hipertensi menepati urutan pertama


dalam daftar penyakit. Desa Margorejo tergolong dalam ekonomi menengah
ke atas, sehingga cenderung memiliki pola makan yang kurang baik, artinya
masyarakat banyak yang mengkonsumsi daging, lemak tanpa diimbangi

dengan sayur dan buah. Hal ini menyebabkan angka hipertensi di Desa
Margorejo cukup tinggi.
C. Pertanyaan Penelitian
Dari perumusan masalah yang penulis uraikan di atas, maka
pertanyaan penelitian ini adalah: Adakah Hubungan pola konsumsi makanan
dengan terjadinya hipertensi di desa Margorejo Kecamatan Dawe,Kabupaten
Kudus Tahun 2014?

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pola konsumsi makanan dengan terjadinya
hipertensi di desa Margorejo

Kecamatan Dawe,Kabupaten Kudus

Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pola konsumsi makanan di Desa Margorejo
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus tahun 2014.
b. Untuk mengetahui terjadinya hipertensi di Desa Margorejo Kecamatan
Dawe Kabupaten Kudus tahun 2014.
c. Untuk menganalisa hubungan pola konsumsi makanan dengan
terjadinya hipertensi di desa Margorejo Kecamatan Dawe,Kabupaten
Kudus Tahun 2014.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, peneliti dapat menerapkan
hasil penelitian di lapangan dengan perawatan pada pasien hipertensi
selain dengan menggunakan obat - obatan.
2. Bagi Perawat

Sebagai masukan dalam memberikan asuhan keperawatan dalam


melakukan intervensi pada pasien hipertensi.
3. Bagi lnstitusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah pembedaraan ilmu pengetahuan
dalam keperawatan terutama dalam pengaturan pola makan terhadap
pasien hipertensi.
4. Bagi Puskesmas
Diharapkan Puskesmas melakukan upaya penurunan kasus
hipertensi misalnya dengan memberikan penyuluhan kepada pasien
hipertensi tentang menjaga pola makan yang tepat.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan data untuk referensi dan masukan dalam
melakukan penelitian selanjutnya.

F. Keaslian penelitian
Tabel 1.1 keaslian penelitian
Nama, Judul
Afifuddin
Maruf
Hubungan
antara tingkat
pengetahuan
pasien
hipertensi
tentang
perilaku
perawatan
hipertensi di
puskesmas
dawe,
kecamatan

Variabel
Variabel
bebas :
tingkat
pengetahua
n
Variabel
terikat:
perilaku
perawatan
hipertens

Sampel
38 pasien
hipertensi

Desain
Jenis
penelitian
korelatif
dengan uji
secara chi
square
teknik
random

Hasil
Ada
hubungan
antara tingkat
pengetahuan
pasien
hipertensi
tentang
hipertensi
dan perilaku
perawatan
hipertensi di
puskesmas
dawe,
kecamatan
dawe,

dawe,
kabupaten
kudus tahun
2011
Ade Dian
Anggraini
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
kejadian
hipertensi pada
penderita yang
berobat di
poliklinik
dewasa
Puskesmas
Bangkinang
Devi Nurul
Hidayah

kabupaten
kudus.
Usia, jenis
kelamin,
pola asupan
garam,
kebiasaan
merokok

46 pasien
hipertensi

Analitik
korelatif

Pola makan
penderita
hipertensi

37 orang
penderita
hipertensi

Deskriptif

Variabel
bebas : pola
konsumsi
makan
Variabel
terikat :
hipertensi

Penderita
hipertensi di
desa
Margorejo
Kecamatan
Dawe

Analitik
korelatif

Gambaran pola
makan pada
penderita
hipertensi di
desa kuanyar
kecamatan
Mayong
kabupaten
Jepara Tahun
2012

Zufar Arif A.R


hubungan pola
konsumsi
makanan
dengan
terjadinya
hipertensi di
desa
Margorejo
Kecamatan
Dawe,Kabupat
en Kudus
Tahun 2014

Terdapatnya
hubungan
yang
bermakna
antara pola
asupan
garam
dengan
penderita
hipertensi
yang berobat
di poliklinik
dewasa
Puskesmas
Bangkinang.
Sebagian
besar
penderita
hipertensi
memiliki pola
makan yang
salah yaitu
sebanyak 26
orang
(70.3%) dan
yang memiliki
pola makan
yang benar
sebanyak 11
orang
(29.7%).
-

G. Ruang Lingkup
1. Lingkup waktu
Ruang lingkup dalam penelitian adalah bulan Januari 2014.
2. Lingkup tempat
Ruang lingkup tempat dalam penelitian adalah di Desa Margorejo
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus tahun 2014
3. Lingkup materi
Dalam penelitian ini ruang lingkup materinya adalah mengenai hipertensi
dan pola makan.

4. Lingkup keilmuan
Penelitian yang dilakukan termasuk dalam ilmu keperawatan medikal
bedah khusnya tentang hipertensi
5. Lingkup sasaran
Dalam penelitian ini sasaran yang diambil adalah penderita hipertensi di
Desa Margorejo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi
1. Pengetian Hipertensi
Hipetensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan oleh angka
systolik (bagian atas) dan diastolik (bagian bawah) pada pemeriksaan
tekanan darah baik yang menggunakan cuff air raksa ataupun alat digital.
Penyakit darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah
dan jantung yang mengakibatkan suplay oksigen dan nutrisi yang dibawa
oleh darah terhambat sampai kejaringan tubuh. Nilai normal tekanan
darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, aktifitas
normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg (Pudiastuti,
2011).
Hipertensi adalah sebagai tekanan darah peristen dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.
Pada mula hipertensi di definisikan sebagai tekanan systolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2007).

2. Macam macam Hipertensi


a. Hipertensi berdasarkan penyebabnya (Muhammadun, 2010) :
1) Hipertensi primer (esensial)
Merupakan hipertensi yang tidak atau belum diketahui
penyebabnya (terdapat kurang lebih 90% dari seluruh hipertensi).
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab;
beberapa

perubahan

kemungkinan

pada

bersama-sama

jantung

dan

pembuluh

menyebabkan

darah

meningkatnya

tekanan darah. Selain itu, hipertensi primer merupakan suatu


kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dari
gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang
pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan
berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal
timbulnya penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula seseorang
yang berada di dalam lingkungan atau kondisi stress tinggi sangat
mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orangorang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah
tinggi (Muhammadun, 2010).
Menurut Pudiastuti (2011), hipertensi primer disebabkan
oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik dapat dilihat
dari riwayat penyakit kardiovaskular dalam keluarga. Sedangkan
konsumsi garam berlebihan, stress psikis dan obesitas diyakini
sebagai penyebab hipertensi berasal dari lingkungan.
2) Hipertensi sekunder
Merupakan hipertensi yang disebabkan atau sebagai akibat
dari adanya penyakit lain. Jika penyebabnya diketahui, maka
disebut hipertensi sekunder. Sekitar 5-10% penderita hipertensi,
penyebabnya adalah penyakit ginjal. Sekitar 1-2%,penyebabnya

adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya


pil KB) (Muhammadun, 2010).
Hipertensi sekunder juga bisa dikatakan suatu kondisi dimana
terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat
seseorang mengalami atau menderita penyakit lainnya seperti
penyempitan pembuluh darah utama ginjal, gagal jantung,
penyakit sistemik lainnya atau kerusakan sistem hormon tubuh
(Dewi dan Familia, 2010).
b. Hipertensi berdasarkan faktor tertentu :
1) Hipertensi resisten
Merupaka kegagalan mencapai target tekanan darah yang
diinginkan pasien hipertensi dengan penggunaan macam obat.
Tekanan darah diastolik menetap diatas 90 mmHg pada minimal
dua pengukuran di temapat praktik dalam waktu yang berbeda.
Biasanya hipertensi ini disebabkan oleh; cara pengukuran tekanan
darah yang tidak tepat, kelebihan cairan yang melebihi normal
(kelebihan asupan natrium/garam) (Dewi dan Familia, 2010).
2) Hipertensi maligna
Merupakan hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak
diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan.
Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita
hipetensi. Tekanan darah masing-masing individu berbeda,
biasanya di pengaruhi oleh aktifitas, dimana akan lebih saat
melakukan aktifitas dan rendah saat istirahat (Muhammadun,
2010).
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
Menurut Pudiastuti (2011), ada beberapa gejala yang sering dialami
oleh penderita hipertensi diantaranya :
a. Penglihatan kabur karena kerusakan retina.

b. Nyeri pada kepala.


c. Mual dan muntah akibat meningkatnya tekanan intrakranial.
d. Adanya pembengkakan karena meningkatnya tekanan kapiler.
e. Kelelahan.
f. Sesak nafas.
g. Mudah marah.
h. Susah tidur.
i. Terasa berat di tengkuk.
4. Penyebab dan Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi :
a. Penyebab Penyakit Hipertensi :
Suatu kondisi yang abnormal terjadi pada tubuh dapat disebabkan
oleh berbagai macam hal, begitu juga pada hipertensi. Berikut adalah
penyebab dari hipertensi :
1) Penyakit ginjal : stenosis

arteri

renalis,

pielonefritis,

glomerulonefritis, tumor-tumor ginjal, trauma pada ginjal.


2) Kelainan Hormonal.
3) Obat obatan : pil KB.
4) Penyebab lainnya : pre-eklamsi pada kehamilan.
(Dewi dan Familia, 2010)
b. Faktor resiko Terjadinya Hipertensi :
Faktor resiko hipetensi bukanlah penyebab dari timbulnya
penyakit hipertensi. Faktor resiko ini hanyalah pemicu munculnya
suatu penyakit. Berikut adalah faktor resiko timbulnya penyakit
hipetensi, antara lain :
1) Daya tahan tubuh terhadap penyakit
Daya tahan tubuh sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi,
aktivitas, dan istirahat. Dalam kehidupan yang modern yang
penuh

kesibukan

juga

dapat

membuat

seorang

kurang

berolahraga dan mengatasi stressnya dengan merokok, minum


alkohol atau kopi yang mengandung kafein sehingga daya tahan
tubuh menurun dan berpotensi terkena hipertensi.
2) Genetis

Para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat


keluarga penderita hipertensi (genetik), dengan resiko bagi orang
yang menderita penyakit ini.
3) Umur
Penyebaran hipertensi menurut golongan umur agaknya
terdapat kesepakatan dari para peneliti Indonesia. Disimpulkan
bahwa

prevalensi

hipertensi

akan

meningkat

dengan

bertambahnya umur. Sebagai gambaran saja, berikut ini dikutip


dari salah satu hasil penelitian tentang penyebaran menurut umur
tersebut.

4) Jenis kelamin
Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan
prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia cukup tinggi. Pada
umumnya lebih banyak pria menderita hipertensi dari pada wanita.
5)

Adat kebiasaan
Kebiasaan

buruk

seseorang

merupakan

ancaman

kesehatan bagi orang tersebut:


(a) Gaya hidup.
Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses,
kerja keras dalam situasi penuh tekanan stress yang
berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta kurang
berolahraga, serta pola makan yang tidak sehat dan bergizi
seimbang.
(b) Indra perasa

Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah terbiasa


dengan ambang makanan tinggi terhadap asin, sehingga sulit
untuk dapat menerima makanan yang agak tawar, sehingga
mengkonsumsi garam sangat susah untuk dikontrol.
(c) Pola konsumsi makanan
Faktor makanan modern sebagai penyumbang utama
terjadinya hipertensi. Makanan yang diawetkan dan garam
dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah yang tinggi, dapat
meningkatkan tekanan darah karena mengandung natrium
yang berlebihan.
6) Pekerjaan
Stress pada pekerjaan cenderung menyebabkan terjadinya
hipertensi berat. Pria yang mengalami pekerjaan penuh tekanan,
akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi di bandingkan
dengan yang bekerja lebih santai. Stress yang berkepanjangan
dan terlalu besar dapat memicu berbagai penyakit, misalnya
kepala pusing, susah tidur, hipertensi, penyakit jantung dan stroke.
7) Ras atau Suku
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang yang berkulit
hitam dari pada yang berkulit putih. Namun penyebab pastinya
belum diketahui. Di beberapa negara dilakukan penelitian
menunjukkan dimana ras dengan kulit berwarna mempunyai faktor
lebih tinggi terkena hipertensi.
8) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar
manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi
kehidupan dan perkembangan manusia. Lingkungan ini termasuk
perilaku atau pola hidup dengan gaya hidup yang kurang baik,

misalnya hidup dengan penuh tekanan stress, kurangnya


berolahraga, pola makan yang tidak baik (Muhammadun, 2010).
Dengan demikian, dapat disimpulkan suatu perubahan
gaya hidup dan lingkungan dimungkinkan dapat menurunkan
potensi terkena hipertensi. Faktor lingkungan tersebut meliputi
stress dan beban mental, obesitas, merokok, konsumsi alkohol,
kebiasaan minum kopi, kurang olahraga (Dewi dan Familia, 2010).
5. Komplikasi Hipertensi
Resiko atau komplikasi dari hipertensi terjadi karena adanya
kerusakan salah satu bahkan lebih pada organ tubuh. Hal ini di
karenakan peningkatan tekanan darah sangat tinggi dalam waktu lama.
Biasnya akan terjadi stroke, serangan jantung, gagal ginjal, kebutaan
serta payah jantung (Pudiastuti, 2011).
Perlu ditegaskan kembali bahwa hakikatnya penyakit hipertensi
terletak pada jantung beserta aliran darah di dalamnya. Fungsi pemompa
darah yang bernama jantung ini sangat vital bagi tubuh. Dimana tugas
utamanya adalah mengalirkan darah ke seluruh tubuh (Rusdi dan
Isnawati, 2009)
Menurut Rusdi dan Isnawati (2009), beberapa resiko atau komplikasi
dari hipertensi di jelaska sebagai berikut :
a. Stroke
Stroke atau lazim dikenal dengan serangan otak, terjadi karena
aliran darah yang mengalir ke otak menjadi terputus. Penyebab utama
adalah terjadinya tekanan darah yang terlalu tinggi sehingga terjadi
kelemahan pembuluh darah di otak. Gejala umumnya adalah
penglihatan kabur, mengalami kelemahan atau bahkan mati rasa,
kesulitan bicara, sakit kepala yang hebat, kehilangan keseimbangan
tubuh.

b. Penyakit Ginjal
Salah satu penyebab terjadinya penyakit ginjal adalah hipertensi.
Seorang yang menderita hipertensi, maka ginjalnya dipaksa untuk
bekerja lebih keras sehingga pada ahkirnya sel-sel ginjal akan cepat
mengalami kerusakan. Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan
menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan
berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke
posisi normal.
c. Gagal Jantung
Merupakan tidak efektifnya fungsi jantung sehingga tugasnya
untuk memompa dan menyalurkan darah tidak bisa berjalan seperti
yang diharapkan. Atau lemahnya gerak jantung dalam memompa
darah sehingga jantungb tidak dapat memenuhi keperluan tubuh.
Adapun penyebab lain gagal jantung, meliputi kerusakan otot jantung
karena infeksi, alkohol, penyalah gunaan obat.
d. Penyakit Arteri Koroner
Disebabkan adanya penyempitan atau penyumbatan pada arteri
(jaringan tubuh untuk menyalurkan darah ke otot jantung).
e. Diabetes
Dalam sebuah penelitian studi Amerika , wanita yang menderita
hipertensi beresiko 3 kali terkena diabetes dan disarankan untuk
mengawasi diet glukosa.

6. Pengobatan Hipertensi
Pengobatan pada hipertensi bertujuan untuk mengurangi dan
mengontrol tekanan darah. Mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
tekanan darah tinggi. Artinya tekanan darah harus segera diturunkan
serendah mungkin. Secara garis besar pengobatan hipertensi di bagi

menjadi 2 cara, yaitu pengobatan nonfarmakologik (perubahan gaya


hidup) dan pengobatan farmakologik.
a. Pengobatan nonfarmakologik
Merupakan pengobatan tanpa

obat-obatan

anti

hipertensi.

Dilakukan dengan cara :


1) Pengurangan berat badan : penderita hipertensi yang obesitas
dianjurkan untuk menurunkan berat badan, membatasi asupan
kalori dan peningkatan pemakaian kalori dengan latihan fisik yang
teratur.
2) Menghentikan merokok : merokok tidak berhubungan langsung
dengan hipertensi, tetapi faktor utama kardiovaskular. Penderita
hipertensi sebaiknya berhenti merokok.
3) Membatasi asupan garam : mengubah pola makan pada
hipertensi, kegemukan, dibetes dengan mengurangi pemakaian
garam sampai 2,3 gram natrium atau 6 gram

natrium klorida

disertai asupan kalsium yang cukup.


4) Melakukan aktifitas fisik : dengan berolahraga aerobik yang tidak
terlalu berat.
5) Menghindari alkohol : karena dapat meningkatkan tekanan darah
dan menyebabkan resisten terhadap obat anti hipertensi.
b. Pengobatan farmakologik
Merupakan suatu pengobatan dengan menggunakan obat
antihipertensi.

Pengobatan

farmakologik

pada

setiap

penderita

hipertensi memerlukan pertimbangan berbagai faktor seperti beratnya


hipertensi, kelainan organ dan faktor resiko lain. Hipertensi bisa diatasi
dengan antihipertensi diberikan jika modifikasi gaya hidup tidak
berhasil (Pudiastuti, 2011).
7. Pencegahan Hipertensi
Upaya dalam mencegah terjadinya hipertensi dapat dilakukan dengan
beberapa cara. Langkah awal dari pencegahan biasanya adalah merubah
pola hidup penderita:

a. Melakukan diet sehat


Dengan merubah pola makan pada penderita hipertensi,
diabetes,

obesitas

serta

mengurangi

diet

rendah

garam,

memperbanyak makan buah-buahan dan sayuran tinggi serat.


b. Mengkonsumsi gizi yang seimbang
Dengan cara mengkonsumsi berbagai aneka ragan makanan,
mengkonsumsi makanan yang dapat mencukupi energi, makanlah
sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan, batasi makan lemak dan
minyak, gunakan garam beryodium, mengknsumsi makanan sumber
zat besi, cukupilah kebutuhan air, lakukan olahraga, berhenti merokok,
kenali bahan makanan yang anda beli.

c. Olahraga
Dalam penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi
aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali (Rusdi dan Isnawati,
2009).
8. Klasifikasi Hipertensi
Adapun beberapa pengelompokan hipertensi, sebagai berikut :
Tabel 2.1. Klasifikasi hipertensi
Kategori

Tekanan Darah Sistolik

Stad 1 (hipertensi
140-159 mmHg
ringan)
Stad 2 (Hipertensi
160-179 mmHg
sedang)
Stad 3 (Hipertensi
>180 mmHg
berat)
(Muhammadun AS, 2010)

B. Pola Konsumsi Makan


1. Definisi

Tekanan
Darah
Diastolik
90-99 mmHg
100-109 mmHg
>110mmHg

Makan dapat diartikan suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk
melakukan sesuatu. Dengan demikian, pola makan yang sehat dapat
diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk melakukan kegiatan
makan secara sehat. Jadi pola makan juga ikut menentukan kesehatan
bagi tubuh kita (Purwodarminto, 2003)
Sedangkan yang dimaksud pola makan sehat dalam penelitian ini
adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis
makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan,
status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Dalam
pola makan sehari-hari seseorang harus menjaga dan berhubungan
dengan kebiasaan kesehariannya (Notoatmodjo, 2007).
Pola makan adalah gambaran pola menu, frekuensi, dan jenis
bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari dimana merupakan bagian
dari gaya hidup atau ciri khusus suatu kelompok (Astawan, 2008).
Pola makan adalah cara individu atau kelompok individu memilih
bahan makanan dan mengkonsumsinya sebagai tanggapan dari
pengaruh fisiologi, sosial dan budaya diukur dengan frekuensi, jenis dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari (Suhardjo, 2003).
2. Pedoman Pola Makan Gizi Seimbang
Pedoman pola makan sehat untuk masyarakat secara umum
yang sering digunakan adalah pedoman Empat Sehat Lima Sempurna,
Makanan Triguna, dan pedoman yang paling akhir diperkenalkan
adalah 13 Pesan dasar Gizi Seimbang. Pengertian makanan triguna
adalah bahwa makanan atau diet sehari-hari harus mengandung: 1)

karbohidrat dan lemak sebagai zat tenaga; 2) protein sebagai zat


pembangun; 3) vitamin dan mineral sebagai zat pengatur.
Pedoman 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang menyampaikan pesanpesan untuk mencegah masalah gizi ganda dan mencapai gizi
seimbang guna menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang
andal. Garis besar pesan-pesan tersebut seperti dijelaskan oleh Dirjen
Binkesmas Depkes RI (2009) antara lain:
a. Makanlah makanan yang beraneka ragam. Makanan yang beraneka
ragam harus mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral, dan bahkan serat makanan dalam jumlah dan proporsi
yang seimbang menurut kebutuhan masing-masing kelompok (bayi,
balita, anak, remaja, ibu hamil dan menyusui, orang dewasa dan
lansia).
b. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi. Energi dan
tenaga dapat diperoleh dari makanan sumber karbohidrat, lemak
serta protein. Energi dibutuhkan untuk metabolisme dasar (seperti
untuk menghasilkan panas tubuh serta kerja organ-organ tubuh)
dan untuk aktivitas sehari-hari seperti belajar, bekerja serta berolah
raga. Kelebihan energi akan menghasilkan obesitas, sementara
kekurangan energi dapat menyebabkan kekurangan gizi seperti
marasmus.
c. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan
energi. Karbohidrat sederhana, seperti gula dan makanan manis
sebaiknya dikonsumsi dengan memperhatikan azas tepat waktu,
tepat indikasi dan tepat jumlah. Makanan ini sebaiknya dimakan

pada siang hari ketika kita akan atau sedang melakukan aktivitas
dan jumlahnya tidak melebihi 3-4 sendok makan gula/hari.
Karbohidrat kompleks sebaiknya dikonsumsi bersama makanan
yang

merupakan

sumber

unsur

gizi

lain

seperti

protein,

lemak/minyak, vitamin dan mineral. Seyogyanya 50-60% dari


kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks.
d. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari
kecukupan energi. Konsumsi lemak dan minyak berlebihan,
khususnya lemak/minyak jenuh dari hewan, dapat beresiko
kegemukan atau dislipidemia pada orang-orang yang mempunyai
kecenderungan ke arah tersebut. Dislipidemia atau kenaikan kadar
lemak (kolesterol atau trigliserida) dalam darah merupakan faktor
untuk terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke. Konsumsi
lemak/minyak dianjurkan tidak melebihi 20% dari total kaori dan
perlu diingat bahwa unsur gizi ini juga memiliki peran tersendiri
sebagai sumber asam lemak esensial serta juga membantu
penyerapan beberapa vitamin yang larut dalam lemak.
e. Gunakan garam beryodium. Penggunaan garam beryodium dapat
mencegah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Namun,
penggunaan garam yang berlebihan juga tidak dianjurkan karena
garam mengandung natrium yang bisa meningkatkan tekanan
darah. Sebaiknya konsumsi garam tidak melebihi 6 gram atau 1
sendok teh per hari.
f.

Makanlah makanan sumber zat besi. Makanan seperti sayuran


hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging banyak mengandung

zat besi dan perlu dikonsumsi dalam jumlah yang cukup untuk
mencegah anemia gizi.
g. Berikan ASI saja pada bayi sampai berumur 4 bulan. Untuk dapat
memberikan ASI dengan baik, ibu menyusui harus meningkatkan
jumlah dan mutu gizi makanannya selama hamil dan menyusui.
Makanan Pendamping ASI (PASI) hanya boleh diberikan setelah
usia

bayi

lebih

dari

bulan

dan

pemberiannya

harus

bertahapmenurut umur, pertumbuhan badan serta perkembangan


kecerdasan.
h. Biasakan makan pagi. Makan pagi dengan makanan yang beraneka
ragam akan memenuhi kebutuhan gizi untuk mempertahankan
kesegaran tubuh dan meningkatkan produktifitas dalam bekerja.
Pada anak-anak, makan pagi akan memudahkan konsentrasi
belajar sehingga prestasi belajar bisa lebih ditingkatkan.
i.

Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya. Air minum harus
bersih dan bebas kuman. Minumlah air bersih sampai 2 liter per hari
sehingga metabolisme tubuh kita bisa berjalan lancar mengingat air
sangat dibutuhkan sebagai pelarut unsur gizi bagi keperluan
metabolisme tersebut. konsumsi air yang cukup dapat menghindari
dehidrasi dan akan menurunkan resiko infeksi serta batu ginjal.

j.

Lakukan kegiatan fisik atau olah raga yang teratur. Kegiatan itu
akan membantu mempertahankan berat badan normal disamping
meningkatkan kesegaran tubuh, memperlancar aliran darah dan
mencegah osteoporosis khususnya pada lansia.

k. Hindari minum minuman beralkohol. Alkohol bersama-sama rokok


dan obat-obatan terlarang lainnya harus dihindari karena dapat
membawa risiko untuk terjadinya berbagai penyakit degeneratif,
vaskuler dan kanker.
l.

Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Makanan yang


tidak tercemar, tidak mengandung kuman atau parasit lain, tidak
mengandung bahan kimia berbahaya dan makanan yang diolah
dengan baik sehingga unsur gizi serta cita rasanya tidak rusak,
merupakan makanan yang aman bagi kesehatan.

m. Bacalah label pada makanan yang dikemas. Label pada makanan


kemasan harus berisikan tanggal kadaluwarsa, kandungan gizi dan
bahan aktif yang digunakan. Konsumen yang berhati-hati dan
memperhatikan label tersebut akan terhindar dari makanan rusak,
tidak bergizi dan makanan berbahaya. Selain itu, konsumen dapat
menilai halal tidaknya makanan tersebut (Dirjen Binkesmas Depkes
RI, 2009).
3. Faktor faktor yang mempengaruhi pola makan
Pola makan di suatu daerah dapat berubah-ubah sesuai dengan
perubahan beberapa faktor ataupun kondisi setempat, yang dapat
dibagi dalam tiga kelompok yaitu pertama adalah faktor yang
berhubungan dengan persediaan atau pengadaan bahan pangan.
Termasuk di sini faktor geografi, iklim, kesuburan tanah berkaitan
dengan produksi bahan makanan, sumber daya perairan, kemajuan
teknologi, transportasi, distribusi, dan persediaan suatu daerah. Kedua,
adalah faktor-faktor dan adat kebiasaan yang berhubungan dengan

konsumen.

Taraf

sosio-ekonomi

dan

adat

kebiasaan

setempat

memegang peranan penting dalam pola konsumsi penduduk. Ketiga,


hal yang dapat berpengaruh di sini adalah bantuan atau subsidi
terhadap bahan-bahan tertentu. Selain itu, pola makan setempat juga
dapat diperkaya dengan pengaruh budaya asing yang datang dari India,
Arab, Cina, dan Eropa (Santoso dan Ranti, 2004).
Pemilihan bahan makanan ternyata dipengaruhi oleh unsur-unsur
tertentu. Pertama, sumber-sumber pengetahuan masyarakat dalam
memilih dan mengolah pangan mereka sehari-hari. Termasuk dalam
sumber pengetahuan dalam memilih dan mengolah pangan adalah :
sistem sosial keluarga secara turun temurun, proses sosialisasi dan
interaksi anggota keluarga dengan media massa. Kedua, aspek aset
dan akses masyarakat terhadap pangan mereka sehari-hari. Unsur aset
dan akses terhadap pangan adalah berkenaan dengan pemilikan dan
peluang upaya yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga guna melakukan
budidaya tanaman pangan dan atau sumber nafkah yang menghasilkan
bahan pangan atau natura (uang). Ketiga, pengaruh tokoh panutan atau
yang berpengaruh. Pengaruh tokoh panutan terutama berkenaan
dengan hubungan bapak anak, jika keluarga yang memperoleh pangan
atau nafkah berupa uang kontan melalui usaha tani majikan (Santoso
dan Ranti, 2004).
Kebiasaan makan adalah cara-cara individu dan kelompok
individu

memilih,

mengkonsumsi,

dan

menggunakan

makanan-

makanan yang tersedia, yang didasarkan kepada faktor-faktor sosial

dan budaya di mana ia/mereka hidup. Kebiasaan makan individu,


keluarga dan masyarakat dipengaruhi oleh :
a. Faktor perilaku termasuk di sini adalah cara berpikir, berperasaan,
berpandangan tentang makanan. Kemudian dinyatakan dalam
bentuk tindakan makan dan memilih makanan. Kejadian ini berulang
kali dilakukan sehingga menjadi kebiasaan makan.
b. Faktor lingkungan sosial, segi kependudukan dengan susunan,
tingkat, dan sifat-sifatnya.
c.Faktor lingkungan ekonomi, daya beli, ketersediaan uang kontan, dan
sebagainya.
d. Lingkungan ekologi, kondisi tanah, iklim, lingkungan biologi, sistem
usaha tani, sistem pasar, dan sebagainya.
e. Faktor ketersediaan bahan makanan, dipengaruhi oleh kondisikondisi yang bersifat hasil karya manusia seperti sistem pertanian
(perladangan), prasarana dan sarana kehidupan (jalan raya dan
lain-lain), perundang-undangan, dan pelayanan pemerintah.
f. Faktor

perkembangan

teknologi,

seperti

bioteknologi

yang

menghasilkan jenis-jenis bahan makanan yang lebih praktis dan


lebih bergizi, menarik, awet dan lainnya.
Pola makan masyarakat atau kelompok di mana anak berada,
akan sangat mempengaruhi kebiasaan makan, selera, dan daya
terima anak akan suatu makanan. Oleh karena itu, di lingkungan anak
hidup terutama keluarga perlu membiasakan anak makan dengan
memperhatikan kesehatan dan gizi (Santoso dan Ranti, 2004).
4. Kriteria Pola Makan Untuk Penderita Hipertensi

Pola makan sehat untuk mencegah hipertensi adalah dengan


mengurangi konsumsi lemaknya yang berlebihan, mengkonsumsi
makanan rendah garam yaitu hanya 4 gram sehari. Pembatasan
konsumsi lemak sebaiknya dimulai sejak dini sebelum hipertensi
muncul, terutama pada orang menjelang usia lanjut. Pola makan bagi
penderita hipertensi menurut Dewi dan Familia (2010).dapat dibedakan
menjadi:

a. Pola makan teratur


1) Mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang dari kualitas
dan kuantitasnya setiap hari terdiri dari:
a) Sumber karbohidrat: biji-bijian.
b) Sumber protein hewani: ikan, unggas, telur, susu rendah
lemak.
c) Sumber protein nabati: kacang-kacangan dan polongpolongan.
d) Sumber vitamin dan mineral: sayur dan buah-buahan.
2) Mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari
3) Memperbanyak mengkonsumsi makanan rendah kolesterol dan
membatasi

lemak,

menghindari

mengkonsumsi

bahan

makanan sumber lemak , membatasi konsumsi daging, jeroan.


4) Menghindari alkohol dan rokok
Bagi penderita hipertensi sangat dianjurkan untuk menghindari
alkohol dan rokok,
5) Menghindari makanan dan minuman yang serba instan.
b. Pola makan tidak teratur
1) Makanan yang berkadar lemak jenuh tingi

2) Makanan yang diawetkan


3) Makanan yang diolah dengan menggunakan kadar garam
natrium yang tinggi
4) Bumbu-bumbu penyedap yang mengandung garam natrium
5) Makanan dan minumanyang mengandung alkohol seperti,
durian, tape dan nanas
(Dewi dan Familia, 2010)
C. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Faktor Yang Mempengaruhi
Terjadinya Hipertensi
Daya tahan tubuh terhadap
penyakit
Genetis
Umur
Jenis kelamin
Adat kebiasaan
Gaya hidup.
Indra perasa
Pola konsumsi makanan
Pekerjaan
Lingkungan

Hipertensi

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
suatu objek penelitian. Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri,
sifat, atau ukuran tentang sesuatu yang menjadi konsep penelitian
(Notoatmojo, 2010). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel independen (bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau dianggap
menentukan variabel terikat. Variabel ini dapat merupakan faktor resiko,
prediktor, kausa/penyebab (Saryono, 2010).
Pada penelitian ini, variabel independennya adalah pola konsumsi
makanan.
2.

Variabel dependen (terikat)

Variabel terikat adalah Adalah variabel yang dipengaruhi. Variabel


tergantung disebut juga kejadian, luaran, manfaat, efek atau dampak
(Saryono, 2010).
Pada penelitian ini, variabel dependen adalah kejadian hipertensi.

B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara tentang ada tidaknya hubungan
atau korelasi dalam suatu penelitian (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis dalam
penelitian ini yaitu :
Ho

: Tidak ada hubungan pola konsumsi makanan terhadap terjadinya


hipertensi di Desa Margorejo Kecamatan Dawe Kabupaten
30
Kudus tahun 2014.

Ha

: Ada hubungan pola konsumsi makanan terhadap terjadinya


hipertensi di Desa Margorejo Kecamatan Dawe Kabupaten
Kudus tahun 2014.

C. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel bebas
Pola Konsumsi Makanan

Variabel terikat
Terjadinya Hipertensi

D. Rancangan Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasional yaitu
penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menggali hubungan sebab
akibat antara dua variabel atau lebih (Notoatmojdo, 2010).
2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
cross sectional yaitu yang yang dimaksud artinya penelitian ini untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,
dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat artinya tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali
saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel
subyek pada pemeriksaan (Notoatmojdo, 2010).
3. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data Primer disebut juga data tangan pertama. Data primer diperoleh
langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran
atau alat pengambilan data, langsung pada subyek sebagai sumber
informasi yang dicari. (Notoatmodjo, 2010). Data primer diperoleh
dengan memberikan kuesioner kepada responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung

diperoleh

oleh

penelitian

dari

subyek

penelitiannya

(Notoatmodjo, 2010). Peneliti mendapatkan data yang sekunder dari


buku dokumentasi pasien hipertensi di Puskesmas Rejosari.

4. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang akan diteliti
(Sugiyono, 2007). Populasi pada penelitian ini adalah pasien hipertensi di
Desa Margorejo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus pada bulan
November 2013 sebanyak 153 orang.
5. Prosedur Sampel dan Sample Penelitian
a.

Sampel
Sampel adalah wakil populasi atau sebagian dari populasi
yang akan dijadikan responden penelitian dan diambil datanya
(Arikunto, 2006).
Menurut (Arikunto, 2006) jika subyek penelitian < 100, lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi, apabila populasi > 100 maka dapat mengambil sampel 1030% atau lebih tergantung dari :
1) Kemampuan penelitian dan dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.
2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap obyek.
3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung.
Sampel pada penelitian ini adalah pasien hipertensi di Desa
Margorejo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Karena jumlahnya >
100, maka sesuai teori di atas sampel diambil sebanyak 30% dari 153
yaitu sebanyak 46 orang.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan kritera
inklusi dan eksklusi :
1) Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu


dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sampel
(Notoatmodjo, 2010), kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a) Pasien hipertensi di Desa Margorejo
b) Bersedia menjadi responden
2) Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah cirri-ciri anggota populasi yang
tidak dapat diambil sebagai sampel:
a) Pasien yang tidak hadir saat dilakukan penelitian
b) Pasien yang tidak bersedia menjadi responden

b.

Tehnik Sampling
Teknik pengambilan sampel adalah proses pengambilan
sampel terhadap obyek yang diteliti. Tehnik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tehnik simple
random sampling yaitu mengambil sampel secara acak dari populasi
yang ada (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian

ini

menggnakan

random

sampling

secara

sederhana yaitu menggunakan lintingan sejumlah 153 lintingan,


kemudian dikocok sebanyak 46 kali untuk mendapatkan sampel yang
digunakan dalam penelitian.
6. Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1

Definisi operasional
No

Variabel

Definisi

Pengukuran

Hasil Ukur

Skala

Pola
Konsumsi
Makanan

Pengaturan
Kuesioner
konsumsi
makanan bagi
penderita
hipertensi yang
meliputi
pembatasan
lemak

a. Pola makan Nominal


teratur : jika
menjawab >
50%
pertanyaan
b. Pola makan
tidak teratur :
jika
menjawab <
50%
pertanyaan

Kejadian
Hipertensi

tekanan
Observasi
sistolikdiatas
140
mmHg Langsung
dan
tekanan
diastolik
di
atas 90 mmHg

a. Ringan :
Ordinal
sistole 140159 mmHg
dan diastole
90-99 mmHg
b. Sedang:
sistole 160179 mmHg
dan diastole
100-109
mmHg
c. Berat: sistole
> 180 mmHg
dan diastole
> 110 mmHg

7. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh
data (Nursalam, 2003). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner untuk mengukur pola konsumsi makanan dan observasi
untuk memperoleh data tentang kejadian hipertensi.
Sebelum digunakan untuk penelitian, maka dilakukan uji validitas dan
reliabilitas.

a. Uji validitas

Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2005).
Cara mengukur validitas instrumen (kuesioner) digunakan rumus
korelasi Product Moment dari Person (Arikunto, 2002) sebagai berikut
:

n x

n xy x y
2

n y

Keterangan:
r = koefisien tiap butir pernyataan
x = jumlah skor tiap pertanyaan
y = jumlah skor total tiap pertanyaan
xy = jumlah skor total responden kali tiap pertanyaan
n = jumlah responden percobaan
Pertanyaan dinyatakan valid jika harga r hitung lebih besar dari r
tabel. Untuk keperluan ini, maka diperlukan bantuan komputer yaitu
dengan menggunakan SPSS.
Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi antara skor item
dengan skor total. Bila korelasinya rendah berarti pertanyaan tersebut
tidak valid dan harus di drop.
b. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu


alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. (Notoatmodjo,
2005)
Pada penelitian ini untuk mencari reabilitas instrument digunakan
rumus alpha Cronbach sebagai berikut:

k
r11

(k 1)

b 2

12

Keterangan :
r11

= reliabilitas instrument

= banyaknya butir pertanyaan

b2 = jumlah varian butir


1 2

= varian total

Hasil dikatakan reliabel bila r hitung lebih besar dari r tabel. Hasil
dikatakan reliabel bila r > 0,6. (Sugiyono, 2007).
8. Pengolahan dan Analisa Data
a. Pengolahan Data
3) Mengedit ( Editing )
Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah
diserahkan

oleh

para

pengumpul

data.

Tujuannya

adalah

mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di daftar


pertanyan.

4) Coding
Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari para responden
ke dalam kategori (Saryono, 2010). Coding adalah memberikan
kode pada setiap data yang telah terkumpul yang berguna untuk
mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat
pada saat enti data.
5) Scoring
Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item item
yang perlu diberi penelitian atau skor (Saryono, 2009). Scoring
adalah

kegiatan

yang

dilakuakan

dengan

memberi

skor

berdasarkan jawaban responden.


6) Tabulating (Tabulasi)
Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel. Jawaban
jawaban yang telah diberi kode kemudian dimasukkan kedalam
tabel (Saryono, 2009).
b. Analisa data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
univariat dan analisa bivariat.
1) Analisa Univariat
Analisa univariat yaitu Mendiskripsikan distribusi frekuensi
masing-masing variabel penelitian dalam tabel untuk mengetahui
jumlah dari masing-masing kategori variabel (Saryono, 2010).
Rumus :

Keterangan :
f : Frekuensi yang dihasilkan
N : Jumlah seluruh sample
2) Analisa Bivariat
Yaitu analis yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2010).
x2

fo fh 2
fh

Keterangan:
X2 : Chi kuadrat / Chi-square
f0 : Frekuensi observasi
fh : Frekuensi harapan
Aturan pengambilan keputusan :
a)

Ha diterima dan Ho ditolak jika X2 hitung > X2 tabel, berarti ada


hubungan

pola

konsumsi

makanan

dengan

terjadinya

hipertensi di Desa Margorejo Kecamatan Dawe Kabupaten


Kudus tahun 2014.
b)

Ha ditolak dan Ho gagal ditolak bila X2 hitung < X2 tabel,


berarti tidak ada hubungan pola konsumsi makanan dengan
terjadinya hipertensi di Desa Margorejo Kecamatan Dawe
Kabupaten Kudus tahun 2014.

9. Jadwal Penelitian
Terlampir

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta
Dalimartha, Setiawan. 2008. Deteksi Dini Penyakit Kardiovaskuler. Jakarta: EGC
Depkes RI. 2006. Pedoman Penemuan dan Tata Laksana Hipertensi. Jakarta:
Depkes
Dewi, Sofia dan Digi Familia. 2010. Hidup Bahagia dengan Hipertensi. A Plus
Books: jogjakarta.
Dinkes Jateng. 2011. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. Semarang: Dinkes
Jateng
Ethel, Sloane. 2008. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Bulu kedokteran EGC
Martha, S. 2005. Kesehatan Dasar. Jakarta: EGC
Muhammadun A.S. 2010. Hidup Bersama Hipertensi. Yogyakarta : In Books
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nurlaila. 2010. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yoyakarta: Nuha Medika.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Metodologi

Penelitian

Ilmu

Purwati, Dewi. 2011. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Terapi
Relaksasi Benson pada Pasien Hipertensi. Skripsi: Universitas Diponegoro.
Rusdi & Nurlaela Isnawati. 2009. Awas! Anda Bisa Mati Cepat Akibat Hipertensi.
& Diabetes. Yogyakarta: Power Books Publishing
Sacket dan Niven Neil. 2002. Perilaku Kesehatan, Dalam Psilokogi Kesehatan
Edisi ke-2. Penerbit BukuKedokteran EGC

Saifudin, Abdul Bari. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.


Jakarta : Bina Pustaka
Smeltzer, S., & Bare. 2007. Brunner & Suddarths Textbook of medical surgical
nursing. Philadelpia : Lippincott.
Stewart C, Myers. Alan J, Marcus. 2006. Fundamentals of. Corporate Finace.
Third Edition.Singapore: Mc Graw-Hill.
Stuart & Sundden. 2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Sugiyono. 2007. Stastistika Untuk Penelitian. Bandung: IKAPI
Sunaryo. 2008. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta:EGC

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama

: ZUFAR ARIF A.R.

NIM

: XIII.11.1113

Institusi

: STIKES Muhammadiyah Kudus

Mohon kesediaan Saudara untuk turut berpartisipasi sebagai responden


penelitian dengan judul HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN
TERJADINYA

HIPERTENSI

DI

DESA

MARGOREJO

KECAMATAN

DAWE,KABUPATEN KUDUS TAHUN 2014.


Identitas Saudara akan dijamin kerahasiaanya serta terlindungi dari
eksploitasi. Bila Saudara bersedia dimohon dapat mengisi lembar menjadi
responden.
Atas partisipasinya kami mengucapkan terima kasih.

Kudus,

2014
Peneliti

ZUFAR ARIF A.R.

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama

: ..

Umur

:...

Alamat

Setelah mendapatkan penjelasan, dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi


responden untuk penelitian:
Nama

: ZUFAR ARIF A.R.

NIM

: XIII.11.1113

Judul Riset

: HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN


TERJADINYA HIPERTENSI DI DESA MARGOREJO
KECAMATAN DAWE,KABUPATEN KUDUS

TAHUN

2014
Saya bersedia menjadi responden, secara sukarela tanpa ada unsur paksaan
dari siapa pun dan data yang dihasilkan dalam penelitian ini akan dirahasiakan.
Dan dipergunakan hanya untuk keperluan pengolahan data saja.
Kudus,
Responden

2014

( .. )
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN TERJADINYA
HIPERTENSI DI DESA MARGOREJO KEC DAWE KAB KUDUS
TAHUN 2014

A. Identitas Responden
No Responden

:.(diisi peneliti)

Inisial Nama

Umur

B. Pola Makan
Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda () pada salah satu pilihan yang tertera di belakang pertanyaan
untuk menunjukkan jawaban yang saudara pilih.
Soal :
No.
1.

Pernyataan
Apakah anda mengkonsumsi sumber

Ya

protein hewani: ikan, unggas, telur


2.

setiap hari?
Apakah anda mengkonsumsi buah dan

3.

sayur setiap hari?


Apakah anda membatasi konsumsi

4.

daging, jeroan?
Apakah anda menghindari

akanan

yang berkadar lemak jenuh tingi dan


5.

diawetkan seperti sarden?


Menghindari makanan dan minuman
yang serba instan

LEMBAR OBSERVASI TEKANAN DARAH

Tidak

NO RESP

TEKANAN DARAH

KATEGORI

You might also like