You are on page 1of 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktu nya.
Shalawat beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada nabi besar kita yakni
nya nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa umat nya dari zaman
jahiliyah kepada zaman yang penuh ilmu pengetahuan yang kita rasakan pada saat
sekarang ini.
Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah
Keperawatan Anak 1 mengenai Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Child
Abuse.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
menjadi ibadah dan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Allah SWT.

Padang,

September 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................

A.
B.
C.
D.

Latar Belakang ...............................................................................


Rumusan Masalah...........................................................................
Tujuan Penulisan.............................................................................
Manfaat Penulisan..........................................................................

1
2
2
3

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.

Defenisi ..........................................................................................
Klasifikasi......................................................................................
Etiologi ........................................................................................
Manifestasi klinis ...........................................................................
Dampak .......................................................................................
Komplikasi ....................................................................................
Pemeriksaan Laboratorium dan diagnostik....................................
Penatalaksanaan medis...................................................................
Pencegahan dan penanggulangan...................................................

4
5
6
9
10
12
12
13
13

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...........................................................

15

BAB IV PENUTUP ........................................................................................

20

A. Kesimpulan ....................................................................................
B. Saran ..............................................................................................

20
20

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

20

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini sering kita dengar terjadinya penganiayaan/perlakuan salah
terhadap anak, baik yang dilakukan oleh keluarga ataupun oleh pihak-pihak lain.
Dalam bidang kedokteran sendiri, child abuse ini pertama kali dilaporkan pada
tahun 1860, di Perancis. Dimana 320 orang anak meninggal dengan kecurigaan
akibat perlakuan yang salah. Memang sangat sukar kita percayai bahwa
seseorang anak yang seharusnya menjadi tempat curahan kasih sayang dari orang
tua dan keluarganya, malah mendapatkan penganiayaan sampai harus dirawat di
Rumah Sakit ataupun sampai meninggal dunia. Insidennya : 1. Hampir 3 juta
kasus penganiayaan fisik dan seksual pada anak terjadi pada tahun 1992 2.
Sebanyak 45 dari setiap 100 anak dapat mengalami penganiayaan 3. Lebih dari
100 anak meninggal setiap tahunnya karena penganiayaan dan pengabaian 4.
Penganiayaan seksual paling sering terjadi pada anak perempuan, keluarga tiri,
anak-anak yang tinggal dengan satu orang tua atau pria yang bukan keluarga Di
Indonesia ditemukan 160 kasus penganiyaan fisik,72 kasus penganiyaan
mental,dan 27 kasus penganiyaan seksual ( diteliti oleh Heddy Shri Ahimsa
Putra,Tahun 1999 ). Sedangkan menurut YKAI didapatkan data pada tahun 1994
tercatat 172 kasus, tahun 1995 meningkat menjadi 421 dan tahun 1996 menjadi
476 kasus.
Setiap negara bagian mempunyai undang-undang yang menjelaskan
tanggung jawab legal untuk melaporkan jika terdapat kecurigaan penganiayaan
anak. Kecurigaan penganiayaan anak harus dilaporkan ke lembaga layanan
perlindungan anak setempat. Pelapor yang diberi mandat untuk melapor adalah
perawat, dokter, dokter gigi, dokter anak, psikologi dan ahli terapi wicara, peneliti
sebab kematian, dokter, karyawan lembaga penitipan anak, pekerja layanan anakanak, pekerja sosial, guru sekolah. Kegagalan seseorang untuk melaporkan orang
tersebut didenda atau diberi hukuman lain, sesuai dengan status masing-masing.

Di Indonesia tanggung jawab pelaku pencederaan anak tertera dalam Kitab


Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang pasalnya berkaitan dengan jenis
dan akibat pencederaan anak. Kemunculan Undang undang no.23/2002 tentang
Perlindungan Anak menjadi secercah cahaya untuk mengurangi terjadinya child
abuse .
Dari penjelasan di atas penulis akan membahas tentang asuhan
keperawatan pada anak dengan child abuse.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah defenisi child abuse?
2. Apakah klasifikasi child abuse?
3. Apa etiologi child abuse ?
4. Apa manifestasi klinis child abuse ?
5. Bagaimana dampak child abuse ?
6. Apa komplikasi child abuse ?
7. Bagaimana pemeriksaan laboratorium dan diagnostik child abuse ?
8. Bagaimana penatalaksanaan medis child abuse
9. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan child abuse ?
10. Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan child abuse?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Penulisan makalah ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui dan
memahami tentang asuhan keperawatan pada anak dengan child abuse
2. Tujuan Khusus
Penulisan makalah ini bertujuan untuk agar mahasiswa mengetahui dan
memahami:

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Defenisi child abuse


Klasifikasi child abuse
Etiologi child abuse
Manifestasi klinis child abuse
Dampak child abuse
Komplikasi child abuse
Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik child abuse

h. Penatalaksanaan medis child abuse


i. Pencegahan dan penanggulangan child abuse
j. Asuhan keperawatan pada anak dengan child abuse
D. MANFAAT PENULISAN
1. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai asuhan keperawatan
pada anak dengan child abuse
2. Merangsang minat pembaca untuk lebih mengetahui asuhan keperawatan
pada anak dengan child abuse
3. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan child
abuse

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. DEFINISI
1. Child Abuse : tindakan yang mempengaruhi perkembangan anak sehingga
tidak optimal lagi (David Gill, 1973)
2. Child Abuse : perlakuan salah terhadap fisik dan emosi anak,
menelantarkan pendidikan dan kesehatannya dan juga penyalahgunaan
seksual (Synder, 1983)

3. Child Abuse adalah penganiayaan, penelantaran dan eksploitasi terhadap


anak, dimana ini adalah hasil dari perilaku manusia yang keliru terhadap
anak
4. Child abuse atau perlakuan yang salah terhadap anak didefinisikan sebagai
segala perlakuan buruk terhadap anak ataupun adolens oleh orang tua,
wali, atau orang lain yangseharusnya memelihara, menjaga, dan merawat
mereka.
5. Child abuse adalah suatu kelalaian tindakan atau perbuatan orangtua atau
orang yangmerawat anak yang mengakibatkan anak menjadi terganggu
mental maupun fisik, perkembangan emosional, dan perkembangan anak
secara umum.
6. Sementara menurut U.S Departement of Health, Education and Wolfare
memberikan definisi Child abuse sebagai kekerasan fisik atau mental,
kekerasan seksual dan penelantaran terhadap anak dibawah usia 18 tahun
yang dilakukan oleh orang yangseharusnya bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan anak, sehingga keselamatan dankesejahteraan anak
terancam.

B. KLASIFIKASI
Terdapat 2 golongan besar, yaitu :
1. Dalam keluarga
a. Penganiayaan fisik, Non Accidental injury mulai dari ringan bruiser
laserasi sampai pada trauma neurologic yang berat dan kematian. Cedera
fisik akibat hukuman badan di luar batas, kekejaman atau pemberian racun
b. Penelantaran anak/kelalaian,
Yaitu kegiatan atau behavior yang langsung dapat menyebabkan efek
merusak pada kondisi fisik anak dan perkembangan psikologisnya.
Kelalaian dapat berupa :
1) Pemeliharaan yang kurang memadai Menyebabkan gagal
tumbuh, anak merasa kehilangan kasih sayang, gangguan
kejiwaan, keterlambatan perkembangan.

2) Pengawasan yang kurang memadai Menyebabkan anak gagal


mengalami resiko untuk terjadinya trauma fisik dan jiwa .
3) Kelalaian dalam mendapatkan pengobatan Kegagalan dalam
merawat anak dengan baik
4) Kelalaian dalam pendidikan Meliputi kegagalan dalam
mendidik anak mampu berinteraksi dengan lingkungannya
gagal menyekolahkan atau menyuruh anak mencari nafkah
untuk keluarga sehingga anak terpaksa putus sekolah
c. Penganiayaan emosional
Ditandai dengan kecaman/kata-kata yang merendahkan anak, tidak
mengakui sebagai anak. Penganiayaan seperti ini umumnya selalu diikuti
bentuk penganiayaan lain
d. Penganiayaan seksual
Mempergunakan pendekatan persuasif. Paksaan pada seseorang anak
untuk mengajak berperilaku/mengadakan kegiatan sexual yang nyata,
sehingga menggambarkan kegiatan seperti : aktivitas seksual (oral genital,
genital, anal atau sodomi) termasuk incest. (The Child Abuse & Prevention
Act / Public Law 100-294).
2. Di luar rumah
Dalam institusi/lembaga, di tempat kerja, di jalan, di medan perang.
C. ETIOLOGI
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami kekerasan. Baik
kekerasan fisik maupun kekerasan psikis, diantaranya adalah:
1. Stress yang berasal dari anak
a. Fisik berbeda,
yang dimaksud dengan fisik berbeda adalah kondisi fisik anak
berbedadengan anak yang lainnya. Contoh yang bisa dilihat adalah anak
mengalami cacat fisik. Anak mempunyai kelainan fisik dan berbeda
dengan anak lain yang mempunyai fisik yang sempurna.
b. Mental berbeda,
yaitu anak mengalami keterbelakangan mental sehingga anak mengalami
masalah pada perkembangan dan sulit berinteraksi dengan lingkungan
disekitarnya.
c. Temperamen berbeda,

Anak dengan temperamen yang lemah cenderung mengalami banyak


kekerasan bila dibandingkan dengan anak yang memiliki temperamen
keras. Hal ini disebabkan karena anak yang memiliki temperamen keras
cenderung akan melawan bila dibandingkan dengan anak bertemperamen
lemah.
d. Tingkah laku berbeda,
yaitu anak memiliki tingkah laku yang tidak sewajarnya dan berbeda
dengan anak lain. Misalnya anak berperilaku dan bertingkah aneh di
dalamkeluarga dan lingkungan sekitarnya.
e. Anak angkat,
Anak angkat cenderung mendapatkan perlakuan kasar disebabkanorangtua
menganggap bahwa anak angkat bukanlah buah hati dari hasil
perkawinansendiri, sehingga secara naluriah tidak ada hubungan
emosional yang kuat antara anak angkat dan orang tua.
2. Stress keluargaa
a. Kemiskinan dan pengangguran,
kedua faktor ini merupakan faktor terkuat yang menyebabkan terjadinya
kekerasan pada anak, sebab kedua faktor ini berhubungan kuat dengan
kelangsungan hidup. Sehingga apapun akan dilakukan oleh orangtua
terutama demi mencukupi kebutuhan hidupnya termasuk harus
mengorbankan keluarga.
b. Mobilitas, isolasi, dan perumahan tidak memadai,
ketiga faktor ini juga berpengaruh besar terhadap terjadinya kekerasan
pada anak, sebab lingkungan sekitarlah yang menjadifaktor terbesar dalam
membentuk kepribadian dan tingkah laku anak.
c. Perceraian,
Perceraian mengakibatkan stress pada anak, sebab anak akan
kehilangankasih sayang dari kedua orangtua.
d. Anak yang tidak diharapkan,
hal ini juga akan mengakibatkan munculnya perilaku kekerasan pada anak,
sebab anak tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
orangtua,misalnya kekurangan fisik, lemah mental, dsb.
3. Stress berasal dari orangtua,
a. Rendah diri,

Anak dengan rendah diri akan sering mendapatkan kekerasan, sebab


anak selalu merasa dirinya tidak berguna dan selalu mengecewakan orang
lain.
b. Waktu kecil mendapat perlakuan salah,
orangtua yang mengalami perlakuan salah pada masa kecil akan
melakuakan hal yang sama terhadap orang lain atau anaknyasebagai
bentuk pelampiasan atas kejadian yang pernah dialaminya.
c. Harapan pada anak yang tidak realistis,
harapan yang tidak realistis akan membuatorangtua mengalami stress berat
sehingga ketika tidak mampu memenuhi memenuhikebutuhan anak,
orangtua cenderung menjadikan anak sebagai pelampiasan
kekesalannyadengan melakukan tindakan kekerasan.

D.MANIFESTASI KLINIS
1.

Cidera Kulit
Cidera kulit adalah tanda-tanda penganiayaan anak yang paling umum
dan paling mudah dikenali. Bekas gigitan manusia tampak sebagai

daerah lonjong dengan bekas gigi, tanda hisapan atau tanda dorongan
lidah. Memar multiple atau memar pada tempat-tempat yang tidak
terjangkau menunjukkan bahwa anak itu telah mengalami penganiayaan.
Memar yang ada dalam berbagai tahap penyembuhan menunjukkan
adanya trauma yang terjadi berulang kali. Memar berbentuk objek yang
2.

dapat dikenali umumnya bukan suatu kebetulan.


Kerontokan Rambut Traumatik
Kerontokan rambut traumatik terjadi ketika rambut anak ditarik, atau
dipakai untuk menyeret atau menyentak anak. Akibatnya pada kulit
kepala dapat memecahkan pembuluh darah di bawah kulit. Adanya
akumulasi darah dapat membantu membedakan antara kerontokan

3.

rambut akibat penganiayaan atau non-penganiayaan.


Jatuh
Jika seorang anak dilaporkan mengalami kejatuhan biasa, namun yang
tampak adalah cidera yang tidak biasa, maka ketidaksesuaian riwayat
dengan trauma yang dialami tersebut menimbulkan kecurigaan adanya

4.

penganiayaan terhadap anak.


Cidera Eksternal pada Kepala, Muka dan Mulut
Luka, perdarahan, kemerahan atau pembengkakan pada kanal telinga
luar, bibir pecah-pecah, gigi yang goyang atau patah, laserasi pada lidah
dan kedua mata biru tanpa trauma pada hidung, semuanya dapat

5.

mengindikasikan adanya penganiayaan.


Cidera Termal Disengaja atau Diketahui Sebabnya
Luka bakar terculap, dengan garis batas jelas, luka bakar sirkuler kecilkecil dan banyak dalam berbagai tahap penyembuhan, luka bakar
setrikaan, luka bakar daerah popok dan luka bakar tali semuanya

6.

memberikan kesan adanya tindakan jahat yang disengaja.


Sindroma Bayi Terguncang
Guncangan pada bayi menimbulkan cidera ekslersi deselersi pada otak,
menyebabkan regangan dan pecahnya pembuluh darah. Hal ini dapat
menimbulkan cidera berat pada system saraf pusat, tanpa perlu bukti-

7.

bukti cidera eksternal.


Fraktur dan Dislokasi yang Tidak Dapat Dijelaskan
Fraktur Iga Posterior dalam berbagai tahap penyembuhan, fraktur spiral
atau dislokasi karena terpelintirnya ekstremitas merupakan bukti cidera
pada anak yang tidak terjadi secara kebetulan.

E. DAMPAK CHILD ABUSE


Dampak penganiayaan dan kekerasan pada anak akan mengakibatkan
gangguan bio-psiko-sosial anak. Hal ini dapat terjadi dalam jangka pendek dan
jangka panjang. Anak mempunyai masa depan yang masih panjang sehingga perlu
pemantauan dan program tindakan yang terus-menerus bagi anak korban
penganiayaan dan kekerasan. Indikator yang perlu diperhatikan akibat
penganiayaan dan kekerasan pada anak dapat dilihat pada tabel 1. Diharapkan
tindakan/program dilakukan tanpa menunggu tanda/indikator muncul.
Tabel 1. Indikator fisik dan perilaku pada penganiayaan anak (Child Abuse)

Indikator Fisik

Indikator Perilaku

Aniaya Fisik

Aniaya Fisik

Kerusakan kulit

Memar dengan berbagai tingkat

penyembuhan
Luka bakar
Lecet dan goresan

Takut kontak dengan orang

dewasa
Prihatin jika ada anak menangis
Waspada/ketakutan
Agresif/pasif/menarik diri

Kerusakan Skeletal

Fraktur
Luka pada mulut, bibir, rahang,

mata, perineal
Penelantaran/Pengabaian

Kelaparan
Kebersihan diri kurang
Pekaian tidak terurus
Tidak diurus dalam waktu lama
Tidak pernah periksa kesehatan

Aniaya Seksual

Penelantaran/Pengabaian

Pengemis
Sendiri tanpa pengasuh pada

waktu yang panjang


Penjahat
Pencuri
Datang cepat dan pulang lambat

dari sekolah
Melaporkan tidak ada pengasuh
Pasif, agresif
Penuntut
Aniaya Seksual

Sukar jalan dan duduk


Pakaian dalam berdarah,

10

Harga diri negatif


Tidak percaya pada orang lain

bernoda
Genital gatal
Memar dan berdarah pada

daerah perineal
Penyakit kelamin
Ketergantungan obat
Pertumbuhan dan

perkembangan terlambat
Hamil pada usia remaja
Aniaya Emosional

(sukar dekat dengan orang lain)


Disfungsi kognitif dan motorik
Defisit kemampuan personal

dan sosial
Penjahat atau lari dari rumah
Ketergantungan obat
Ide bunuh diri dan depresi
Melaporkan aniaya seksual
Psikotik

Aniaya Emosional

gagal dalam perkembangan


pertumbuhan fisik tertinggal
gangguan bicara

Perilaku yang ekstrim : pasif

sampai agresif
Kebiasaan yang tergang-

gu/destruktif
Neurotik
Percobaan bunuh diri

F. KOMPLIKASI
1. Defisit perhatian / hiperaktivitas ( Attention-deficit/hiperactivity disorder,
ADHD)
2. Kesulitan belajar
3. Masalah kesehatan mental ( misal, depresi, stres, pasca-traumatik, gangguan
4.
5.
6.
7.
8.
9.

makan)
Perilaku agresif ( meyerang)
Keterlambatan perkembangan
Kesulitan dalam hubungan sosial
Perilaku seksual yang tidak tepat
Penyalahgunaan zat
Peningkatan penyakit menular seksual ( AIDS)

G. PEMERIKSAAN LABORATORIUM & DIAGNOSTIK


1.

Studi radiografik survei skeletal ( tulang), dalam dua tahap, untuk semua
anak yang diduga cedera akibat penganiayaan. Ulangi dalam waktu dua
minggu untuk anak yang mempunyai kemungkinan besar mengalami
penganiayaan . Rasional : fraktur metafiseal (corner chip) mempunyai
spesifisitas ke arah penganiayaan tetapi mungkin sulit di identifikasi pada
awalnya.penyembuhan fraktur dari kalus ( benjolan tulang ) yang terlihat 2
minggu dari suatu cedera akut . Survei skeletal juga memberikan informasi

11

tentang usia cedera.*fraktur multipel pada berbagai tahap penyembuhan


sering terjadi pada penganiayaan anak.
2. CT scan atau MRI pada daerah yang sakit
3. Pemeriksaan oftalmologi untuk mendeteksi hemoragi retina ( akibat
goncangan atau benturan hebat di kepala ).
4. Foto bewarna dari cedera
5. Lingkar kepala, lingkar abdomen
6. Pemeriksaan cairan serebrospinal
7. Tes kehamilan
8. Skrining penyakit menular seksual, human immunodeficienty virus (HIV)
9. Pemeriksaan penjelas ( pengumpulan dan pemeriksaan spesimen
hendaknya dilakukan dengan rekomendasi dari lembaga perlindungan anak
penyidik setempat atau pemeriksa medis).
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Prioritas utama dalam perawatan anak yang teraniaya adalah resusitasi dan
stabilisasi seperlunya sesuai dengan cedera yang dialami. Konfirmasi
penganiayaan diperoleh melalui pengambilan data riwayat yang saksama ,
pemeriksaan fisik yang lengkap dengan inspeksi yang mendetail pada seluruh
tubuh anak dan pengambilan spesimen laboratorium. Semua cidera harus di
dokumentasikan dengan foto bewarna dan di catat dengan cermat dalam rekam
medis tertulis.
Setiap negara bagian mempunyai undang-undang yang mejelaskan
tanggung jawab legal untuk melapor jika terdapat kecurigaan penganiayaan anak.
Kecurigaan penganiayaan anak harus dilaporkan ke lembaga layanan
perlindungan anak setempat. Pelapor yang diberi mandat untuk melapor adalah
perawat , dokter, dokter gigi, pediatris, psikolog, patolog wicara, pemeriksa
medis, karyawan, lembaga penitipan anak, pekerja layanan anak-anak, pekerja
sosial, dan guru sekolah. Kegagalan seseorang untuk melaporkan penganiayaan
ana dapat menyebabkan orang tersebut di denda atau diberi hukuman lain, sesuai
dengan statuta masing-masing.
I. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
Pencegahan dan penanggulangan penganiayaan dan kekerasan pada anak
merupakan tanggung jawab semua pihak.
1. Pelayanan Kesehatan

12

Pelayanan kesehatan dapat melakukan berbagai kegiatan dan program


yang ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat.
2. Pendidik
Sekolah mempunyai hak istimewa dalam mengajarkan bagian badan yang
sangat pribadi, yaitu penis, vagina, anus, mammae dalam pelajaran biologi.
Perlu ditekankan bahwa bagian tersebut sifatnya sangat pribadi dan harus
dijaga tidak diganggu orang lain. Sekolah juga perlu meningkatkan
keamanan anak di sekolah. Sikap atau cara mendidik anak juga perlu
diperhatikan agar tidak terjadi aniaya emosional. Guru juga dapat
membantu mendeteksi tanda-tanda aniaya fisik dan pengabaian perawatan
pada anak.
3. Penegak Hukum dan Keamanan
Hendaknya Undang-Undang No. 4 tahun 1979, tentang kesejahteraan anak
cepat ditegakkan secara konsekuen. Hal ini akan melindungi anak dari
semua bentuk penganiayaan dan kekerasan. Bab II pasal 2 menyebutkan
bahwa anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang
dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan
perkembangannya secara wajar.
4. Media Massa
Pemberitaan penganiayaan dan kekerasan pada anak hendaknya diikuti
oleh artikel-artikel pencegahan dan penanggulangannya. Dampak pada
anak baik jangka pendek maupun panjang diberitakan agar program
pencegahan lebih ditekankan.

BAB III

13

ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Fokus pengkajian secara keseluruhan untuk menegakkan diagnosa
keperawatan berkaitandengan child abuse, antara lain:
1.

Psikososial
Melalaikan diri (neglect), baju dan rambut kotor,

a.
bau
b.
c.

Gagal tumbuh dengan baik


Keterlambatan perkembangan tingkat kognitif,

psikomotor dan psikososial


d.
With drawl (memisahkan diri) dari orang-orang
dewasa
2.

Muskuloskletal
Fraktur
Dislokasi
Keseleo (sprain)
Genito Urinaria
Infeksi saluran kemih
Perdarahan per vagina
Luka pada vagina/penis
Nyeri waktu mikasi
Laserasi pada organ enetalia eksternal, vagina &

a.
b.
c.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
anus
4.
a.

Intergumen
Lesi sirculasi (biasanya pada kasus luka bakar oleh
karena rokok)

b.
c.
d.
e.

Luka bakar pad kulit, memar atau abrasi


Adanya tanda-tanda gigitan manusia yang tidak
dapat dijelaskan
Trauma yang tidak dijelaskan
Bengkak

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko trauma b.d karakteristik anak, pemberi asuhan, lingkungan
2. Ansietas b.d interaksi interpersonal yang negatif, perlakuan salah
berulang kali, ketidakberdayaan, potensial kehilangan orang tua
3. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan anak berhubungan dengan
tidak adekuatnya perawatan
14

4. Tidak efektifnya koping keluarga; kompromi berhubungan dengan faktorfaktor yang menyebabkan Child Abuse
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1

: Resiko trauma b.d karakteristik anak, pemberi


asuhan,lingkungan

Tujuan

: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak


terjadi trauma pada anak

Intervensi

:
1. Implementasikan upaya untuk mencegah penganiayaan,
-

seperti :
Laporkan hal-hal mencurigakan ke pihak berwenang
Bantu memindahkan anak dari lingkungan tidak aman dan

tempatkan ke dalam lingkungan yang aman


Tetapkan upaya perlindungan bagi anak yang dirawat di
rumah sakit sesuai indikasi untuk mencegah

berlanjutkannya penganiayaan di rumah sakit


2. Rujuk keluarga ke lembaga sosial untuk mendapat bantuan
finansial, makanan, pakaian, perumahan dan perawatan
kesehatan untuk membantu mencegah pengabaian
3. Buat selalu catatan yang faktual dan objektif untuk
dokumentasi meliputi kondisi fisik anak, respons perilaku
anak terhadap orang tua, orang lain dan lingkungan
4. Bekerja sama dalam upaya tim multidisiplin untuk
mengevaluasi kemajuan anak secara berkelanjutan
5. Waspadai tanda-tanda berlangsungnya penganiayaan atau
pengabaian
6. Bantu orang tu mengidentifikasi situasi yang mencetuskan
tindakan penganiayaan dan cara alternatif untuk melepaskan
kemarahan selain dengan menyerang anak
7. Rujuk ke penempatan alternatif jika diindikasikan untuk
mencegah cidera atau pengabaian berkelanjutan
Diagnosa 2 : Ansietas b.d interaksi interpersonal yang negatif, perlakuan
salah berulang kali, ketidakberdayaan, potensial kehilangan
orang tua

15

Tujuan

: Pasien mengalami pengurangan atau peredaan ansietas dan


stress

Intervensi
5.

Rencanakan aktivitas yang tepat untuk menarik perhatian dengan perawat,


orang dewasa lain, dan anak lain ; gunakan permainan untuk membentuk

6.
7.

hubungan
Puji kemampuan anak untuk meningkatkan harga diri
Perlakuakan anak sebagai orang yang memiliki masalah fisik khusus yang

memerlukan hospitalisasi, bukan sebagai korban penganiayaan


8. Hindari mengajukan terlalu banyak pertanyaan
9. Gunakan permainan, terutama aktivitas keluarga atau rumah boneka
10. Dorong anak membicarakan perasaannya terhadap orang tua dan
penenpatannya di masa depan untuk memfasilitsi koping
Diagnosa 3 : Perubahan pertumbuhan dan perkembangan anak
berhubungan dengan tidak adekuatnya perawatan
Tujuan

: Perkembangan kognitif anak, psikomotor dan psikososial


dapat disesuaikan dengan tingkatan umurnya

Intervensi
1.
2.

:
Diskusikan hasil test kepada orang tua dan anak
Melakukan aktivitas (seperti, membaca, bermain sepeda,
dll) antara orang tua dan anak untuk meningkatkan perkembangan dari penurunan kemampuan kognitif

3.

psikomotor dan psikososial


Tentukan tahap perkembang-an anak seperti 1 bulan, 2

4.

bulan, 6 bulan dan 1 tahun


Libatkan keterlambatan per- kembangan dan pertumbuhan
yang normal

Diagnosa 4

: Tidak efektifnya koping keluarga; kompromi


berhubungan dengan faktor-faktor yang menyebabkan Child
Abuse

Tujuan

: Mekanisme koping keluarga menjadi efektif

Intervensi

16

1. Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan rusaknya


mekanisme koping pada keluarga, usia orang tua, anak ke
berapa dalam keluarga, status sosial ekonomi terhadap
perkembangan keluarga, adanya support system dan
kejadian lainnya
2. Konsulkan pada pekerja sosial dan pelayanan kesehatan
pribadi yang tepat mengenai problem keluarga, tawarkan
terapi untuk individu atau keluarga
3. Dorong anak dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan
tentang apa yang mungkin menyebabkan perilaku
kekerasan.
4. Ajarkan orang tua tentang perkembangan & pertumbuhan
anak sesuai tingkat umur. Ajarkan kemampuan merawat
spesifik dan terapkan tehnik disiplin

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi sesuai dengan perencanaan
E. EVALUASI
1. Anak terlindung dari cedera atau bahaya lebih lanjut
2. Trauma pada anak berkurang atau tidak ada
3. Ansietas dan stress pada anak dapat terkontrol atau berkurang
4. Mekanisme koping keluarga menjadi efektif
5. Perkembangan kognitif anak, psikomotor dan psikososial dapat
disesuaikan dengan tingkatan umurnya
6. Perilaku kekerasan pada keluarga dapat berkurang
7. Perilaku orang tua yang kasar dapat menjadi lebih efektif

17

BAB IV
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Child Abuse adalah penganiayaan, penelantaran dan eksploitasi terhadap
anak, dimana ini adalah hasil dari perilaku manusia yang keliru terhadap anak
Klasifikasi child abuse terdiri dari : dalam keluarga ( penganiayaan fisik ,
penelantaran anak/kelalaian, penganiayaan emosional , penganiayaan seksual.
Di luar rumah (dalam institusi/lembaga, di tempat kerja, di jalan, di medan
perang).
Faktor penyebab yaitu kekerasan fisik maupun kekerasan psikis.
Manifestasi klinis dari child abuse adalah cidera kulit , kerontokan rambut
traumatik , jatuh, cidera eksternal pada kepala , muka dan mulut , cidera termal
disengaja atau diketahu penyebabnya, sindroma bayi terguncang dan fraktur dan
dislokasi yang tidak dapat dijelaskan.
Dampak penganiayaan dan kekerasan pada anak akan mengakibatkan
gangguan bio-psiko-sosial anak. Prioritas utama dalam perawatan anak yang
teraniaya adalah resusitasi dan stabilisasi seperlunya sesuai dengan cedera yang
dialami.
Diagnosa keperawatan pada anak dengan child abuse diantaranya :
1. Risiko trauma b.d karakteristik anak, pemberi asuhan, lingkungan
18

2. Ansietas b.d interaksi interpersonal yang negatif, perlakuan salah berulang


kali, ketidakberdayaan, potensial kehilangan orang tua
3. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan anak berhubungan dengan
tidak adekuatnya perawatan
4. Tidak efektifnya koping keluarga; kompromi berhubungan dengan faktorfaktor yang menyebabkan Child Abuse
B. SARAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan anak 1. Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis berharap bagi yang membaca makalah ini bisa memberikan masukan.
DAFTAR PUSTAKA
Betzz, Cicilia. 2002. Keperawataan Pediatric. Jakarta : EGC
Budi Keliat, Anna. 1998. Penganiayaan Dan Kekerasan Pada Anak. . Jakarta :
FKUI
Hidayat, A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Ed.2. Jakarta : Salemba
Medika
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.

19

TUGAS
MATA KULIAH KEPERAWATAN ANAK 1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK


DENGAN CHILD ABUSE

KELOMPOK 1 :
1.
2.
3.
4.
5.

Achmad Damyati
Afrilita Putri Yuza
Angelia Yolanda
Ayu Andira
Dayu Desriani

133110191
133110192
133110193
133110194
133110195

Dosen Pembimbing : Tisnawati, S,SiT.M.Kes


20

KELAS II A

PRODI DIII Keperawatan Padang


POLTEKKES KEMENKES PADANG
2014/2015

21

You might also like