Professional Documents
Culture Documents
KEPERAWATAN GERONTIK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
ARTHRITIS REUMATOID
DISUSUN OLEH :
Manahan Agung Okta.S
Maarifatun
Istiharoh
Deri Saputra
Eki Mei Suprayogi
Reki Hendara Putra
Misda
Lesi Yulikasari
Fadilatul Husna
JURUSAN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan taufikNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Asuhan Keperawatan
Pada Klien Arthritis Rheumatoid.
Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan yang belum
terjangkau oleh penulis, maka penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Ibu Ns. Ida Rahmawati S.Kep selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Gerontik dan teman-teman yang telah membantu terbentunya makalah
ini.
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada kami mendapat imbalan yang
setimpal dari Allah SWT, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bengkulu,
juni 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................
ii
DAFTAR ISI........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................
1.3. Tujuan..........................................................................................
BAB II
TINJAUAN TEORITIS.....................................................................
BAB III
TINJAUAN KASUS..........................................................................
26
28
29
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan................................................................................
42
42
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Arthritis rheumatoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian
(biasanya tangan dan kaki) secara sistematis mengalami peradangan sehingga
menjadi pembengkakan dan nyeri pada sendi.
Penderita arthritis rheumatoid di seluruh dunia telah mencapai angka 355
juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia ini menderita rheumatoid. Diperkirakan
angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25%
akan mengalami kelumpuhan (http://www.tempo.co.id). Organisasi kesehatan
dunia (WHO) melaporkan bahwa 20%, penduduk dunia terserang penyakit
arthritis rheumatoid. Dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan
20% mereka yang berusia 55 tahun (Taja, 1996).
Arthritis rheumatoid kira-kira 2,5 kali lebih sering menyerang wanita
dari pada pria. Insiden meningkat dengan bertambahnya usia, terutama pada
wanita. Insiden puncak adalah antara usia 40-60 tahun. Penyakit ini menyerang
orang-orang di seluruh dunia dari berbagai suku bangsa. Sekitar 1% orang
dewasa menderita arthritis rheumatoid yang jelas dan dilaporkan bahwa di
Amerika Serikat setiap tahun kira-kira 750 kasus baru per satu juta penduduk.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Definisi
Rematik atau arthritis (radang seni) adalah penyakit yang mengenai otot
skelet, tulang, ligamentum, tendon dan persendian baik pada laki-laki maupun
wanita dengan segala usia. Hal ini bisa disebabkan oleh stress mekanis,
perubahan pelumasan dan imobilitas (Brunner dan Suddarth, 2001).
2.2. Etiologi
1. Proses Menua
Seiring dengan bertambahnya usia, struktur anatomis dan fungsi organ
mulai mengalami kemunduran. Pada lansia cairan sinovial pada sendi mulai
berkurang sehingga pada saat pergerakan terjadi gesekan pada tulang yang
menyebabkan nyeri.
2. Inflamasi
Inflamasi meliputi serangkaian tahapan yang saling berkaitan.
Antibodi immunoglobulin membentuk kompleks imun dengan antigen.
Fagositosis kompleks imun akan dimulai dengan menghasilkan reaksi
inflamasi (pembengkakan, nyeri, serta oedema pada sendi).
3. Degenerasi
Degenerasi
kartilago
artikuler
disebabkan
oleh
gangguan
4. Perubahan Pelumasan
Di samping perubahan pada kartilago artikuler dan tulang subkondrial,
pelumasan juga merupakan faktor degenerasi, bersama dengan beban sendi
(gaya yang dipikul lewat sendi), pelumasan bergantung pada lapisan tipis
cairan interstisial yang terpecah dari kartilago ketika terjadi kompresi antar
permukaan sendi yang berlawanan.
5. Imobilitas
Degenerasi kartilago akibat mobilitas sendi dapat terjadi akibat
gangguan pemompaan lubrikasi yang terjadi pada gerakan sendi.
6. Kegemukan (obesitas)
Menyebabkan beban yang berlebihan pada sendi dan tulang.
7. Cidera/trauma yang menyebabkan kerusakan tulang ataupun sendi.
8. Faktor hormonal.
Dapat terjadi karena pengaruh nyeri atau sebagai akibat dari kurang
digunakannya sendi yang bersangkutan.
4. Pembengkakan sendi
5. Sendi berbunyi
6. Rasa lelah dan lesu
7. Kesulitan tidur yang bisa terjadi akibat dari nyeri
8. Susah berjalan
9. Rasa kesemutan pada kaki/tangan
10. Berat badan menurun dan nafsu makan berkurang.
2.4. Patofisiologi
Arthritis rheumatoid adalah suatu penyakit peradangan kronik yang
menyebabkan degeneratif jaringan ikat. Biasanya jaringan ikat yang pertama kali
mengalami kerusakan adalah jaringan ikat yang membentuk lapisan sendi yaitu
membran sinovial.
Pada arthritis rheumatoid, peradangan berlangsung terus menerus dan
menyebar ke struktur-struktur sendi di sekitarnya termasuk tulang rawan sendi
dan kapsul fibrosa sendi, akhirnya ligamentum dan tendon ikut meradang.
Peradangan ditandai oleh penimbunan sel darah putih, pengaktifan komplemen,
fagositosis ekstensif, dan pembentukan jaringan parut.
Pada peradangan kronik, membran sinovial mengalami hipertrofi dan
menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan nekrosis sel
dan respon peradangan berlanjut. Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh
jaringan granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar ke seluruh sendi
sehingga semakin merangsang pandangan dan pembentukan jaringan parut.
Proses ini secara lambat merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta
deformitas (Elizabeth J. Corwin, 2000).
2.5. Akibat Lanjut
1. Nyeri pada sendi yang dapat mengganggu aktivitas.
5
2.8. WOC
Stress mekanik
Elastisitas kartilago
menurun
Kartilago atrofi
Klasifikasi dengan
ligamentum
Proses penuaan
sendi
Imobilitas
Perubahan
pelumasan
Gangguan
pemompaan
lubrikasi
Kompresi antara
permukaan sendi
meningkat
Efusi sendi
Pelumasan
menurun
Sinovitis Skunder
Degenerasi sendi
REMATIK
Peradangan pada
sendi
Kompleks antibodi
dan antigen
Komplek antibodi
dan antigen
Reaksi inflamasi
Bengkak, oedema,
nyeri
MK : Nyeri
gangguan
mobilitas
Rusaknya
muskuloskeletal
Kekuatan otot
menurun
Deformitas
Kelemahan
MK : Intoleransi
aktivitas kurang
perawatan diri
Patah
MK : Gangguan
mobilitas fisik
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama
: Ny. A
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 70 Tahun
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Janda
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan
: Tani
Alamat
: 20 Agustus 2010
D. Kebiasaan Sehari-hari
N
Jenis Kebutuhan
o
1 Pola Nutrisi
Sebelum Sakit
Sesudah Sakit
a. Makan
i. Jenis
ii. Frekuensi
3 x sehari
3 x sehari
iii. Porsi
1 porsi
1 porsi
i. Jenis
Air putih
Air putih
ii. Frekuensi
Bila haus
Bila haus
7-8 gelas/hari
7-8 gelas/hari
iv. Konsistensi
Lembek
Lembek
v. Frekuensi
2 x sehari
2 x sehari
Khas
Khas
vii. Konsisten
Kuning jernih
Kuning jernih
viii. Frekuensi
5 x sehari
4 x sehari
b. Minum
iii. Banyaknya
2 Pola Eliminasi
a. BAB
vi. Bau
b. BAK
ix. Bau
Khas
3 Pola Tidur dan Istirahat
Khas
x. Waktu
8 jam / hari
xi. Siang
2 jam
1 jam
xii. Malam
6 jam
5 jam
Tidak ada
Ada (insomnia)
E. Hubungan Sosial
a. Hubungan antar keluarga
Ny. A sering dikunjungi keluarga setiap satu minggu sekali.
10
5. Telinga
Kebersihan
: bersih
Peradangan
: tidak
Pendengaran
: tidak
Keluhan lain
:tidak
6. Leher
Pembesaran keljar tiroid
Kaku kuduk
7. Dada
Bentuk dada
Retraksi
Wheezing
Ronchi
Suara jantung tambahan
Iotus cordis
8. Abdomen
Bentuk
: simestris
Nyeri tekan
: tidak ada
Kembung
: tidak ada
Bising usus
: 12x/i
Massa
; tidak
: tidak
: tidak
: simetris
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: teraba satu jari
9. Genitalia
Kebersihan
: bersih
Haemoroid
: tidak
Hernia
: tidak
10. Ektremitas
Kekuatan otot : 555 555
444 444
Postur tubuh
: bungkuk
Rentang gerak
: tidak maksimal
Deformitas
: ada
Tremor
: tidak
Edema kaki
: ada
Penggunaan alat bantu : ada
Reflek
Reflek
Bisep
Triceps
Knee
Achiles
Kanan
+
+
+
-
Kiri
+
+
+
11
11. Integument
Kebersihan
Warna
Kelembaban
Gangguan pada kulit
: bersih
: tidak ( sawo matang )
: lembab
: tidak ada
pengkajian psikososial
hubungan dengan orang lain dalam wisma :
1.
2.
3.
4.
Tidak kenal
Sebatas kenal
Mampu berinteraksi
Mampu bekerjasama
Tidak kenal
Sebatas kenal
Mampu berinteraksi
Mampu bekerjasama
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
13
Labil
Stabil
Iritabel
Datar
14
YA
TIDAK
1
2
anda?
6
7
8
15
10
11
12
yang bermanfaat?
13
14
15
sekarang?
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
16
27
28
29
Menikmati tidur?
Memilih menghindari dari perkumpulan social?
Mudah mengambil keputusan?
30
Sumber : Burns, 1991. Assasment Scales in old Age Psychiatry Martin Duintz Ltd.
London,P 2-3
Scor : Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal ( setiap jawaban yang bercetak
tebal
mempuyai nilai 1)
0 1 = Not depressed
11 20 = Mild depressed
21 30 = Severe depressed
Nilai 11 : Mild depressed
ITEM PERTANYAAN
BENAR SALAH
Jawab: rabu
Apa nama tempat ini ?
17
4
5
6
7
8
9
10
Jawab : lupa
Siapa presiden Indonesia sekarang ?
Jawab : SBY
Siapa presiden anda sebelumnya ?
Jawab : lupa
Siapa nama ibu anda ?
Jawab : marfuah
Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1
JUMLAH BENAR
Sumber : burn, 1999. Assessment scales in old age psychiatry. Martin dunitz,ltd.
London p. 55- 57.
Interpretasi
Salah 0-2 : fungsi intelektual utuh
Salah 3-4 : fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 5-7 : fungsi intelektuaal kerusakan sedang
Salah 8-10 ; fungsi intelektual kerusakan berat
Hasilnya : Salah 5-7 : fungsi intelektuaal kerusakan sedang
Skor
minimum
manual
Orientasi
18
(kota),(kabupaten),(provinsi).
Registrasi
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda,1
detik untuk tiap benda. Kemudian mintalah pasien
mengulangi ke3 nama tersebut berikan satu angka
untuk setiap jawaban yang benar. Bila masih salah,
ulang penyebutan k 3 nama tersebut sampai ia dapat
mengulangnya dengan benar. Hitunglah jumlah
percobaan dan catatlah ( kertas,pena,jam)
(jumlah percobaan : 3) 3
Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai dari 100
kebawah 1 angka untuk tiap jawaban yang benar.
Berhenti setelah 5 hitungan (93,86,72,65).
Kemungkinan lain : ejalah katadunia dari akhir
keawal ( a-i-n-u-a) 0
Mengingat kembali ( RECALL).
19
Sumber : burn,1999. Assessment scales in old age psychiatry. Marthin dunitz ltd.
London. P.35.
Skor
Nilai 24-30 : normal
Nilai 17-23 : probable gangguan kognitif
Nilai 0-16 : definitive gangguan kognitif
Hasilnya 9 : Definitive gangguan kognitif
H. Pengkajian perilaku terhadap kesehatan
Kebiasaan merokok : Ny A tidak merokok
a. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi :
Ny A mengatakan makan 3x sehari.
Pola pemenuhan cairan:
Ny A mengatakan tidak sering minum air putih hanya minum 4-5 gelas. Ny A
juga mengatakan jika banyak minum malas bolak balik ke kamar mandi.
Pola kebiasaan tidur
Ny A mengatakan tidak ada masalah pada pola tidur nya.
Pola eliminasi bab/bak
20
Ny A mengatakan bab 1x/sehari , tidak ada keluhan dengan proses bab. Kk. J
mengatakan ia sering kencing dalam sehari bisa 4-6 kali sehari bila banyak
minum, tidak ada keluhan dalam proses bak.
Pola aktivitas
Ny A mengatakan tidak mampu untuk melakukan pekerjaan rumah tangga,
untuk melakukan kegiatan keterampilan Ny A tidak bisa lagi. Ny A
mengatakan mandi 3x/sehari dengan menggunakan sabun mandi, untuk gosok
gigi tidak menggosok gigi karna gigi nya ompong.
b. Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari
Pengkajian fungsional berdasarkan barthel indeks ; Mahoney & barthel, 1965
NO
AKTIVITAS
MANDIRI
(Nilai )
Makan
10
Minum
Berpindah dari kursi roda ketempat
10
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
tidur,sebaliknya.
Personal toilet(cuci muka,menyisir
DENGAN
BANTUAN
(Nilai )
rambut,gogok gigi)
15
0
5
Mengenakan pakaian
10
Control BAB
Control BAK
Olahraga
21
13
Rekreasi
: Ketergantungan
: Mandiri
Hasil : Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari berada pada
tingkat ketergantungan ringan dengan score 95
A. Pengkajian lingkungan
Pemukiman
Luas bangunan 20 x15m berbentuk rumah dengan 10 buah kamar, 1 ruang TV,
4 kamar mandi, teras depan dan teras samping. Bangunan sudah permanen ,
atap seng, dinding tembok dan lantai keramik. Lantai dalam wisma dalam
keadaan bersih, ventilasi dan jendela ada ditiap kamar dan ruangan,
pencahayaan baik.
Sanitasi
Penyediaan air bersih menggunakan sumur yang di alirkan melalui pipa, kalau
untuk air minum kakek mengambil air yang disediakan dari dapur umum atau
dari air galon yang ada di ruangan. Untuk toileting menggunakan jamban leher
angsa secara bersama dimana jarak septic tank > 10 meter. Untuk pembuangan
sampah, sampah ditimbun dan dibakar di belakan wisma oleh petugas panti atau
nenek yang membersihkan lingkungan sekitar rumah.
22
Fasilitas
Ny A mengatakan di panti biasanya ada kegiatan lansia kadang Ny A ikutan
kegiatan senam lansia tersebut. Untuk taman di wisma cempaka tidak ada,
hanya ada halaman samping yang ditanami pepohonan. Ny A mengatakan jika
ada acara pertemuan atau TAK biasanya ruangan yang dipakai adalah ruang
aula untuk sarana hiburan yang dimanfaatkan adalah TV, sarana ibadah di panti
ada yaitu mushola
Keamanan dan transportasi
Ny A mengatakan jalan mau ke panti rata, banyak turunan dan licin karena jenis
lantainya keramik, tidak ada alat transportasi yang kakek miliki, tidak ada juga
sarana komunikasi yang bisa digunakan. Cara penyebaran informasi hanya
secara langsung dari mulut ke mulut.
B. Pengkajian spritual/ kultural
1. Pelaksanaan ibadah
Ny A mengatakan beragama islam,Ny A mengatakan ia sholat 5 waktu
setiap hari.
2. Keyakinan tentang kesehatan
Ny A mengatakan ia sakit karena sudah tua dan juga karena kehendak
Allah, klien juga sering melaksanakan sholat 5 waktu.
Data
Etiologi
proses inflamasi; dengan
23
Masalah
Nyeri (Kronis)
i. Klien
mengatakan
nyeri
kakinya.
tampak
meringis
ketika
deformitas skeletal;
intoleransi aktivitas;
24
Gangguan
mobilitas fisik
DO :
xii. Klien tampak sering tidak bergerak
xiii. Klien tampak diam
xiv. Klien tampak banyak istirahat
xv. TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 88 x / menit
RR : 22 x / menit
S : 36,8oC
TB : 160 cm
BB : 50 kg
Klien nampak dibantu oleh perawat
panti ketika ingin BAB dan BAK
3 DS :
- Klien mengatakan badannya
lemas
- Klien mengatakan tidur
malamnya terganggu
- Klien mengatakan tidak dapat
beraktivitas dengan tenang/sulit
beraktivitas
- Klien mengatakan ia susah
Peningkatan aktivitas
penyakit, rasa nyeri, tidur/
istirahat yang tidak
memadai, dekonsioning,
nutrisi yang tidak
memadai dan
depresi/stress emosional
beristirahat
DO :
- Klien tampak sering diam
- Klien tampak lesu
- Klien terlihat tidak bersemangat
- Klien terlihat pucat
- Klien terlihat sulit berjalan
xvi. TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 88 x / menit
25
Keletihan
RR : 22 x / menit
S : 36,8oC
TB : 160 cm
BB : 50 kg
3.3 Prioritas Masalah
1. Nyeri (kronis) berhubungan dengan proses inflamasi; dengan distensi jaringan:
penurunan fungsi tulang; destruksi sendi.
2. Gangguan
26
Diagnosa
Tujuan
Keperawatan
Nyeri (kronis) Setelah dilakukan
berhubungan
intervensi selama 3 x
dengan
distensi
jaringan
berkurang
:
penurunan
fungsi tulang;
destruksi
sendi.
Kriteria Hasil
- Klien mengatakan
bahwa nyeri
berkurang/ hilang
(skala 0-3)
- Klien tampak rileks
dapat tidur atau
istirahat dengan tenang
- TTV DBN
TD : 110-140/70-90
mmHg
ND : 80-100 x/i
RR : 16-24 x/i
S : 36,5o-37oC
Tindakan/Intervensi
Rasional
Mandiri
- Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas - Membantu
(skala 0-10).
kebutuhan
dalam
manajemen
menentukan
nyeri
dan
keefektifan program.
- Anjurkan
duduk di kursi.
penggunaan
brace
dapat
27
- Anjurkan pasien untuk mandi air hangat - Panas meningkatkan relaksasi otot dan
pada waktu bangun dan/atau pada
waktu tidur.
pada
ponasi
dapat
- Meningkatkan
relaksasi/
mengurangi
tegangan otot.
- Ajarkan dan anjurkan penggunaan - Meningkatkan relaksasi, memberikan
teknik manajemen stress
kembali
memberikan
stimulasi
perhatian,
dan
Asetilsalisilat (aspirin)
analgesik
mengurangi
ringan
dalam
kekakuan
dan
meningkatkan mobilitas.
- NSAID lainnya
28
- Produk kodein
lambung
- Meskipun narkotik umumnya adalah
kontraindikasi, karena sifat kronis dan
kondisi, penggunaan jangka pendek
mungkin diperlukan selama periode
eksaserbasi akut untuk mengontrol nyeri
parah.
Gangguan
Setelah dilakukan
- Klien
dapat Mandiri :
melekukan
berhubungan
x 24 jam diharapkan
dengan
deformitas
dapat teratasi
skeletal; nyeri,
ketidaknyama
aktifitas - Lanjutkan
pemantauan
dari
proses
inflamasi.
- ROM/rentang gerak : - Pertahankan istirahat tirah baring/duduk - Istirahat sistemik dianjurkan selama
baik
jika diperlukan
- TTV DBN
nan;
TD : 110-140/70-90
intoleransi
mmHg
29
aktivitas;
N : 80-100 x/menit
- Bantu
dengan
gerak
aktif/
penurunan
RR : 16-24 x/menit
kekuatan otot.
S : 36,5-37oC
- Anjurkan
untuk
mengubah
dan
meningkatkan
cukup
mempermudah
sirkulasi
perawatan
diri
dan
(mengurangi
stabilitas
risiko
jaringan
cidera)
dan
dan
kesejajaran
tubuh,
mengurangi kontraktor.
- Anjurkan
mempertahankan
pasien
untuk - Memaksimalkan
fungsi
sendi
mempertahankan mobilitas.
jatuh
Kolaborasi
- Berguna
program
dalam
memformulasikan
latihan/aktivitas
yang
Klien tampak 1. Berikan penjelasan tentang keletihan 1. Pemahaman pasien tentang keletihan
berhubungan
intervensi selama 3
dengan
x 24 keperawatan
peningkatan
diharapkan
tidur
aktivitas
keletihan dapat
nyenyak.
penyakit, rasa
hilang/berkurang
Klien
dapat
dengan
Klien
dapat
tindakan
kenyamanan
sementara melaksanakannya.
31
untuk
nyeri, tidur/
dapat
istirahat yang
aktifitas sehari-hari.
tidak memadai,
dekonsioning,
melakukan
yang
dapat
menyebabkan kelelahan.
2. Fasilitasi
emosional
pengembangan
jadwal
mengurangi
keletihan
memodifikasi
aktivitas
penyakit
Keperawatan
Implementasi
32
dapat
keadaan
tersebut.
2. Istirahat dan aktivitas yang bergantian
penyembuhan.
No Hari/Tanggal
akan
dan
depresi/stress
untuk
macam
istirahat
emosional
tidak memadai
berbagai
nutrisi yang
c. Diperlukan
Evaluasi
Minggu
8-3-2013
Nyeri
RR : 22 x / i
N : 88 x / i
S : 36,8oC
Kolaborasi :
9. Berikan obat-obatan sesuai indikasi
Aspirin : 500 mg/kali tiap 3-4 jam
Ibuprofen : 3 x 400 mg/hari
Antasida : 3 x 400 mg.
Antibiotic : 3x500 mg/hari
pahanya
sudah
dilanjutkan
tidak
dan
dipertahankan
- Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas
nyeri
- Biarkan pasien mengambil posisi
yang nyaman waktu tidur
- Tempatkan penggunaan bantal
- Anjurkan pasien mandi air hangat
dan mengompres lututnya dengan
waslap hangat
Berikan masase lembut
Anjurkan teknik napas dalam
Pantau TTV
Berikan obat-obat sesuai indikasi
Aspirin : 500 mg/kali tiap 3-4 jam
Ibuprofen : 3 x 400 mg/hari
Antasida : 3 x 400 mg.
Antibiotic : 3x500 mg/hari
Jam 08.30 Wib
Jam : 08.00 Wib (9 maret 2010)
1. Melanjutkan pemantauan tingkat inflamasi rasa sakit pada S : - Klien masih tidak sanggup berjalan
-
Minggu
8-3-2009
Kerusakan
mobilitas fisik
berhubungan
dengan
sendi.
Tanda inflamasi mulai berkurang.
Klien mengalami gangguan gerak/rentang gerak terbatas
34
jauh
- Klien mengatakan kaku di kakinya
telah berkurang dan sudah mudah
deformitas
skeletal; nyeri,
ketidaknyamanan;
intoleransi
aktivitas;
penurunan
kekuatan otot.
digerakkan
- Klien mengatakan tubuhnya sedikit
lemah.
- Klien mengatakan ia mulai berlatih
mempertahankan
mobilitasnya.
- Kekuatan otot pada nilai : 3
- Bengkak dan merah pada lutut klien
mulai berkurang.
- Klien tampak latihan berjalan dan
berdiri
tanpa
keluarganya.
- Rentang gerak
bantuan
anggota
mulai
terlihat
membaik
- TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 88x/i
RR : 22 x /i
S: 36,8oC
A : Masalah teratasi sebagian
(Klien mengatakan kaku di kakinya
telah
35
berlatih
berkurang
dan
mudah
dan
dipertahankan.
- Evaluasi dan lanjutkan pemantauan
tingkat inflamasi rasa sakit pada
sendi.
- Mempertahankan
istirahat
tirah
baring/duduk.
- Membantu klien melakukan rentang
gerak aktif
- menganjurkan
mengubah
posisi
sering.
- Menganjurkan
mempertahankan
pasien
klien
pasien
postur
untuk
dengan
untuk
tegak,
Minggu
8-3-2009
Keletihan yang
berhubungan
dengan
dan nyaman.
- Berikan obat sesuai indikasi
Myochrysine
Prednison : 7,5 mg/hari
Jam : 10.00 Wib, 9 maret 2010
S : - Klien mengatakan masih
lemah
peningkatan
aktivitas penyakit,
rasa nyeri, tidur/
istirahat yang tidak
memadai,
dekonsioning,
nutrisi yang tidak
memadai dan
depresi/stress
emosional
tidur
O : - Klien Masih Terlihat Lemah
- Klien mandi air hangat sebelum tidur
- Klien
tampak
enggan
- Klien melakukan teknik relaksasi
c. Menjelaskan pentingnya istirahat untuk mengurangi stress
melakukan aktifitas
9.
- Pantau TTV
sistemik, artikuler, dan emosional.
TD : 140/90 mmHg
- Klien istirahat tirah baring
N : 88 x /i
d. Menganjurkan teknik-teknik untuk menghemat tenaga
RR : 22 x /i
- Menggunakan tongkat ketika berjalan
S : 36,8o
e. Mengenalkan faktor-faktor fisik dan emosional yang dapat
A : Masalah belum teratasi
menyebabkan kelelahan.
P : Intervensi
dilanjutkan
- Nyeri pada kaki menyebabkan energi yang diperlukan saat
dipertahankan
berjalan akan bertambah besar, sehingga menyebabkan
lelah.
2. Memfasilitasi pengembangan jadwal aktivitas/istirahat yang
tepat
Klien melakukan mobilisasi berjalan, duduk, kemudian
istirahat tirah baring.
3. Memantau kepatuhan terhadap program terapinya.
Klien mematuhi program terapi dengan antusias untuk
sembuh dari penyakitnya
4. Kolaborasi dalam pemberian
untuk
dan
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Arthritis rheumatoid adalah penyakit yang mengenai otot skelet, tulang,
ligamentum, tendon dan persendian baik pada laki-laki maupun wanita dengan
segala usia. Hal ini bisa disebabkan oleh stress mekanis, perubahan pelumasan
dan immobilitas (Brunner dan Suddarth, 2001).
Arthritis rheumatoid adalah merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik
dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ
tubuh. terlibatnya sendi pada pasien arthritis rheumatoid terjadi setelah penyakit
ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan progresifitasnya. Pasien juga dapat
menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.
Penyebab pasti arthritis rheumatoid tidak diketahui. Faktor genetik seperti
produk kompleks histokompatibility utama kelas II dan beberapa faktor
lingkungan telah lama diduga berperanan dalam timbulnya penyakit ini.
Asuhan keperawatan pada pasien arthritis rheumatoid ini meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
4.2. Saran
1. Klien arthritis rheumatoid sebaiknya diberikan penyuluhan dan pembelajaran
tentang penanganan dan pencegahan penyakitnya agar dapat melakukan
aktivitas sehari-hari secara mandiri
2. Perawatan pada klien arthritis rheumatoid perlu dilakukan secara
berkesinambungan dan teratur.
3. Keluarga diharapkan dapat berperan serta dalam pengaturan aktivitasnya
klien agar dapat membatasi kegiatan sehari-hari sehingga kekambuhan
penyakit dapat dicegah.
4. Keluarga diharapkan dapat mengontrol nutrisi yang dikonsumsi klien dengan
arthritis rheumatoid yang dapat mencetuskan kekambuhan penyakit.
38
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi Ketiga. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC.
Mansjoer, Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Edisi Ketiga. Jilid I. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Corwin J. Elizabeth. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Brunner and Suddarth (2005). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Jakarta : EGC.
Doenges, M.E (2005). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Mansjoer Arif (2004). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
Parakrama dan Clive (2005). Ringkasan Patologi Anatomi. Edisi 2. Jakarta : EGC
TIM FKUI (2006). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC.
39