Professional Documents
Culture Documents
PEMICU 2
MODUL MUSKULOSKELETAL
Disusun Oleh :
Kelompok Diskusi 1
Alex
Rakhmiana
Igri Septian Risky
Nelly
Ryan Kusumawardhani
Vani Kartikasari
Abang Suprianto
Edwin Dermody Sirait
Arianti Miranti Lsetari Fajrin
Lela Mantili
Verly Veronita
Husaini
I11109003
I11109004
I11109018
I11109019
I11109024
I11109029
I11109060
I11109069
I11109072
I11109082
I11109091
I11109096
BAB 1
PEMICU II
1. PEMICU II
Nn. Ani berusia 65 tahun mengeluh nyeri panggul kiri setelah terpeleset
saat akan memasuki kamar mandi. Ny. Ani jatuh duduk miring kekiri. Dia
berteriak minta tolong kepada anaknya iman karena kesakitan dan tidak
dapat berdiri sendiri. Iman kemudian menggendong Ny. Ani untuk
dipindahkan ketempat tidur. Saat digendong, Ny. Ani berteriak kesakitan
pada panggul kirinya. Iman meminta tolong tetangganya untuk membawa
NY. Ani kerumah sakit terdekat naik taksi. Sampai di rumah sakit, dokter
memeriksa dan memasang bidai pada tungkai kirinya dan merencanakan
pemeriksaan radiologi. Iman juga mengingatkan dokter kalau ibunya
menggunakan asuransi kesehatan.
3. Rumusan masalah
4. Analisis masalah
Factor
internal
Wanita 65 thn
Terpeleset
Jatuh duduk
Berdiri(-)
Trauma
Factor
eksternal
Digendong
anaknya
Nyeri
P2K2
Rencana
radiologi
pemeriksaan
Tatalaksana
lanjutan
Askes
5. Hipotesis
- yang terjadi pada Ny. Ani adalaah fraktur pada panggul kiri yang
diakibatkan benturan dan dipengaruhi oleh factor usia
6. Learning issue
a.
Anatomi (panggul)
Tulang
Panggul
belakang,
terdapat
artikulasio
sakro-iliaka
yang
b.
Fraktur
Definisi
Fraktur
cruris
adalah
terputusnya
kontinuitas
tulang
dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan
fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikenao stress yang lebih besar
dari yang dapat diabsorbsinya.
Etiologi
1.
Trauma :
Ada dua trauma/ benturan yang dapat mengakibatkan fraktur,
yaitu:
-
Benturan
langsung
olahragawan,
militer
Contoh:
Seorang
senang
yang
maupun
baris
penari.
berbaris
dan
Klasifikasi fraktur
1. Sudut patah
-
Fraktur
oblik
adalah
fraktur
yang
garis
patahnya
Fraktur
komunita
adalah
serpihan-serpihan
atau
Fraktur
kompresi
terjadi
ketika
dua
tulang
5. fraktur beban
-
fraktur beban atau fraktur kelelahan terjadi pada orangorang yang baru saja menambah tingkat aktivitas mereka,
seperti baru diterima untuk berlatih dalam angkatan
bersenjata atau orang-orang yang baru memulai latiha lari.
6. fraktur greenstick
-
7. fraktur avulse
-
8. fraktur sendi
-
Mekanisme
Nyeri
Pembengkakan
Memar
Nyeri tekan
Krepitasi
Kelainan bentuk
perdarahan
Penyembuhan fraktur
jika satu tulang sudah patah, jaringan lunaknya juga rusak,
periosteum terpisah dari tulang, dan terjadi perdarahan yang
cukup berat. Bekuan darah terbentuk pada daerah tersebut.
Bekuan darah membentuk jaringan granulasi didalamnya dengan
sel-sel
pembentuk
tulang
primitive(osteogenik)
Komplikasi
1. Malunion : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak
seharusnya.
2.
3.
factor resiko
1. factor internal meliputi kapasitas tulang mengabsobsi energy
trauma, kelenturan, kekuatan, dan densitas tulang
2. factor eksternal meliputi kecepatan dan durasi trauma yang
mengenai tulang , arah dan kekuatan trauma.
c.
Dislokasi
Definisi
Diagnosis
Diagnosis dislokasi berdasarkan riwayat, pemeriksaan fisik,
dan temuan radiologi. Gejalanya yaitu nyeri, deformitas, dan
pergerakan terbatas.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
tergantung
lokasinya,
mekanisme
10
d.
P2K2
Pertolongan pertama
Pertolongan pertama adalah Pemberian
pertolongan
segera
Pemindahan penderita
Kecepatan merupakan salah satu tjuan penting dalam pertolongan
11
penderita,
memindahkannya?
Berapa
jauh
pergerakan
secara vertical.
Bayangkan
bahwa
tubuh
bahu
saling
anda
tenaga penolong
termasuk menghindari
cedera.
9. Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap.
Pembidaian
Salah satu cara untuk merawat alat gerak yang mengalami
nyeri,
bengkak
dan perubahan
bentuk
adalah
pembidaian.
12
untuk menghindari
pergerakan
imobilisasi
), melindungi dan
Tujuan pembidaian
patah.
Memberi istirahat pada anggota badan yang patah.
Mangurangi rasa nyeri.
Mempercepat penyembuhan.
Mengurangi perdarahan.
-
1. Bidai keras.
Umumnya terbuat dari bahan yang keras
mencegah
pergerakan
bagian
yang
dan
cedera.
kaku
untuk
Bahan
yang
bermanfaat
pembidaian
harus
pada
keadaan
yang
mensyaratkan
Bidai
vakum,
bantal,
selimut,
karton, kawat.
3. Bidai traksi
Bidai
bentuk
jadi
dan
bervariasi
tergantung
dari
umumnya
dipakai
pada
patah tulang
paha.
Pr
13
Pembidaian
dengan
menggunakan pembalut,
umumnya
sarana untuk
yang
lebih
parah.
-
informasikan
penderita.
2. Sebelum membidai paparkan seluruh bagian yang cedera dan
rawat perdarahan bila ada.
3. Selalu buka atau bebaskan pakaian pada daerah sendi sebelum
membidai,
distalnya.
4. Nilai gerakan-sensasi-sirkulasi (GSS) pada bagian distal cedera
sebelum melakukan pembidaian.
5. Siapkan alat-alat selengkapnya.
6. Jangan berupaya merubah posisi bagian yang cedera. Upayakan
membidai dalam posisi ketika ditemukan.
7. Jangan berusaha memasukan bagian tulang yang patah.
8. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum
dipasang diukur lebih dahulu pada anggota badan penderita
yang sehat.
14
9. Bila
cedera
mengapit
terjadi
sendi
pada
sendi,
bidai kedua
tulang
yang
distalnya.
10. Lapisi bidai dengan bahan yang lunak bila memungkinkan.
11. Isilah bagian yang kosong antara tubuh dengan bidai dengan
bahan
pelapis.
12. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar .
13. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari
sendi
yang
GSS
juga
akan
sangat
Ini
terjadi
karena
di
daerah
panggul
banyak
terasa
kesemutan.
Pertolongan :
1.
2.
3.
4.
15
tambahan
bidai
e.
Nyeri
Definisi
Menurut International Association for Study of Pain (IASP),
nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak
menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan
aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.
16
6)
7)
8)
9)
Klasifikasi Nyeri
1) Nyeri cepat dan lambat
Adanya dua jalur nyeri, satu lambat dan yang lain cepat,
menjelaskan pengamatan fisiologis bahwa terdapat dua jenis
nyeri. Rangsangan nyeri akan menimbulkan sensasi yang
jelas, tajam, dan terlokalisasi, yang kemudian diikuti oleh
sensasi yang tumpul, difus, kuat, dan tidak menyenangkan.
Kedua sensasi ini diberi nama nyeri cepat dan lambat, atau
nyeri pertama dan kedua. Rangsangan yang semakin jauh dari
otak, menimbulkan perbedaan waktu yang semakin besar di
antara kedua komponen nyeri tersebut. Hal ini dan bukti lain
menjelaskan bahwa nyeri cepat disebabkan oleh aktivitas di
serabut nyeri A, sedangkan nyeri lambat disebabkan oleh
aktivitas di serabut C.
2) Nyeri Dalam
Perbedaan utama antara sensibilitas superfisial dan dalam
adalah perbedaan sifat nyeri yang dicetuskan oleh rangsangan
yang membahayakan. Hal ini mungkin disebabkan oleh
defisiensi relatif serabut A di struktur dalam, sehingga hanya
sedikit terdapat nyeri yang cepat dan jelas. Selain itu, nyeri
dalam dan nyeri visera tidak memiliki lokalisasi yang jelas,
menyebalkan, dan sering disertai pengeluaran keringat dan
perubahan tekanan darah. Nyeri dapat dicetuskan secara
ekperimental
dari
periosteum
dan
ligamen
dengan
17
otot.
Nyeri
kemudian
menyebabkan
kejang
semakin
tetap
Pengamatan
ada
ini
sampai
sulit
aliran
darah
diinterpretasikan
kembali
kecuali
pulih.
dengan
18
biasanya
hanya
menyebabkan
nyeri
ringan
yang
biasanya
tidak
berbahaya
misalnya
pertumbuhan
rambut.
Pada
manusia,
dapat
ditangani
dengan
pemberian
obat-obatan
19
Skala Nyeri
20
Fisiologi Nyeri
Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subjektif
nyeri terdapat empat proses tersendiri : transduksi, transmisi,
modulasi,
dan
persepsi.
Transduksi
nyeri
adalah
proses
Nosiseptor
Kornu
Pengeluaran histamin
Impuls syaraf
dorsalis
medulla
Pusat syaraf di
21
syaraf ada dua jenis, yaitu serabut A-delta dan serabut C. impuls
syaraf akan di bawa sepanjang serabut syaraf sampai ke kornu
dorsalis
medulla
menyebabkan
spinalis.
kornu
Impuls
dorsalis
syaraf
tersebut
melepaskan
akan
neurotrasmiter
dan
22
f.
pemeriksaan radiology
Radiologi adalah Suatu ilmu tentang penggunaan sumber
sinar pengion dan bukan pengion, gelombang suara dan magnet
untuk imaging diagnostik dan terapi.
Pemeriksaan radiologis dilakukan dg prinsip dua :
Dua sendi pada anggota gerak dan tungkai harus di foto, di atas
dan di bawah sendi yg mengalami fraktur.
23
harus diperiksa dengan teliti untuk memastikan tidak ada cedera lain
pada acetabulum atau pelvis.
Perhatikan kedua garis yang terlihat pada foto diatas. Bila sendi
panggul mengalami dislokasi, garis tersebut akan terputus. Pada
dislokasi posterior, paha akan adduksi; pada dislokasi anterior
(jarang), paha akan abduksi.
24
25
g.
penatalaksanaan
Tatalaksana fraktur
26
tertutup
gagal,
baik
karena
kesukaran
27
1)
2)
3)
4)
5)
Latihan
Lebih tepatnya memulihkan fungsi bukan saja pada bagian
yang mengalami cedera tetapi juga pada pasien secara
keseluruhan.
Tujuannnya
adalah
mengurangi
edema,
selama
latihan
aktif
dapat
membantu
berjalan,
rebah
dan
bangun
dari
tempat
tidur,
28
luka
amat
terkontaminasi,
juga
bijaksana
untuk
Debridement
Operasi bertujuan untuk membersihkan luka dari bahan
asing dan jaringan mati, memberikan persediaan darah yang
baik di seluruh bagian itu. Dalam anestesi umum, pakaian
pasien dilepas, sementara itu asisten mempertahankan traksi
pada tungkai yang mengalami cedera dan menahannya agar
tetap diam. Pembalut yang sebelumnya digunakan pada luka
diganti dengan bantalan yang steril dan kulit diseklilingnya
dibersihkan dan dicukur. Kemudian bantalan itu diangkat dan
luka diirigasi seluruhnya dengan sejumlah besar garam
fisiologis; irigasi akhir dapat disertai obat antibiotika misalnya
basistrasin.turniket tidak digunakan karena akan lebih jauh
membahayakan sirkulasi dan menulitkan pengenalan struktur
yang mati.
Penutupan luka
Luka tipe I yang kecil dan terkontaminasi yang dibalut
dalam beberapa jam setelah cedera, setelah debridement,
dapat dijahit (asalkan ini dapat dilakukan tanpa
tegangan)
29
Stabilisasi fraktur
Untuk luka tipe I atau tipe II yang kecil dengan fraktur yang
stabil, boleh menggunakan gips yang dibelah secara luas atau
untuk femur digunakan traksi yang bebat. Tetapi pada luka
yang lebih berat (dan luka tembak) fraktur perlu difiksasi
secara lebih ketat. Metode yang paling aman adalah fiksasi
eksterna. Pemasangan pen intramedula (dengan penguncian
jika fraktur itu kominutif) dapat digunakan untuk femur atau
tibia; terbaik jangan melakukan pelebaran luka (remaining)
pendahuluan yang akan meningkatkan risiko infeksi. Plat dan
sekrup dapat digunakan untuk fraktur metafisis atau artikular,
dengan
syarat
ahli
bedah
itu
berpengalaman
dalam
Perawatan sesudahnya
Tungkai
ditinggikan
di
atas
tempat
tidur
dan
terap.
Kemoterapi
dilanjutkan;
organism
Penatalaksanaan dislokasi
Dislokasi harus direduksi secepat mungkin ; biasanya
dibutuhkan anestetik umum dan kadang-kadang juga dibutuhkan
pelemas otot. Sendi kemudian diistirahatkan atau diimobilisasi
30
perlahan-lahan,
menggunakan
perabot
untuk
seringkali
tidak
aman
sehingga
upaya
perbaikan
31
h.
32
33
MANAJEMEN KEUANGAN
34
1. Analisis aktuarial :
a. Pelajari pelayanan yang ditanggung.
b. Angka pemanfaatan untuk tiap jenis
ditanggung.
c. Hitung biaya tunai.
d. Hitung biaya kapitasi.
e. Bandingkan dengan biaya yg ditawarkan
pelayanan
yang
35
DAFTAR PUSTAKA
Apley, A. Graham dan Luis Solomon . 1995. Ortopedi dan fraktur system apley.
Jakarta : Widya Medika
Ganong, W.F.2008.Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN.Jakarta:EGC
Hartono, L. 1995. Sistem Radiologi Dasar Organisasi Kesehatan Sedunia
Petunjuk Membaca Foto Untuk Dokter Umum. Jakarta: EGC.
Herkulanto. 2007.Aspek Medikolegal pelayanan gawat darurat .FKUI;Jakarta
Jakarta. EGC.Price Sylvia, A. 1994. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jilid 2 Edisi 4 : Jakarta. EGC.
36
Porth, carol. 2008. Pathophysiology Concepts of Altered Health States, 8th ed.
US: Lippincott William & Wilkins.
Seri Asuhan Kebidanan: Kehamilan Oleh Lily Yulaikhah, SSiT
Smeltzer Suzanne, C . 1997. Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart. Edisi
8 : Jakarta. EGC
37