Professional Documents
Culture Documents
OLEH
KELOMPOK : G1
1. INTAN ERIKA JULIANTI
125040200111144
2. EUGINIUS LEBABORO
125040200111219
3. IQBAL AULIA
125040200111220
4. AYU REZA F .
125040201111139
5. ISMATUL BARORO
125040201111217
125040207111007
7. DWI ARISTA K.
125040207111008
8. ACHMAD FARIS I.
125040207111046
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah
makalah kami yang megenai analisis usaha tani di Desa Junrejo, Kota Batu untuk memenuhi
tugas akhir praktikum Pengantar Usahatani (PUT) ini dapta terselesaikan dengan baik.
Ucapan terima kasih juga kami ucapakan kepada asisten Pengantar Usahatani yang
selama ini telah membingbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Serta
Ibu Namiati dan keluarga sebagai narasumber kami dalam mengerjakan makalah dan survei
ini.
Kami menyadari bahwa , makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna dan
memiliki banyak kekurangan, untuk itu kami butuh kritikan dan saran agar kami dapat lebih
baik lagi dalam meperbaiki makalah yang kami buat.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan diri pribadi
penyusun sendiri. Sekian dari kami dan terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
1. PENDAHULUAN ................................................................................................................. 5
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 5
1.2 Tujuan.............................................................................................................................. 5
1.3 Manfaat............................................................................................................................ 5
2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................ 6
2.1 Sejarah Usaha tani ............................................................................................................ 6
2.2 Transek Desa .................................................................................................................... 7
2.2.1 Jenis Transek ............................................................................................................. 7
2.3 Profil Usahatani ................................................................................................................ 8
2.3.1 Karateristik Usahatani di Indonesia ........................................................................... 8
2.3.2 Karakteristik Petani di Indonesia ............................................................................. 10
2.3.3 Tinjauan Tentang Komoditas Pertanian .................................................................. 12
2.4 Analisa Biaya, Penerimaan dan Keuntungan Usahatani ................................................ 14
2.5 Analisa Kelayakan Usahatani......................................................................................... 19
2.5.1 R/C ratio .................................................................................................................. 19
2.5.2 BEP (Break Even Point) .......................................................................................... 19
3. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................... 21
3.1 Sejarah Usaha Tani......................................................................................................... 21
3.2 Transek Desa .................................................................................................................. 22
3.3 Profil Petani dan Usahatani ............................................................................................ 24
3.4 Analisis Biaya, Penerimaan dan Keuntungan Usahatani ............................................... 26
3.4.1 Biaya Usahatani (satu kali musim tanam) ............................................................... 26
3.4.2 Penerimaan Usahatani ............................................................................................. 26
3.4.3 Keuntungan Usahatani ............................................................................................. 26
3.5 Analisis Kelayakan Usaha .............................................................................................. 27
3.5.1 R/C Ratio ................................................................................................................. 27
3.5.2 BEP (Break Even Point) .......................................................................................... 27
3.6 Pemasaran Hasil Pertanian ............................................................................................. 28
3.7 Kelembagaan Pertanian .................................................................................................. 28
3
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana seorang petani mengalokasikan
sumber daya yang secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada
waktu tertentu. Usahatani dilakukan oleh petani untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya
seperti memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam usahatani, terdapat perhitungan untuk
memperoleh suatu keuntungan yang akan diterima. Perhitungan tersebut seperti analisis
biaya, pendapatan, BEP (Break Event Point), dan R/C ratio. Dimana perhitungan-perhitungan
itu digunakan agar orang yang melakukan usahatani mengetahui biaya-biaya apa saja yang
dikeluarkan untuk usahatani, apakah biaya-biaya tersebut melebihi atau memenuhi target
keuntungan yang diinginkan.
Dalam rangka mengetahui penerapan usahatani dan perhitungannya lebih jauh, kami
melakukan survei ke Desa Junrejo Kota Batu. Kegiatan survei ini dilaksanakan dengan
melakukan wawancara kepada Ibu Namiati yang sudah melakukan usahatani sejak lama.
Wawancara ditujukan agar lebih mengetahui sejarah usahatani, transek desa dan memahami
kompleksitas pertanian yang tercermin dari karakteristik/profil petani tersebut. Sehingga
dapat dilakukan kajian apakah usahatani yang dilakukan Ibu Namiati sudah sesuai dengan
analisis dalam kaidah usahatani.
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui sejarah dan transek Desa Junrejo, Kota Batu.
b. Untuk mengetahui dan memahami kehidupan keseharian petani.
c. Untuk memahami kompleksitas pertanian yang tercermin dari karakteristik/profil petani
dan usahataninya.
d. Untuk mengetahui kelembagaan, serta kendala yang terdapat dalam usahatani.
e. Untuk mengetahui analisis usahatani petani yang diwawancarai.
1.3 Manfaat
Dapat memberikan informasi kepada mahasiswa dengan data-data yang seharusnya
diperhitungkan petani seperti penerimaan, keuntungan, R/C ratio, BEP, serta dapat
mengetahui kondisi sosial ekonomi daerah tersebut, kaitannya dengan usahatani.
2. TINJAUAN PUSTAKA
secara umum dan beberapa aspek lainnya dari wilayah pemukiman yang kurang
diperhatikan.
b. Transek Sumber Daya Alam
Transek ini dilakukan untuk mengenal dan mengamati secara lebih tajam
mengenai potensi sumberdaya alam serta permasalahan-permasalahannya,
terutama sumber daya pertanian. Seringkali, lokasi kebun dan lahan pertanian
lainnya milik masyarakat berada di batas dan luar desa, sehingga transek sumber
daya alam ini bisa sampai keluar desa.
c. Transek untuk Topik Topik Khusus
Menurut Syahyuti (2004), transek juga bisa dilakukan untuk mengamati
dan membahas topik-topik khusus. Misalnya: transek yang dilakukan khusus
untuk mengamati sarana kesehatan dan kondisi kesehatan lingkungan desa,
transek wilayah persebaran hama, atau transek khusus untuk mengamati sumber
air dan system pengelolaan aliran air serta irigasi, pendidikan dasar,
dan
sebagainya.
rendah
yaitu
SD
kebawah;
kelompok
berpendidikan
mempengaruhi
petani
dalam
pengelolaannya,
agar
dapat
Karakteristik
Berasarkan Purwono (2006), Tanaman jagung merupakan salah satu
jenis tanaman yang termasuk ke dalam famili Graminae, termasuk dalam
tumbuhan yang menghasilkan biji (Spermatophyta), sedangkan bijinya
tertutup oleh bakal buah sehingga termasuk dalam golongan tumbuhan berbiji
tertutup (Angiospermae), dimasukkan ke dalam kelas Monocotyledoneae,
ordo Graminaceae dan digolongkan ke dalam genus Zea dengan nama ilmiah
Zea mays. L. Jagung termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup
banyak, terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga, dan saat
pengisian biji. Kekurangan air pada stadium tersebut akan menyebabkan hasil
yang menurun. Kebutuhan jumlah air setiap varietas sangat beragam. Namun
demikian, secara umum tanaman jagung membutuhkan 2 liter air per tanaman
per hari saat kondisi panas dan berangin.
Kendala
Menurut Rachman (2002), budidaya komoditas jagung sangat
membutuhkan sarana penunjang terutama bibit, pupuk, obat-obatan, dan
peralatan. Oleh karena itu, masalah utama yang muncul ialah masalah
kuantitas, kualitas dan kontinuitas ketersediaan bibit yang dibutuhkan. Selain
12
Karakteristik
Dikutip dari Siregar (1981), tumbuhan padi (Oryza sativa L) termasuk
golongan tumbuhan Gramineae, yang mana ditandai dengan batang yang
tersusun dari beberapa ruas. Tumbuhan padi bersifat merumpun, artinya
tanaman tanamannya anak beranak. Bibit yang hanya sebatang saja
ditanamkan dalam waktu yang sangat dekat, dimana terdapat 20-30 atau lebih
anakan/tunas tunas baru.
Sedangkan menurut Daniel (2002), kalau umur padi mulai dari benih
sampai panen mencapai empat bulan petani harus menunggu sambil merawat
tanamannya sedemikian rupa sesuai dengan anjuran teknologi yang
direkomendasikan, atau sesuai dengan teknologi yang mampu diserap atau
mampu diterapkan petani. Setiap tanam tergantung varietasnya mempunyai
kemampuan genetik tanaman yang diusahakan dalam penerapan teknologi
yang mampu diterapkan mulai dari pengelolahan sampai panen. Disamping
itu, perlu juga diperhatikan dan diperhitungkan akibat yang ditimbulkan oleh
cuaca, ketersediaan air dan lainnya. Karena faktor tersebut akan berdampak
pada teknologi yang diterapkan dan sudah pasti berpengaruh terhadap hasil
yang akan diterima.
Kendala
Menurut Jatileksono (1987), salah satu yang menyebabkan petani
gagal panen adalah kendala biologis yang sangat penting ialah adanya
berbagai spesies organisme, yang biasanya disebut organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) yang menyerang tanaman budidaya tersebut sehingga dapat
mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas produksi , atau bahkan
meengalami gagal panen. Kekeringan juga merupakan salah satu penyebab
dan kendala kegagalan budidaya padi, rendahnya curah hujan di berbagai
tempat mengakibatkan debit air permukaan menyusut. Sungai-sungai
mengering, bendungan tidak berfungsi optimal, dan volume air waduk
menyusut.
13
Grafik1.TC
Hartoyo (2000), menambahkan bahwa ongkos Tetap Total (TFC) adalah keseluruhan
ongkos yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang tidak dapat berubah
jumlahnya misalnya membeli mesin, mendirikan bangunan pabrik dan sebagainya. Ongkos
Berubah Total (TVC) adalah keseluruhan ongkos yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor
produksi yang tidak dapat berubah.
b. Analisa Penerimaan
Menurut Boediono (1992), revenue yang dimaksud disini adalah penerimaan
produsen dari hasil penjualan output. Ada beberapa konsep Revenue yang penting untuk
analisa perilaku produsen:
1. Total Revenue (TR) yaitu penerimaan total produsen dari hasil penjualan
outputnya. Total Revenue adalah output kali harga jual output.
2. Avarege Revenue (AR) yaitu penerimaan produsen per unit output yang ia jual.
3. Marginal Revenue (NR) yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh
penjualan tambahan 1 unit output.
14
Grafik2. Revenue
c. Analisa Pendapatan
Dikutip dari Saragih (1993), pendapatan petani berasal dari usahatani dan luar usaha
tani. Usaha tani merupakan sumber utama pendapatan petani namun demikian dalam
kenyataannya petani dalam upayanya mengoptimalkan pengelolaan usaha taninya berhadapan
dengan berbagai masalah yaitu kekurangan modal, jumlah tenaga kerja keluarga, tidak
dikuasainya teknik budidaya maupun adanya gangguan hama penyakit hingga pemasaran
hasil pertanian. Modal yang dimiliki petani relatif sedikit untuk mengelola usaha taninya.
Rendahnya modal tersebut akan menyebabkan produktivitas usaha taninya menjadi rendah.
Perhitungan pendapatan dapat dilakukan dengan mengurangkan penerimaan oleh petani
dengan modal yang dikeluarkan petani.
Berdasarkan Soekartawi (1996), dalam menaksir pendapatan kotor semua komponen
produk harus dinilai berdasarkan harga pasar. Tanaman dihitung dengan cara mengalikan
produksi dengan harga pasar. Perhitungan pendapatan harus juga mencakup semua perubahan
nilai tanaman dilapangan antara permulaan dan akhir tahun pembukuan. Perubahan semacam
itu sangat penting terutama untuk tanaman tembakau. Meskipun demikian pada umumnya
perubahan ini diabaikan karena penilaiannya sangat sukar. Pendapatan kotor usahatani adalah
ukuran hasil perolehan total sumber daya yang digunakan dalam usaha tani. Nisbah seperti
pendapatan kotor per hektar atau per unit kerja dapat dihitung untuk menunjukkan intensitas
operasi usaha tani.
d. Penerimaan usahatani
Perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga jual. Secara matematis
dirumuskan sebagai berikut:
TRi = Yi . Pyi
Bila komoditi yang diusahakan lebih dari satu maka rumusnya menjadi:
Bila dalam sebidang lahan ditanami 3 tanaman secara monokultur (padi, jagung dan
ketela pohon) dan tanaman yang diteliti hanya salah satu macam tanaman saja maka
analisisnya disebut analisis partial, sedangkan jika ketiga-tiganya maka disebut analisis
keseluruhan usahatani (Whole farm analysis).
e. Sturktur Biaya Usahatani
a. Total Fixed Cost (TFC)
Biaya yang dikeluarkan perusahaan atau petani yang tidak mempengaruhi hasil
output / produksi. Berapapun jumlahnya output yang dihasilkan biaya itu teteap
sama saja, contoh: sewa tanah, pajak, alat pertanian, iuran irigasi.
Cost
TFC
Output
Grafik4. TFC
b. Total Variable Cost (TVC)
Biaya yang besarnya berubah searah
dihasilkan.
Grafik5. TVC
16
VC = garis bermula dari titik nol bergerak ke atas output adalah nol sehinggaVC
juga nol. Semakin besar jumlah output yang dihasilkan VC pun juga akan semakin
besar. Pola VC naik dengan tajam yaitu perusahaan produktivitasnya naik, lalu
agak landai (menurun sedikit) kemudian naik lagi dengan tajam.
c. Total Cost (TC) = FC + VC
grafik6. TC
d. Average Cost (AC)
Average Fixed Cost: Biaya teteap untuk satuan output yang dihasilkan.
AC
TC
Q
17
Tingkat output yang dihasilkan pada saat AC minimum / OQ3 satuan disebut
tingkat output minimal / the optimum rate of output.
e. Marginal Cost
TC
TC
MC
Q
Q
Kurva TC merupakan jumlah dari biaya variabel dan biaya tetap dan biaya tetap
merupakan konstanta, maka MC tidak lain adalah garis singgung pada kurva biaya
total atau garis singgung pada kurva VC. MC memotong FC dan VC pada saat
minimum.
grafik8. MC
f. Keuntungan Usahatani
Selisih antara penerimaan dan semua biaya.
Keuntungan = TR (Total Revenue) - TC (Total Cost)
Bila menggunakan analisis ekonomi, maka TC biasanya lebih besar daripada
menggunakan analisis finansial (Agustina, 2011).
18
titik impas/Break
Yi
: jumlah produk
Pi
: harga produk
Xn
: jumlah input
Pxn
: harga input
1...m
R/C 1
: menguntungkan
R/C <1
: menguntungkan
Keterangan
TC = Total Biaya (Rp)
Q = Produksi
(Kurva BEP)
20
Di Desa Junrejo daerah tempat tinggal Ibu Namiati lembaga yang didirikan
oleh kelurahan setempat berupa kelompok tani wanita. Kelompok tani wanita yang
diikuti oleh Ibu Namiati memiliki program kerja seperti menanam sayur-sayuran pada
polibag, produksi kripik. Manfaat lembaga ini sangat dirasakan oleh beliau selain
program kerja yang baik,lembaga ini menyediakan fasilitas jasa peminjaman modal
kepada anggota untuk keperluan menunjang sarana prosuksi pertanian yang tengah
dijalankan. Persyaratan dalam mengikuti kelembagaan ini hanya dengan menyerahkan
fotocopy ktp.
mana sudah ada tengkulak yang datang untuk memasarkan hasil pertanian dari
masyarakat Junrejo ini.
Keadaan alam pada desa tersebut oleh lahan pertanian yang sekitarnya telah
rapat oleh rumah warga. Jalan yang ditempuh ke Desa Junrejo ini melewati tanjakan
seperti ke pegunungan. Dalam perjalanan di kiri dan kanan jalan terdapat tanaman
yang dIbudidayakan adalah tanaman musiman yaitu jagung, padi, ubi jalar. Pada
pengolahan lahan pertanian di Desa Junrejo ini masih konvensional dengan
menggunakan alat-alat yang sudah modern dalam pengelolahan. Lahan yang dikelola
oleh petani setempat tidak hanya milik sendiri,akan tetap sebagian dari warga desa
junrejo juga sebagai buruh tani yang masih menyewa lahan untuk bertani ataupun
dengan sistem bagi hasil. Kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh warga didukung
oleh akses jalan yang sudah baik, yang mana jalan untuk transportasi sudah beraspal,
akan tetapi kendala yang ada tata letak desa jauh dari perkotaan sehingga
membutuhkan waktu jam dari perkotaan menuju Desa Junrejo.
Lahan Ibu Namiati berjarak 2 km, yang ditempuh 20 menit bila berjalan kaki.
Pada jalan menuju lahan Ibu Namiati melewati sungai yang berdekatan dengan
penanaman tanaman tahunan, kemudian dilanjutkan dengan pemukiman rumah
warga. Dan setelah pemukiman rumah warga tersebut berjarak 2 km seperti yang
dijelaskan merupakan lahan dari Ibu Namiati. Lahan seluas 1500 m2 digarap ditanami
dengan tanaman jagung dengan jarak tanam 70x40 cm.
Keterangan:
a.
Sungai
b.
Tanaman Tahunan
c.
Pemukiman
d.
e.
Tegalan
23
Nama
Abdul
Karim
2
3
4
Namiati
Acmad
Rohman
Burhan
Maliki
Anggras
Joni
Prabowo
Hubungan
Pekerjaan
dengan
Umur Pendidikan
keterangan
utama sampingan
keluarga
65
Keluarga tahun
SD
Petani
Peternak
55
Keluarga tahun
SD
Petani
Penjahit
36
Pegawai
Keluarga tahun
SMA
Swasta
25
Pegawai
Keluarga tahun
S2
Swasta
-
Keluarga
17
tahun
SMA
Pelajar
Dalam usaha tani yang dilakukan oleh Ibu Namiati ini lahan yang digarap
adalah lahan milik orang lain atau dengan sistim bagi hasil. Lahan yang dikelola
seluas 1500 m2, akan tetapi luasan lahan tersebut dibagi menjadi 3 lahan penggunaan
yaitu lahan pertama ditanam secara monokultur yaitu jagung, lahan kedua ditanam
tumpangsari antara jagung dan kacang panjang, dan lahan ketiga ditanam secara
tumpangsari antara jagung dan ubi jalar. Pengelolahan lahan sudah modern yaitu
24
dengan menggunakan traktor, sama seperti pengolahan tanah lainnya setelah panen
tanah yang ada distirahatkan kemudian dilakukan pembalikan tanah sebelum mulai
ditanami kembali, pengistirahatan tanah yang dilakukan oleh Ibu Namiati ini biasaya
berkisar antara 1 bulan sebelum masa penanaman kembali. Untuk benih yang
digunakan Ibu Namiati membeli dari kios pertanian dan disemaikan sendiri sebelum
penanaman.
Dalam pemupukan yang dilakukan oleh Ibu Namiati yaitu dengan
menggunakan pupuk organic dan pupuk an organic. Untuk pupuk organic yang
digunakan adalah milik sendiri yang mana beliau mengolah dari hasil kotoran sapi
kemudian di biarkan selama 3 bulan hingga hasil kotoran tersebut berubah menjadi
tanah dan barulah diberikan ke tanah untuk pemupukan. Hasil kotoran sapi yang
digunakan adalah dari ternak sapi milik Ibu Namiati yaitu sejumlah 2 ekor sapid an
juga ayam yang berjumlah 20 ekor. Biasanya dalam pemupukan dengan pupuk
kandang ini untuk luasan 1500m2 berkisar antara 20 karung. Dan untuk pupuk an
organic yang digunakan adalah pupuk urea yang dibeli dari kios pertanian, jumlah
yang dibeli oleh beliau berkisar 50 kg, akan tetapi dari jumlah ini digunakan dalam 3
kali pemakaian untuk 3 lahan tersebut.
Pada usaha tani yang dikelola Ibu Namiati mengalami permasalahan yaitu
adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman yang dIbudidayakan. Cara yang
dilakukan oleh Ibu Namiati untuk memberantas hama dan penyakit yaitu dengan
menggunakan pestisida kimia dengan merk dagang kuraktor. Pemberian pestisida ini
dilakukan kurang lebih 3-4 kali ketika hama menyerang.
Setelah 3 bulan penanaman dalam masa panen tanaman Ibu Namiati
melakukan pemanenan tanaman masih secara sederhana. Dan dari hasil yang
didapatkan hasil panen yang ada dijual kepada tengkulak. Dari luasan 1500 m2 yang
dikelolah Ibu Namiati tersebut hasil bersih yang didapatkan untuk sayuran berkisar
Rp. 2.500.000 dari sistim bagi hasil, serta untuk jagung biasanya mendapatkan Rp
1.500.000.
25
300.000
1.800.000
Harga (Rp)
6.000
90.000
85.000
Biaya (Rp)
18.000
90.000
85.000
193.000
Total (Rp)
450.000
150.000
700.000
Total (Rp)
193.000
600.000
793.000
Nilai
8 kwintal
350.000
2.800.000
Jumlah (Rp)
2.593.000
2.800.000
207.000
26
= Rp. 1,08
R/C ratio yang didapatkan berdasarkan analisis kelayakan usaha tani Ibu Namiati
adalah sebesar 1,08 atau lebih besar daripada 1, maka usahatani ini layak untuk
dijalankan. Artinya setiap satuan biaya yang dikeluarkan diperoleh hasil penjualan
sebesar 1,08 kalilipat. Perhitungan R/C Ratio sendiri didapatkan dari perbandingan
antara Total Penerimaan Usahatani Jagung Ibu Namiati dengan total biaya yang
dikeluarkan selama proses produksi
3.5.2 BEP (Break Even Point)
a. BEP Harga =
= 3.241,25
BEP Harga menggambarkan harga produk per satuan unit pada saat BEP. BEP Harga
didapatkan dari perbandingan total biaya produksi dengan jumlah produksi.
Berdasarkan perhitungan BEP Harga didapatkan harga Rp 3.241,25, artinya Usahatani
Ibu Namiati dengan jumlah produksi jagung 800 kg / 8 kwintal dalam satu musim
tanam, akan mencapai titik impas jika harga jual per setiap kg Rp. 3.241,25 atau biaya
rata-rata per kg / ATC (Average Total Cost).
b. BEP Produksi =
= 717,5
BEP Produksi menggambarkan jumlah produksi minimal yang harus dihasilkan dalam
suatu usahatani agar tidak mengalami kerugian. Berdasarkan perhitungan BEP
Produksi Usahatani Ibu Namiati didapati hasil sebesar 717,5 kg. Artinya Usahatani
Ibu Namiati ini tidak akan mengalami kerugian karena jumlah produksi yang
dihasilkan dari Usahataninya sebesar 800 kg atau lebih besar daripada BEP Produksi.
c. BEP Penerimaan=
= 2.513.966,48
BEP Penerimaan artinya adalah total penerimaan produk dengan kuantitas produk
pada saat BEP. Berdasarkan hasil perhitungan BEP penerimaan didapatkan hasil Rp.
2.513.966,48, artinya Usahatani tersebut dengan jumlah produksi sebesar 800 kg per
musim tanam akan mencapai titik impas ketika penerimaan sebesar Rp 2.513.966,48
27
sehingga harapan dari Ibu Namiati selaku perwakilan kelompok tani agar memfasilitasi
penambahan listrik dan menjamin sepenuhnya modal yang dIbutuhkan dalam usaha non
pertanian yang berjalan pada lembaga tersebut.
3.8 Kendala Usaha Tani
Usaha tani yang dijalankan Ibu Namiati dalam satu tahun terakir tidak lah mudah,
beliau menjumpai beberapa kendala diantaranya modal,lahan, dan pemasaran hasil. Modal
merupakan komponen terpenting dalam melakukan suatu kegiatan usaha tani. Modal
dalam usaha tani terdiri dari dua jenis yakni modal tetap dan lancar. Modal tetap yang
dimiliki oleh Ibu Namiati sangat terbatas seperti alat-alat pertanian, menurut Ibu Namiati
alat pertanian memiliki peranana penting bagi kegiatan budidaya, apabila dalam
penerapannya mundur maka dalam kegiatan lain seperti menanam tanaman pun ikut
mundur sehingga beliau memilih untuk sebagian kegiatan budidaya seperti pengolahan
lahan untuk di kerjakan menggunakan handtractor yang disewa dengan tenaga kerja
sekaligus. Namun masalah ini mampu ditangani oleh Ibu Namiati, beliau menyewa tenaga
kerja untuk mengoperasikan handtractor.
Kendala yang kedua adalah lahan. Luasan lahan yang digarap Ibu Namiati hanya
1500m2 hasil sewa beliau dari orang lain, sehingga kendala muncul ketika panen, karena
beliau berstatus penyewa maka beliau harus menerapkan bagi hasil dengan pemilik lahan,
sehingga hasil yang didapatkan kurang memuaskan. Namun Ibu Namiati menanggapi hal
ini dengan sadar dan wajar karena sudah seharusnya hasil dari panen dibagi antara pemilik
dan penyewa, Ibu Namiati juga sadar dan merasa beruntung karena lahan yang digarap
walau pun sewa berdekatan dengan tempat tinggal beliau. Selain menyewa lahan, Ibu
Namiati juga menyewakan lahan yang dimilikinya seluas 1400m2 kepada orang lain,
alasan beliau adalah jarak antara lahan dengan tempet tinggal beliau yang jauh,beliau
mengatakan dari pada diberokan mmending disewa dan digarap oleh orang lain sehingga
Ibu Namiati tetap memperoleh masukan dari harga sewa lahan yang beliau mliki.
Pemasaran hasil pada lahan yang disewa oleh Ibu Namiati sangat terbatas. Beliau
hanya memasarkan pada pedagang (tengkulak) yang telah ditetapkan oleh pemilik lahan.
Hal ini dianggap oleh Ibu Namiati sebagai kemudahan karena beliau tidak susah-susah
mencari pedagang yang membeli hasil panennya.
29
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang kami peroleh yang telah tercantum pada bab pembahasan,
dapat disimpulkan bahwa:
-
Sejarah usaha tani di Desa Junrejo, Dusun Junwatu, Kota Batu dengan narasumber
Ibu Namiati (55 tahun) dari zaman dahulu sudah menjadi seorang petani baik
sebagai pengelolah atau yang mempunyai lahan maupun yang menjadi buruh
petani. Untuk ibu Namiati dalam usaha taninya mengelolah budidaya tanaman
jagung dengan sistem menyewa lahan orang lain.
Transek Junrejo dalam lahan pertanian agak berjauhan dari pemukiman warga,
untuk lahan ibu Namiati berjarak 2 km.
Dalam keluarga Ibu Namiati terdiri atas 6 orang antara lain Suami ibu namiati dan
3 anak beliau. Serta pekerjaan Ibu Namiati memang sebagai petani akan tetapi
dalam pekerjaan sampingan adalah sebagai penjahit.
R/C ratio yang didapatkan berdasarkan analisis kelayakan usaha tani Ibu Namiati
adalah sebesar 1,08 atau lebih besar daripada 1, maka usahatani ini layak untuk
dijalankan. Artinya setiap satuan biaya yang dikeluarkan diperoleh hasil penjualan
sebesar 1,08 kali lipat.
Menurut hasil wawancara yang telah kami lakukan pada salah satu warga yang
berprofesi petani bernama Ibu Namiati terkait pemasaran hasil produksi yang telah
dilakukan adalah menyerahkan semua hasil panenan pada tengkulak.
Lembaga yang didirikan oleh kelurahan setempat berupa kelompok tani wanita.
Kelompok tani wanita yang diikuti oleh Ibu Namiati memiliki program kerja
seperti menanman sayur-sayuran pada polibag, produksi kripik.
Usaha tani yang dijalankan Ibu Namiati dalam satu tahun terakir tidak lah mudah,
beliau menjumpai beberapa kendala diantaranya modal,lahan, dan pemasaran
hasil. Luasan lahan yang digarap Ibu Namiati hanya 1500m2 hasil sewa beliau dari
orang lain, sehingga kendala muncul ketika panen, karena beliau berstatus
penyewa maka beliau harus menerapkan bagi hasil dengan pemilik lahan,
sehingga hasil yang didapatkan kurang memuaskan.
4.2 Saran
Diharapkan kedepannya praktikum, kuliah dan asisten PUT bisa lebih baik lagi.
30
5. LAMPIRAN
5.1 Transek Desa dan Peta Desa
31
5.2 Dokumentasi
Gambar 1.1
Gambar 1.2
32
Gambar 1.3
Gambar 1.4
Gambar 1.5
Gambar 1.6
Gambar 1.7
Gambar 1.8
33
Keterangan :
G.1.1 ( Berkumpul di depan FP )
G.1.2 & 1.3 ( Sampai di rumah petani )
G.1.4 & 1.5 ( Foto kepemilikan peliharaan sapi perah dan ternak ayam )
G.1.6 1.8 ( Foto Para petani dan Kelompok Bersama para petani )
Komoditas
Jan
Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
Padi
Jagung
Jagung
Bero
5.4 Quisioner
34
35
DAFTAR PUSTAKA
Rachman, Benny. 2002. Perdagangan Internasional Jagung; Ekonomi Jagung Indonesia;
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
Boediono. 1992. Ekonomi Mikro. Bagian Penerbit Fakultas Pertanian Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Daniel, 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Endang Siti Rahayu, Driyo Prasetya. 2000. Tata Niaga Pertanian. Departemen Pendidikan
Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Hananto, S. 1984. Masalah perhitungan distribusi pendapatan di Indonesia. Prisma. No. 1.
LP3S. Jakarta
Hartoyo, Surahman, Sri Marwanti. 2000. Ekonomi Mikro. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta.
Hernanto, Fadholi. 1991, Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya: Jakarta
Jatileksono, T. 1987. Equity Achievement in the Indonesian Rice Economy. Gajah Mada
Kasryono, F.,Erwidodo,E.Fasandaran,i.w.Rusastra,A.M.Fagi dan T. Panji. 2000. Pemikiran
Mengenai Visi Pembanguanan Pertanian Indonesia 2020 dan Implikasinya Bagi
Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Prosising. Arah Kebijaksanaan Program dan
Strategi Operasional Litbang Pertanian 2003. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Jakarta.
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press.
Surakarta.
Maskar Syamsyah Gafur, 2006. Bertanam Tomat. Agromedia Pustaka, Jakarta
Mubyarto. 1979. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta : 140-151.
Novania,
Nurul
Diena.
2011.
Analisis
Kelayakan
Ekonomi
Suatu
Investasi.
37