Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
HULATUL JANNAH
NIM : VI.09.2036
Oleh :
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal
Riset
dengan
judul
HUBUNGAN
POLA
KONSUMSI
Tanggal :
Nama
NIM
: XIII.11.1113
Pembimbing I
Pembimbing II
HALAMAN PENGESAHAN
Tanggal :
Nama
NIM
: XIII.11.1113
Tim Penguji
Penguji Utama
Penguji Angota
Mengetahui,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Kudus
Ketua
PERNYATAAN
NIM
: XIII.11.1113
Kudus,
2014
Penyusun,
ZUFAR ARIF AR
RIWAYAT HIDUP
Nama
NIM
: XIII.11.1113
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Agama
: Islam
Alamat
Institusi
Riwayat Pendidikan
MOTTO
Orang tidak mungkin mencapai tigkat muttaqien, apabila tidak berilmu, dan
apa guna ilmu apabila tidak dibuktikan dalam perbuatan. ( Abu Darda )
Orang berilmu lebih utama daripada orang yang selalu berpuasa, shalat dan
berjihad. Karena apabila mati orang berilmu, maka terdapatlah kekosongan
dalam islam yang tidak dapat ditutup selain oleh penggantinya yaitu orang
berilmu juga. ( Umar bin Khattab )
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah
melimpahkan
rahmat
dan
hidayah-Nya
sehingga
penulis
dapat
Kudus,
2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................
iii
PERNYATAAN............................................................................................
iv
RIWAYAT HIDUP........................................................................................
MOTTO.......................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN........................................................................................
vii
KATA PENGANTAR....................................................................................
viii
DAFTAR ISI................................................................................................
DAFTAR TABEL..........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................
xiii
xiv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................
B. Perumusan Masalah..................................................................
C. Pertanyaan Penelitian................................................................
D. Tujuan Penelitian.......................................................................
E. Manfaat Penelitian.....................................................................
F. Keaslian penelitian....................................................................
G. Ruang Lingkup..........................................................................
A. Hipertensi..................................................................................
20
C. Kerangka Teori..........................................................................
29
30
A. Variabel Penelitian.....................................................................
30
B. Hipotesis Penelitian...................................................................
30
Bab III
31
D. Rancangan Penelitian................................................................
31
Daftar Pustaka
Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian...................................................................
29
Tabel 3.1
34
DAFTAR GAMBAR
2.1
Kerangka Teori................................................................................
29
3.1
Kerangka Konsep............................................................................
31
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Kuesioner
Lampiran 5
Jadwal Penelitian
Lampiran 6
Lembar Konsul
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pola makan tidak teratur sebanyak 6.517 orang yang disebabkan oleh stress
sebanyak 1.734 orang dan yang disebabkan oleh aktivitas fisik atau olahraga
yang kurang sebanyak 3.094 orang. -Sedangkan yang disebabkan oleh
merokok yaitu sebanyak 1.689 orang.
Desa Mergorejo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus merupakan
salah satu desa di Kabupaten Kudus dengan jumlah penduduk 5.253 orang,
yang terdiri dari jumlah laki laki 2595 orang dan jumlah perempuan adalah
2658 orang. Penduduk di Desa Margorejo tergolong dalam ekonomi
menengah ke atas, sehingga cenderung memiliki pola makan yang kurang
baik, artinya masyarakat banyak yang mengkonsumsi daging, lemak tanpa
diimbangi dengan sayur dan buah. Hal ini menyebabkan angka hipertensi di
Desa Margorejo cukup tinggi.
Dengan melihat data diatas maka peneliti tertalik untuk mengambil
judul Hubungan pola konsumsi makanan dengan terjadinya hipertensi di
desa Margorejo Kecamatan Dawe,Kabupaten Kudus Tahun 2014.
B. Perumusan Masalah
Hipertensi merupakan masalah besar dan serius, hal ini karena
hipertensi bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap beberapa
penyakit lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke, dan
ginjal.
dengan sayur dan buah. Hal ini menyebabkan angka hipertensi di Desa
Margorejo cukup tinggi.
C. Pertanyaan Penelitian
Dari perumusan masalah yang penulis uraikan di atas, maka
pertanyaan penelitian ini adalah: Adakah Hubungan pola konsumsi makanan
dengan terjadinya hipertensi di desa Margorejo Kecamatan Dawe,Kabupaten
Kudus Tahun 2014?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pola konsumsi makanan dengan terjadinya
hipertensi di desa Margorejo
Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pola konsumsi makanan di Desa Margorejo
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus tahun 2014.
b. Untuk mengetahui terjadinya hipertensi di Desa Margorejo Kecamatan
Dawe Kabupaten Kudus tahun 2014.
c. Untuk menganalisa hubungan pola konsumsi makanan dengan
terjadinya hipertensi di desa Margorejo Kecamatan Dawe,Kabupaten
Kudus Tahun 2014.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, peneliti dapat menerapkan
hasil penelitian di lapangan dengan perawatan pada pasien hipertensi
selain dengan menggunakan obat - obatan.
2. Bagi Perawat
F. Keaslian penelitian
Tabel 1.1 keaslian penelitian
Nama, Judul
Afifuddin
Maruf
Hubungan
antara tingkat
pengetahuan
pasien
hipertensi
tentang
perilaku
perawatan
hipertensi di
puskesmas
dawe,
kecamatan
Variabel
Variabel
bebas :
tingkat
pengetahua
n
Variabel
terikat:
perilaku
perawatan
hipertens
Sampel
38 pasien
hipertensi
Desain
Jenis
penelitian
korelatif
dengan uji
secara chi
square
teknik
random
Hasil
Ada
hubungan
antara tingkat
pengetahuan
pasien
hipertensi
tentang
hipertensi
dan perilaku
perawatan
hipertensi di
puskesmas
dawe,
kecamatan
dawe,
dawe,
kabupaten
kudus tahun
2011
Ade Dian
Anggraini
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
kejadian
hipertensi pada
penderita yang
berobat di
poliklinik
dewasa
Puskesmas
Bangkinang
Devi Nurul
Hidayah
kabupaten
kudus.
Usia, jenis
kelamin,
pola asupan
garam,
kebiasaan
merokok
46 pasien
hipertensi
Analitik
korelatif
Pola makan
penderita
hipertensi
37 orang
penderita
hipertensi
Deskriptif
Variabel
bebas : pola
konsumsi
makan
Variabel
terikat :
hipertensi
Penderita
hipertensi di
desa
Margorejo
Kecamatan
Dawe
Analitik
korelatif
Gambaran pola
makan pada
penderita
hipertensi di
desa kuanyar
kecamatan
Mayong
kabupaten
Jepara Tahun
2012
Terdapatnya
hubungan
yang
bermakna
antara pola
asupan
garam
dengan
penderita
hipertensi
yang berobat
di poliklinik
dewasa
Puskesmas
Bangkinang.
Sebagian
besar
penderita
hipertensi
memiliki pola
makan yang
salah yaitu
sebanyak 26
orang
(70.3%) dan
yang memiliki
pola makan
yang benar
sebanyak 11
orang
(29.7%).
-
G. Ruang Lingkup
1. Lingkup waktu
Ruang lingkup dalam penelitian adalah bulan Januari 2014.
2. Lingkup tempat
Ruang lingkup tempat dalam penelitian adalah di Desa Margorejo
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus tahun 2014
3. Lingkup materi
Dalam penelitian ini ruang lingkup materinya adalah mengenai hipertensi
dan pola makan.
4. Lingkup keilmuan
Penelitian yang dilakukan termasuk dalam ilmu keperawatan medikal
bedah khusnya tentang hipertensi
5. Lingkup sasaran
Dalam penelitian ini sasaran yang diambil adalah penderita hipertensi di
Desa Margorejo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Pengetian Hipertensi
Hipetensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan oleh angka
systolik (bagian atas) dan diastolik (bagian bawah) pada pemeriksaan
tekanan darah baik yang menggunakan cuff air raksa ataupun alat digital.
Penyakit darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah
dan jantung yang mengakibatkan suplay oksigen dan nutrisi yang dibawa
oleh darah terhambat sampai kejaringan tubuh. Nilai normal tekanan
darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, aktifitas
normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg (Pudiastuti,
2011).
Hipertensi adalah sebagai tekanan darah peristen dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.
Pada mula hipertensi di definisikan sebagai tekanan systolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2007).
perubahan
kemungkinan
pada
bersama-sama
jantung
dan
pembuluh
menyebabkan
darah
meningkatnya
arteri
renalis,
pielonefritis,
kesibukan
juga
dapat
membuat
seorang
kurang
prevalensi
hipertensi
akan
meningkat
dengan
4) Jenis kelamin
Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan
prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia cukup tinggi. Pada
umumnya lebih banyak pria menderita hipertensi dari pada wanita.
5)
Adat kebiasaan
Kebiasaan
buruk
seseorang
merupakan
ancaman
b. Penyakit Ginjal
Salah satu penyebab terjadinya penyakit ginjal adalah hipertensi.
Seorang yang menderita hipertensi, maka ginjalnya dipaksa untuk
bekerja lebih keras sehingga pada ahkirnya sel-sel ginjal akan cepat
mengalami kerusakan. Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan
menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan
berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke
posisi normal.
c. Gagal Jantung
Merupakan tidak efektifnya fungsi jantung sehingga tugasnya
untuk memompa dan menyalurkan darah tidak bisa berjalan seperti
yang diharapkan. Atau lemahnya gerak jantung dalam memompa
darah sehingga jantungb tidak dapat memenuhi keperluan tubuh.
Adapun penyebab lain gagal jantung, meliputi kerusakan otot jantung
karena infeksi, alkohol, penyalah gunaan obat.
d. Penyakit Arteri Koroner
Disebabkan adanya penyempitan atau penyumbatan pada arteri
(jaringan tubuh untuk menyalurkan darah ke otot jantung).
e. Diabetes
Dalam sebuah penelitian studi Amerika , wanita yang menderita
hipertensi beresiko 3 kali terkena diabetes dan disarankan untuk
mengawasi diet glukosa.
6. Pengobatan Hipertensi
Pengobatan pada hipertensi bertujuan untuk mengurangi dan
mengontrol tekanan darah. Mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
tekanan darah tinggi. Artinya tekanan darah harus segera diturunkan
serendah mungkin. Secara garis besar pengobatan hipertensi di bagi
obat-obatan
anti
hipertensi.
natrium klorida
Pengobatan
farmakologik
pada
setiap
penderita
obesitas
serta
mengurangi
diet
rendah
garam,
c. Olahraga
Dalam penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi
aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali (Rusdi dan Isnawati,
2009).
8. Klasifikasi Hipertensi
Adapun beberapa pengelompokan hipertensi, sebagai berikut :
Tabel 2.1. Klasifikasi hipertensi
Kategori
Stad 1 (hipertensi
140-159 mmHg
ringan)
Stad 2 (Hipertensi
160-179 mmHg
sedang)
Stad 3 (Hipertensi
>180 mmHg
berat)
(Muhammadun AS, 2010)
Tekanan
Darah
Diastolik
90-99 mmHg
100-109 mmHg
>110mmHg
Makan dapat diartikan suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk
melakukan sesuatu. Dengan demikian, pola makan yang sehat dapat
diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk melakukan kegiatan
makan secara sehat. Jadi pola makan juga ikut menentukan kesehatan
bagi tubuh kita (Purwodarminto, 2003)
Sedangkan yang dimaksud pola makan sehat dalam penelitian ini
adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis
makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan,
status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Dalam
pola makan sehari-hari seseorang harus menjaga dan berhubungan
dengan kebiasaan kesehariannya (Notoatmodjo, 2007).
Pola makan adalah gambaran pola menu, frekuensi, dan jenis
bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari dimana merupakan bagian
dari gaya hidup atau ciri khusus suatu kelompok (Astawan, 2008).
Pola makan adalah cara individu atau kelompok individu memilih
bahan makanan dan mengkonsumsinya sebagai tanggapan dari
pengaruh fisiologi, sosial dan budaya diukur dengan frekuensi, jenis dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari (Suhardjo, 2003).
2. Pedoman Pola Makan Gizi Seimbang
Pedoman pola makan sehat untuk masyarakat secara umum
yang sering digunakan adalah pedoman Empat Sehat Lima Sempurna,
Makanan Triguna, dan pedoman yang paling akhir diperkenalkan
adalah 13 Pesan dasar Gizi Seimbang. Pengertian makanan triguna
adalah bahwa makanan atau diet sehari-hari harus mengandung: 1)
pada siang hari ketika kita akan atau sedang melakukan aktivitas
dan jumlahnya tidak melebihi 3-4 sendok makan gula/hari.
Karbohidrat kompleks sebaiknya dikonsumsi bersama makanan
yang
merupakan
sumber
unsur
gizi
lain
seperti
protein,
zat besi dan perlu dikonsumsi dalam jumlah yang cukup untuk
mencegah anemia gizi.
g. Berikan ASI saja pada bayi sampai berumur 4 bulan. Untuk dapat
memberikan ASI dengan baik, ibu menyusui harus meningkatkan
jumlah dan mutu gizi makanannya selama hamil dan menyusui.
Makanan Pendamping ASI (PASI) hanya boleh diberikan setelah
usia
bayi
lebih
dari
bulan
dan
pemberiannya
harus
Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya. Air minum harus
bersih dan bebas kuman. Minumlah air bersih sampai 2 liter per hari
sehingga metabolisme tubuh kita bisa berjalan lancar mengingat air
sangat dibutuhkan sebagai pelarut unsur gizi bagi keperluan
metabolisme tersebut. konsumsi air yang cukup dapat menghindari
dehidrasi dan akan menurunkan resiko infeksi serta batu ginjal.
j.
Lakukan kegiatan fisik atau olah raga yang teratur. Kegiatan itu
akan membantu mempertahankan berat badan normal disamping
meningkatkan kesegaran tubuh, memperlancar aliran darah dan
mencegah osteoporosis khususnya pada lansia.
konsumen.
Taraf
sosio-ekonomi
dan
adat
kebiasaan
setempat
memilih,
mengkonsumsi,
dan
menggunakan
makanan-
perkembangan
teknologi,
seperti
bioteknologi
yang
lemak,
menghindari
mengkonsumsi
bahan
Hipertensi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
suatu objek penelitian. Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri,
sifat, atau ukuran tentang sesuatu yang menjadi konsep penelitian
(Notoatmojo, 2010). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel independen (bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau dianggap
menentukan variabel terikat. Variabel ini dapat merupakan faktor resiko,
prediktor, kausa/penyebab (Saryono, 2010).
Pada penelitian ini, variabel independennya adalah pola konsumsi
makanan.
2.
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara tentang ada tidaknya hubungan
atau korelasi dalam suatu penelitian (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis dalam
penelitian ini yaitu :
Ho
Ha
Variabel bebas
Pola Konsumsi Makanan
Variabel terikat
Terjadinya Hipertensi
D. Rancangan Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasional yaitu
penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menggali hubungan sebab
akibat antara dua variabel atau lebih (Notoatmojdo, 2010).
2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
cross sectional yaitu yang yang dimaksud artinya penelitian ini untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,
dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat artinya tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali
saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel
subyek pada pemeriksaan (Notoatmojdo, 2010).
3. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data Primer disebut juga data tangan pertama. Data primer diperoleh
langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran
atau alat pengambilan data, langsung pada subyek sebagai sumber
informasi yang dicari. (Notoatmodjo, 2010). Data primer diperoleh
dengan memberikan kuesioner kepada responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung
diperoleh
oleh
penelitian
dari
subyek
penelitiannya
4. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang akan diteliti
(Sugiyono, 2007). Populasi pada penelitian ini adalah pasien hipertensi di
Desa Margorejo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus pada bulan
November 2013 sebanyak 153 orang.
5. Prosedur Sampel dan Sample Penelitian
a.
Sampel
Sampel adalah wakil populasi atau sebagian dari populasi
yang akan dijadikan responden penelitian dan diambil datanya
(Arikunto, 2006).
Menurut (Arikunto, 2006) jika subyek penelitian < 100, lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi, apabila populasi > 100 maka dapat mengambil sampel 1030% atau lebih tergantung dari :
1) Kemampuan penelitian dan dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.
2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap obyek.
3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung.
Sampel pada penelitian ini adalah pasien hipertensi di Desa
Margorejo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Karena jumlahnya >
100, maka sesuai teori di atas sampel diambil sebanyak 30% dari 153
yaitu sebanyak 46 orang.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan kritera
inklusi dan eksklusi :
1) Kriteria Inklusi
b.
Tehnik Sampling
Teknik pengambilan sampel adalah proses pengambilan
sampel terhadap obyek yang diteliti. Tehnik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tehnik simple
random sampling yaitu mengambil sampel secara acak dari populasi
yang ada (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian
ini
menggnakan
random
sampling
secara
Definisi operasional
No
Variabel
Definisi
Pengukuran
Hasil Ukur
Skala
Pola
Konsumsi
Makanan
Pengaturan
Kuesioner
konsumsi
makanan bagi
penderita
hipertensi yang
meliputi
pembatasan
lemak
Kejadian
Hipertensi
tekanan
Observasi
sistolikdiatas
140
mmHg Langsung
dan
tekanan
diastolik
di
atas 90 mmHg
a. Ringan :
Ordinal
sistole 140159 mmHg
dan diastole
90-99 mmHg
b. Sedang:
sistole 160179 mmHg
dan diastole
100-109
mmHg
c. Berat: sistole
> 180 mmHg
dan diastole
> 110 mmHg
7. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh
data (Nursalam, 2003). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner untuk mengukur pola konsumsi makanan dan observasi
untuk memperoleh data tentang kejadian hipertensi.
Sebelum digunakan untuk penelitian, maka dilakukan uji validitas dan
reliabilitas.
a. Uji validitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2005).
Cara mengukur validitas instrumen (kuesioner) digunakan rumus
korelasi Product Moment dari Person (Arikunto, 2002) sebagai berikut
:
n x
n xy x y
2
n y
Keterangan:
r = koefisien tiap butir pernyataan
x = jumlah skor tiap pertanyaan
y = jumlah skor total tiap pertanyaan
xy = jumlah skor total responden kali tiap pertanyaan
n = jumlah responden percobaan
Pertanyaan dinyatakan valid jika harga r hitung lebih besar dari r
tabel. Untuk keperluan ini, maka diperlukan bantuan komputer yaitu
dengan menggunakan SPSS.
Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi antara skor item
dengan skor total. Bila korelasinya rendah berarti pertanyaan tersebut
tidak valid dan harus di drop.
b. Uji reliabilitas
k
r11
(k 1)
b 2
12
Keterangan :
r11
= reliabilitas instrument
= varian total
Hasil dikatakan reliabel bila r hitung lebih besar dari r tabel. Hasil
dikatakan reliabel bila r > 0,6. (Sugiyono, 2007).
8. Pengolahan dan Analisa Data
a. Pengolahan Data
3) Mengedit ( Editing )
Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah
diserahkan
oleh
para
pengumpul
data.
Tujuannya
adalah
4) Coding
Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari para responden
ke dalam kategori (Saryono, 2010). Coding adalah memberikan
kode pada setiap data yang telah terkumpul yang berguna untuk
mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat
pada saat enti data.
5) Scoring
Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item item
yang perlu diberi penelitian atau skor (Saryono, 2009). Scoring
adalah
kegiatan
yang
dilakuakan
dengan
memberi
skor
Keterangan :
f : Frekuensi yang dihasilkan
N : Jumlah seluruh sample
2) Analisa Bivariat
Yaitu analis yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2010).
x2
fo fh 2
fh
Keterangan:
X2 : Chi kuadrat / Chi-square
f0 : Frekuensi observasi
fh : Frekuensi harapan
Aturan pengambilan keputusan :
a)
pola
konsumsi
makanan
dengan
terjadinya
9. Jadwal Penelitian
Terlampir
DAFTAR PUSTAKA
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Purwati, Dewi. 2011. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Terapi
Relaksasi Benson pada Pasien Hipertensi. Skripsi: Universitas Diponegoro.
Rusdi & Nurlaela Isnawati. 2009. Awas! Anda Bisa Mati Cepat Akibat Hipertensi.
& Diabetes. Yogyakarta: Power Books Publishing
Sacket dan Niven Neil. 2002. Perilaku Kesehatan, Dalam Psilokogi Kesehatan
Edisi ke-2. Penerbit BukuKedokteran EGC
NIM
: XIII.11.1113
Institusi
HIPERTENSI
DI
DESA
MARGOREJO
KECAMATAN
Kudus,
2014
Peneliti
: ..
Umur
:...
Alamat
NIM
: XIII.11.1113
Judul Riset
TAHUN
2014
Saya bersedia menjadi responden, secara sukarela tanpa ada unsur paksaan
dari siapa pun dan data yang dihasilkan dalam penelitian ini akan dirahasiakan.
Dan dipergunakan hanya untuk keperluan pengolahan data saja.
Kudus,
Responden
2014
( .. )
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN TERJADINYA
HIPERTENSI DI DESA MARGOREJO KEC DAWE KAB KUDUS
TAHUN 2014
A. Identitas Responden
No Responden
:.(diisi peneliti)
Inisial Nama
Umur
B. Pola Makan
Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda () pada salah satu pilihan yang tertera di belakang pertanyaan
untuk menunjukkan jawaban yang saudara pilih.
Soal :
No.
1.
Pernyataan
Apakah anda mengkonsumsi sumber
Ya
setiap hari?
Apakah anda mengkonsumsi buah dan
3.
4.
daging, jeroan?
Apakah anda menghindari
akanan
Tidak
NO RESP
TEKANAN DARAH
KATEGORI