Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
oklusi
juga
akan
berdampak
pada
kondisi
sendi
temporomandibular (TMJ). Jumlah gigi geligi yang tidak sama antara tiap regio
akan menyebabkan ketidakseimbangan kerja sendi temporomandibular sehingga
tekanan yang diterima kedua sendi ini pun menjadi tidak seimbang. Gangguan
sendi temporomandibular akan semakin meningkat pada kasus kehilangan gigi
yang cukup banyak.
Kasus kehilangan gigi geligi menurut ilmu prostodonsia dapat diatasi
dengan pembuatan gigi tiruan lepasan atau gigi tiruan cekat. Dahulu hanya
dilakukan pemasangan kembali gigi yang sudah tanggal tersebut ke tempat semula
atau ke mulut orang
lain.
Pengembalian gigi
ini
dilakukan
dengan
yang lebih baik dengan hasil yang memuaskan. Gigi tiruan lepasan dan gigi tiruan
cekat sudah semakin dikenal serta digunakan untuk mengganti fungsi gigi geligi
asli secara estetik dan fungsional.
Pembuatan gigi tiruan baik lepasan maupun cekat tidak hanya terpusat
pada pergantian gigi yang telah hilang, melainkan juga melestarikan jaringan yang
masih ada. Hal ini dapat dicapai dengan mengembalikan oklusi dalam kondisi
yang serasi dan fungsional. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
meniru pergerakan mandibula saat proses pembuatan gigi tiruan di laboratorium.
Artikulator merupakan alat yang dirancang untuk memenuhi upaya tersebut.
Dengan demikian dokter gigi dapat menganalisa model studi dan mengetahui
berbagai pembenahan yang dapat dilakukan terhadap gigi geligi dan jaringan yang
ada untuk mencapai oklusi yang optimal.
BAB II
DEFINISI DAN SEJARAH ARTIKULATOR
James Cameron adalah orang pertama yang memiliki hak paten terhadap
articulator pada tahun 1840. Pada tahun 1850 Tomas W. Evanz memiliki hak paten
kedua terhadap articulator temuannya yang disebut the occluder.
The new century and modified new century articulator merupakan artikulator
yang didesain oleh George. B. Snow pada tahun 1906 yang melengkapi
articulator Grifman (1899). Artikulator ini dibuat dengan adjustable condylar.
Pada tahun 1910, the gysi adaptable articulator diperkenalkan, namun articulator
ini memiliki harga yang cukup mahal sehingga gysi simplex articulator dibuat
pada tahun 1914 untuk memenuhi permintaan dengan harga yang lebih
terjangkau.
BAB III
PEMBAHASAN DASAR ARTIKULATOR
10
11
13
3.5 Facebow
Facebow adalah alat yang merekam hubungan maxilla terhadap rotasi axis
sendi mandibula dan merekam dengan akurat lokasi maxilla pasien. Facebow
14
Arbitrary facebow tipe telinga adalah jenis facebow yang sering digunakan.
Prosedur penggunaan facebow tipe telinga (ear type), antara lain:
1) Arbitrary facebow tipe telinga dipersiapkan untuk digunakan.
2) Wax atau biterim ditempatkan pada fork arbitrary facebow.
3) Wax atau biterim yang telah ditempatkan pada fork kemudian dimasukkan ke
rongga mulut pasien.
4) Penempatan facebow di wajah pasien dengan rest facebow ditempatkan pada
telinga pasien.
15
5) Facebow ditempatkan sejajar orbital plane dan disesuaikan dengan posisi titik
nasion pasien.
6) Fork dikunci pada facebow.
7) Setelah posisi facebow sesuai diwajah pasien, maka facebow dilepaskan dari
wajah pasien, kemudian fork dilepaskan dari facebow.
8) Fork ditempatkan pada meja transfer, kemudian model rahang atas diletakkan
di atas biterim atau wax.
9) Penanaman model pada artikulator menggunakan gipsum.
BAB IV
KESIMPULAN
16
Articulator merupakan alat yang memiliki peranan yang besar dan sangat
dibutuhkan dalam pekerjaan dokter gigi untuk mendapatkan hasil yang maksimal
pada perawatan pasien. Terdapat beberapa jenis articulator yang dapat dipilih oleh
operator dan tekhnisi. Pemilihan articulator tersebut juga disesuaikan dengan
kebutuhan operator. Tiap-tiap articulator memiliki kelebihan dan kekurangan.
Articulator juga dilengkapi dengan facebow yang dapat memberikan
kemudahan transfer kondisi oklusi pasien. Facebow hanya digunakan pada
beberapa articulator saja. Facebow terdiri dari dua jenis, yaitu kinematik facebow
dan arbitrary facebow.
DAFTAR PUSTAKA
17
1.
18