Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Rr. Vebi Adeliana Dara
2006730090
Pembimbing :
Dr. Edy Purwanta, Sp. OG.
KATA
PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
15
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama
persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan
pasca persalinan, hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir. Sementara itu, fokus utamanya
adalah mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan suatu pergesaran paradigma dan
sikap menunggu dan menangani komplikasi menjadi mencegah komplikasi yang mungkin
terjadi.1
Pencegahan komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir akan mengurangi
kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir. Hal ini dikarenakan sebagian besar
persalinan di Indonesia masih terjadi di tingkat pelayanan kesehatan primer dengan
penguasaan keterampilan dan pengetahuan petugas kesehatan di fasilitas pelayanan tersebut
masih belum memadai.1
Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan
mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang
terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.1
BAB II
PEMBAHASAN
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin+uri), yang dapat
hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.2
Pembagian Partus Berdasarkan Cara Persalinan :2
Partus biasa (Normal) disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada LBK
dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang
umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
Partus Luar Biasa (Abnormal) adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat
atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea.
Kala I Persalinan2
Tanda dan gejala inpartu
10 menit)
Cairan lendir bercampur darah (show) melalui vagina
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi
dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih)
Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi
dengan kecepatan rata-rata 1 cm perjam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1cm
hingga 2 cm (multipara)
Pada fase ini berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase, yaitu :
o Periode akselerasi, berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4 cm
o Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat
menjadi 9 cm
o Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm
atau lengkap
Menentukan Presentasi
Periksa Dalam
Kala II Persalinan
Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam yang hasilnya :
Penurunan Kepala Bayi setiap 30 menit melalui pemeriksaan (pemeriksaan luar) dan
pemeriksaan dalam setiap 60 menit atau jika ada indikasi, hal ini dilakukan lebih cepat
Warna cairan ketuban jika selaputnya sudah pecah (jernih atau bercampur mekonium
atau darah)
4
Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat di samping atau terkemuka
Massase fundus
Kala IV Persalinan
Pemantauan Pada Kala IV
Massase uterus
Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan anda secara melintang dengan
pusat sebagai patokan.
Dengan cara melihat volume darah yang terkumpul dan memperkirakan berapa
banyak botol 500ml dapat menampung semua darah itu. Bisa juga dengan cara tidak
langsung dengan cara melalui penampakan gejala dan tekanan darah
Terdapat lima aspek dasar yang penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan
yang bersih dan aman. Aspek-aspek tersebut melekat pada setiap persalinan, baik normal
maupun patologis. Aspek tersebut adalah sebagai berikut :3
seksio sesarea.
Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari asuhan lengkap yang diberikan pada ibu
dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong persalinan
dan kelahiran, saat memberikan asuhan dasar selama kunjungan antenatal atau pasca
penolong persalinan untuk terus menerus memperhatikan asuhan yang diberikan selama
proses persalinan dan kelahiran bayi. Mengkaji ulang catatan memungkinkan untuk
menganalisis data yang telah dikumpulkan dan dapat lebih efektif dalam merumuskan
suatu diagnosis serta membuat rencana asuhan atau perawatan bagi ibu atu bayinya.
Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas kesehatan rujukan atau yang
memiliki sarana lebih lengkap diharapkan mempu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi
baru lahir. Meskipun sebagian besar ibu menjalani persalinan normal, sekitar 10-15% di
antaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran sehingga
perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan. Setiap tenaga penolong harus mengetahui
lokasi fasilitas rujukan terdekat yang mampu untuk melayani kegawatdaruratan obstetric
dan bayi baru lahir, seperti :
- Pembedahan
- Transfusi darah
- Persalinan menggunakan ekstraksi vakum atau forceps
- Antibiotik
- Resusitasi bayi baru lahir dan asuhan lanjutan bagi baru lahir.
I.
II.
6. Mengisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntuk (dengan memakai sarung tangan
disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali di partus set/wadah
disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik.
III.
IV. Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses Pimpinan Meneran
11. Memberitahu Ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu Ibu
8
multipara, merujuk segera jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran.
Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang aman.
Jika Ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, menganjurkan ibu untuk mulai
menera pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di antara
kontraksi.
Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi setelah 60 menit
meneran, merujuk ibu dengan segera.
bayi.
Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat , mengklemnya di dua tempat dan
memotongnya.
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahir Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkna kedua tangan di masingmasing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu memeran saat kontraksi berikutnya. Dengan
lembut menariknya ke arah bawah dan kearah keluar hingga bahu arterior muncul di
bawha arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan kearah luar
untuk melahirkan bahu posterior.
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di
bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke
tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum,
gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.
Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan
anterior bayi saat keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari
punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya
saat punggung dari kaki lahir.
10
Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
VII.
dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri, jika plasenta tidak
lahir setelah 30-40 detik, menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga
kontraksi berikut mulai.
Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk
melakukan rangsangan puting susu.
Mengeluarkan Plasenta
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke arah
bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan
tekanan berlawanan arah pada uterus.
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit:
Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.
Menilai kandung kemih dan mengkataterisasi kandung kemih dengan
menggunakan teknik aseptik jika perlu.
Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.
Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam 39 menit sejak kelahiran bayi.
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hatihati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan
melahirkan selaput ketuban tersebut.
Jika selaput ketuban tidak robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi
atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan
jari-jari tangan atau klem atau forspes disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk
melepaskan bagian selaput yang tertinggal.
Pemijatan Uterus
12
39. Segera setelah kedua plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus,
meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar
dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
VIII.
Menilai Pendarahan
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput
ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan
plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15 detik mengambil
tindakan yang sesuai.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi
yang mengalami pendarahan aktif.
IX.
persalinan.
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
Dokumentasi
60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)
BAB
14III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
15
1. Prawirohardjo, Pror. Dr. dr. Sarwono, Sp.OG. Ilmu Kebidanan Ed. 4, Cet. 1. PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008. hal.334-347.
2. Sinopsis Obstetri, Jilid I Edisi 2. Jakarta : ECG, 1998.
3. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan
Reproduksi. Jakarta. Oktober 2002.