Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
1.
adalah
tekanan
darah
persisten
dimana
tekanan
diastoliknya
90
mmHg,
atau
bila
paien
memakai
obat
Anatomi Fisiologi
a.
Anatomi jantung
DIASTOLIK
< 85
85 89
90 99
100 109
110 119
> 120
Fisiologi Jantung
Fungsi jantung adalah memompa darah ke jaringan, menyuplai oksigen
dan zat nutrisi lain sambil mengangkut karbondioksida dan sampah hasil
metabolisme.
Aktivitas
listrik
jantung
terjadi
akibat
ion
bergerak
Etiologi
Penyebab terjadinya hipertensi menurut Elizabeth J. Corwin, (2009 ;
485), antara lain :
a.
b.
Volume sekuncup
c.
d.
e.
Stres berkepanjangan
f.
Genetik
Sedangkan menurut Jan Tambayong (2000) etiologi dari hipertensi
adalah sebagai berikut :
a.
Usia
Insidens
hipertensi
makin
meningkat
dengan
meningkatnya
usia.
Kelamin
Pada umumnya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun
pada uia pertengahan dan lebih tua, insidens pada waktu mulai
meningkat, sehingga pada usia diatas 65 tahun, insidens pada wanita
lebih tinggi.
c.
Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitampaling sedikit dua kalinya pada yang
berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit
hitam. Misalnya mmortalitas pasien pria hitam dengan diastole 115 atau
lebih, 3,3 kali lebih tinggi daripada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi
wanita putih.
d.
Pola hidup
Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor pola hidup lain telah
diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, dan kehidupan atau
pekerjaan yang penus stes agaknya berhubungan dengan insidens
hipertensi yang lebih tinggi
e.
Diabetes melitus
Hubungan antara diabetes melitus dan hipertensi kurang jelas, namun
secara statistik nyata ada hubungan antara hipertensi dan penyakit arteri
koroner.
f.
Hipertensi sekunder
Seperti dijelaskan sebelumnya, hipertensi dapat terjadi akibat yang tidak
diketahui. Bila faktor penyebab dapat diatasi, tekanan darah dapat
kembali normal.
4.
Insiden
Penyakit hipertensi lebih banyak menyerang wanita daripada pria,
Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi ; lebih dari 90%
diantara mereka menderita hipertensi esensial (primer), dimana tidak
Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat pasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor
ini bermula jarak saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis
dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks
dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia
simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang
akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilapaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi
respons
penbuluh
darah
terhadap
rangsang
vasokonstriktor.
Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada
saat bersamaan
dimana
sistem
saraf
simpatis
merangsang
vasokonsriktor
mengakibatkan
penurunan
pembiluh
aliran
darah.
darah
Vasokonstriksi
ke
ginjal,
yang
menyebabkan
cenderung
mencetuskan
keadaan
hipertensi.
(Brunner
&
Manisfestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada pederita
hipertensi menurut Elizabeth J. Corwin (2009 ; 487), antara lain :
a.
b.
c.
Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susuna saraf pusat.
d.
e.
7.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertensi menurut Elizabeth J.
Corwin (2009), antara lain :
a.
Stroke
b.
Infark miokard
c.
Gagal ginjal
d.
e.
Kejang
Sedangkan menurut Sjaifoellah (2002) komplikasi pada hipertensi
adalah
angina
menyebabkan
pectoris,
kegagalan
infark
miokard,
jantung
kongestif
hipertropi
dan
ventrikel
kerusakan
kiri
ginjal
Test dignostik
Jenis pemeriksaan diagnostik pada penyakit hipertensi menurut
Elizabeth J. Corwin (2009 ; 487), antara lain :
a.
Pengukuran
diagnostik
pada
tekanan
darah
menggunakan
a.
Tujuan
semua
pemeriksaan
khusus
adalah
untuk
menemukan
Kimia darah meliputi tes untuk fungsi ginjal dan elektrolit serum.
c.
Rontgen toraks.
d.
EKG
e.
Urinalisasi
f.
Tes lebih spesifik bila terdapat kecurigaan yang lebih besar, aortogram
untuk koarktasio aorta atau kelainan vaskuler ginjal.
g.
h.
i.
j.
k.
9.
Penatalaksanaan medik
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah
terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan
mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Efektifitas
setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi biaya
perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi.
Beberapa
penelitian
menunjukkan
bahwa
pendekatan
B.
1.
Pengkajian
a.
Aktifitas
Gejala : Kelemahan, letih nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, tachypnea.
b.
Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, atherosklerosis, penyakit jantung kongesti/katup
dan penyakit serebrovaskuler.
Tanda : Kenaikan tekanan darah.
Nadi: denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, perbedaan denyut.
Denyut apical: titik point of maksimum impuls, mungki bergeser atau
sangat kuat.
Frekuensi/irama: takikardia, berbagai disritmia.
Bunyi jantung: tidak terdengar bunyi jantung I, pada dasar bunyi jantung II
dan bunyi jantung III.
Murmur stenosis valvular.
Distensi vena jugularis/kongesti vena.
Desiran vaskuler tidak terdengar di atas karotis, femoralis atau
epigastrium (stenosis arteri).
Eliminasi
: Gejala ginjal saat ini atau yang lalu (misalnya: infeksi, obstruksi atau
riwayat penyakit ginjal masa lalu).
e.
Makanan dan cairan
Gejala : Makanan yang disukai mencakup makanan tinggi garam, lemak,
kolesterol serta makanan dengan kandungan tinggi kalori.
Tanda : Berat badan normal atau obesitas.
Adanya edema, kongesti vena, distensi vena jugulalaris, glikosuria.
f.
Neurosensori
Gejala
Tanda
g.
Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung).
Nyeri tungkai yang hilang timbul/klaudasi.
Sakit kepala oxipital berat.
Nyeri abdomen/massa.
h.
Gejala
nocturnal
paroxysmal,
batuk
dengan/tanpa
pembentukan
Keamanan
ngan
2.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan
dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respons terhadap masalah
actual dan resiko tinggi. Menurut Marllyn Doengoes (2000), diagnosa
keperawatan pada hipertensi adalah sebagai berikut :
a.
b.
Intolerans aktifitas
c.
Nyeri (akut)
d.
e.
f.
3.
Perencanaan
Intervensi keperawatan adalah preskripsi untik prilaku spesifik yang
diharapkan dari pasien dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh
perawat. Tindakan keperawatan dibagi menjadi, mandiri (dilakukan
perawat) dan kolaboratif (dilakukan oleh pemberiperawatan lainnya).
a.
dengan
: Peningkatan
afterload,
vasokontriksi,
iskemia
myokardia,
2)
1.
2.
3.
Auskultasi tonus
dan bunyi nafas.
jantung
3.
RASIONAL
Perbandingan dari tekanan
memberikan gambaran yang
lebih lengkap tentang
keterlibatan/bidang masalah
vaskuler.
Denyutan karotis, jugularis,
radialis, dan femoralis
mungkin diamati atau
tekanan palpasi. Denyutan
pada tungkai mungkin
menurun: efek dari
vasokontraksi.
Bunyi jantung IV umum
INTERVENSI
4.
Amati
warna
kulit,
kelembaban suhu, dan masa
4.
pengisian kapiler.
5.
Catat
umum/tertentu.
edema
5.
Beri lingkungan tenang,
nyaman,
kurangi
aktifitas/keributan lingkungan
6.
dan
batasi
jumlah
pengunjung dan lamannya
tinggal.
7.
Pertahankan pembatasan
aktifitas
(jadwal
istirahat
tanpa gangguan, istirahat di
7.
tempat tidur/kursi), bantu
pasien melakukan aktifitas
perawatan
diri
sesuai
kebutuhan.
8.
Lakukan tindakan yang
nyaman (pijatan punggung
dan
leher,
meninggikan
8.
kepala tempat tidur).
6.
RASIONAL
terdengar pada hipertensi
berat dan kerusakan fungsi
adanya krakels mengi dapat
mengindikasi kongesti paru
sekunder terhadap atau gagal
jantung kronik.
Mungkin berkaitan dengan
vasokontraksi atau
mencerminkan dekompensasi
atau penurunan curah
jantung.
Mengindikasi gagal
jantung, kerusakan ginjal atau
vaskuler.
Membantu untuk
menurunkan rangsangan
simpatis, menurunkan
relaksasi.
Menurunkan stress dan
ketegangan yang
mempengaruhi tekanan
darah dan perjalanan
penyakit hipertensi.
Mengurangi
ketidaknyamanan dan dapat
menurunkan rangsang
9.
Anjurkan tehnik relaksasi, simpatis.
distraksi,
dan
panduan
imajinasi.
9.
Menurunkan rangsangan
stress membuat efek tenang,
10. Pantau
respon
terhadap sehingga akan menurunkan
obat
untuk
mengontrol tekanan darah.
10. Respon terhadap terapi obat
tekanan darah.
11. Kolaborasi dalam pemberian tergantung pada individu dan
obat-obat
sesuai
indikasi efek sinergis obat.
11. Dapat memperkuat agen
seperti:
Diuretik tiazoid: diuril, esidrix, antihipertensi lain dengan
membatasi retensi cairan.
bendroflumentiazoid
12. Kolaborasi
dalam
12. dapat menangani retensi
memerikan
pembatasan
cairan dan diet natrium cairan dengan respon
hipertensi yang dapat
sesuai indikasi.
melibatkan beban kerja
INTERVENSI
RASIONAL
13. Siapkan untuk pembedahan jantung.
bila ada indikasi.
13. Bila hipertensi berhubungan
dengan adanya
fcokromositoma maka
pengangkatan tumor dapat
memperbaiki kondisi.
Sumber : Marllyn Doengoes, (2000)
b.
Intoleran aktifitas
Berhubungan dengan: kelemahan umum, ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan O2
2.
RASIONAL
Menyebutkan parameter
membantu dalam mengkaji
respon fisiologis stress
terhadap aktifitas dan bila
ada merupakan indicator
dari kelebihan kerja yang
berkaitan dengan tingkat
aktifitas.
Dapat mengurangi
penggunaan energi dan
membantu keseimbangan
antara suplai antara suplai
dan kebutuhan O2.
Instruksikan
tehnik
2.
penghematan
energi
(menggunakan kursi saat
mandi,
duduk,
menyisir
rambut atau menyikat gigi,
lakukan
aktifitas
dengan
perlahan).
3.
Kemajuan aktifitas
3.
Berikan dorongan untuk bertahap mencegah
melakukan
penurunan kerja jantung
aktifitas/perawatan
diri tiba.
bertahap
jika
dapat
ditoleransi. Berikan bantuan
sesuai kebutuhan.
Sumber : Marllyn Doengoes, (2000)
c.
INTERVENSI
Mempertahankan
tirah
1.
baring selama fase akut.
2.
Berikan kompres dingin
2.
pada dahi, pijat punggung,
dan leher, tenang, redupkan
lampu
kamar,
tehnik
relaksasi.
1.
3.
3.
RASIONAL
Meminimalkan
stimulasi
atau menurunkan relaksasi.
Menurunkan
tekanan
vaskuler serebral dan yang
memperlambat/
memblok
respon simpatis efektif dalam
menghilangkan sakit kepala
dan komplikasi.
Menyebabkan sakit kepala
pada
adanya
tekanan
vaskuler
serebral
karena
aktifitas yang meningkatkan
vaskonotraksi.
Hilangnya/minimalkan
aktifitas vasokonstriksi yang
dapat menurunkan dan sakit
kepala,
misalnya:
batuk
panjang, mengejan saat BAB,
dan lain-lain.
4.
Bantu
pasien
dalam
4.
Pusing dan pengelihatan
ambulasi sesuai kebutuhan.
kabur sering berhubungan
dengan sakit kepala.
5.
Berikan cairan, makanan
5.
Menaikkan
kenyamanan
lunak, perawatan mulut yang kompres
hidung
dapat
teratur
bila
terjadi mengganggu menelan atau
perdarahan
hidung
atau membutuhkan nafas dengan
kompres di hidung telah mulut, menimbulkan stagnasi
dilakukan
untuk sekresi
oral
dan
menghentikan perdarahan.
mengeringkan mukosa.
6.
Dapat
mengurangi
6.
Kolaborasi
dalam tegangan
dan
pemberian
analgesic
dan ketidaknyamanan
yang
antiancietas.
diperbuat oleh stress.
Sumber : Marllyn Doengoes, (2000)
d.
2)
3)
4)
INTERVENSI
tentang hubungan langsung
antara
hipertensi
dan
kegemukan.
2.
Bicarakan
pentingnya
2.
menurunkan masukan kalori
dan batasi masukan lemak,
garam, gula sesuai indikasi.
3.
4.
5.
RASIONAL
tambahan pada hipertensi
karena kondisi proporsi antara
kapasitas aorta dan
peningkatan curah jantung
berkaitan dengan
peningkatan massa tubuh.
Kesalahan kebiasaan
maksimum menunjang
terjadinya atherosklerosis dan
kegemukan yang merupakan
predisposisi untuk hipertensi
dan komplikasinya.
Motivasi penurunan berat
badan adalah internal.
Individu harus berkeinginan
untuk menurunkan berat
badan bila tidak maka
program sama sekali tidak
berhasil.
Membantu dalam
menentukan kebutuhan
individu untuk
penyesuaian/penyuluhan dan
mengidentifikasi kekuatan/
kelemahan dalam program
diet terakhir.
Penting untuk mencegah
perkembangan aterogenesis.
Instruksikan
dan
bantu
memilih makanan yang tepat,
5.
hindari
makanan
dengan
kejenuhan lemak tinggi dan
kolesterol.
6.
Kolaboratif, rujuk ke ahli
6.
Memberikan konseling dan
gizi sesuai indikasi.
bantuan dengan memenuhi
kebutuhan diet individual.
Sumber : Marllyn Doengoes, (2000)
e.
1)
Krisis situasional/diaturasional.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Nutrisi buruk.
8)
9)
Tujuan:
1)
2)
3)
RASIONAL
Mekanisme adaptif perlu
untuk mengubah pola hidup
seseorang,
mengatasi
hipertensi
kronik,
dan
mengintegrasikan
terapi
yang diharuskan ke dalam
kehidupan sehari-hari.
Manifestasi
mekanisme
koping maladaptik mungkin
merupakan indicator marah
yang ditekan dan diketahui
telah
menjadi
penentu
utama
tekanan
darah
diastolic.
Pengenalan
terhadap
stressor
adalah
langkah
pertama dalam mengubah
respon seseorang terhadap
stressor.
Memperbaiki
keterampilan koping dan
dapat
meningkatkan
kerjasama dalam regimen
teraupetik.
Fokus perhatian pasien
pada realitas situasi yang
ada
relatif
terhadap
pandangan pasien tentang
apa yang diinginkan.
1)
2)
Misinterpretasi informasi
3)
Keterbatasan kopnitif.
4)
Menyangkal diagnosa.
Tujuan:
1)
Menyatakan
pemahaman
tentang
proses
penyakit
dan
regimen
pengobatan
2)
3)
RASIONAL
Mengidentifikasi
kemampuan klien dalam
menerima pembelajaran.
Meningkatkan
pengetahuan klien tentang
tekanan darah normal dan
efek hipertensi.
Tekanan darah normal
pada setiap orang berbeda
tergantung pada banyak
faktor.
Mencegah meningkatnya
tekanan darah dengan
memperhatikan faktor
faktor resiko.
Dapat menyebabkan
tekanan darah berubah
ubah.
Menghindari terjadinya
resiko overdosis obat.
Mempertahankan
keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh.
Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan/implementasi harus sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan
dengan masalah yang terjadi. Dalam pelaksanaan keperawatan ada 4
tindakan yang dilakukan yaitu :
a.
Tindakan mandiri
b.
Tindakan observasi
c.
d.
Tindakan kolaborasi
5.
Evaluasi
Tahapan evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana
tujuan dapat dicapai, sehingga dalam mengevaluasi efektivitas tindakan
keperawatan. Perawat perlu mengetahui kriteria keberhasilan dimana
kriteria ini harus dapat diukur dan diamati agar kemajuan perkembangan
keperawatan kesehatan klien dapat diketahui Dalam evaluasi dapat
dikemukakan 4 kemungkinan yang menentukan keperawatan selanjutnya
yaitu :
a.
b.
c.
d.
a.
Apakah tekanan darah dalam rentang yang dapat diterima oleh klien?.
b.
c.
d.
e.