Professional Documents
Culture Documents
ASUHAN KEPERAWATAN
LINTAS BUDAYA PADA KLIEN MENJELANG AJAL DAN
SETELAH KEMATIAN
OLEH
KELOMPOK IV
MARGIATI
MARNIATI
MARTINA
MARWAN
MOH.RAMLI
NASRUL
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah yang maha kuasa, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan segala keterbatasan.
Berdasarkan tugas matakuliah Transkultural , maka dalam rangkah
pemenuhan kebutuhan, kami telah berusaha untuk menyajikan dalam bentuk yang
sederhana untuk digunakan dalam lingkungan sendiri guna memenuhi kewajiban
kami sebagai mahasiswa untuk menyelesaikan tugas Transkultural pada tepat pada
waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, namun mudah-mudahan sumbangan pemikiran ini dapat bermanfaat
bagi pembaca mengenai Asuhan Keperawatan Lintas Budaya dengan klien
menjelang ajal dan setelah kematian
Akhirnya dengan tulus hati Kami mengucapkan terima Kasih Yang
sebesar- besarnya kepada Semua Pihak Yang telah membantu Proses penyelesain
Makalah ini. Kami akan sangat menghargai dan berterima kasih apa bila berkenan
memberikan kritik atau tanggapan yang berguna bagi penyempurnaan yang lebih
lanjut.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................
Kata Pengatar .......................................................................................................
Daftar Isi ...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN ...............................................................................
A. Latar Belakang ................................................................................
B. Tujuan Penulisan ..............................................................................
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menjadi seorang perawat bukanlah tugas yang mudah. Perawat terus
ditantang oleh perubahan-perubahan yang ada, baik dari lingkungan maupun
klien. Dari segi lingkungan, perawat selalu dipertemukan dengan
globalisasi. Sebuah globalisasi sangat memengaruhi perubahan dunia,
khususnya di bidang kesehatan. Terjadinya perpindahan penduduk menuntut
perawat agar dapat menyesuaikan diri dengan perbedaan budaya. Semakin
banyak terjadi perpindahan penduduk, semakin beragam pula budaya di
suatu negara. Tuntutan itulah yang memaksa perawat agar dapat melakukan
asuhan keperawatan yang bersifat fleksibel di lingkungan yang tepat.
Peran perawat sangat komprehensif dalam menangani klien karena
peran perawat adalah memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis, psikologis,
dan spiritual klien. Namun peran spiritual ini sering kali diabaikan oleh
perawat. Padahal aspek spiritual ini sangat penting terutama untuk pasien
terminal yang didiagnose harapan sembuhnya sangat tipis dan mendekati
sakaratul maut.
Menurut Dadang Hawari (1977) orang yang mengalami penyakit
terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit
kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembinaan
kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapatkan perhatian khusus.
Klien dalam kondisi terminal membutuhkan dukungan dari utama dari
keluarga, seakan proses penyembuhan bukan lagi merupakan hal yang
penting dilakukan. Sebenarnya, perawatan menjelang kematian bukanlah
asuhan keperawatan yang sesungguhnya. Isi perawatan tersebut hanyalah
motivasi dan hal-hal lain yang bersifat mempersiapkan kematian klien.
Dengan itu, banyak sekali tugas perawat dalam memberi intervensi terhadap
lansia, menjelang kematian, dan saat kematian.
Agama dalam ilmu pengetahuan merupakan suatu spiritual nourishment
(gizi ruhani). Seseorang yang dikatakan sehat secara paripurna tidak hanya
cukup gizi makanan tetapi juga gizi rohaninya harus terpenuhi. Menurut
hasil Riset Psycho Spiritual For AIDS Patient, Cancepatients, and for
Terminal Illness Patient, menyatakan bahwa orang yang mengalami
penyakit terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami
penyakit kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis kerohanian sehingga
pembinaan kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapat perhatian
khusus (Hawari, 1977)
B.
Tujuan
1.
Tujuan umum
Dapat memahami tentang perspektif transkultural dalam keperawatan
berkenaan dengan globalisasi dan pelayanan kesehatan dalam
memberikan asuhan keperawatan bagi pasien menjelang dan saat
kematian.
2.
Tujuan khusus
a) Mahasiswa mampu memaparkan perspektif transkultural dalam
keperawatan berkenaan dengan globalisasi dan pelayanan
kesehatan.
b) Mahasiswa mampu memaparkan segala bentuk asuhan
keperawatan transkultural
c) Mahasiswa mampu memaparkan asuhan keperawatan bagi pasien
menjelang dan saat kematian
d) Mahasiswa mampu memaparkan penyelesaian kasus mengenai
peran perawat bila dihadapkan pada situasi tersebut dan hal yang
sebaiknya dilakukan perawat untuk membantu pasien
e) Mahasiswa mampu Mengetahui konsep bimbingan klien sakaratul
maut sesuai dengan standart keperawatan
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
2.
j) Culture care
Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan
pola ekspresi digunakan untuk membimbing, mendukung atau
member kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk
mempertahankan kesehatan, sehat dan berkembang bertahan hidup
dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai
k) Cultural imposition
Kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan,
praktek dan nilai karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh
perawat lebih tinggi dari kelompok lain.
Paradigma transcultural nursing (Leininger 1985) , adalah
cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam asuhan
keperawatan yang sesuai latar belakang budaya, terhadap 4 konsep
sentral keperawatan yaitu :
a)
anusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang
memiliki nilai-nilaidan norma-norma yang diyakini dan
berguna untuk menetapkan pilihan danmelakukan pilihan.
Menurut Leininger (1984) manusia memilikikecenderungan
untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat
dimanapundia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
b)
Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien
dalam mengisikehidupannya, terletak pada rentang sehat
sakit. Kesehatan merupakan suatukeyakinan, nilai, pola
kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan
untukmenjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat
yang dapat diobservasidalam aktivitas sehari-hari. Klien dan
perawat mempunyai tujuan yang samayaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit
yangadaptif (Andrew and Boyle, 1995).
c)
Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena
yang mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan
perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu
totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling
berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik,
sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan
alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah
katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim
3.
3.
4.
5.
6.
7.
4.
4)
5)
6)
7)
5.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar
belakang budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi
melalui intervensi keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995).
Terdapat tiga diagnose keperawatan yang sering
ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu :
a) gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
perbedaan kultur
b) gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi
sosiokultural
6.
7.
B.
Tawar-menawar
Tawar-menawar. Karakteristiknya adalah :
Kemarahan mulai mereda.
Respons verbal Yah benar aku,tapi
Melakukan tawar- menawar /barter,misalnya
untuk menunda kematian.
Mempunyai harapan dan keinginan.
Terkesan sudah menerima kenyataan.
Berjanji pada Tuhan untuk menjadi manusia
yang lebih baik.
Cenderung membereskan segala urusan.
Tugas perawat adalah sedapat mungkin
berupaya agar keinginan klien terpenuhi.
Depresi
Depresi. Karakteristiknya antara lain :
Mengalami
proses
berkabung
karena
dulu ditinggalkan
dan
sekarang
akan
kehilangan nyawa sendiri.
Cenderung tidak banyak bicara, sering
menangis.
c)
Dampak sakit
Penyakit yang diderita klien, dapat berdampak khusus pada
klien maupun keluarga. Secara umum, dampak sakit pada klien
dan keluarga dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Dampak sakit pada diri klien dan keluarga
KLIEN
KELUARGA
Berpartisipasi aktif dalam
perawatan untuk penyembuhan
klien.
Memperoleh dukungan dan
perhatian selama proses berduka.
2. Kematian ( death )
a) Definisi
Secara etimologi death berasal dari kata death atau deth yang
berarti keadaan mati atau kematian. Sedangkan secara definitive,
kematian adalah terhentinya fungsi jantung dan paru-paru secara
menetap, atau terhentinya kerja otak secara permanen. Ini dapat
dilihat dari tiga sudut pandang tentang definisi kematian, yakni:
Kematian
kematian otak,yakni kerusakan otak yang tidak dapat
pulih
kematian klinik, yakni kematian orang tersebut (
Rapor,2002 ).
Pandangan tentang kematian
Seiring waktu pandangan masyarakat tentang kematian
mengalami perubahan. Dahulu kematian cenderung
dianggap sebagai hal yang menakutkan dan tabu. Kini
kematian telah dipandang sebagai hal yang wajar dan
merupakan proses normal kehidupan.
Tanda-tanda kematian
Tanda-tanda kematian terbagi kedalam tiga tahap,
yakni menjelang kematian, saat kematian, dan setelah
kematian.
Mendekati kematian. Tanda-tanda fisik menjelang
kematian meliputi :
- Penurunan tonus otot
Gerakan
ekstremitas
berangsur-angsur
menghilang, khususnya pada kaki dan ujung
kaki.
Sulit berbicara
Tubuh semakin lemah
Aktivitas saluran pencernaan menurun
sehingga perut membuncit
Otot rahang dan muka mengendur
Rahang bawah cenderung menurun
Sulit menelan, reflex gerakan menurun
Mata sedikit terbuka
- Sirkulasi melemah
Suhu tubuh pasien tinggi, tetapi kaki, tangan,
dan ujung hidung pasien terasa dingin dan
lembap
Kulit ekstremitas dan ujung hidung tampak
kebiruan, kelabu atau pucat
Nadi mulai tidak teratur, lemah dan cepat
Tekanan darah menurun
Peredaran darah perifer terhenti
- Kegagalan fungsi sensorik
Sensari nyeri menurun atau hilang
Pandangan mata kabur/berkabut
Kemampuan
indera
berangsur-angsur
menurun
Sensasi panas, lapar, dingin dan tajam
menurun
- Penurunan / kegagalan fungsi pernapasan
Mengorok (death rattle) / bunyi napas
terdengar kasar
Pernapasan tidak teratur dan berlangsung
melalui mulut
Pernapasan Cheyne stokes
C.
bantuan bagi klien sehingga pada saat-saat terakhir dalam hidup bisa
bermakna dan akhirnya dapat meninggal dengan tenang dan
damai.Seseorang yang menghadapi kematian/kondisi terminal, dia akan
menjalani hidup, merespon terhadap berbagai kejadian dan orang
disekitarnya sampai kematian itu terjadi. Perhatian utama pasien
terminal sering bukan pada kematian itu sendiri tetapi lebih pada
kehilangan kontrol terhadap fungsi tubuh, pengalaman nyeri yang
menyakitkan atau tekanan psikologis yang diakibatkan ketakutan akan
perpisahan, kehilangan orang yang dicintai.
Orang yang telah lama hidup sendiri, terisolasi akibat kondisi
terminal dan menderita penyakit kronis yang lama dapat memaknai
kematian sebagai kondisi peredaan terhadap penderitaan. Sebagian
beranggapan bahwa kematian sebagai jalan menuju kehidupan kekal
yang akan mempersatukannya dengan orang-orang yang dicintai.
Sedangkan yang lain beranggapan takut akan perpisahan, dikucilkan,
ditelantarkan, kesepian, atau mengalami penderitaan sepanjang hidup.
Death and Dying Kematian dan Proses Menuju Kematian
adalah sebuah fenomena yang pasti akan terjadi atau akan dijumpai
manusia dalam kehidupannya. Kematian memang sebuah rahasia
Tuhan, akan tetapi proses menuju kematian adalah sebuah fenomena
yang dapat didiskusikan, bahkan lingkungan dapat memberikan proses
pembelajaran yang benar untuk menjalani proses menuju kematian yang
lebih baik.
Proses menuju kematian (dying) merupakan kondisi pasien yang
sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan
tertentu untuk meninggal. Kematian (death) merupakan kondisi
terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah serta hilangnya respons
terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas otak
atau terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap. Dying dan
death merupakan dua istilah yang sulit untuk dipisahkan, serta
merupakan suatu fenomena tersendiri. Dying lebih kearah suatu proses,
sedangkan death merupakan akhir dari hidup.
Kematian atau ajal
(death) adalah
akhir
dari kehidupan,
ketiadaan nyawa dalam organisme biologis. Semua makhluk hidup pada
akhirnya akan mati secara permanen, baik karena penyebab alami
sepertipenyakit atau karena penyebab tidak alami seperti kecelakaan.
Setelah kematian, tubuh makhluk hidup mengalami pembusukan. Istilah
lain yang sering digunakan adalah meninggal, wafat, tewas, atau mati.
Pengertian Kanker
Kanker merupakan buah dari perubahan sel yang mengalami
pertumbuhan tidak normal dan tidak terkontrol. Peningkatan
jumlah sel tak normal ini umumnya membentuk benjolan yang
disebut tumor atau kanker. Tidak semua tumor bersifat kanker.
Tumor yang bersifat kanker disebut tumor ganas, sedangkan yang
bukan kanker disebut tumor jinak. Tumor jinak biasanya
merupakan gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah
yang menyerupai kantong. Sel tumor jinak tidak menyebar ke
bagian lain pada tubuh penderita.
Diantara semua jenis kanker, kanker payudara adalah salah
satu jenis kanker yang paling sering terjadi. Kanker
payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal
pada payudara yang terus tumbuh dan berubah menjadiganas. Pada
akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Kanker
payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara, tetapi
mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar di mana sebagian besar
jaringan payudara terdapat. Kanker payudara bisa mulai tumbuh di
dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan
ikat pada payudara.
Pada kasus kanker payudara terdapat benjolan kanker yang
apabila tidak dibuang atau terkontrolsel kanker tersebut bisa
menyebar lewat aliran darah maupun sistem getah bening,
sering kali sel-sel tumor dan racun yang dihasilkan keluar dari
Etiologi
Etiologi dari kanker payudara belum diketahui secara pasti
karena sifatnya yang multifaktoral. Namun terdapat beberapa faktor
yang dapat memunculkan resiko kanker payudara, faktor-faktor
tersebut antara lain:
Usia
Tinggi badan
Faktor genetik (keturunan)
Hormon
Pernah menderita penyakit payudara lainnya
Menarke dini
Nulipara dan usia maternal
Menopause pada usia lanjut
Kontrasepsi oral
Masukan alkohol setiap hari
Pernah mengalami radiasi di daerah dada
Riwayat infeksi atau trauma
Obesitas pasca menopause.
Bahan kimia
d) Patofisiologi
Transformasi sel sel kanker dibentuk dari sel sel normal
dalam suatu proses yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap
inisiasi dan promosi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam
3.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan usaha yang dilakukan untuk
mencegah timbulnya kerusakan lebih lanjut akibat kanker
payudara dengan mengidentifikasi kelompok populasi berisiko
tinggi terhadap kanker payudara dan deteksi dini pada individu
yang tanpa gejala.Pencegahan sekunder pada kanker payudara
dapat
dilakukan
dengan
skrining
melalui
mammografi yang diklaim
memiliki
akurasi
90% untuk
menentukan kanker payudara.
4. Pencegahan Tersier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah
positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat
penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat
mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan
kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan
meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa
operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan
hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan
tindakan kemoterapi dengan sitostatika.
h) Penatalaksanaan
Pentalaksanaan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Terapi kuratif
dianjurkan untuk stadium I, II, dan III. Pasien dengan tumor lokal lanjut
(T3,T4) dan bahkan inflammatory carcinoma mungkin dapat disembuhkan
dengan terapi multimodalitas, tetapi kebanyakan hanya bersifat paliatif.
Terapi paliatif diberikan pada pasien dengan stadium IV dan untuk pasien
dengan metastasis jauh atau untuk karsinoma lokal yang tidak dapat
direseksi. Beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan ialah:
1. Terapi secara pembedahan
a. Mastektomi partial
Mastektomi pasrtial merupakan tindakan konservatif terhadap
jaringan payudara yang terdiri dari reseksi tumor primer hingga
batas jaringan payudara normal, radioterapi dan pemeriksaan
statusKGB (kelenjar getah bening) aksilla. Reseksi tumor
payudara primer disebut jugas ebagai reseksi segmental,
lumpectomy, mastektomi
partial
dan tylectomy. Tindakan
konservatif ini merupakan terapi standar untuk kanker
payudara invasif stadium I atau II.
b.
3.
BAB III
PEMBAHASAN
I.
KASUS :
Ny.R adalah seorang wanita lemah yang berusia 88 tahun. Suaminya,
meninggal 14 tahun yang lalu akibat cedera serebrovaskuler. Ny. P tinggal
dirumahnya bersama anaknya hingga satu tahun yang lalu. Ketika klien
pertama kali di diagnosis kanker payudara , klien sempat berobat alternatif ke
beberapa tempat, namun tidak ada perubahan hingga klien hrus menjalanai
pembedahan, radiasi, dan kemoterapi. Selama sakit klien selalu control
dirumah sakit. Saat ini kanker yang di deritanya sudah bermetastase. Klien
diinformasikan bahwa harapan hidupnya hanya tinggal kurang dari setahun,
pada suatu saat tiba-tiba kondisinya menurun dan mengalami kondisi yang
terminal, pasien mengalami penurunan keyakinan terhadap tuhannya dan
keluarganya pun mengalami kecemasan akan kondisi terminal yg dihadapi
klien.
f.
b) Faktor psikologi
Perubahan psikologi tentunya akan dihadapi oleh klien
terminal. Perawat harus peka dan mengenali kecemasan
yang terjadi pada pasien terminal, harus bisa mengenali
ekspresi wajah yang ditunjukan apakah sedih, depresi, atau
marah. Problem psikologis lain yang muncul pada pasien
terminal antara lain ketergantungan, kehilangan harga diri
dan harapan. Disini peran perawat sangat diperlukan
sebagai pendamping bagi klien.
c) Faktor Sosial
Perawat harus mengkaji bagaimana interaksi pasien selama
kondisi terminal, karena pada kondisi ini pasien cenderung
menarik
diri,
mudah
tersinggung,
tidak
ingin
berkomunikasi, dan sering bertanya tentang kondisi
penyakitnya. Ketidakyakinan dan keputusasaan sering
membawa pada perilaku isolasi. Perawat harus bisa
mengenali tanda klien mengisolasi diri, sehingga klien
dapat memberikan dukungan sosial bisa dari teman dekat,
kerabat/keluarga terdekat untuk selalu menemani klien.
d) Faktor Spiritual
Perawat harus mengkaji bagaimana keyakinan klien akan
proses kematian, bagaimana sikap pasien menghadapi saatsaat terakhirnya. Apakah semakin mendekatkan diri pada
Tuhan ataukah semakin menolak dan tidak menerima
keadaannya. Perawat juga harus mengetahui apakah pasien
memerlukan bantuan dari pemuka agama untuk
membimbing klien
B. Pengkajian Transkultural
Sun Rise Model
1. Faktor Tekhnologi
Persepsi Sehat Sakit
Ny.R adalah seorang wanita lemah yang berusia 88 tahun.
Suaminya, meninggal 14 tahun yang lalu akibat cedera
serebrovaskuler, menurut Keluarga klien Ketika klien pertama
kali di diagnosis kanker payudara , klien sempat berobat
alternative ke beberapa tempat, namun tidak ada perubahan
hingga klien hrus menjalanai pembedahan, radiasi, dan
kemoterapi. Selama sakit klien selalu control dirumah sakit.
2. Faktor Agama
Klien beragama Islam dan menikah secara Hukum Islam.
Menurut keluarga saat ini klien mengalami penurunan
keyakinan terhadap Tuhannya karena penyakitnya tersebut.
keluarganya pun mengalami kecemasan akan kondisi terminal
yg dihadapi klien, namun keluarga berusaha menerima kondisi
klien dan tetap berharap klien bisa membaik
3. Faktor Sosial
Nama panggilan pasien di keluarganya adalah Y, klien adalah
perempuan yang berusia 88 tahun. Saat ini klien hanya tinggal
dengan salah seorang anaknya. Keluarganya mengharapkan
klien bisa segera sembuh. Hubungan klien dengan keluarganya
cukup harmonis
4. Faktor Nilai-nilai Budaya dan Gaya Hidup
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, sehingga
pasien tidak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan
anggota keluarga yang lain. Kebiasaan makan pasien adalah 3x
sehari sebelum sakit . Persepsi sakit berkaitan dengan aktifitas
pasien sehari-hari adalah aktifitas pasien menjadi terbatas dan
tidak diperbolehkan dilakukan secara berlebihan.
5. Faktor Kebijakan dan Peraturan Yang Berlaku
Peraturan waktu berkunjung di Rumah Sakit adalah jam 10.00
dan jam 16.00. Jumlah anggota keluarga yang diperbolehkan
berkunjung maksimal 5 orang dan yang boleh menunggu pasien
maksimal 2 orang. Cara pembayaran pasien yang di rawat inap
di Rumah Sakit adalah membayar biaya pendaftaran dan
pemeriksaan saat masuk dan sisanya dibayarkan setelah pasien
pulang
6. Faktor Ekonomi
Sumber biaya pengobatan adalah ditanggung oleh Keluarga
klien sendiri, karena Keluarga tidak memiliki kartu jamkesmas.
7. Faktor Pendidikan
Berdasarkan data dari buku status klien berpendidikan SMA.
Konsep sehat sakit yang dipahamai Keluarga adalah bahwa sakit
yang dierita klien saat ini sudah sangat parah dan Keluarga
merasa cemas dengan kondisi klien saat ini karena pada saat ini
tiba-tiba kondisinya menurun dan mengalami kondisi yang
terminal.
C. Analisa Data
No
Data
1 DS: Pasien mengatakan khawatir
dengan penyakitnya dan cemas
menghadapi kematian.
Etiologi
Masalah
Ancaman
kematian
Ansietas ;
Kematian
Penyakit
yang
diderita
Keputusasaan
Kematian
yang akan
dihadapi
Dukacita
,maladaftif:
resiko
Kesedihan
tentang diri
sendiri
Distres
spiritual
D. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang dapat muncul pada pasien terminal kanker payudara
stadium IV adalah:
1. Ansietas; Kematian (ketakutan individu, keluarga) yang
berhubungan diperkirakan dengan situasi yang tidak dikenal, sifat
dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan takut akan kematian dan
efek negatif pada pada gaya hidup.
stersor, atau
ancaman kematian
2. Dampingi klien dalam menggali dan mengidentifikasi factor penyebab
keputusasaan yang dirasakan klien
3. Berikan penguatan positif terhadap perilaku yang menunjukkan inisiatif
, seperti kontak mata , membuka diri dll.
Intervensi yang berkaitan dengan Cultural care accommodation /
negotiation atau mengakomodasi /memodifikasi budaya yang dimiliki
klien yang kurang menguntungkan kesehatan
1. Buat rujukan kebagian konseling spiritual, kaitannya dengan
penurunana keyakinan klien terhadap nilai dab mukjizat Tuhan, jika
klien mengizinkan
2. Berikan advis yang positif kepada klien tentang sikap dan cara
pandanganya terhadap nilai dan keyakinan terhadap Tuhan.
3. Bantu klien untuk mengklarifikasi nilainya sendiri terhadap
3.
4.
5.
Tingkatkan
harapan
dengan
perawatan
penuh
perhatian,
selalu
F.
Implementasi
Implementasi yang dilakukan disesuaikan dengan intervensi
G. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan disesuaikan dengan tujuan dan kriteria hasil,
termasuk di dalamnya evaluasi proses. Evaluasi dilakukan melalui catatan
perkembangan.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kematian adalah penghentian permanen semua fungsi tubuh yang
vital, akhir dari kehidupan manusia(Buku Ajar Keperawatan Gerontik :
435).
Pengertian kematian / mati adalah apabila seseorang tidak teraba lagi
denyut nadinya tidak bernafas selama beberapa menit dan tidak menunjukan
segala refleks, serta tidak ada kegiatan otak.(Nugroho: 153).
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada
payudara yang terus tumbuh dan berubah menjadi ganas. Kanker payudara
terdiri dari beberapa stadium dan stadium yang paling berbahaya adalah
kanker payudara stadium IV.
Pada kanker payudara stadium IV sel-sel kanker sudah sangat parah
dan sel kanker telah menyerang anggota tubuh lain. Pada kondisi ini pasien
sudah tidak mungkin disembuhkan lagi atau tidak memiliki harapan untuk
hidup (terminal). dalam kondisi terminal pasien kondisi psikolgis pasien
akan sangat menurun. Pada kondisi ini tiap orang mempunyai respon yang
berbeda dalam menghadapi situasi dan kondisi penyakitnya. Perbedaaan
tersebut didasari dan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Pasien yang sedang dalam kondisi terminal membutuhkan perawatan
yang lebih bersifat memperbaiki dan membangun psikologis pasien, hal ini
dikarenakan pasien yang sedang dalam kondisi terminal cenderung memiliki
perasaan maupun prilaku yang berubah dari biasanya. Disini peran seorang
perawat sangat dibutuhkan dalam membangun psikologi pasien dan
membimbing pasien menuju sikap dan penerimaan yang lebih baik.
B.
Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan pada mahasiswa.
a. Dalam
membuat
makalah,
kelompok
diharapkan
dapat
menjelaskan asuhan keperawatan pada lansia mennjelang ajal.
b. Proses penuaan yang dialami dapat menimbulkan berbagai masalah
fisik, psikis dan sosial bagi pasien dan keluarga. Oleh karena itu
perawat sebaiknya meningkatkan pendekatan-pendekatan melalui
komunikasi terapeutik, sehingga akan tercipta lingkungan yang
nyaman dan kerja sama yang baik dalam memberikan asuhan
keperawatan gerontik.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
METODE TERAPI SEFT
APA ITU SEFT?
Spiritual Emotional Freedom Technique atau SEFT dikembangkan oleh
Ahmad Faiz Zainuddin, lulusan psikologi Unair yang sedang menempuh studi
master di Malaysia, dari terapi asalnya, EFT (Emotional Freedom Technique)
yang dikembangkan oleh Gary Craig, seorang insinyur lulusan Stanford
University.
Padahal, EFT sendiri merupakan tehnik terapi yang merupakan
penyederhanaan dari terapi TFT (Tought Field Therapy) yang ditemukan oleh
Roger Callahan, yang tidak lain adalah gurunya sendiri. Faiz menambah unsur
Spiritual pada EFT, sehingga menjadi SEFT. SEFT adalah teknik penyembuhan
yang memadukan keampuhan energi psikologi dengan kekuatan doa dan
spiritualitas. Energi psikologi adalah ilmu yang menerapkan berbagai prinsip dan
teknik berdasarkan konsep sistem energi tubuh untuk memperbaiki kondisi
pikiran, emosi dan perilaku seseorang.
Konsep energi tubuh bisa dianalogikan dengan energi elektromagnetik
pada pesawat televisi. Kita tidak dapat melihat dan merasakannya, tetapi
keberadaannya dapat diketahui dari akibat yang ditimbulkan, yaitu berupa
gambar hidup acara televisi yang kita tonton Gangguan kecil pada aliran sistem
energi tv akan menimbulkan kacaunya proses siaran televisi. Begitu juga dengan
tubuh kita, setiap sel, sistem syaraf dan organ dalam tubuh kita mengandung
energi elektromagnetik. Maka sebagaimana pada sistem energi tv, gangguan
pada sistem energi tubuh kita akan menjadi pemicu utama segala macam
gangguan emosi negatif seperti depresi, stress dan cemas. Dan sebagaimana telah
diketahui, gangguan emosi dapat termanifestasi dalam berbagai penyakit fisik.
Pemahaman sistem energi tubuh menjadi dasar ilmu pengobatan timur seperti
akupunktur, akupresur, refleksiologi dan sebagainya.
dengan
tepat.
Langkah
ini
dilakukan
untuk
menetralisir
2. The Tune-In
Untuk masalah fisik, kita melakukan tune-in dengan cara merasakan rasa sakit
yang kita alami, lalu mengarahkan pikiran kita ke tempat rasa sakit dan sambil
terus melakukan 2 hal tersebut, hati dan mulut kita mengatakan, Saya ikhlas,
saya pasrah Yaa Allah..
Untuk masalah emosi, kita melakukan tune-in dengan cara memikirkan sesuatu
atau peristiwa spesifik tertentu yang dapat membangkitkan emosi negatif yang
ingin kita hilangkan. Ketika terjadi reaksi negatif (marah, sedih, takut dsb) hati
dan mulut kita mengatakan, Saya ikhlas, saya pasrah Yaa Allah..
3. The tapping
Bersamaan dengan tune-in, kita melakukan langkah ke-3, The Tapping. Pada
proses inilah (tune-in yang dibarengi tapping) kita menetralisir emosi negatif
atau
rasa
sakit
fisik.
Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-titik tertentu
di tubuh kita sambil terus tune-in. Titik-titik ini adalah titik-titik kunci dari The
Major Energy Meridians, yang jika kita ketuk beberapa kali akan berdampak
pada ternetralisirnya gangguan emosi atau rasa sakit yang kita rasakan. Karena
aliran energi tubuh berjalan dengan normal dan seimbang kembali. Titik-titik
tersebut adalah:
1.
Cr
2.
3.
SE
4.
5.
6.
bone
dan tulang rusuk pertama
7.
8.
Ch
UA Under the Arm, yaitu dibawah ketik sejajar dengan putting susu
(pria)
Atau tepat dibagian tengah tali bra (wanita).
9.
10.
IH
Th
13.
IF
(di
(di
RF
(di
BF
kuku
Khusus untuk titik terakhir, sambil men-tapping titik tersebut kita melakukan
THE 9 GAMUT PROCEDURE. Ini adalah 9 gerakan untuk merangsang bagian
otak tertentu. Sembilan gerakan itu dilakukan sambil tapping pada salah satu titik
energi tubuh yang dinamakan Gamut Spot, yang terletak diantara ruas tulang jari
kelingking dan jari manis. 9 Gerakan itu adalah :
1.
Menutup mata
2.
Membuka mata
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Menghitung 1, 2, 3, 4, 5
9.
Ini adalah langkah yang terlihat aneh dan lucu. Dalam psikoterapi kontemporer,
ini disebut teknik EMDR (Eye Movement Desensitization Repatterning).
Setelah menyelesaikan 9 Gamut Procedure, langkah terakhir adalah mengulang
lagi tapping dari titik pertama hingga ke-17 (berakhir di Karate Chop). Dan
diakhiri dengan mengambil nafas panjang dan menghembuskannya, sambil
mengucap rasa syukur, Alhamdullilaah..
Tapping tidak harus dilakukan secara berurutan seperti dikemukakan di atas, bisa
secara acak asal dilakukan semua, dan kita boleh melakukannya pada sisi sebelah
kiri atau sebelah kanan atau kedua-duanya. Tetapi dianjurkan untuk
melakukannya secara berurutan dari bagian tubuh atas ke bagian bawah, seperti
tadi disebutkan, agar mudah dihafal
KELEBIHAN SEFT
1. SEFT terbukti efektif, it works in the real world
2. Mudah dipelajari dan mudah dipraktikkan oleh siapa saja
3. Cepat dirasakan hasilnya
4. Sekali belajar bisa digunakan untuk selamanya pada berbagai masalah.
5. Efektivitasnya relatif permanen
6. Jika dipraktikkan dengan benar, tidak ada rasa sakit atau efek samping,
jadi sangat aman dipraktikkan oleh siapapun
7. Bisa diterapkan untuk masalah fisik dan emosi apapun.
8. Konselor sekolah dapat bekerja jauh lebih efektif dan efisien dengan
mempraktikkan SEFT
Sumber : Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT), Cara Tercepat dan
Termudah Mengatasi Berbagai Masalah Fisik dan Emosi, Ahmad Faiz Zainuddin,
Arga, Jakarta, 2007.
Catatan :
A. Sebelum melakukan terapi Klien di anjurakan untuk minum segelas air.
B. Identfikasi masalah klien, yang ingin klien hilangkan/ selesaikan. Apakah itu
fobia, depresi, kecemasan, kecanduan, kurang percaya diri dll
C. Menggali sebanyak mungkin aspek emosi yang ada kaitannya dengan
masalah yang akan di hilangkan.misalnya: malu Karen sulit bergaul, susah
bekerja karna kurang konsentrasi, marah atau kecewa Karen di bohongi atau
sakau karena kecanduan