Professional Documents
Culture Documents
I.
GAMBARAN UMUM
A. DEFINISI
Demem Berdarah Dengue ( DBD ) adalah manifestasi klinik infeksi virus dengue
yang disertai kecenderungan berdarah dengan segala akibatnya dan kadang
kadang rejatan.
B. ETIOLOGI
Penyebab penyakit adalah virus dengue, yang terdapat 4 tipe yaitu D1, D2, D3, D4
Virus masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk spesies aides
C. PATOFISIOLOGI
Setelah virus masuk tubuh, terjadi viremia yang ditandai dengan demam, sakit
kepala, maul, nyeri, hyperemia tenggorakan dan bintik bintik merah pada kulit.
Selain itu dapat terjadi pula pembesaran kelenjar getah bening. Hati dan
Limpah.Pelepasan zat anafilatoxin, histamiin dan scrotonin serta aktifitas dari
system kalikrein menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding kapiler sehingga
cairan intraveskuler volume plasma, penurunan tekanan darah, hemokonsentrasim
hipoproteinnemia efusi dan rejatan. Pada pasien dengan rejatan berat. volume
plasma dapat berkurang sampai 30% atau lebih. Bila tidak segera ditangani dapat
terjadi anoksia, asidosis metabolic dan kematian, kelainan paling sering ditemukan
adalah perdarahan dibawah kulit ( petekia ) perdarahan saluran pencernaan. paru
paru dan jaringan periadrenal.
D. TANDA DAN GEJALA
1. Gejala (Subyektif)
Panas
Sakit kepala
Badan lemas
Anoreksia
Nyeri ulu hati
Sakit menelan
Pegal seluruh tubuh
Haus
2. Tanda (Obyektif)
Suhu tinggi selama 2-7 hari
Nadi cepat
Ruam atau bintik merah dikulit lengan dan kaki
Hiperemia tenggorokan
Epistaxis
Pembesaran hati dan nyeri tekan
Pembesaran limpa
Nyeri tekan apigastrik
Pelayanan Keperawatan| 1
II.
PENATALAKSANAAN MEDIK
Tirah baring
Makanan lunak dan banyak minuman
Pemberian cairan infus
Pemberian obat-obatan
Antipiretika
Anti kanvulasi
G. POTENSIAL KOMPLIKASI
Perdarahan luas
Syok ( renjatan)
Plueral effusion
Penurunan kesadaran
RENCANA KEPERAWATAN
Pelayanan Keperawatan| 2
3. Manajemen cairan
4. Monitoring cairan
5. Cegah terjadinya shock
6. Manajemen shock
7. Pelihara IVFD
8. Monitoring vital sign
9. Manajemen nutrisi
10. Manajemen medikasi
11. Catheterisasi urin
Pelayanan Keperawatan| 4
DIARE AKUT
I. GAMBARAN UMUM
A. DEFINISI
Diare akut adalah buangan air besar lebih dari 3 kali perhari yang meningkat
dengan konsistensi faeses encer. bersifat mendadak dan berlangsung dalam waktu
kurang dari 2 minggu.
B. ETIOLOGI
1. Infeksi interal
Infeksi parenteral
2. Faktor malasorbsi
3. Faktor makanan
4. Faktor psikologis
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme timbulnya diare ialah :
1.Gangguan osmotik :
akibat terdapat makanan /
zat yang tidak dapat diserap
2.Gangguan sekresi :
akibat rangsangan tertentu
(missal toksin) meningkatkan sekresi air dan elektrolit
ke usus.
3.Gangguan metalitis usus :
hiperperistatik
menyebabkan usus tidak dapat menyerap makanan.
Hal tersebut dapat meyebabkan :
Dehidrasi dan asidosis metabolik
Gangguan gizi
Hipoglikemi
Gangguan sirkulasi darah.
D.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin
Faeses
F.
PENETALAKSANAAN MEDIK
Pemberian cairan
Dietelik
Obat obatan
G. POTENSIAL KOMPLIKASI
1. Dehidrasi
2. Syok hipovolemik
3. Hipokalemia
4. Hoipoglikemia
5. Kejang
6. Malnutrisi energy pasien
7. Gagal ginjal
III.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pelayanan Keperawatan| 6
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Intervensi
Manajemen diare
Manajemen elektrolit
Manajemen cairan
Monitoring cairan
Manajemen medikasi
Manajemen nutrisi
Perawatan perineal
Penurunan kecemasan
Manajemen lingkungan
Therapi intravenous
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Intervensi
Kurangi kecemasan
Manajemen lingkungan
Manajemen medikasi
Administrasi medikasi
Manajemen energi
Manajemen nutrisi
Monitoring vital sign
Pelayanan Keperawatan| 7
NO. SAK
A008
KELOMPOK SAK
ANAK
DIAGNOSA MEDIS
DIARE AKUT
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Kekurangan cairan berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1.Manajemen elektrolit
output yang berlebihan ditandai dengan : perawatan 2 x 24 jam 2.Manajemen cairan
kebutuhan cairan terpenuhi, 3.Monitoring cairan
Pasien merasa haus
4.Manajemen hipovolemi
dengan kriteria :
Mukosa mulut kering
5.Monitoring vital sign
Turgor kulit baik
Turgor mulut kering
6.Manajemen medikasi
Membran mukosa lembab
Tugor kulit menurun
7.Catheterisasi Urinary
Tanda
tanda
vital
Mata cekung
normal/stabil
Ubun ubun cekung
Respirasi
rate
meningkat,
nadi Intake dan output cairan
seimbang
meningkat
Penurunan produksi urin kurang dari
400 cc/24 jam
SINDROM NEFROTIK
I. GAMBARAN UMUM
A. DEFINISI
Sindromatik Nefrotik adalah suatu penyakit dengan gejala odema proteinuria,
hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia. Penyakit ini merupakan reaksi antigenantibodi.
B. ETIOLOGI
Penyebab Sindrom Nefrotik yang pasti belum diketahui, akhir akhir ini dianggap
sebagai penyakit autoimun. Umumnya penyebab dapat digolongkan menjadi:
1. Sindrom nefrotik primer
Sindrom nefrotik congenital
Sindrom nefrotik didapat
2. Sindrom Nefrotik Sekunder, disebabkan oleh:
Penyakit keturunan / metabolism : DM, Amiloidesis, miksedema
Penyakit infeksi : pasca infeksi streptotokokus, hepatitis B, malaria,
Schistomiasis, lepra, splilis.
Toksin dan allergen : logam berat (Hg), penisilinamin, probenesid, racun
serangga, bisa ular.
Penyakit sistemik immune mediate, SLE, henoch scholein purpura,
sarkoidosis, dermatitis
Neoplasma : tumor paru, penyakit hodkin, tumor gastro intestinal
C. TANDA DAN GEJALA
Edema lunak (pitting), sering anasarka
Oliguria
Tekanan darah normal
Protein sedang sampai normal
Hipoproteinemia dengan rasio albumin / globiulin terbaik
Pelayanan Keperawatan| 8
Hiperkolesterolemia
Ureum / kreatinin darah normal atau meninggi
D. PATOFISIOLOGI
PERMEABILITAS GLOMERULUS MENINGKAT
Kebocoran PBH
Melalui Urine
Kenaikan filtrasi
Plasma Protein
Lipiduria
Penurunan Plasma
T-4
Albuminuria
Kenaikan Reabsorbsi
Plasma protein
Hipoproteinemia
Penurunan Volume
Intravaskuler
Katabolisme Albumin
Dalam Sel Tubulus
Malnutrisi
Kehilangan Protein
Melalui Usus
Sembuh / Oedem
Kerusakan Sel Tubulus
Aminoasiduria
Pelayanan Keperawatan| 9
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Selain hasil pemeriksaan diatas, dapat ditemukan pula :
Anemia defisiensi besi karena transferin banyak keluar dengan urine
LED meninggi
Hipokalsemia
Glukosuria tanpa hiperglikemia
F. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Istirahat / bedrest
2. Diit tinggi protein 2-3 gr/kg BB dengan garam minimal bila edem masih berat. bila
edem berkurang dapat diberi garam sedikit.
3. Mencegah infeksi
4. Diuretik
5. Kortikosteroid : prednisone
6. Antibiotik bila ada infeksi
G. POTENSIAL KOMPLIKASI
Infeksi kulit oleh streptokus dan staphylokokus
Bronkopneumonia
Tuberkulosis
II. ASUHAN KEPERAWATAN
Pelayanan Keperawatan| 10
Intervensi
1. Manajemen elektrolit
2. Monitoring elektrolit
3. Manajemen cairan
4. Monitoring cairan
5. Regulasi temperature
6. Monitor vital sgn
7. Manajemen medikasi
8. Manajemen nutrisi
9. Posisioning
10. manajemen berat badan
11.Rawat kulit
SAK
A010
KELOMPOK SAK
ANAK
DIAGNOSA MEDIS
SINDROM NEFROTIK
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang Setelah
dilakukan
tindakan 1. Pentahapan diet
gangguan
dari kebutuhan tubuh berhubungan keperawatan 3x24 jam kebutuhan 2. Manajemen
Pelayanan Keperawatan| 11
3.
4.
5.
6.
7.
8.
makanan
Manajemen cairan
Monitor cairan
Manajemen nutrisi
Kolaborasi nutrisi
Monitoring vital sign
Pertahankan BB
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Intervensi
Perbaikan sirkulasi
posisioning
Dorong untuk exercise
Kontrol infeksi
manajemen pressure
Cegah luka pressure
Skin surveillance
Manajemen cairan
elektrolit
Manajemen nutrisi
Monitor vital sign
HEPATITIS VIRUS
I. GAMBARAN UMUM
A. DEFINISI
Hepatitis virus adalah infeksi sistemik yang terutama mengenai hepatitis (hati, liver)
B. ETIOLOGI
Penyebab hepatitis virus adalah 5 jenis yaitu virus hepatitis A (HAV), hepatitis B
(HBV), hepatitis Non-A Non-B (Hepatitis C dan hepatitis D) dan hepatitis D
C. PATOFISIOLOGI
Diantara antara virus virus tersebut yang paling berbahaya adalah virus hepatitis
B ditularkan menjadi dua jalur.
Secara transmisi vertikal, ialah dari ibu keanak dapat terjadi ke intra uteri, intra
partum, dan post partum.
Secara horizontal, dari anak ke anak, dapat melalui luka, pemberian transfuse
darah, tindik suntik,dsb.
Masa inkubasi 1 - 6 bulan. Pada pasien yang terinfeksi hepatitis B, sebagian
pasien dapat sembuh bahkan menjadi kebal, tetapi sebagian lagi akan
memperlihatkan gejala kelainan seperti kulit, mata, air kemih yang berwarna kuning.
Badan merasa lemas, mual kadang sampai munta. Hati teraba membesar dan nyeri
bila ditekan, Sebagian ada yang menjadi ganas sehingga menyebabkan kematian
dan sebagian lagi sebaiknya tidak menimbulkan gejala apapun.
Pelayanan Keperawatan| 12
Pelayanan Keperawatan| 13
Intervensi
1. Pentahapan diet
2. Manajemen
gangguan
makanan
3. Manajemen cairan
4. monitor cairan
5. Manajemen nutrisi
6. Kolaborasi nutrisi
7. Monitoring vital sign
8. Pertahankan BB
Pelayanan Keperawatan| 14
pembesaran hepar
berkurang
Porsi makan tidak habis
Terjadi penurunan berat badan
NO. SAK
A013
KELOMPOK SAK
ANAK
DIAGNOSA MEDIS
HEPATITIS VIRUS
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
intoleransi aktifitas berhubungan Setelah
dilakukan
tindakan 1.
dengan
keletihan,
kelemahan keperawatan 5x24 jam klien 2.
ditandai dengan :
dapat melakukan aktifitas dengan 3.
Klien mengatakan lemas
efektif
sesuai
kemampuan 4.
Klien
merasa
letih
setelah dengan kriteria
5.
beraktifitas
Klien menunjukan peningkatan 6.
tingkat aktifitas fisik
7.
Klien
mampu
melakukan
aktifitas secara optimal
NO. SAK
A014
KELOMPOK SAK
ANAK
DIAGNOSA MEDIS
SINDROM NEFROTIK
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Hipertermia berhubungan dengan Setelah
dilakukan
tindakan
infeksi firus ditandai dengan :
keperawatan 3 x 24 jam suhu tubuh
Klien mengatakan badan panas
klien turun sampai batas normal
Kepala sakit
dengan kriteria :
Kejang dan gelisah
Klien merasa tidak panas, sakit
Kulit kemerahan
kepala berkurang
Suhu tubuh lebih dari 38 derajat Suhu badan antara 36-37
Celsius
Klien tenang tidak ada kejang
Hawa dari mulut panas
Tanda vital dalam batas normal
Nadi/respirasi meningkat
Kulit tidak memerah
Intervensi
Therapi aktifitas
Dukung mekanisme tubuh
Manajemen energi
Ajarkan
peningkatan
aktifitas
Manajemen linkungan
MAnajemen medikasi
Manajemen nutrisi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Intervensi
Lakukan kompres
Manajemen lingkungan
Manajemen cairan
Therapi untuk panas
Regulasi homodinamik
Control infeksi
Manajemen medikasi
manajemen shock
Monitor Vital Sign
Manajemen nutrisi
Oksigen therapy
Manajemen gelisah
Pelayanan Keperawatan| 15
I. GAMBARAN UMUM
MENINGITIS
A. DEFINISI
Meningitis adalah radang selaput otak ( araknoid dan plamater ) yang disebabkan
oleh berbagai macam mikroorganisme.
B. ETIOLOGI
1. Bakteri
2. Virus
3. Parasit
C. PATOFISIOLOGI
Pada umumnya meningitis terjadi akibat komplikasi penyakit lain kuman secara
hematogen sampai keselaput otak misalnya pada penyakit tonsilofaringitis,
pneumonia, bronco pneumonia, endokokarditis dan lain lain, dapat pula sebagai
Pelayanan Keperawatan| 16
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Lumbal fungsi
Warna jernih, mengebut sampai keruh
Tekanan Ics meningkat
Jumlah she meningkat ( 100 60000 )
Pandy / none Apelt (+)
Protein meningkat = > 35 mg %
Kadar gula turun = < 40 mg %
Kultur = bla prosedur baik 90 % biakan bakteri (+)
2. Darah
Al normal atau meningkat, ketergantunan etiologi
Hitung jenis didominasi sel PMN atau liposit
Kultur 80 90 % (+), untuk TBC < 50 % (+)
F. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Cairan infus
2. Oksigenasi
3. Antibiotik
4. Antikonvulsan
5. Kortikosteroid
6. Diit TKTP Kalau perlu dengan MLP
Pelayanan Keperawatan| 17
7. Fisiotherapi
8. Konsultasi dengan bagian lain ( THT, mata, badan saraf)
G. POTENSIAL KOMPLIKASI
1. Efusi subdurat
2. Emplema subdural
3. Ventrikulitis
4. Abses serebri
5. Sekuele neurologis
6. Hidrosefalus
ENSEFALITIS
A. DEFINISI
Ensefalitis adalah inflamasi jaringan otak
B. ETIOLOGI
1. Infeksi virus
2. Bakteri
3. Protozoa
4. Cacing
5. Jamur
6. Spirochaeta
C. TANDA DAN GEJALA
Panas tinggi
Kesadaran menurun
Kejang fakal atau umum
Nyeri kepala
Mual, muntah
Mengigau atau berteriak teriak
Adanya paresis
Reflek patologi (+)
Reflek fisiologis meningkat
Klonus
Gangguan nervus kranialis
Ataksia
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Lumbal fungsi
LCS jernih
Reaksi pandy / Nonne Apelt (+)/(-)
Jumlah sel 0 sampai beberapa ribu, sel PMN
Protein : normal
Kultur : 70 80 % (+)
Pelayanan Keperawatan| 18
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Atasi kejang
2. Perbaiki homeostasis : cairan infuse
3. Deksametason
4. Manitol
5. Antibiotik
6. Fisiotherapi
7. Diit TKTP kalau perlu MLP
F. POTENSIAL KOMPLIKASI
1. Paralisis pergerakan
2. Gangguan penglihatan
3. Gangguan neurologis
4. Retardasi mental
5. Epilepsi
II. ASUHAN KEPERAWATAN
dengan:
perbaikan dengan kriteria :
5.MAnajemen cairan elektrolit
6.Regulasi hemodinamik
Perubahan status mental
Status mental membaik
7.aamonitor tekanan intra cranial
Abnormalitas dalam berbicara
Normal dalam berbicara
Paralisis
atau
kelemahan Paralisis
atau
kelemahan 8.Monitoring neurological
9.Manajemen nutrisi
elkstremitas
berkurang atau tidak ada
10. Therapi oksigen
Kesulitan menelan
Kesulitan menelan tidak didapat 11. Manajemen sensasi peripheral
Perubahan respon motorik
Perubahan
respon
motorik 12. Monitor vital sign
Perubahan tingkah laku
membaik
Perubahan tingkah laku membaik
SAK
A017
KELOMPOK SAK
ANAK
DIAGNOSA MEDIS
INFEKSI INTRA KRANIAL
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Ketidakefektifan bersihan jalan Setelah
dilakukan
tindakan 1.Stabilitas jalan napas
napas
berhubungan
dengan perawatan 3 x 24 jam jalan napas 2.Manajemen cairan
3.suction jalan napas
peingkatan produksi secret pada klien efektif dengan kriteria :
4.Pencegahan aspirasi
Dyspnea tidak ada
saluran napas ditandai dengan :
5.Therapi dada
klien dapat batuk efektif
Dyspnea
6.Therapi oksigen
Ketidakefektifan dalam batuk batuk tidak ada ronchi, wheezing
7.Posisioning
Bunyi napas normal
an absen
8.Monitor respirasi
klen ammpu mengaluarkan 9.Monitro vital sign
Napas bunyi
10. Manajemen cairan
Adanya kesulitan bernapas
sekresi jalan napas
11. Control infeksi
Bunyi napas abnormal, adanya
ronchi basah whezing
Batuk
Ketidak
mampuan
untuk
mengeluarkan sekresi jalan napas
19.
Suhu tubuh lebih dari 38
Suhu badan antara 36-37
20.
Intervensi
Lakukan kompres
Manajemen lingkungan
Manajemen cairan
Therapi untuk panas
regulasi hemodinamik
Control infeksi
Manajemen medikasi
Manajemen shock
Monitor vital sign
Pelayanan Keperawatan| 20
SAK
A019
KELOMPOK SAK
ANAK
DIAGNOSA MEDIS
INFEKSI INTRA KRANIAL
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Pk: kejang
selama perawatan pasien tidak 1.Kaji ulang terhadap tanda
terjadi kejang
tanda kejang dan faktor
pencetus
2.Monitor tanda tanda vital
3.Ciptakan suasana lingkungan
yang nyaman , tenang
4.Kolaborasi medis
- Pemberian antikonfulsi
- Pemberian antipiretik
- terapi cairan parenteral
I. GAMBARAN UMUM
A. DEFINISI
Defek septum ventrikel adalah kelainan jantung bawaan yang terjadi bila sekat
(septum) ventrikel tidak terbentuk sempurna.
Sifat khusus VSD :
Shunt pada daerah ventrikel
Aliran darah arteri pulmonalis bertambah
Tidak ada sianosis
B. ETIOLOGI
Pelayanan Keperawatan| 21
darah masuk arteri pulmonalis tekanan arteri pulmonalis yang tinggi terus menerus
tekanan kapiler paru naik, mula mula masih rever sibel, lama lama terjadi
sklerosis dan terjadi kenaikan tekanan yang permanen
menjadi tinggi dan permanen pada keadaan ini penutupan defek menjadi kontra
indikasi.
D.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG
2. Radiologi
F. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Mengatasi gagal jantung
- Pemberian digoxin
- Pemberian lasix
2. Mengatasi radang paru
3. Operasi untuk menutup defek
G. POTENSIAL KOMPLIKASI
1. Gagal jantung
2. Henti jantung
3. Infeksi saluran napas
4. Endokarditis bakterialis
5. Hipertensi / hipertensi pulmonal
6. Gangguan pertumbuhan
Pelayanan Keperawatan| 22
A020
Pelayanan Keperawatan| 23
KELOMPOK SAK
ANAK
DIAGNOSA MEDIS
JANTUNG BAWAAN
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Gangguan
pertukaran
gas
Setelah dilakukan tindakan
berhubungan
dengan
adanya
perawatan .. kali 24 jam
kelainan pada jantung, penurunan
terjadi perbaikan pertukaran gas
cardiac out put ditandai dengan :
sampai tingkat kapiler, dengan
kriteria :
Sionis
Napas cepat
Cyanosis berkurang / hilang
Pertumbuhan tanda tanda vital
RR : 18 20 kali/mnt. nadi :
Kesadaran menurun
60 100 kali/mnt. T : 110/70
150/90 mmHg
SAK
A021
KELOMPOK SAK
ANAK
DIAGNOSA MEDIS
JANTUNG BAWAAN
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Resiko infeksi : saluran pernapasan,
Selama dilakukan
berhubungan dengan peningkatan
infeksi tidak terjadi
aliran darah paru
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
perawatan 1.
2.
SAK
A022
KELOMPOK SAK
ANAK
DIAGNOSA MEDIS
JANTUNG BAWAAN
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Ketidak seimbangan nutrisi kurang
Setelah dilakukan tindakan1.
dari kebutuhan tubuh berhubungan
perawatan 3 x 24 jam kebutuhan
dengan pemasukan nutrisi yang
nutrisi klien terpenuhi denganh
3.
kurang ditandai dengan :
kriteria :
4.
Klien mengatakan napsu makan Klien menunjukan adanya
5.
menurun
peningkatan
masukan6.
Dilaporkan
adanya
masukan
makanan sesuai kebutuhan7.
makanan yang kurang
8.
kalori
Bunyi usus hiperaktif
Berat badan stabil/tidak
terjadi penurunan berat
badan
Porsi makan habis
keluhan tiak enak diperut
berkurang.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Intervensi
Manajemen asam basa
Monitoring asam basa
Manajemen jalan napas
Monitoring respirasi
Therapi oksigen
Resusitasi bila diperlukan
Monitor vital sign
Manajemen energi
Manajemen cairan
Intervensi
Manajemen lingkungan
Manajemen
cairan
elektrolit
Control infeksi
Pencegahan infeksi
Posisioning
Peralatan perineal
Perawatan kulit
Monitoring vital sign
Intervensi
Pentahapan diet
2. Manajemen
gangguan
makanan
Manajemen cairan
Monitor cairan
Manajemen nutrisi
Kolaborasi nutrisi
Monitoring vital sign
Pertahankan BB
Intervensi
Pelayanan Keperawatan| 24
1. Pendidikan kesehatan
2. Ajarkan
proses
penyakit
3.
Modifikasi
lingkungan
4. Discharge Planning
5. Support
6. Family
I. GAMBARAN UMUM
A. DEFINISI
Pelayanan Keperawatan| 25
Kejang demam atau confulsion adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh ( suhu rectal di atas 38
yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakrani.
B. ETIOLOGI
Penyebab kejang adalah kenaikan suhu tubuh karena proses ekstra cranial seperti:
Otitis media
Bronko pneumonia
Gastroenteritis akut, dll
C. PATOFISIOLOGI
Pada keadaan umum demam, setiap kenaikan suhu 1 derajat celcius akan
mengakibatkan kebutuhan oksigen meningkat 20 %. Pada anak tahun sirkumulasi
otak mencapai 65 % dari seluruh tubuh dibandingkan orang dewasa dan hanya 15
% jadi kenaikan suhu tubuh dapat terjadi perubahan keseimbangan membrane
dalam waktu singkat. terjadi difusi K + maupun Na + melalui membrane terjadi
lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini dapat meluas keselurah sel maupun
membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang kita kenal sebagai
neurotransmitter, akibatnya terjadilah kejang. Setiap anak mempunyai nilai ambang
kejang yang berbeda.
D. TANDA DAN GEJALA
1. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun
2. Kejang berlangsung tidak lebih dari 15 menit
3. Kejang bersifat umum
4. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam
5. Frekuensi bangkitan kejang tidak lebih dari 4 kali dalam 1 tahun
6. Pemeriksaan EEG yang dibuat 10-14 hari setelah bebas panas tidak
menunjukan kelainan
7. Tidak didapatkan kelainan neurologik.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
LCS
: Tidak ada kelainan
EEG
: Tidak ada kelainan
Darah
: Sesuai penyebab
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Membrantas kejang secepat mungkin
2. Pengobatan penunjang :
Membebaskan jalan napas
Oksigen yang adekuat
Menurunkan panas
3. Pengobatan pencegahan berulang kejang ( pengobatan rumah )
4. Mencari dan mengobati penyebab
Pelayanan Keperawatan| 26
G. POTENSIAL KOMPLIKASI
1. Komplikasi saat kejang
Apnea
Depresi pernafasan ( akibat pemberian antikonvulsan )
Perlukan pada lidah / gigi
2. Komplikasi jangka panjang
Retardasi mental
Epilepsi
II. ASUHAN KEPERAWATAN
Pelayanan Keperawatan| 27
MORBILI
I. GAMBARAN UMUM
I. DEFINISI
Morbilisasi ialah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium yaitu:
1. Stadium Kataral
2. Stadium Erupsi
3. Stadium Konvalesensi
II. ETIOLOGI
Penyebab morbili adalah virus golongan paramyxovirus
III. PATOFISIOLOGI
Virus masuk tubuh melalui droplet dan kontak, sebagai reaksi terhadap virus maka
akan terjadi eksudat yang serous dan proliferasi sel menokleus dan beberapa sel
polimorfonukleus di sekitar kapiler kelainan ini terdapat pada kulit, selaput lender
nasofaring. bronkus dan konjungtiva.
IV. GEJALA DAN TANDA
Masa tunas 10-20 hari
1. Stadium Kataral ( prodromal )
Panas tinggi 3-5 hari
Malaise ( lemas )
Batuk
Fotofabia (silau)
Konjungtivitis dan koriza ( katar hidung )
Ruam pada selaput lendir ( enantema ) dan timbul bercak koplik spot pada
akhir stadium kataral
2. Stadium Erupsi
Kariza dan batu berdarah
Timbul enantema ( titik merah di palatum durum dan palatum mole )
Terjadinya eritema yang berbentuk macula-papula disertai meningkatnya suhu
tubuh
Bercak mula-mula disekitar telinga kemudian menjalar kemuka lengan atas,
dada,, punggung, perut, tungkai bawah.
Dapat disertai dengan gejala perdarahan : epistaksis, peteksia ekimosis.
3. Stadium Konvalensensi
Pelayanan Keperawatan| 29
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboraturium : tidak khas, seperti umumnya infeksi virus
Pelayanan Keperawatan| 30
Suhu
badan
36
37
7. Pencegahan infeksi
Tachicardia
8. Manajemen medikasi
tanda vital dalam batas normal
9. Regulasi temperature
Kulit tidak terasa panas dan tidak 10. Monitor vital sign
kemerahan
SAK
A028
KELOMPOK SAK
ANAK
DIAGNOSA MEDIS
MORBILI
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Setelah
dilakuakn
tindakan 1.Pentahapan diet
kebutuhan tubuh berhubungan dengan keperawatan .. kali 24 jam 2.Manajemen gangguan makan
anoreksia ditandai dengan :
kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan 3.Manajemen cairan
4.Monitor cairan
Pasien mengeluh mulut terasa pahit kriteria :
5.Manajemen nutrisi
tidak enak makan
Klien
mampu
menunjukan
6.Kolaborasi nutrisi
Porsi makan tidak habis
peningkatan porsi makan
7.Monitoring vital sign
Penurunan berat badan . kg
Berat badan stabil atau meningkat 8.Pertahankan BB
BB :. kg
Porsi makan habis 1 porsi
Nafsu makan meningkat
SAK
A029
Pelayanan Keperawatan| 31
KELOMPOK SAK
ANAK
DIAGNOSA MEDIS
MORBILI
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Kerusakan
integritas
kulit Setelah
dilakukan
tindakan
berhubungan
dengan
adanya keperawatan . kali 24 jam
eksetema sekunder akibat infeksi kerusakan integritas kulit teratasi
virus ditandai dengan :
dengan kriteria :
Pasien mengeluh badannya gatal klien tidak gelisah
klien kelihatan tenang
gatal
kulit utuh tidak terdapat luka
klien gelisah
Eritema berkurang/hilang
klien menggaruk kulitnya
Terdapat bintik bintik kemerahan
pada kulit diseluruh tubuh
Intervensi
1. Perbaikan sirkulasi
2. Posisioning
3. Dorong untuk exercise
4. kontrol infeksi
5. Manajemen pressure
6. Cegah luka pressure
7. Skin surveillance
8. Manajemen cairan elektrolit
9. Manajemen nutrisi
10.Monitor vital sign
Intervensi
1. Manajemen lingkungan
2. Manajemen
cairan
elektrolit
3. Control infeksi
4. Pencegahan infeksi
5. Posisioning
6. Peralatan Parineal
7. Perawatan kulit
8. Monitoring vital sign
Pelayanan Keperawatan| 32
I. GAMBARAN UMUM
A. DEFINISI
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh macam macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing.
B. KOMPLIKASI
Berdasarkan distribusi anatomis, pneumonia dapat dibedakan
1. Pneumonia laboris
2. Pneumonia laburi (bronco pneumonia)
3. Pneumonia interstitialis (bronkiolitis)
Pada anak kecil dan bayi yang lebih sering dijumpai adalah bronkopneumonia.
C. ETIOLOGI
Penyebab pneumonia umumnya adalah bakteri, pada anak yang tersering adalah
streptokokus pneumonia dan hemofilus influenze.
D. PATOFISIOLOGI
Bakteri masuk kedalam paru melalui jalan pernafasan secara percikan (droplet)
kemudian terjadi proses peradangan dengan 4 stadium yaitu :
Stadium kongesti
Stadium hapatisasi merah
Stadium hepatisasi kelabu
Stadium resolusi
E. GEJALA DAN TANDA
Biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari
Suhu naik mendadak 29-40 , dapat disertai kejang
Anak gelisah
Dyspnea
Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung
Sianosis sekitar hidung dan mulut
Kadang disertai muntah dan diare
Pelayanan Keperawatan| 33
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Thorax : terdapat bercak-bercak infiltrasi ringan sampai merata kedua
lapangan paru
Laboratorium : Pemeriksaan darah menunjukkan lekositosis, hitung hitung
PO2
jenis bergeser kekiri, pada analisis gas darah
turun.
G. PENATALAKSANAAN MEDIK
Jalan nafas lancer dan oksigenasi adekuat
Cairan yang cukup
Diet TKTP
Koreksi asidosis
Antibiotika
Fisioterapi
H. POTENSIAL KOMPLIKASI
Emplema
Otitis Media Akut
Atelektasis
Emfisema
Meningitis
II. RENCANA KEPERAWATAN
Pelayanan Keperawatan| 34
Intervensi
1. Manajemen jalan napas
2. Suction jalan napas
3. Reduksi kecemasan
4. Cegah terjadinya aspirasi
5. Fisiotherapi dada
6. Mengajakan batuk
7. Therapi oksigen
8. Posisioning
9. Monitor respirasi
10. Monitor vital sign
Intervensi
Manajemen asam basa
Monitor asam basa
Dorong untuk latihan
Therapi oksigen
Monitor respirasi
Monitor vital sign
Pelayanan Keperawatan| 35
SAK
A034
KELOMPOK SAK
ANAK
DIAGNOSA MEDIS
PNEUMONIA / BRONKO PNEUNOMIA
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari Setelah
dilakukan
tindakan 1.Pentahapan diet
kebutuhan tubuh berhubungan dengan perawatan 2 x 24 jam kebutuhan 2.Manajemen gangguan makan
anoreksia ditandai dengan :
nutrisi terpenuhi dengan kriteria : 3.Manajemen cairan
Pasien mengeluh mulut terasa pahit, Klien
mampu
menunjukan 4.Monitor cairan
5.Manajemen nutrisi
tidak enak makan
peningkatan masukan oral 6.kolaborasi nutrisi
Porsi makan tidak habis
dengan porsi makan habis 7.Monitoring vital sign
Penurunan berat badan
( masukan makanan sesuai 8.Pertahankan BB
kebutuhan)
Klien tidak lemas
Berat
badan
stabil
atau
meningkat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Intervensi
Reduksi cemas
Teknik penenangan
Penguatan koping
Support kelompok
Monitor vital sign
Fasilitas kunjungan
Pelayanan Keperawatan| 36
TALASEMIA
I. GAMBARAN UMUM
A. DEFINISI
Talasemia adalah suatu kelompok anemia hemolitik congenital dimana terjadi
kerusakan sel darah merah di dalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit
menjadi pendek ( < 100 hari )
B. ETIOLOGI
Kekurangan sintesis rantai polipeptid yang menyusun molekul globin dalam
hemoglobin
C. TANDA DAN GEJALA
Anemia sejak masa bayi ( biasanya tampak setelah umur 6 bulan )
Pertumbuhan kurang
Perut buncit
Aktifitas fisik kurang
Hepatosplenomegali
Facies mengoloid, hipertelorismus
Dari anamnesis mungkin terungkap adanya anggota keluarga dengan gambaran
penyakit serupa
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
HB rendah
Pelayanan Keperawatan| 37
E. PENATALAKSANAAN MEDIK
Transfusi PRC (Packed Red Cell)
Pemberian iron chelataing agent misalnya : Desferrioxamine.
F.
POTENSIAL KOMPLIKASI
Hemosidenrosis ( penimbunan zat besi pada jaringan )
Hiperspienisme
Gagal jantung
Imfeksi
Intervensi
1. Therapi aktifitas
2. Dukungan
mekanisme tubuh
3. Manajemen energi
4. Ajarkan
peningkatan
aktifitas
5. Manajemen
lingkungan
6. Manajemen
medikasi
7. Manajemen nutrisi
Pelayanan Keperawatan| 38
SAK
A036
KELOMPOK SAK
ANAK
DIAGNOSA MEDIS
TALASEMIA
Diagnosa Keperawatan
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh ditandai dengan
anoreksia ditandai dengan :
Pasien tidak nafsu makan
Berat badan tidak sesuai dengan usia
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan . kali 24 jam
kebutuhan
nutrisi
klien
terpenuhi dengan kriteria :
Klien mau makan / makan
makanan ringan
Berat badan naik/stabil
Porsi makan habis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Intervensi
Pentahapan diet
Manajemen gangguan
makan
Manajemen cairan
Monitor cairan
Manajemen nutrisi
Kolaborasi nutrisi
Monitoring vital sign
Pertahankan BB
TIFUS ABDOMINALIS
I. GAMBARAN UMUM
A. DEFINISI
Tifus abdominalis / demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi akut biasanya
mengenai saluran pencernaan (usus) dengan gejala sistemik yaitu demam lebih dari
satu minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran.
B. ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini adalah salmonella typhosa, basil gram negative yang
bergerak dengan bulu getar, tidak berspora, mempunyai sekurang-kurangnya 3
macam antigen yaitu antigen O, antigen H, antigen VI.
C. PATOFISIOLOGI
Bakteri salmonelia masuk kesaluran pencernaan melalui makanan yang tercemar.
Basil diserap oleh usus halus kemudian melalui pembuluh limfe masuk keperedaran
darah sampai diorgan organ terutama hati an limpah. Basil yang tidak dihancurkan
berkembang biak dalam hati dan limpa sehingga organ organ tersebut akan
membesar disertai nyeri pada perabaan, kemudian basil masuk kembali kedalam
darah ( bakteriemia ) dan menyebar keseluruh tubuh terutama kedalam kelenjar
Pelayanan Keperawatan| 39
limfoid usus halus, menmbulkan radang dan membentuk tukak. tukak tersebut dapat
mengaktifkan perdarahan dan performasi usus. Gejala demam disebabkan oleh
kelainan pada usus
D. TANDA DAN GEJALA
Demam
Panas lebih dari 7 hari ( 3 minggu ) bersifat febris remitten
Minggu pertama
: Suhu tubuh berangsur angsur naik setiap hari, biasanya
menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan
malam hari.
Minggu kedua
: Pasien terus berada dalam keadaan demam
Minggu ketiga
: Suhu berangsur angsur turun sampai normal
Gangguan saluran pencernaan
Bibir kering dan pecah pecah, lidah tertutup selaput putih kotor (coated
tongue), perut kembung , hati dan limpah membesar disertai nyeri pada
perabaan. Sering terjadi konstipasi. dapat juga mual muntah dan diare.
Gangguan saraf sentral
Kesadaran menurun yaitu apatis sampai samnolen.
Pasien dapat gelisah , mengigau, delirium kadang kadang ditemukan
bradikardi dan epistaxis.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah
Leoukopenia, eosinofillia
mungkin terdapat anemia dan trombositopenia ringan
Kultur / Widal (+) : titer > 1/160 atau 1/200, biasanya baru positif pada minggu II
Kultur empedu (+) : darah pada minggu 1, tinja minggu II an pada urine minggu
III
F.
PENATALAKSANAAN MEDIK
Istirahat ( tirah baring )
Diit BBS TKTP
Medikamentosa / pengobatan
Antibiotik
Antipiretik
Penanganan komplikasi tergantung jenis nya
G.
POTENSIAL KOMPLIKASI
Perdarahan usus
Perforasi usus
Peritonitis
Pelayanan Keperawatan| 40
Intervensi
Kompres/ mandikan pasien
Manajemen lingkungan
Therapi panas
Manajemen cairan
Regulasi hemodinamik
control infeksi
Pelayanan Keperawatan| 41
( 36 37 derajat celcius)
pencegahan infeksi
Badan tidak terasa panas / hangat Manajemen medikasi
Regulasi temperatur
Anak tenang, tidak rewel
10.
Monitor Vital sign
Respirasi dalam batas normal
SAK
A038
KELOMPOK SAK
ANAK
DIAGNOSA MEDIS
TIFUS ABDOMINALIS
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Nyeri berhubungan dengan proses Setelah
dilakukan
tindakan
peradangan pada usus ditandai dengan : perawatan . x 24 jam nyeri
Klien mengeluh sakit perut
berkurang/ hilang dengan kriteria:
Nyeri tekan positif
Klien mengatakan sakit perut
Perut tegang
berkurang atau hilang
Klien gelisah / rewel
Ekspresi wajah tenang
Klien tidak gelisah/rewel
Perut tidak tegang
Nyeri tekan negative
Intervensi
kurangi kecemasan
Manajemen lungkungan
Manajemen medikasi
Administrasi medikasi
Manajemen energy
Manajemen nutrisi
Monitoring vital sign
SAK
A039
KELOMPOK SAK
ANAK
DIAGNOSA MEDIS
TIFUS ABDOMINALIS
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Setelah
dilakukan
tindakan 1.Pentahapan diet
gangguan
kebutuhan tubuh berhubungan dengan perawatan kali 24 jam 2.Manajemen
makanan
anoreksia
kebutuhan nutrisi klien adekuat
3.Manajemen
cairan
dengan kriteria:
4.Monitor cairan
Porsi makan habis
5.Manajemen nutrisi
Berat badan stabil
6.Kolaborasi nutrisi
Nafsu makan meningkat
7.Monitoring vital sign
8.Pentahapan BB
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Intervensi
Reduksi cemas
Teknik penenangan
Penguatan koping
Support kelompok
Monitor vital sign
Fasilitas kunjungan
Pelayanan Keperawatan| 42
Tanya tentang
berlebihan
penyakit
SAK
A041
KELOMPOK SAK
ANAK
DIAGNOSA MEDIS
TIFUS ABDOMINALIS
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Konstipasi
berhubungan
dengan Setelah
dilakukan
tindakan 1.Irigasi bowl
penurunan motilitas usus, immobilitas perawatan 2 kali 24 jam 2.Manajemen bowl
yang lama, kurangnya cairan ditandai kebutuhan
eliminasi
BAB 3.Bowl training
4.Manajemen konstipasi
dengan :
terpenuhi dengan kriteria:
5.Manajemen cairan
Perubahan dalam eliminasi fases
Klien dapat BAB 1 kali setiap hari 6.Monitor cairn Manajemen
Penurunan frekuensi BAB
Perut lemas/ tidak tegang
nutrisi
Teraba fekalit pada abdomen bagian Tidak
teraba
fekalit
pada
bawah
abdomen bagian bawah
Rektum teraba keras
Rektum tudak keras
Pelayanan Keperawatan| 43