Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Septian Cahya
102210101029
Sekar Risti P
112210101011
Ekananda Putri
112210101035
Liza Fairus
112210101055
Zahrotul Hikmah
112210101081
LABORATORIUM FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER
2014
Suppositoria
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang
diberikan melalui rektal, vagina, maupun uretra, berbentuk torpedo, dapat melunak,
melarut, atau meleleh pada suhu tubuh, dan efek yang ditimbulkan adalah efek sistemik
atau lokal. Bahan dasar yang digunakan harus dapat larut dalam air atau meleleh pada
suhu tubuh. Semakin pendek waktu melarut/mencair semakin baik karena efektivitas
obat semakin baik.
Bobot suppositoria kalau tidak dinyatakan lain adalah 3 g untuk orang dewasa
dan 2 g untuk anak kecil. Umumnya memiliki panjang 32 mm, berbentuk silinder, dan
kedua ujungnya tajam. Sedangkan untuk bayi dan anak-anak ukurannya dari ukuran
dan berat untuk orang dewasa. Penyimpanan suppositoria dalam wadah tertutup baik
dan di tempat yang sejuk pada suhu 5-15 C agar suppositoria tidak menjadi lembek dan
tidak bisa digunakan.
Keuntungan sediaan obat dalam bentuk suppositoria antara lain :
Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung
Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan
Langsung dapat masuk ke saluran pembuluh darah sehingga akan memberikan efek
yang lebih cepat dibanding obat per oral
Bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar
Menghindari biotransformasi hati / sirkulasi portal
Bila obat ditujukan untuk efek local
Kerugian sediaan obat dalam bentuk suppositoria :
Cara pakai tidak menyenangkan
Absorbsi obat seringkali tidak teratur / sukar diramalkan
Tidak dapat disimpan dalam suhu ruangan
Tidak semua obat bisa dibuat suppositoria
Sediaan Suppositoria
Suppositoria vaginal (ovula) umumnya berbentuk bulat atau bulat telur dan berbobot
lebih kurang 5 g, dibuat dari zat pembawa yang larut dalam air atau yang dapat
bercampur dalam air, seperti polietilen glikol atau gelatin tergliserinasi.
Suppositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa zat
terapetik yang bersifat lokal atau sistemik. Bahan dasar suppositoria yang umum
digunakan adalah lemak coklat, gelatintergliserinasi, minyak nabati terhidrogenasi,
campuran polietilen glikol berbagai bobot molekul, dan ester asam lemak polietilen
glikol.
Bahan dasar suppositoria yang digunakan sangat berpengaruh pada pelepasan zat
terapetik. Lemak coklat cepat meleleh pada suhu tubuh dan tidak tercampurkan dengan
cairan tubuh, oleh karena itu menghambat difusi obat yang larut dalam lemak pada
tempat diobati. Polietilen glikol adalah bahan dasar yang sesuai untuk beberapa
antiseptik. Jika diharapkan bekerja secara sistemik, lebih baik menggunakan bentuk
ionik dari pada nonionik, agar diperoleh ketersediaan hayati yang maksimum. Meskipun
obat bentuk nonionik dapat dilepas dari bahan dasar yang dapat bercampur dengan air,
seperti gelatin tergliserinasi dan polietilen glikol, bahan dasar ini cenderung sangat
lambat larut sehingga menghambat pelepasan. Bahan pembawa berminyak seperti
lemak coklat jarang digunakan dalam sediaan vagina, karena membentuk residu yang
tidak dapat diserap, Sedangkan gelatin tergliserinasi jarang digunakan melalui rektal
karena disolusinya lambat. Lemak coklat dan penggantinya (lemak keras) lebih baik
untuk menghilangkan iritasi, seperti pada sediaan untuk hemoroid internal.
a. Suppositoria Lemak Coklat
Suppositoria dengan bahan dasar lemak coklat dapat dibuat dengan mencampur
bahan obat yang dihaluskan ke dalam minyak padat pada suhu kamar dan massa yang
dihasilkan dibuat dalam bentuk sesuai, atau dibuat dengan minyak dalam keadaan lebur
dan membiarkan suspensi yang dihasilkan menjadi dingin di dalam cetakan. Sejumlah
zat pengeras yang sesuai dapat ditambahkan untuk mencegah kecenderungan beberapa
obat, (seperti kloralhidrat dan fenol) melunakkan bahan dasar. Yang penting,
suppositoria meleleh pada suhu tubuh.
esterifikasi, hidrogenasi, dan fraksionasi hingga diperoleh berbagai komposisi dan suhu
lebur (misalnya minyak nabati terhidrogenasi dan lemak padat). Produk ini dapat
dirancang sedemikian hingga dapat mengurangi terjadinya ketengikan. Selain itu sifat
yang diinginkan seperti interval yang sempit antara suhu melebur dan suhu memadat
dan jarak lebur juga dapat dirancang umtuk penyesuaian berbagai formulasi dan
keadaan iklim.
c. Suppositoria Gelatin Tergliserinasi
Bahan obat dapat dicampur ke dalam bahan dasar gelatin tergliserinasi, dengan
menambahkan sejumlah tertentu kepada bahan pembawa yang terdiri dari lebih kurang
70 bagian gliserin, 20 bagian gelatin dan 10 bagian air. Suppositoria ini harus disimpan
dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya pada suhu dibawah 35 derajat.
d. Suppositoria dengan Bahan Dasar Polietilen Glikol
Beberapa kombinasi polietilen glikol mempunyai suhu lebur lebih tinggi dari
suhu badan telah digunakan sebagi bahan dasar suppositoria. Karena pelepasan dari
bahan dasar lebih ditentukan oleh disolusi dari pada pelelehan, maka massalah dalam
pembuatan dan penyimpanan jauh lebih sedikit dibanding massalah yang disebabkan
oleh jenis pembawa yang melebur. Tetapi polietilen glikol dengan kadar tinggi dapat
memperpanjang waktu disolusi sehingga menghambat pelepasan. Pada etiket
suppositoria polietilen glikol harus tertera petunjuk basahi dengan air sebelum
digunakan, meskipun dapat disimpan tanpa pendinginan, suppositoria ini harus
dikemas dalam wadah tertutup rapat.
e. Suppositoria dengan Bahan Dasar Surfaktan
Beberapa surfaktan nonionik dengan sifat kimia mendekati polietilen glikol
dapat digunakan sebagai bahan pembawa suppositoria. Contoh surfaktan ini adalah ester
asam lemak polioksietilen sorbitan dan polioksietilen stearat. Surfaktan ini dapat
digunakan dalam bentuk tunggal atau kombinasi dengan pembawa suppositoria lain
untuk memperoleh rentang suhu lebur yang lebar dan konsistensi. Salah satu
keuntungan utama pembawa ini adalah dapat terdispersi dalam air. Tetapi harus hati-hati
dalam penggunaan surfaktan, karena dapat meningkatkan kecepatan absorpsi obat atau
5
Alat yang biasa digunakan untuk mengukur kisaran leleh sempurna dari
suppositoria adalah suatu alat disintegrasi tablet USP. Suppositoria dicelupkan
seluruhnya dalam penangas air dengan suhu konstan dan waktu yang diperlukan
suppositoria untuk meleleh sempurna atau menyebar dalam air sekitarnya diukur.
Pola pelepasan obat secara in vitro diukur dengan menggunakan alat kisaran
leleh yang sama. Jika volume air yang mengelilingi suppositoria diketahui, maka
dengan mengukur alikuot air untuk massa obat yang dikandung pada berbagai interval
dalam periode meleleh, suatu kurva waktu terhadap kandungan obat (pola pelepasan in
vitro) dapat digambar.
3. Ketegaran / Kehancuran Suppositoria
Tes ini menentukan ketegaran suppo di bawah kondisi tertentu terhadap
pemecahan suppositoria dan ovula yang diukur dengan menggunakan sejumlah tertentu
massa atau beban untuk menghancurkannya. Tes ini didasarkan untuk suppo dan ovula
berbasis lemak. Uji ini tidak sesuai untuk sediaan yang memiliki bahan pembantu
hidrofilik, seperti campuran gelatin-gliserol.
Metode
1. Cek apakah alat yang digunakan sudah dalam keadaan vertikal atau belum.
2. Alat dipanaskan sampai suhunya 25 oC. Sediaan yang akan diuji diletakkan
dalam suhu yang sesuai dengan suhu yang akan digunakan minimal 24 jam.
Tempatkan sediaan di antara kedua penjepit dengan bagian ujung menghadap ke
atas.
3. Tunggu selama 1 menit dan tambahkan 200 g pada lempeng pertama. Tunggu
lagi selama 1 menit dan tambahkan lempeng berikutnya. Hal tersebut diulang
dengan cara yang sama sampai sediaan hancur. Massa yang dibutuhkan
menghancurkan sediaan dihitung berdasarkan massa yang dibutuhkan untuk
menghancurkan sediaan (termasuk massa awal yang terdapat pada alat).
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Apabila sediaan belum hancur dalam waktu lebih dari 40 detik setelah
pemberian lempeng terakhir maka seluruh massa lempeng terakhir dimasukkan
ke dalam perhitungan.
Setiap pengukuran menggunakan 10 sediaan dan pastikan tidak terdapat residu
sediaan sebelum setiap pengukuran.
5. Keseragaman bobot
8
10
Alasan
memperlancar pencernaan.
12. Pernyataan yang benar tentang suppositoria adalah
a. Supositoria digunakan untuk pengobatan local seperti hemoroid
b. Supositoria juga digunakan untuk menghantarkan bahan aktif terapetik secara
sistemik
c. Supositoria adalah produk steril
d. Supositoria pada umumnya diformulasi
(colourant)
Jawaban
Alasan
dengan
penambahan
pewarna
: A dan B
: supoositoria dapat digunakan untuk mengobati penyakit wasir
DAFTAR PUSTAKA
Lachman Leon and Herbert A. Lieberman.1987. Theory and Practice of Industrial
Pharmacy Indian Edition.Bombay : Varghese Publishing House.
Lachman, L., H. A. Lieberman, J. L. Kanig. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri III.
Jakarta : UI-Press. (Terjemahan oleh: Siti Suyatmi)
Lieberman, H. A., M. M. Rieger, G. S. Banker. 1996. Pharmaceutical Dosage Forms :
Disperse Systems Volume 2. New York : Marcel Dekker, Inc.
13