You are on page 1of 17

DENGUE HAEMORRAGIC FEVER

A. PENGERTIAN
Demam berdarah dengue atau haemorrogicfever adalah penyaki
infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue (Albovirus) dan ditularkan
oleh nyamuk aedes, yaitu aedes aegypti dan aedes albopictus.
DHF adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan
gejala utama demam, nyeri otot, dan sendi yang biasanya memburuk setelah
dua hari pertama.( Hendarwanto; 417; 2004 )
DHF

adalah

infeksi

akut

yang

disebabkan

oleh

arbovirus

( arthropodbora virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes


albopictus dan Aedes agypty ). ( Ngastiyah; 341; 1997 )
DHF adalah penyakit demam yang disebabkan oleh virus disertai
demam akut, perdarahan, tedensi syok. ( Suryanah; 191; 1996 )
B. PENYEBAB
Virus dengue tergolong dalam family / suku / grup Flaviviridae, virus
dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang terdiri dari 4 tipe
yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4 (virus dengue tipe 1-4). Infeksi oleh
satu tipe virus dengue akan memberikan imunitas yang menetap terhadap
infeksi virus yang bersangkutan pada masa yang akan datang. Namun, hanya
memberikan imunitas yang sementara dan parsial terhadap infeksi virus
lainnya.Wabah dengue juga telah disertai Aedes albopictus, Aedess
polinienssiss, Aedess scuttellariss tetapi vector tersebut kurang efektif dan
kurang berperan karena nyamuk-nyamuk tersebut banyak terdapat didaerah
perkebunan dan semak-semak, sedangkan Aedes aegypti banyak tinggal di
sekitar pemukiman penduduk.
C. TANDA DAN GEJALA
a. Kriteria Klinis Deferensial
- Suhu badan yang tiba-tiba meninggi
- Demam yang berlangsung hanya beberapa hari
- Kurva demam menyerupai pelana kuda
- Nyeri tekan terutama pada otot dan persendian
- Leukopenia

b. Kriteria WHO 1986


- Demam akut yang cukup tinggi 2 7 hari, kemudian turun secara lisis.
Demam disertai gejala tidak spesifik seperti anoreksia, malaise, nyeri
pada punggung, tulang persendian, dan kepala.
- Manifestasi perdarahan seperti uji tornikuet positif, petekie, purpura,
ekimosis, epistaksis, perdwarahan gusi, hematemesis dan melena.
- Pembesaran hati dan nyeri tekan tanpa ikterus
- Dengan atau tanpa renjatan
- Kenaikan hematokrit > 20%
Klasifikasi DHF menurut WHO
Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uji
tourniquet positif )

Derajat II
Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.
Derajat III
Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20
mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi )
Derajat IV
Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur
D. PATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, penderita akan
mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala,
mual, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, hyperemia di tenggorok, timbulnya
ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada system retikolo endothelial
seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa.
Peningkatan
berkurangnya

volume

premeabilitas
plasma,

dinding

terjadinya

kapiler

hipotensi,

mengakibatkan
hemokonsentrasi,

hipoproteinemia, efusi dan renjatan ( Shock ). Sebagai akibat dari pelepasan

zat anafilatoxin, histamine dan serotonin serta aktivitas system kalikrein yang
mangakibatkan ekstravasasi cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
Peningkatan

permeabilitas

dinding

kapiler

jyga

berakibat

pembesaran kapiler yang kamudian bisa terjadi perdarahan berupa petekie,


epistaksis, haematemesis dan melena, yang dalam hal ini beresiko terjadinya
shock hipovolemik.
Homokonsentrasi ( peningkatan kematokrit > 20 % ) menunjukkan
adanya kebocoran plasma, sehingga nilai hematokrit sangat penting untuk
patokan pemberian cairan intravena.
Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah eritrosit
menunjukkan kabocoran plasta telah teratasi, sehingga pamberian cairan
intravena harus dikurang untuk mencegah edema paru dan gagal jantung.
Sebaliknmya bila tidak mendapatkan cairan yang cukup penderita akan
mengalami kekurangan cairanyang dapat mengalami hipovolemik / renjatan
yang bisa timbul anoksia jaringan, metabolic asidosis dan kematian apabila
tidak teratasi segera.

E. PATHWAYS KEPERAWATAN
Virus Dengue
( masuk melalui gigitan nyamuk aedes agypti )
Dengue Haemorragic Fever
Reaksi immunologi Kompleks virus
Pelepasan Pirogen
- Pembesaran getah
bening
- Hepatomegali
- Splenomegali

Reaksi antigen antibody

Pelepasan asam
arakidonat pd
hipotalamus

Pireksia
Penekanan pd
Daerah gaster

Anoreksia

Peningkatan
stimulasi
nosiseptor
Nyeri

Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi

Anti histamine
dilepas

Penurunan kemam
puan pembekuan
darah

Permeabilitas
kapiler

- Perdarahan
- Petekie
- Epistaksis
- Hematemesis
- melena

Hipertermia Kehilangan
plasna darah
Dehidrasi

Defisit Volume
cairan

Resiko Shock
Hipovolemik
Hipovolemia
- Anoklosi jaringan
- Asidosis metabolik

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.

Darah
- Leukopenia dijumpai pada hari ke 2 atau ke 3
- Dujimpai juga trombositopenia dan hemokonsentrasi
- Masa pembekuan normal, masa perdarahan memanjang
- Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia,
SGPT/SGOT, ureum dan pH darah mungkin meningkat.

b.

Air Seni
Mungkin ditemukan albuminurea ringan

c.

Sumsum Tulang
Pada awal sakit biasanya hiposeluler, kemudian pada hari ke 5 hiperseluler
dengan gangguan maturasi. Pada hari ke 10 kembali normal.

d.

Uji Serologi
Dengan serum ganda ( Ig M ) dan serum tunggal ( Ig G )

e. Rontgen Thorac = Effusi Pleura

G. PENATALAKSANAAN

Medik
A. DHF tanpa Renjatan
-

Beri minum banyak ( 1 - 2 Liter / hari )

Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan


kompres

Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak


<1th dosis 50 mg Im dan untuk anak >1th 75 mg Im. Jika 15 menit
kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB
( anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg BB.

Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat

B. DHF dengan Renjatan


-

Pasang infus RL

Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20
30 ml/ kg BB )

Tranfusi jika Hb dan Ht turun

Keperawatan
1. Pengawasan tanda tanda Vital secara kontinue tiap jam
-

Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam

Observasi intik output

Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital


tiap 3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1
liter 2 liter per hari, beri kompres

Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb,


Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat,
tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.

Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2
pengawasan tanda tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi
productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.

2. Resiko Perdarahan
-

Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena

Catat banyak, warna dari perdarahan

Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal

3. Peningkatan suhu tubuh


-

Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik

Beri minum banyak

Berikan kompres

H. PENCEGAHAN
Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan
cara:
-

Rumah selalu terang

Tidak menggantung pakaian

Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya


minimal 4 hari sekali

Kubur barang barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat


terkumpulnya air hujan

Tutup tempat penampungan air

Perencanaan pemulangan dan PEN KES


-

Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktifitas sesuai dengan


tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak

Jelaskan terapi yang diberikan, dosis efek samping

Menjelaskan gejala gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus


dilakukan untuk mengatasi gejala

Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan

F. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Klien DHF


I. PENGKAJIAN
1. Biodata / Identitas
DHF dapat menyerang dewasa atau anak-anak terutama anak berumur <
15 tahun. Endemik didaerah Asia tropik.
2. Keluhan Utama : Panas / demam.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Demam mendadak selama 2-7 hari dan kemudian demam turun dengan
tanda-tanda lemah, ujung-ujung jari, telinga dan hidung teraba dingin dan
lembab.
Demam disertai lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri pada
anggota badan, punggung, sendi, kepala dan perut, nyeri ulu hati,
konstipasi atau diare.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Ada kemungkinan anak yang telah terjangkau penyakit DHF bisa berulang
DHF lagi, Tetapi penyakit ini tidak ada hubungannya dengan penyakit
yang pernah diderita dahulu.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit DHF bisa dibawa oleh nyamuk jadi jika dalam satu keluarga ada
yang menderita penyakit ini kemungkinan tertular itu besar.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat nyamuk ini adalah
lingkungan yang kurang pencahayaan dan sinar matahari, banyak
genangan air, vas and ban bekas.
7. Riwayat Tumbuh Kembang Anak : Sesuai dengan tumbuh kembang klien.
8. ADL
o Nutrisi
: Dapat menjadi mual, muntah, anoreksia.

Aktifitas

: Lebih banyak berdiam di rumah selama musim

hujan dapat terjadi nyeri otot dan sendi, pegal-pegal pada seluruh
o

tubuh, menurunnya aktifitas bermain.


Istirahat tidur
: Dapat terganggu karena panas, sakit kepala dan

o
o

nyeri.
Eliminasi alvi
: Dapat terjadi diare/ konstipasi, melena.
Personal hygiene : Pegal-pegal pada seluruh tubuh saat panas
dapat meningkatkan ketergantungan kebutuhan perawatan diri.

9. Pemeriksaan
Keadaan umum
Suhu tubuh tinggi (39,4 41,1 0C), menggigit hipotensi,nadi cepat dan
lemah.
Kulit
Tampak bintik merah (petekil), hematom, ekimosit.
Kepala
Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor (kadang).
Dada
Nyeri tekan epigastrik, nafas cepat dan sering berat.
Abdomen
Pada palpasi teraba pembesaran hati dan limfe pada keadaan dehidrasi
turgor kulit menurun.
Anus dan genetalia
Dapat terganggu karena diare/ konstipasi.
Ekstrimitas atas dan bawah
Ekstrimitas dingin, sianosis.
10. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan di jumpai:
o Hb dan PCV meningkat (20%).
o Trombositopenia (100.000/ml).
o Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis).
o Ig.D.dengue positif.
o Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukan:

hipoprotinemia,

hipokloremia, dan hiponatremia.


o Urium dan PH darah mungkin meningkat.
o Asidosis metabolik: pCO <35-40 mmHg HCO rendah.
o SGOT/SGPT memungkinkan meningkat.
II.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
aktif.
3. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis penyakit.

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan anoreksia , mual dan muntah.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen.
6. Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan sekunder
terhadap pembesaran kapiler, kehilangan plasma darah sekunder terhadap
reaksi immunologi
7. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
8. Defisiensi pengetahuan berhubungan degan kurang familier dengan
sumber informasi.
III.

INTERVENSI DAN RASIONAL


a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus.
Tujuan & Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
{ NOC }
{ NIC }
Setelah dilakukan tindakanFever Treatment :
1. Observasi tanda-tanda
keperawatan selama ... x 24
- Tanda-tanda
vital
vital tiap 3 jam.
jam, pasien akan :
merupakan acuan untuk
- Menunjukkan suhu tubuh
mengetahui
keadaan
dalam rentang normal. 2. Beri kompres hangat
umum pasien.
- TTV normal.
pada bagian lipatan
- Kompres hangat dapat
tubuh ( Paha dan
mengembalikan
suhu
aksila ).
normal
memperlancar
3. Monitor intake dan
sirkulasi.
output
- Untuk
mengetahui
adanya
4. Berikan

obat

anti

piretik.
Temperature

ketidakseimbangan
cairan tubuh.
- Dapat
menurunkan
demam

Regulation
5. Beri banyak minum
( 1-1,5 liter/hari)
sedikit tapi sering

- Peningkatan suhu tubuh


akan

menyebabkan

penguapan

tubuh

meningkat

sehingga

perlu diimbangi dengan


asupan
6. Ganti pakaian klien
dengan

bahan

tipis

cairan

yang

yang

tipis

banyak.
- Pakaian

menyerap keringat dan

menyerap keringat.

membantu

mengurangi

penguapan tubuh akibat


dari peningkatan suhu
dan

dapat

terjadi

konduksi.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
aktif.
Tujuan & Kriteria Hasil
Intervensi
{ NOC }
{ NIC }
Setelah dilakukan tindakanFluid Managemen
1. Kaji keadaan umum keperawatan selama ... x 24
klien dan tanda-tanda
jam, pasien akan :
- Menunjukkan
vital.
keseimbangan elektrolit
2. Kaji input dan output
dan asam basa
cairan.
- Menunjukkan
-

keseimbangan cairan
Turgor kulit baik
Tanda-tanda vital dalam
batas normal

Rasional
Mengetahui
cepat

dengan

penyimpangan

dari keadaan normalnya.


Mengetahui
balance
cairan

dan

elektrolit

dalam

tubuh/homeostatis.
- Agar
dapat
segera
3. Observasi

adanya

tanda-tanda syok

dilakukan tindakan jika


terjadi syok.
- Asupan cairan sangat

4. Anjurkan klien untuk


banyak minum.

diperlukan

untuk

menambah

volume

cairan tubuh
- Pemberian cairan I.V
5. Kolaborasi

dengan

dokter

dalam

pemberian cairan I.V.

sangat

penting

bagi

klien yang mengalami


deficit volume cairan
untuk

memenuhi

kebutuhan cairan klien.


c. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis penyakit.

Tujuan & Kriteria Hasil


Intervensi
{ NOC }
{ NIC }
Setelah dilakukan tindakanPain management

Rasional

keperawatan selama ... x 24 1. Lakukan pengkajian


nyeri
secara
jam, pasien akan :
- Dapat mengontrol nyeri
kompherensif.
- Mengetahui tingkat nyeri
- Ekspresi wajah rileks.

Mengetahui nyeri yang


dialami pasien sehingga
perawat

dapat

menentukan

cara

mengatasinya.
mengetahui
2. Kaji
faktor-faktor Dengan
yang mempengaruhi faktor-faktor
tersebut
reaksi pasien terhadap maka perawat dapat
nyeri.
melakukan
intervensi
yang
3. Berikan posisi yang
nyaman dan ciptakan
suasana ruangan yang
tenang.
4. Berikan
suasana
gembira bagi pasien

sesuai

dengan

masalah klien.
Posisi yang nyaman dan
situasi yang tenang dapat
membuat perasaan yang
nyaman pada pasien.
Dengan
suasana
gembira pasien dapat
sedikit mengalihkan
perhatiannya

terhadap

nyeri.
Analgetic
administration

- Obat

analgesik

dapat

menekankan rasa nyeri.

5. Berikan
analgesik
sesuai
tipe
dan
beratnya nyeri .

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


anoreksia , mual dan muntah.
Tujuan & Kriteria Hasil
Intervensi
{ NOC }
{ NIC }
Setelah dilakukan tindakan Nutrition managemen
1. Kaji keadaan umumkeperawatan selama ... x 24
klien
jam, pasien akan :
2. Beri makanan sesuai- Menunjukkan kebutuhan
kebutuhan
tubuh

Rasional
Memudahkan

untuk

intervensi selanjutnya
Merangsang
nafsu
makan klien sehingga

nutrisi terpenuhi.
Memperlihatkan

klien.
klien mau makan.
adanya3. Anjurkan orang tua- Makanan dalam porsi

selera makan

klien untuk memberi

kecil

tapi

sering

makanan sedikit tapi

memudahkan

organ

sering.

pencernaan

dalam

metabolisme.
4. Anjurkan orang tua
- Makanan
dengan
klien
memberi
komposisi
TKTP
makanan TKTP dalam
berfungsi
membantu
bentuk lunak
mempercepat
proses
penyembuhan.
Nutrition Monitoring
5. Timbang berat badan- Berat badan merupakan
klien tiap hari.
6. Monitor

mual

muntah pasien

salah

satu

indicator

pemenuhan

nutrisi

dan berhasil.
- Untuk

mengetahui

status nutrisi pasien.


e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen.
Tujuan & Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
{ NOC }
{ NIC }
Setelah dilakukan tindakan Activity Therapy
1. Kaji
hal-hal
yang- Mengetahui
tingkat
keperawatan selama ... x 24
mampu
dilakukan ketergantungan
klien
jam, pasien akan :
- Dapat
berpartisipasi klien.
dalam
memenuhi
dalam aktivitas fisik
kebutuhannya.
2. Bantu klien memenuhi
- Dapat
melakukan
- Bantuan
sangat
kebutuhan aktivitasnya
aktivitas sehari-hari
diperlukan klien pada
- TTV normal
sesuai dengan tingkat
saat kondisinya lemah
keterbatasan klien
dalam
pemenuhan
kebutuhan

sehari-hari

tanpa

mengalami

ketergantungan

pada

3. Beri penjelasan tentang orang lain.


- Dengan
penjelasan,
hal-hal yang dapat
pasien
termotivasi
membantu
dan
untuk kooperatif selama
meningkatkan kekuatan

fisik klien.

perawatan

terutama

terhadap tindakan yang


dapat

meningkatkan

kekuatan fisiknya.
- Keluarga
merupakan
4. Libatkan
keluarga
orang terdekat dengan
dalam pemenuhan ADL
klien
klien
- Untuk
mencegah
5. Jelaskan pada keluarga
terjadinya keadaan yang
dan
klien
tentang
lebih parah
pentingnya
bedrest
ditempat tidur.
f. Resiko syok berhubungan dengan hipovilemik
Tujuan & Kriteria Hasil
Intervensi
{ NOC }
{ NIC }
Setelah dilakukan tindakanSyok prevention
1. Monitor keadaan umumkeperawatan selama ... x 24
klien.
jam, pasien akan :
- TTV dalam batas normal
- Natrium serum, kalium
serum, kalsium serum,

Memantau kondisi klien


selama masa perawatan
terutama

saat

perdarahan

terjadi
sehingga

tanda pra syok, syok

magnesium serum dalam


-

Rasional

batas normal.
Hematokrit dalam batas
2. Observasi
normal
vital

tanda-tanda

dapat ditangani.
Tanda vital dalam batas
normal

keadaan umum klien


-

baik
Mengetahui
cairan

3. Monitor

menandakan

input

output pasien

dan
-

dan

elektrolit

dalam
Keterlibatan

keluarga

untuk
4. Anjurkan pada pasien/

balance

segera

melaporkan jika terjadi

keluarga untuk segera

perdarahan

melapor jika ada tanda-

pasien

tanda perdarahan.

membantu

terhadap
sangat
tim

perawatan untuk segera


melakukan
yang tepat

tindakan

untuk acuan melakukan

Syok managemen
5. Cek
hemoglobin,

tindak lanjut terhadap

hematokrit, trombosit -

perdarahan.
Untuk
mengetahui
adanya

asodosis

metabolik.
6. Monitor gas darah dan
oksigenasi
g. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Tujuan & Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
{ NOC }
{ NIC }
Setelah dilakukan tindakan Anxiety Reduction
1. Kaji
tingkat- Mengetahui kecemasan
keperawatan selama ... x 24
kecemasan
orang tua klien dan
jam, pasien akan :
- Mampu mengidentifikasi
memudahkan
dan
-

mengungkapkan

gejala cemas
TTV normal
Menunjukkan

menentukan intervensi
selanjutnya.
- Untuk
menambah

teknik

pengetahuan

untuk mengontrol cemas


2. Jelaskan

prosedur

dan

informasi kepada klien


yang dapat mengurangi

pengobatan

kecemasan orang tua.


- Untuk
memperoleh

perawatan.

informasi yang lebih


banyak

dan

meningkatkan
3. Beri kesempatan pada
orang

tua

pengetahuan

untuk

mengurangi stress.
tentang- Memberikan penjelasan

bertanya
kondisi pasien.

tentang proses penyakit,


menjelaskan

4. Beri penjelasan tiap


prosedur/

dan

tindakan

tentang

kemungkinan
pemberian

perawatan

yang akan dilakukan

intensif jika memang

terhadap pasien dan

diperlukan oleh pasien

manfaatnya

untuk

pasien

bagi

mendapatkan

perawatan yang lebih

optimal
- Memberi

ketenangan

kepada klien dengan


berserah

diri

kepada

Tuhan Yang Maha Esa.


5. Beri

dorongan

spiritual.
h. Defisiensi pengetahuan berhubungan degan kurang familier dengan sumber
informasi.
Tujuan & Kriteria Hasil
Intervensi
{ NOC }
{ NIC }
Setelah dilakukan tindakanTeaching
:
Disease
keperawatan selama ... x 24Proses
1. Kaji
jam, pasien akan :
- Pasien
dan
keluarga pengetahuan
menyatakan

pemahaman

tingkat

Rasional

- Sebagai

data

pemberian

klien/keluarga tentang

fdasar
informasi

selanjutnya.

tentang penyakit , kondisi ,


prognosisdan

penyakit DHF
2. Kaji latar belakang- Untuk
memberikan
program
pendidikan
klien/ penjelasan sesuai dengan

pengobatan
- Mampu
melaksanakan
yang

dijelaskan

keluarga.

tingkat pendidikan klien/

secara

keluarga sehingga dapat

benar

dipahami.
- agar informasi
3. Jelaskan

tentang

proses penyakit, diet,


perawatan dan obatobatan

pada

dengan

bahasa

diterima dengan mudah


dan tepat sehingga tidak
terjadi kesalahpahaman.

klien
dan

kata-kata yang mudah


dimengerti.
4. Jelaskan

dapat

- Dengan

mengetahui

prosedur/tindakan
semua akan

dilakukan

yang
dan

prosedur yang akan manfaatnya, klien akan


dilakukan
manfaatnya
klien.

dan kooperatif

dan

pada kecemasannya menurun.


- Mengurangi kecemasan
dan

memotivasi

untuk kooperatif.

klien

5. Berikan

kesempatan

pada klien/ keluarga


untuk

menanyakan

hal-hal

yang

ingin

diketahui sehubungan
dengan penyakit yang
diderita klien.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi. Jakarta :


EGC
Syaifullah, N. 1998. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta : FKUI
Sumarmo, S Purwo Sudomo, Harry Gama, Sri rejeki. 2002. Buku ajar IKA infeksi
dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Jakarta : FKUI
Christantie, Effendy. SKp,. 1995. Perawatan Pasien DHF. Jakarta : EGC
Judith M. Wilkinson. & Nancy R. Ahern. 2012. Diagnosa Keperawatan Nanda
NIC NOC. Jakarta : EGC

Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
NANDA NIC-NOC. Jakarta : Medi Action Publishing.
Herdman, T. Heather. 2009. Diagnosa Keperawatan Nanda Internasional.
Jakarta : EGC.
Pasaribu, Syahril. 1992. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue. Medan :
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara
Hendrayanto. 2004. Ilmu Penyakait Dalam : jilid 1. Jakarta : FKUI
Doenges, EM. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman

untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.


Prince, Sylvia Anderson. 2000. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Ed. 4. Jakarta : EGC

You might also like