You are on page 1of 23

Tes (Inventory) Minat

TES (Inventory) MINAT


A. PENGERTIAN MINAT DAN TES
Crow dan Crow (dalam Djaali, 2007) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan
gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda,
kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
Jersild dan Tasch menekankan bahwa minat atau interest menyangkut aktivitas-aktivitas
yang dipilih secara bebas oleh individu. Sedangkan menurut Doyles Fryer(dalam Nurkencana,
1993) minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang
menstimulir perasaan senang pada individu. Kalau kita perhatikan definisi-definisi tersebut,
maka minat senantiasa erat hubungannya dengan perasaan individu, obyek, aktivitas atau situasi.
Minat sangat erat hubungannya dengan kebutuhan. Misalnya seorang anak laki-laki yang
sedang berkembang, yang membutuhkan pertumbuhan fisik akan menaruh minat terhadap
aktivitas-aktivitas fisik, seperti sepak bola, basket, dan aktivitas-aktivitas lainya yang dapat
mempercepat pertumbuhan fisiknya. Begitu pula anak kecil yang sedang membutuhkan
hubungan dengan orang lain akan sangat menaruh minat terhadap alat komunikasi yaitu bahasa.
Minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak akan menjadi faktor pendorong bagi anak
dalam melaksanakan usahanya. Jadi dapat dilihat bahwa minat adalah sangat penting dalam
pendidikan, sebab merupakan sumber dari usaha. Anak-anak tidak perlu mendapat dorongan dari
luar, apabila pekerjaan yang dilakukan cukup menarik minatnya.
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau
seragkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan
suatu nilai tentang tingkah laku dan prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai
yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standart yang ditetapkan.
B. PENTINGYA PENGETESAN MINAT
Ada beberapa alasan mengapa seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap
minat anak-anak, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan minat anak-anak. Setiap guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan
minat anak-anak. Minat merupakan komponen yang penting dalam kehidupan pada umumnya
dan dalam pendidikan dan pengajaran pada khususnya. Guru yang mengabaikan hal ini akan
berhasil di dalam pekerjaanya mengajar
b. Memelihara minat yang baru mencul. Apabila anak-anak menunjukkan minat yang kecil, maka
merupakan tugas bagi guru untuk memelihara minat tersebut. Anak yang baru masuk ke suatu
sekolah mungkin belum begitu banyak menaruh minat terhadap aktivitas-altiitas tertentu. Dalam

hal ini guru wajib memperkenalkan kepada anak aktivitas-aktivita tersebut. Apabila anak telah
menunjukkanminatnya, maka guru wajib memelihara minat anak yang baru tumbuh tersebut.
c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik. Oleh karena sekolah adalah suatu
lembaga yang menyiapkan anak-anak untuk hidup di dalam masyarakat, maka sekolah harus
mengembangkan aspek-aspek adeal agar anak-anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
Dalam keadaan tertentu anak-anak sering menaruh minat terhadap hal-hal yang baik yang
terdapat diluar sekolah di dalam masyarakat yang jauh dari ideal. Dalam keadaan yang demikian
sekolah melalui guru-guru hendaknya memberantas minat anak-anak yang tertuju pada hal-hal
yang tidak baik, dan dengan metode yang positif mengalihkan minat anak-anak tersebut kepada
hal-hal yang baik.
d. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak tentang lamjutan study atau
pekerjaan yang cocok baginya. Walaupun minat bukan merupakan indikasi yang pasti, tentang
sukses tidaknya anak dalam pendidikan yang akan datang atau dalam jabatan, namun minat
merupakan pertimbangan yang cukup berarti kalau dihubungkan dengan data-data yang lain.

C. RUANGLINGUP TES MINAT


Pada umunya hasil tes minat digunakan dalam 4 bidang terapan, yaitu konseling karier
bagi siswa sekolah lanjutan, konseling pekerjaan, bagi karyawan, penjurusan siswa sekolah
lanjutan atau mahasiswa, dan perencanaan bacaan dalam pendidikan dan latihan.Perlu dicatat
bahwa berdasarkan pengamatan, jarang ditemui suatu hasil tes minat digunakan secara ekslusif
dengan mengabaikan hasil pengukuran terhadap aspek kognitif dan aspek non-kognitif yang lain,
yakni tes intelegensi, tes bakat ataupun tes kepribadian.
Berturut-turut ke-4 bidang penerapan itu dibahas secara ringkas, yaitu:
1. Konseling Pekerjaan
Hasil tes minat digunakan dalam konseling pekerjaan untuk karyawan-karyawan yang telah
bekerja dalam perusahaan atau bidang pekerjaan yang lain. Dalam hal ini fungsi tes minat adalah
untuk mencek konsistensi antara tugas pekerjaan yang telah terlanjur dijalani dengan pilihan
pekerjaan yang disukai. Persoalan yang kerapkali muncul adalah ketidakcocokan antara
keduanya. Seorang karyawan yang telah bekerja merasa tidak menyukai pekerjaan yang
diberikan padanya. Tentu saja hal ini akan berakibat buruk pada karier pekerjaan selanjutnya. Tes
minat dapat segera dikenakan kepada karyawan yang mulai menunjukkan perasaan bosan dengan
pekerjaannya agar dia dapat dipindahkan ke bidang pekerjaan yang lebih cocok baginya. Selain
itu, tes minat dapat digunakan dalam rangka peningkatan efisiensi perusahaan dan kepuasan
kerja karyawan
2. Konseling Karier
Hasil tes minat digunakan dalam konseling karir untuk siswa sekolah, khususnya sekolah umum
(SMU) pada tahun-tahun pertama mereka menginjakkan kaki di bangku sekolah. Walaupun

demikian, hasil tes minat dapat digunakan untuk siswa sekolah kejuruan yang merencanakan
untuk segera bekerja setelah lulus. Selain itu, konseling karir dapat digunakan bagi orang-orang
putus sekolah lanjutan yang sedang mencari pekerjaan yang cocok bagi mereka dalam waktu
yang dekat. Kegunaan hasil tes minat bagi siswa SMU adalah untuk menunjukkan bidang-bidang
pekerjaan secara umum dan luas agar mereka segera mempersempit berbagai alternatif bidang
pekerjaan dan memfokuskan diri pada beberapa bidang yang jelas.
3. Perencanaan Bacaan Pendidikan
Buku-buku bacaan di sekolah (SD,SMP,SMU) dan Perguruan Tinggi kadang-kadang tidak
disukai oleh para siswa dan mahasiswa karena dipandang tidak relevan atau tidak sesuai dengan
bidang minatnya. Dalam sistem pendidikan klasikal, tes minat dapat dimanfaatkan untuk
mengetahui materi bacaan yang tepat bagi siswa agar prestasi mereka juga meningkat. Dengan
kata lain, tes minat berfungsi untuk memilih jenis-jenis bacaan yang disukai oleh mayoritas
siswa. Dalam skala yang lebih besar, hasil tes minat dapat diterapkan untuk perencanaan
pemilihan dan penerbitan buku-buku bacaan yang lebih disukai oleh siswa pada suatu daerah
atau propinsi tertentu. Tentu saja jika hal ini dilakukan dengan cara pemilihan sampel yang tepat
dan representatif.Perencanaan buku-buku bacaan yang tepat diharapkan mampu mengenalkan
bidang-bidang pekerjaan yang tersedia di suatu daerah secara dini terhadap siswa-siswa sekolah
khususnya siswa sekolah dasar dan siswa lanjutan.
4.
Penjurusan Siswa
Pada prinsipnya penjurusan siswa di sekolah lanjutan merupakan penempatan siswa pada
jurusan-jurusan atau program-program studi yang tersedia. Dengan demikian pertama-tama
siswa sudah diterima pada suatu jenjang sekolah tertentu misalnya melalui sistem seleksi dengan
menggunakan tes intelegnsi dan tes bakat. Barulah kemudian dilakukan pengukuran terhadap
minatnya untuk menempatkan setiap siswa pada suatu jurusan atau program studi yang tepat
berdasarkan hasil pengukuran tadi. Macam tes minat yang digunakan tergantung dari keluasan
jurusan atau program studi yang tersedia. Jika jurusan atau program studi terbatas misalnya 2-3
saja, maka sebaiknya kita tidak menggunakan tes minat yang mengukur minat seseorang secara
luas. Lebih tepat jika kita hanya menggunakan tes minat yang sesuai dengan jurusan atau
program studi yang benar-benar ada. Hal ini dipandang efisien karena siswa tidak perlu
mengerjakan semua item pada semua bagian tes, tetapi cukup mengerjakan item dan bagian tes
yang relevan. Contoh strategi seperti ini adalah pada penempatan siswa-siswa STM yang
memiliki 3 jurusan, yaitu mesin, elektro dan bangunan.
D. SEJARAH INVENTORI TES MINAT
Asal mula dan perkembangan SII. Inventori minat ini, yang edisi terakhirnya diterbitkan
pada tahun 1994, memiliki sejarah panjang. Strong Vocational Interest Blank (SVIB)
memperkenalkan dua prosedur utama dalam pengukuran minat pekerjaan. Pertama, butir-butir
soal berhubungan dengan rasa suka atau tidak suka responden akan berbagai kegiatan, objek atau

jenis orang tertentu yang lazimnya ia temui dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, respon-respon
ini secara emoiris dikunci untukberbagai pekerjaan. Dengan demikian, inventori minat ini ada di
antara tes-tes pertama untuk menggunakan penguncian kriteria butir-butir soal, yang selanjutnya
diikuti dalam pengembangan inventori kepribadian, seperti MMPI dan CPI. Ditemukan bahwa
orang-orang yang terlibat dalam berbagai pekerjaan berbeda dicirikan oleh minat umum yang
membedakannya dari orang-orang dalam pekerjaan lain. Perbedaan dalam minat ini diperluas
tidak hanya pada masalah yang berhubungan secara langsung dengan aktivitas-aktivitas
pekerjaan, tetapi juga dengan mata pelajaran sekolah, hobi, olahraga, jenis permainan atau buku
yang dinikmati oleh individu, hubungan-hubungan sosial, dan banyak aspek lain dari kehidupan
sehari-hari. Jadi, hal ini terbukti bisa digunakan untuk mempersiapkan inventori yang
menyelidiki minat individu dalam berbagai hal yang sudah diakrabinya dan dengan demikian,
menentukan seberapa minatnya menyerupai minat orang-orang yang secara sukses terlibat dalam
pekerjaan tertentu.
Klasifikasi SII atas minat pekerjaan diturunkan dari model teorretis yang dikembangkan
oleh John Holland (1966, 1985/1992) dan didukung oleh riset ekstensif, baik oleh Holland
maupun peneliti-peneliti independen lainnya. Menurut Holland, orang-orang tidak digolongkan
secara ketat ke dalamsalah satu dari tipe-tipe utama; melainkan, mereka dicirikan oleh kadar
kemiripan satu tipe dengan tipe lainnya. Dengan demikian, kombinasi tipe semacam ini, yang
ditata oleh kadar kemiripan menyediakan banyak pola atau kode untuk mendeskripsikan
berbagai perbedaan individu yang luas.
25 Basic Interest Scales (25 Skala Minat Dasar) digolongkan dibawah enam tema pekerjaan
umum. Skala-skala ini terdiri dari berbagai kelompok butir-butir soal yang terkorelasikan satu
sama lain secara substansial. Skala Minat Dasar yang paling homogeny dalam isi daripada Skala
Pekerjaan dan karenanya, bisa membantu memahami mengapa skor individu tinggi pada skala
Pekerjaan tertentu. Skala Pekerjaan, yang merupakan tubuh utama dari SVIB asli, sekarang
dikelompokkan di bawah Tema Pekerjaan Umum yang tepat dalm program penelitian yang
berkesinambungan atas inventori ini, skala-skala lama telah diperbarui dengan sampel kriteria
yang segar. Butir-butir soal SII ditempatkan ke dalam skala-skala melalui dua metode yang
berbeda. Butir-butir soal yang ada dalam Tema Pekerjaan Umum dan Skala Minat Dasar
dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok homogen berdasarkan keserupaan dalam isi dan
cara orang memberiakan respon pada butir-butir soal itu, sebagaimana diukur oleh analisis
faktor. Di pihak lain, butir-butir soal untuk masing-masing Skala Pekerjaan diseleksi dan diberi
bobot atau dasar perbedaan-perbedaan dalam presentase butir soal-respon antara sampel criteria
pekerjaan dan General Reference Sampels (GRS) untuk masing-masing jenis kelamin.
Evaluasi Psikometris. Strong telah mengadakan program penelitian berkesinambungan yang
telah menghasilkan data ekstensif tentang reliabilitas validitasnya (D. P.Campbell, 1971, 1977:
Hansen & Campbell, 1985; Harmon et al., 1994). Data validasi yang berbarengan disediakan
oleh kadar diferensiasi antara berbagai sampel pekerjaan dan antara sampel pekerjaan dengan

sampel rujukan. Untuk 211 sampel yang termuat dalam revisi 1994, angka median bertumpangtindih pada 36 persen; hal ini mencerminkan pemisahan rata-rat sedikit di bawah dua simpangan
baku antara skala pekerjaan dengan GRS. Validitas prediktif telah dicek dalam berbagai sampel
selama interval yang panjang untuk versi Strong sebelumnya. Bukti ini menunjukkan hubungan
substansial antara profil pekerjaan awal dan pekerjaan yang pada akhirnya diusahakan. Sebuah
contoh khusus bisa kita dapat dari tindak lanjut selama 40 tahun dari sebuah sampel para
psikolog yang karier professional menyingkapkan sejumlah hubungan sugestif antara mendatar
dan mencuatnya profil asli mereka dan kejadian, seperti frekuensi perubahan kerja dan
pergeseran dari pengajaran atau penelitian ke pekerjaan administratif serta pekerjaan terapan
(Vinitsky, 1973).
Di antara banyak inventori minat yang tersedia dewasa ini, empat inventori telah dipilih
untuk dibahas satu demi satu karena masing-masing menggambarkan segi yang patut
diperhatikan dalam orientasi teoritis, metodologi, atau jenis populasi yang untuknya inventori
dirancang.
Jackson Vocational Interest Survey (JVIS). JVIS (Jackson, 1977) diseleksi untuk
mendapat perhatian khusus-pertama, karena JVIS merupakan contoh dari prosedur penyusunan
tes yang canggih, dan kedua, karena dalam berbagai aspek, pendekatannya berlawanan secara
tajam dengan yang diikuti dalam SII. Publikasi awal inventori Strong dan Jackson terpaut 50
tahun. Inventori Strong memusatkan diri pada pekerjaan yang spesifik, baik dalam seleksi butir
soal maupun interprestasi normatif. Inventori Jackson menggunakan area minat yang luas dalam
pengembangan butir soal dan sistem penentuan skor. Skala-skala pekerjaan invemtori Strong
menggambarkan contoh ekstrem penguncian criteria empiris dan validasi terkait-kriteria;
inventori Jackson merupakan contoh validasi konstruk pada tiap tahap dalam pengembangannya.
Dalam inventoro Strong, sebagaian besar butir soal adalah butir soal Suka, Acuh Tak Acuh, atau
Tidak Suka yang ditandai secara terpisah oleh responden; dalam inventori Jackson, semua butir
soal merupakan butir soal bertipe pilihan-terbatas. JVIS bisa diberi skor secara manual dengan
cepat dan mudah untuk 34 skala. Akan tetapi, pilihan-pilihan penentuan skor berbasis-komputer
yang ada menggunakan norma-norma palingbaru dan menyediakan berbagai analisis skor
tambahan entah dalam laporan singkat entah dalam laporan naratif lebih luas yang baru direvisi.
Kuder Occupational Interest Survey (KOIS), memberikan skor-skor dengan rujukan pada
kelompok-kelompok pekerjaan spesifik, sebagaimana inventori Strong (Kuder, 1966; Kuder &
Diamond, 1979; Kuder & Zytowski, 1991). Akan tetapi, tidak seperti inventori Strong, KOIS
tidak menggunakan kelompok rujukan umum. Sebaliknya, skor responden pada tiap skala
pekerjaan diungkapkan sebagai korelasi antara pola minat dan pla minat kelompok pekerjaan
tertentu. Survei minat ini bisa diskor di tempat atau melalui penerbit dengan sarana pengamatan
optis, dan dapat juga diselenggarakan serta diskor pada mikro-komputer. KOIS sekarang
menyediakan skor pekerjaan dan 10 skor minat dasar yang homogeny dan luas, diberi label

Vocational Interest Estimates (VIE). VIE adalah skor-skor presentil yang ditarik dari skala-skala
pendek yang ekuivalen pada 10 skor bidang minat Kuder Preference Record.
Career Assessment Inventory-The Vocational Version (CAI-VV). Pertama kali dikeluarkan
pada tahun 1975, CAI (Johansson, 1984) secara dekat mengikuti pola inventori Strong. Akan
tetapi, berbeda dari kebanyakan inventori minat, CAI dirancang secara khusus untuk para pencari
karier yang tidak memerlukan pendidikan universitas selama empat tahun atau pelatihan
professional lebih jauh. CAI berfokus pada pekerjaan yang melibatkan keterampilan, pekerjaan
teknis, dan pekerjaan jasa. Contoh dari skala-skala pekerjaan yang sekarang tersedia antara lain
adalah montir pesawat, petugas kesehatan gigi, petugas kafetaria, pemrogram computer, dan
perawat terdaftar. Meskipun prosedur yang diikuti dalam mengembangkan CAI amat serupa
dengan yang digunakan dalm inventori Strong, semua pengumpulan data dan analisis statistik
dijalankan secara terpisah dari inventori ini. Kecuali skala Tema Umum, skala-skala tertentu
yang dikembangkan dalam masing-masing kategori ini, adalah khusus untuk CAI.
Self-Directed Search (SDS). Pendekatan lain terhadap penaksiran minat-minat pekerjaan
digambarkan oleh Self-Directed Search (SDS). Istrumen ini dikembangkan oleh Holland, yang
model segi-enamnya tentang tema-tema pekerjaan umum (yang dibahas lebih awal dalam bab
ini) telah menarik perhatian luas dan dimasukkan dalam berbagai inventori yang ada sekarang
(Holland, 1985/1992; Holland, Fritzsche & Powell, 1994; Holland & Gottredson, 1976; Holland,
Powell & Fritzsche, 1994). Sebagaimana diimplikasikan oleh namanya SDS dirancang sebagai
instrument konseling pekerjaan yang bisa dilaksanakan sendiri, diskor sendiri, dan
diinterprestasikan sendiri. Meskipun disusun di seputar minat, prosedur ini juga memerlukan
peringkat-diri kemampuan dan kompetensi yang dilaporkan. SDS digunakan secara luas dalam
berbagai lingkungan dan telah menghasilkan banyak penelitian, baik oleh penyusun maupun
peneliti independen. Dalam kaitan dengan segi psikometris SDS, indeks reliabilitas umumnya
memuasakan untuk skor-skor rangkuman. Dalam perspektif yang berbeda, pendekatan umum
Holland pada penaksiran atas minat-minat pekerjaan sejalan dengan perkembangan tertentu
dalam psikologi keputusan karier.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT
Minat yang muncul dalam psikologis siswa merupakan sebuah gejala, sehingga munculnya minat
dalam psikolog sehinga munculnya minat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
menjadi penyebabnya. Faktor tersebut diantaraya:
a. Faktor Individu.
Meruakan
pengaruh
yang
muncul
dalam
diri
siswa
secara
alami,
misalnya
diakibatkan
karena
;
kematangan,
kecerdasan,
latihan,
motivasi dan dan sifat pribadi. Setiap individu mempunyai tingkat kematangan serta kecerdasan
yang berbeda sehingga minat yang muncul juga tidak sama antara individu satu dengan yang
lain.
Misalnya,
seseorang
yang

mempunyai
kecerdasan
dibidang
mata
pelajaran
ekonomi
maka
akan
cenderung melakukan aktifitas dibidang kerja atau koperasi. Sebaliknya sesorang yang
mempunyai kecerdasan dibidang perikanan maka akan cenderung melakukan aktivitas di sawah/
tambak. Perbedaan kecerdasan tersebut terjadi karena setiap individu satu dengan yang lain
mempunyai tingkat motivasi diri yang berbeda, sedangkan motivasi tersebut diperoleh melalui
pengetahuan, pengalaman, atau pelatihan yang diikuti. Jadi apabila siswa dilatih dan dibiasakan
untuk mengenal perikanan melalui pengajaran muatan lokal budidaya perikanan di sekolah,
maka secara otomatis minat belajar tersebut akan muncul dalam diri siswa, tergantung individu
itu sendiri.
b. Faktor Sosial.
Merupakan
pengaruh
yang
muncul
diluar
individu,
misalnya
diakibatkan karena ; kondisi keluarga, lingkungan, pendidikan dan motivasi sosial. Minat yang
dipengaruhi oleh faktor sosial misalnya; ketika siswa hidup dalam masyarakat yang
kesehariannya bersentuhan dengan padi (mayoritas petani padi), maka siswa cenderung ingin
tahu dan mengenal kegiatan tersebut karena merasa menjadi bagian darinya, sebaliknya jika
kesehariannya bersentuhan dengan ikan(mayoritas pekerja tambak), maka siswa cenderung ingin
tahu dan mengenal lebih dalam mengenai perikanan. Jadi apabila siswa mempunyai latar
belakang keluarga atau masyarakat yang beroperasi dibanding perikanan, maka minat belajar
muatan
lokal
budidaya
perikanan tersebut juga akan muncul dengan sendirinya.
F. RAGAM TES
a. Observasi
Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai suatu keuntungan karena dapat
mengamati minat anak dalam kondisi yang wajar. Jadi tidak dibuat-buat. Observasi dapat
dilakukan dalam setiap situasi, baik dalam kelas maupun diluar kelas. Pencatatan hasil observasi
dapat dilakukan selama observasi berlangsung.
Tetapi guru juga harus menyadari bahwa observasi ini mempunyai kelemahan. Observasi
ini tidak dapat dilakukan terhadap beberapa situasi atau beberapa anak dalam waktu yang sama.
Apabila kita hendak mengukur minat semua anak yang kita didik, maka kita akan memerlukan
waktu yang sangat panjang. Jadi seorang guru tidak mungkin akan berhasil mengukur minat
anak-anak hanya dengan mempergunakan observasi. Biasanya observasi dilakukan terhadap
beberapa orang anak berdasarkan data yang telah terkumpul sebelumnya.
Kelemahan lain daripada observasi ialah bahwa penafsiran terhadap hasil-hasil observasi
sering bersifat subjektif. Sikap daripada guru-guru, jarak waktu yang panjang antara situasisituasi tingkah laku yang dioservasi, serta objektifitas daripada pencatatan sangat validitas
daripada observasi.
b. Interviu

Interviu baik dipergunakan untuk mengukur minat anak, sebab biasanya anak gemar
memperbincangkan hobinya dan aktivitas lain yang menarik hatinya. Pelaksanaan interviu ini
biasanya lebih baik dilakukan dalam situasi yang tidak formal, sehingga percakapan akan dapat
berlangsung dengan lebih bebas. Misalnya dalam percakapan sehari-hari diluar jam pelajaran,
dengan mengadakan kunjungan rumah dan sebagainya. Guru dapat memperoleh informasi
tentang minat anak-anak dengan menanyakan kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan oleh anak
setelah pulang sekolah, per
mainan apa yang disenangi, apa hobinya, perjalananperjalanan/tamasya-tamasya apa yang berkesan di hatinya, pengalaman apa yang mengesankan,
buku-buku apa yang disenangi, program radio yang disenangi, film jenis apa yang digemari, dan
sebagainya.
c. Kuesioner atau Angket
Dengan mempergunakan kuesioner guru dapat melakukan pengukuran terhadap sejumlah
anak sekaligus. Dengan demikian apabila dibandingkan dengan interviu dan observasi, kuesioner
ini jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu. Isi pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner
pada prinsipnya tidak berbeda dengen isi pertanyaan dalam interviu. Jadi dalam kuesioner guru
dapat menanyakan tentang kegiatan yang dilakukan anak diluar sekolah, permainan ang
disenangi, bacaan yang menarik hatnya, dan sebagainya. Perbedaan dengan interviu ialah bahwa
interviu dilakukan secara lisan dan guru hanya menghadapi seorang anak, sedangkan kuesioner
dilakukan secara tertulis dan guru menghadapi beberapa anak sekaligus.
d. Inventori
Metode inventori adalah suatu metode untuk mengedakan pengukuran atau penilaian yang
berupa suatu daftar statemen. Dari daftar statem tersebut subyek atau individu yang dinilai
diminta untuk mana-mana statemen yang cocok dengan dirinya. Setiap statemem yang cocok
dengan dirinya diisi dengan tanda cek atau tanda-tanda lain yang ditetakan. Sedangkan statemen
yang tidak sesuai dengan dirinya tidak diisi apa-apa.
Metode inventori mempunyai persamaan dengan metode kuesioner, yaitu keduanya
menggunakan instrumen yang berupa suatu daftar. Perbedaannya ialah kalau dalam kuesioner
instrumennya berupa daftar pertanyaan yang hrus dijawab oleh subyek atau responden,
sedangkan pada inventori instrumennya berupa daftar statemen yang harus dipilih oleh subyek
atau responden sesuai dengan keadaan dirinya.
Dalam pengukuran atau penilaian minat ada beberapa jenis inventori yang terkenal. Dua
diantaranya adalah:
1. The Strong Vocational Intrest Blank (SVIB)
Inventori ini diterbitkan pada tahun 1927 terdiri dari 400 item. Responden diminta untuk
memberikan jawaban dengan jalan memberi tanda (L) terhadap aktivitas-aktivitas atau obyekobyek yang disenangi, memberi tanda (I) apabila ia ragu-ragu dan memberi tanda (D) apabila ia
tidak menyenangi aktivitas atau obyek tersebut.

2. Strong Interest Inventory (SII)


SII pertama dirumuskan oleh E.K. Strong.Jr., ketika sementara menghadiri seminar
pascasarjana pada tahun 1919-1920. SII dewasa ini terdiri dari 317 butir soal yang
dikelompokkan dalam delapan bagian. Dalam kelima bagian pertama, responden mencatat
preferensinya dengan membuat tanda S, TT, TS, untuk mengindikasikan Suka, Tidak Tahu,
Tidak Suka. Butir-butir soal dalam lima bagian ini masuk dalam kategori-kategori berikut;
pekerjaan, mata pelajaran sekolah, aktivitas (Misalnya, membuat pidato, memperbaiki jam atau
mencari dana untuk kegiatan amal), aktivitas waktu luang, dan kontak sehari-hari dengan
berbagai jenis orang (misalnya, orang yang amat tua, perwira atau orang yang hidupnya dekat
bahaya). Dua bagian tambahan meminta responden menyatakan pilihan diantara aktivitasaktivitas pasangan, misalnya berurusan dengan barang versus berurusan dengan orang dan antara
semua pasangan yang mungkin dari empat butir soal dari dunia kerja yaitu gagasan, data, barang
dan orang. Pada akhirnya, satu bagian inventori meminta responden untuk memberi tanda pada
satu rangkaian pernyataan yang menggambarkan diri sendiri Ya, Tidak, atau ?.
Strong bisa diskor oleh komputer, pada pusat-pusat skoring yang ditunjuk oleh
penerbit atau dengan penggunaan perangkat lunak yang tersedia dari penerbit dalam berbagai
pilihan. Ada tiga tingkat skor yang berbeda dalam keleluasaannya. Yang paling luas dan paling
komprehensif adalah enam skor General Occupational Theme; subdivisi selanjutnya meliputi 25
Basic Interest Scales; dan tingkat yang paling spesifik menyediakan 211 Skala Pekerjaan yang
tersedia. Disamping hal-hal ini, Form T317 dari Strong menghasilkan skor-skor pada empat
Skala Gaya Pribadi yang menaksir dalam Gaya Pekerjaan, Lingkungan Belajar, Gaya
Kepemimpinan, dan Pengambilan Resiko/Petualangan.
Klasifikasi SII atas minat pekerjaan diturunkan dari model teoretis yang
dikembangakan oleh John Holland (1966,1985/1992) dan didukung oleh riset ekstensif, baik
oleh Holland maupun peneliti-peneliti independen lainnya. General Occupational Themes yang
diidentifikasi ooleh model Holland ditandai dengan (R) Realistis, (I) Investigatif, (A) Artistik,
(S) Sosial, (E) Kewirausahaan (Enterprising), dan (C) Konvensional. Masing-masing tema
mencirikan tidak hanya tipe orang, tetapi juga tipe lingkungan kerja yang oleh orang tersebut
dirasakan paling menyenangkan. Menurut Holland, orang-orang tidak digolongkan secara ketat
kedalam salah satu dari tipe-tipe utama, melainkan mereka dicirikan oleh kadar kemiripan satu
tipe dengan tipe lainnya. Dengan demikian, kombinasi tipe semacam ini, yang ditata oleh kadar
kemiripan, menyediakan banyak pola atau kode untuk mendeskripsikan berbagai perbedaan
individu yang luas.
3. Campbell Interest and Skill Survey (CISS)
Tes ini digunakan untuk mrngukur minat serta ketrampilan laporan diri dan diorganisasi
dalam cara yang mirip dengan inventori strong, yang dengannya (David P.Campbell-penyusun

CISS) terlibat selama waktu tertentu. Tambahan data pada ketrampilan memungkinkan
perbandingan antara pola skor yang tinggi dan rendah pada skala minat dan skala ketrampilan.
Hal ini, pada gilirannya, memperluas basis untuk menjelajahi karier dan mengambil keputusan
yang disediakan oleh survei.
4. Jackson Vocational Interest Survei (JVIS)
JVIS diseleksi untuk mendapat perhatian khusus. Pertama, karena JVIS merupakan
contoh dari prosedur penyusunan tes canggih dan kedua, karena dalam berbagai aspek
,pendekatannya berlawanan secara tajam dengan diikuti dalam SII. Inventori ini menggunakan
area minat yang luas dalam pengembangan butir soal dan sistem penentuan skor. Dalam
inventori Strong, sebagian butir soal adalah butir soal Suka, Acuh Tak Acuh, atau Tidak Suka
yang ditandai secara terpisah oleh responden. Selain itu, butir soal Inventori Strong meruapakan
butir soal bertipe pilihan-terbatas.
Sebagaimana dalam pengembangan Personality Research Form dan Jackson Personality
Inventory, langkah pertama dalam pengembangan JVIS adalah merumuskan konstruk-konstruk
atau dimensi-dimensi yang harus diukur. Ada dua jenis dimensi, yaitu dipilih berdasarkan
penelitian yang dipublikasikan tentang psikologi kerja, dan analisis faktor serta klasifikasi
rasional atas butir soal minat pekerjaan. Salah satunya dirumuskan yang berkaitan dengan peran
kerja (berhubunga dengan pekerjaan atau yang dilakukan seseorang pada pekerjaan) dan dengan
gaya kerja (merujuk pada preferensi-preferensi untuk lingkungan kerja atau situasi dimana
perilaku tertentu diharapkan).
Bentuk final JVIS memuat 34 skala minat dasar, yang mencakup 26 peran kerja dan 8
gaya kerja. Inventori ini dirancang agar dapat diterapkan pada kedua jenis kelamin, meskipun
tersedia norma-norma persentil terpisah untuk sub-sub kelompok wanita dan pria. JVIS bisa
diberi skor secara manual dengan cepat dan mudah untuk 34 skala. Akan tetapi, pilihan-pilihan
penentuan skor berbasis komputer yang ada menggunakan nrma-norma paling baru dan
menyediakan berbagai analisis skor tambahan entah dalam laporan naratif lebih luas yang baru
direvisi. Misalnya, laporan-laporan berbasis komputer mencakup skor-skor yang diturunkan dari
analisis faktor atas 34 skala minat dasar. Skor-skor ini yang dibuat menurut model enam tema
Holland, mencakup 10 Tema Pekerjaan Umum: Ekspresif, Logis, Bersifat Menyelidik, Praktis,
Tegas, Sosial, Bersifat Membantu, Konvensional, Bersifat Wirausaha, dan Komunikatif.
Sejumlah peninjau telah mengemukakan bahwa perumusan JVIS mungkin terlalu
canggih bagi siswa sekolah menengah (D.T.Brown,1989;J.W.Shepard,1989).
5. Kuder Preference Record (KPR)
Inventori ini mula-mula diterbitkan pada tahun 1939. Kemudian mengalami revisi dan
tambahan-tambahan item-item baru. Kuder memulai dengan mengadakan analisa item tunggal
berdasarkan kelompok-kelompok minat (cluster of intesrest) dalam menyusun item-item tersebut

alam skala deskriptif. Skala ini dapat dipergunakan dalam bimbingan pendidikan (Educational
guidance) maupun dalam bimbingan jabatan (vocatinal guidance).
Berdasarkan alat konsepnya mengenai sepuluh kelompok minat, Kuder lalu menyusun
item-item inventorinya. Setiap item merupakan triad dari kegiatan-kegiatana yang mencerminkan
tiga kelompok minat. Penyusunan triad-triad tersebut diatur sedemikian rupa sehingga setiap
kelompok minat pernah ber-triad dengan kelompok minat lainnya. Subyek yang hendak dinilai
disuruh memilih dalam setiap triad. Satu kegiatan yang paling disenangi dan satu kegiatan yang
paling tidak disenangi dalam triad tersebut.
6. Career Assesment Inventory (CAI)
Sekarang tersedia dua versi CAI, yaitu The Vocational Version (VV) dan The Enhanced
Version (EV). Deskripsi dalam bagian ini adalah VV. Meskipun EV sangat serupa dalam struktur,
adalah instrument yang sama sekali terpisah (Johannson,1986) yang dapat diterapkam pada
banyak dan rentang pekerjaan yang len\bih luas, mencakup banyak yang memerlukan pendidikan
lewat sekolah menengah.
CAI pertama kali dikeluarkan pada tahun 1975, CAI (Johannson,1984) secara dekat
mengikuti pola inventori Strong. Akan tetapi, berbeda dari kebanyakan unventori minat, CAI
dirancang secara khusus untuk para pencari karir yang tidak memerlukan pendidikan universitas
selama empat tahun atau pelatihan profesional lebih jauh. CAI berfokus pada pekerjaan yang
melibatkan keterampilan, pekerjaan teknis, dan pekerjaan jasa.
Contoh dari skala-skala pekerjaan yang sekarang tersedia antara lain montir pesawat,
petugas kesehatan gigi, petugas kafetaria, programer komputer, dan perawat terdaftar. Ke-305
butir soal inventori dikelompokkan dibawah tiga kategori isi yaitu aktivitas, mata pelajaran dan
pekerjaan. Masing-masing butir menyediakan lima pilihan respons, dari sangat suka sampai
sangat tak suka. Ditulis untuk tingkat membaca kelas 6, CAI juga bisa digunakan pada orangorang dewasa yang memiliki keterampilan membaca yang buruk. Seperti inventori Strong, CAI
menyediakan skor pada tiga tipe skala utama, termasuk 6 skala Tema Umum Holland, 22 skala
Bidang Minat Dasar homogen, dan 91 skala pekerjaan. Indeks administratif dan empat akala
non-pekerjaan juga termasuk didalamnya. Semua pengumpulan data dan analisis statistik
dijalankan secara terpisah dari inventori ini. Kecuali skala Tema Umum, skala-skala tertentu
yang dikembangkan dalam masing-masing kategori ini adalah khusus untuk CAI.
7. Self Directed Search (SDS)
Instrumen ini dikembangkan oleh J.L Holland, sebagai instrumen konseling pekerjaan
yang bisa dilaksanakan sendiri, diskor sendiri, dan diinterpretasikan sendiri. Individu mengisi
Booklet Penaksiran-Diri, menskor respon, dan menghitung enam skor rangkuman yang
berhubungan dengan tema model Holland (Realistis, Investigatif, Artistik, Sosial, Bersifat
Wirausaha, dan Konvensional). Ketiga skor rangkuman tertinggi rangkuman tertinggi digunakan
untuk menemukan kode berhuruf tiga. Sebuah skor pendamping, Penemu Pekerjaan, digunakan

unutk menemukan pekerjaan diantara 1355 pekerjaan yang kodenya cocok dengan kode
rangkuman responden.
Meskipun SDS dirancang untuk bersifat bisa menemukan skor sendiri, buku panduannya
merekomendasikan pengawasan tertentu dan pemeriksaan skor. Sebuah studi atas 107 individu
yang diseleksi secara acak dari berbagai usia yang mengikuti edisi SDS yang sekarang ada
menunjukkan bahwa 7,5% lebih, telah menarik kode yang memuat atau transposisi yang tidak
tepat (Holland, Powell & Frizche, 1994).
Validitas konkuren dan efisiensi prediktif SDS naik-turun tergantung pada susunan
sampel-sampel dalam kaitan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tipe-tipe
distribusi.
8. Rothwell Miller Interest Blank (RMIB)
Menurut sejarahnya tes ni disusun pertama kali oleh Rothwell pada tahun 1947. saat itu
tes tersebut hanya memiliki 9 jenis kategori dari jenis-jenis pekerjaan yang ada. Kemudian pada
tahun 1958 tes diperluas menjadi 12 kategori oleh Kenneth Miller.sejak saat itu tes minat ini
dinamakan tes minat Rothwell Miller.
Tes ini berbentuk blanko/formulir yang berisikan daftar pekerjaan yang disusun dalam
9 kelompok, dengan kode huruf A sampai I, serta dibedakan untuk kelompok pekerjaan pria dan
wanitanya.masing-masing kelompok pekerjaan tersebut terdiri atas 12 jenis pekerjaan, yang
mewakili 9 kategori pekerjaan yang akan diukur dalam tes ini. Tes ini disusun dengan tujuan
untuk mengukur minat seseorang berdasarkan sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan dan ideide stereotipe terhadap pekerjaan yang bersangkutan.
Tes Rothwell Miller dapat diberikan kepada testee secara perorangan maupun klasikal.
Instruksi biasanya sudah terdapat dalam balangko sehingga bagi testee yang sudah dewasa dapat
diinstruksikan untuk membaca sendiri, kecuali untuk orang dewasa dengan intelegensi rendah
(Dull-normal). Bagi testee dull-normal, dianggap kemampuannya untuk memahami, indtruksi tes
yang tertulis sehingga perlu diberikan beberapa contoh untuk dapat mengerjakannya dengan
tepat. Bahkan kadang masih harus dilengkapi dengan memeriksa pekerjaannya setiap saat untuk
mencegah kemungkinan berbuat kesalahan.
9. Safran Students Interest Inventory
Dalam inventori minat ini mengungkap tiga aspek, yaitu (1) Minat Jabatan, (2) Minat
terhadap Mata Pelajaran dan, (3) Tingkat kemampuan.
Daftar minat terhadap mata pelajaran di sekolah ini bersifat fleksibel. Siswa tidak
perlu memberi nilai terhadap mata pelajaan yang tidak diberikan di sekolah. Jika hanya sepuluh
matapelajaran yang dinilai, maka mereka hanya akan mengisi empat kotak dalam bagian yang
agak menarik atau disenangi.
G. ROTHWELL MILLER INTEREST BLANK(RMIB)

a.
1.
2.

3.
4.
5.

6.
7.

b.

Administrasi
Secara umum prinsip administrasi tes ini adalah:
Menginstruksikan kepada testee untuk mengisi identitas di lembar blanko.
Setelah itu, testee diinstruksikan untuk membuat rangking dan daftar pekerjaan yang tersedia
didalam formulir tes. Rangking dimulai dari nomor 1 untuk pekerjaan yang paling disukai dalam
satu kelompok, dan berakhir dengan nomor 12 untuk pekerjaan yang paling tidak disukai,
terlepas dari besar kecilnya gaji ataupun keberhasilan/kegagalan dalam mengerjakan pekerjaan
tersebut.
Tanyakan apakah testee sudah jelas/belum tentang tugasnya. Bila sudah jelas dapat langsung
mengerjakan tes tetapi bila testee belum jelas, jelaskan lagi tentang tugas testee.
Tekankan pada testee agar jangan ada yang terlewati.
Setelah testee menyelesaikan tugasnya (merangking dari kelopok A sampai dengan kelompok I)
kemudian instruksikan untuk menuliskan jenis pekerjaan yang tidak disukainya, tidak harus sama
dengan pekerjaan yang terdapat dalam daftar.
Pada dasarnya waktu untuk mengerjakan tes tidak dibatasi, namun biasanya orang dewasa
normal dapat menyelesaikan tes ini dalam waktu 20 menit.
Sebelum dikumpulkan testee diminta untuk mengecek pekerjaannya, apakah terdapat kesalahan
merangking atau tidak.
Aspek yang diungkap
Tes ini mengukur beberapa bentuk kemampuan dalam kategori pekerjaan, yakni:
Outdoor: Pekerjaan yang dilakukan diluar, diudara terbuka, tidak berhubungan dengan hal-hal
yang sifatnya rutin.
Mechanical: Pekerjaan yang berhubungan dengan mesin/alat mekanik.
Compulational: Pekerjaan yang berhubungan dengan angka-angka.
Scientific: Pekerjaan yang menyangkut aktifitas analisis, penyelidikan, penelitian, aksperimen
kimia dan ilmu pengetahuan lainnya.
Personal Contact: Pekerjaan yang berhubungan dengan manusia, diskusi, membujuk, bergaul
dengan orang lain, pada dasarnya adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan kontak dengan
orang lain.
Aesthetic: Pekerjaan yang berhubungan dengan hal seni dan menciptakan sesuatu.
Literary: Pekerjaan yang berhubungan dengan buku, membaca dan mengarang.
Musical: Memainkan musik, apresiasi, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan musik.
Social Service: Pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan terhadap kepentingan
masyarakat, kesejahteraan umum, membimbing, menasehati dan memahami.
Clerical: Pekerjaan yang menuntut ketelitian dan kerapian.
Practical: Pekejaan yang memerlukan keterampilan, praktek, karya pertukangan.

Medical: Pekerjaan yang berhubungan dengan pengobatan, perawatan penyakit, penyembuhan


dan hal yang dengan medis dan biologis.
c.

Skoring dan Pengecekan


Skoring:
Hasil rangking yang dibuat oleh testee dipindahkan kedalam suatu kerangka yang caranya
terdapat pada begian dari formulir tersebut. Jumlahkan masing-masing jenis pekerjaan ke kanan,
tuliskan pada ? total. Buatlah rangking dari ? total (point B) dimulai dari jumlah yang paling
kecil sehingga rangking 1 sampai dengan jumlah terbesar rangking 12, bila terdapat angka yang
sama berikan rangking yang sama pula. Tuliskan persentil sesuai dengan norma kelompok (bila
ada).
Pengecekan:
Untuk melakukan pengecekan tehadap kesalahan dalam memindahkan angka-angka rangking,
maka sesudah dijumlahkan, hasil penjumlahannya harus sama dengan 702. Apabila terdapat dua
angka yang sama, maka masing-masing angka kurang atau ditambah 0,5 sesuai dengan
keperluannya. Konsistensi jawaban testee dapat dilihat dari: Penyebaran pilihan pekerjaan,
apakah menetap pada kategori yang sama dari tiap-tiap kelompok. Pilihan bebas, apakah pilihan
ini sesuai dengan hasil rangking yang diberikan atau hasil yang muncul didalam rangking. Cara
pemberian rangking, apakah responden membuat rangking secara berurutan atau tidak.

d.

Inplementasi
Interpretasi dilakukan dengan melihat raw score testee, semakin rendah raw score, pekerjaan
makin disukai dan semakin tinggi raw score, pekerjaan semakin tidak disukai. Sedangkan dengan
melihat urutan skor untuk masing-masing pekerjaan, dapat dilihat bagaimana pola minat testi.
Akan tetapi untuk dapat melihat bagaimana pola minat seseorang dibandingkan dengan pola
minat dari kelompoknya, perlu menggunakan norma persentil yang telah dibuat. Persentil diatas
75% tergolong tinggi dan persentil dibawah 25% tergolong rendah.
Apabila hanya terdapat satu kategori yang mempuyai persentil tinggi, maka dapat diartikan
testee mempunyai minat yang sangat kuat terhadap jenis pekerjaan tersebut. Sedangkan jenis
pekerjaan yang lain hanya dinilai berdasarkan kesenangan dan tidak dimaksudkan untuk
mendapatkan pekerjaan atau status.
Apabila tidak terdapat satu pun kategori yang dapat dimasukkna dalam persentil tinggi, maka
hal ini berarti bahwa:
Individu kurang memahami atau kurang mendapatkan informasi tentang pekerjaan-pekerjaan
tersebut. Mungkin juga individu tidak mau memahami instruksi yang diberikan (oposisi). Atau
individu merasa lebih sehingga konsentrasinya terganggu.
Individu tidak mempunyai pola minat yang dapat dikembangkan dengan baik.
Individu memiliki sejumlah minat terhadap jenis pekerjaan yang tidak terdapat dalam daftar.

Sedangkan apabila seseorang memberikan jawaban yang tidak konsisten, maka hal ini dapat
diartikan bahwa:
Pengetahuan tentang pekerjaan-pekerjaan tersebut sangat kurang.
Merupakan indikasi daripada sikap acuh tak acuh terhadap pekerjaan yang ada.
Kelalaian atau kecerobohan testee, bahkan dapat diartikan sebagai sikap oposisi terhadap tugas.
Kemungkinan bahwa pekerjaan yang bersangkutan tidak mewakili kategori yang ada.
Kemungkinan bahwa beberapa elemen dari pekerjaan itu sendiri cenderung menyalahi stereotipe
yang ada.

H. SAFRAN STUDENTS INTEREST INVENTORY


a. Administrasi
Karena inventori ini adalah berupa inventori yang diadministrasikan sendiri, diskor atau
diperiksa sendiri, dan profil sendiri, maka keterlibatan para siswa dalam pelaksanaan inventori
memegang peranan penting. Maka langkah yang harus dilalui siswa antara lain ialah:
Inventori Minat Jabatan
Siswa harus memberikan tanda cek (v)terhadap salah satu pilihan yang berlawanan. Setelah
semua dikerjakan, maka semua tanda cek yang telah ditandai sebelumnya dalam kolom total
pada setiap halaman(seluruhnya 8 halaman) sesuai dengan baitnya, kemudian dipindahkan ke
halaman buku tes(inventori).
Contoh: seorang siswa bernama adi umurnya 16 tahun siswa kelasn1 SMA telah mengisi pilihan
untuk seluruh inventori (kedelapan halaman) setelah diskor sendiri memperoleh skor sebagai
berikut:

Tot hal 2
Tot hal 3
Tot hal 4
Tot hal 5
Tot hal 6
Tot hal 7
Tot hal 8
Tot hal 9
Grand
Total

Ekonomis
1
1
3
5
6
5
5
3
4
32

Teknikal
2
3
5
3
2
4
3
0
1
21

Outdoor
3
3
6
2
3
0
1
1
3
19

Service
4
5
3
4
4
1
0
5
0
22

Humance
5
6
0
2
3
5
5
5
6
32

Artistik
6
0
1
5
0
2
4
5
2
19

Sain
7
3
3
0
3
4
3
2
5
23

Skor Tertinggi= 1&5 Ekonomis dan Humance


Langkah berikutnya jumlah skor total dan jumlah skor seluruhnya dipindahkan ke dalam format
profil SSII dan dari skor keseluruhan akan dapat dibuat profil masing-masing individu.
Inventori Minat Pelajaran Sekolah
Siswa diminta untuk memberi ilai terhadap sebelas mata pelajaran yang disediakan dalam
inventori. Kesebelas mata pelajaran dimaksud diantaranya sebagai berikut:
1. Pendidikan kesenian
2. Bahasa inggris
3. Bahasa asing
4. Pendidikan kesejahteraan keluarga
5. Praktek laboratorium
6. Matematika
7. Musik
8. Pendidikan olahraga atau kesehatan
9. Sain
10. Ilmu pengetahuan sosial
11. Ketrampilan
Ketrampilan terhadap minat mata pelajaran sekolah ini, para siswa hanya tinggal mengisi nomor
mata pelajaran pada kotak di sebelah kata: paling disukai, hampir paling disukai, agak disukai,
hampir tidak disukai, dan paling tidak disukai, dan paling tidak disukai terhadap sebelas mata
pelajaran.
Contoh: Adi mengisi inventori sebagai berikut:
Paling disukai
19
Hampir paling disukai
10
11
Agak disukai
4
2
3
5
1
Hampir idak disukai
6
7
Aling tidak disukai
8
Paling disukai sains
Paling tidak disukai pendidikan olahraga/kesenian
Inventori Penilaian sendiri Tingkat Kemampuan
Di dalam meningkatkan tingkat kemampuan, siswa harus mampu membandingkan
kemampuannya sendiri dengan kemampuan orang lain yang sesuai dengannya.
Untuk membandingkan kemampuannya sendiri dengan kemampuan orang lain yang sesuai
dengan dirinya, siswa harus menggunakan kriterianya sebagai berikut:
Kelompok I : 25% dari siswa teratas
Kelompok II : 25%% dari siswa berikutnya
Kelompok III
:25% dari bagian siswa yang ketiga

Kelompok IV: 25% dari siswa yang terakhir


Kelompok dimana siswa itu berada, siswa itu sendiri harus menentukan berdasarkan 100 orang
siswa dalam tingkat kelas. Kelompok dimana dari 25 orang siswa itu memperkirakan dirinya
berada, itu harus ditentukan oleh siswa itu sendiri.
Contoh: Adi mengedakan penilaian sendiri tingkat kemampuannya sebagai berikut:
1
Akademis
4
Mekanikal
2
Sosial
2
Klerikal
Penilaian sendiri tingkat kemampuan
Akademis
Mekanikal
Sosial
Klerikal
1
4
2
2
b. Aspek yang diungkap
Inventori Minat Jabatan
Ekonomis menunjukkan suatu keinginan terhadap pekerjaan dalam beberapa lapangan jabatan
yang berkaitan dengan dunia bisnis
Teknikal (teknik) menunjukkan suatu pilihan untuk bekerja dengan alat-alat dan mesin-mesin
Outdoors menunjukkan suatu pilihan terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan orang-orang
di lapangan
Pelayanan (service) menunjukkan suatu minat yang berhubungan dengan kebutuhan untuk
bertemu dan berkumpul dengan orang, yaitu kebutuhan untuk berhubungan lebih dekat dan
dalam waktu yang singkat, mulai dari memberi perlindungan sampai dengan membantu para
pelanggan
Humane (penyayang) menunjukkan suatu minat yang berhubungan dengan kebutuhan untuk
bertemu dan atau berkumpul dengan orang, yaitu kebutuhan untuk bertemu dengan klien dalam
jangka waktu lama dalam lapangan seperti pendidikan atau kesehatan
Artistik menunjukkan suatu minat terhadap pekerjaan yang memerlukan kreasi dengan
menggunakan bahan-bahan, menggunakan cat, alat cetak, musik dan media lainnya
Ilmu pengetahuan (scientific) menunjukkan suatu minat dalam pekerjaan yang melibatkan
rumus-rumus, persamaan, atau peralatan ilmu pengetahuan
Minat terhadap Mata Pelajaran Sekolah
Pendidikan Seni
Bahasa Inggris
Bahasa Asing
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Praktek Laboratorium
Matematika
Musik
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Sain
Ilmu Pengetahuan Sosial (Sejarah dan geografi)
Ketrampilan (Mengetik dan Stenografi)
Menilai Sendiri Taraf Kemampuan
Kemampuan akademis: pekerjaan yang ditetapkan bergantung pada kemampuan akademis
seseorang.
Kemampuan mekanikal: kemampuan yang berhubungan dengan mesin
Kemampuan sosial: kemampuan behubungan atau bergaul dengan orang lain.
Kemampuan klerikal: kemampuan untuk membuat catatan yang akurat dan rapi, memelihara
atau menyiman semua informasi yang tersedia dengan cepat dan menemukan dengan mudah.
I.
a.

THE STRONG VOCATIONAL INTEREST BLANK


Administrasi
Dibawah ini terdapat daftar sejumlah jabatan. Dibelakang masing-masing daftar jabatan
tersebut dituliskan huruf L,I, dan D. Lingkarilah huruf L jika anda berminat terhadap jabatan
tersebut, lingkarilah huruf I apabila anda ragu dan lingkarilah huruf D apabila anda tidak
berminat. Pilihan anda hendaknya hanya didasarkan atas berminat atau tidaknya anda terhadap
jabatan tersebut tanpa memandang besarnya gaji yang diterima, situasi sosial dan sebagainya.
Contohnya:
1. Aktor(bukan bintang film)
L
I
D
2. Biro reklame
L
I
D
3. Arsitek
L
I
D
4. Perwira
L
I
D
5. Bintang film
L
I
D
6. Dan sebagainya
L
I
D
Kunci daripada jawaban inventori tersebut disusun secara empiris dengan jalan
membandingkan pilihan orang-orang yang sukses dalam suatu jabatan tertentu dalam pilihanpilihan orang-orang pada umumnya. Misalnya presentase pilihan orang-orang yang sukses dalam
jabatan A pada item No 1 dibandingkan dengan presentase pilihan orang-orang pada umumnya
pada item No 1 tersebut. Apabila lebih banyak presentase orang yang sukses dalam jabatan A
memilih jabatan tertentu daripada orang-orang pada umumnya maka option tersebut mempunyai
skor positif. Sebaliknya apabila lebih sedikit presentasi orang yang sukses alam jabatan A
memilih option tertentu, maka option tersebut mempunyai skor negatif. Bobot daripada tiap item
adalah sepersepuluh (dengan pembulatan) dari selisih presentase jawaban antara orang-orang
dalam jabatan tertentu dengan presentase jawaban orang-orang pada umumnya.
Sebagai ilustrasi dibawah ini dimuat tabel penyusunan skor tersebut untuk jabatan ahli mesin.
TABEL PENENTUAN SKOR PADA INVENTORY STRONG UNTUK JABATAN AHLI
MESIN.

Itemitem

Presentase
pilihan orangorang pada
umumnya
L
I
D
21 32 47

Presentase
pilihan orangorang ahli
mesin
L
I
D
9
31 60

Perbedaan
presentase
pilihan
L
-12

I
-1

Juru
advertens
i
Arsitek

33

38

29

14

37

49

-19

-1

37

40

23

58

32

10

Perwira
Artis
Astrono
m
Penerbit

22
24
26

29
40
44

39
36
30

31
28
38

33
39
44

36
33
18

31

41

28

59

32

+2
1
+9
+4
+1
2
+2
8
-7

Skor

D
+1
3
+2
0

L
-1

I
0

D
1

-2

-8

-13

-1

-1

+4
-1
0

-13
-3
-12

1
0
1

0
0
0

-1
0
-1

-9

-19

-1

-2

Jr.
8
27 65
1
16 83
-11 +1 -1 -1
Lelang
8
Dsb.
Dsb.
Dikutip dari: Essentials of Psychological testing, oleh Lee J. Crownbach, 407

Aktor

Dalam tabel tersebut dapat dilihat bahwa presentase orang-orang pada umumnya yang
berminat (L) terhadap jabatan aktor adalah 21%. Sedangkan para ahli mesin yang sukses dalam
jabatannya, yang berminat terhadap jabatan aktor adalah 9%. Selisihnya menjadi 9%-21%=
-12%. Skor untuk option ini menjadi 1/10x 12= -1,2 dibulatkan menjadi -1. Jadi orang yang
brminat terhadap jabatan aktor, skornya pada jabatan ahli mesin adalah -1. Dengan jalan yang
sama maka dapat dicari skor untuk ketiga pilihan pada setiap item untuk semua jenis jabatan.
Untuk melengkapi uraian ini, dibawah ini dikutipkan tabel skor jumlah item untuk
beberapa jenis jabatan.
TABEL SKOR INVENTORI MINAT UNTUK BEBERAPA JENIS JABATAN
ItemAhli Mesin
Guru
Petani
Manager
item
L
I
D
L
I
D
L
I
D
L
I
D
Aktor
-1 0
1
1
0
-1 0
0
1
0
0
0
Jr.
-2 0
2
0
1
-1 -2 1
1
-1 0
1

Advertens
i
Arsitek
2
Perwira
1
Artis
0
Astronom 1
Penerbit
3
Jr. Lelang -1
Dikutip dari; Measurement and
Thorndike, 324

-1 -1 -1
0
-1 1
0
0
-1
0
-1 -1
-1 -2 0
-1 2
0
Evaluation in

0
1
0
0
-1 0
0
0
-1
0
0
-1
1
0
-1
1
-1 0
Psychology and

0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
-1 0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
-1
1
-1 0
0
1
Education, oleh Robert L.

Skor yang diperoleh oleh responden untuk setiap jenis jabatan dijumpai secara terpisah.
Dengan demikian dapat diketahui pada jabatan mana seseorang mencapai skor tertinggi.
Seseorang yang mencapai skor tertinggi dalam jabatan ahli mesin misalnya, berarti ia
mempunyai minat yang terbesar untuk menjadi ahli mesin.
b.

Aspek yang diungkap


Diperluas tidak hanya pada masalah yang berhubungan secara langsung dengan aktivitasaktivitas pekerjaan, tetapi juga dengan mata pelajaran sekolah, hobi, olahraga, jenis permainan
atau buku yang dinikmati individu, hubungan-hubungan sosial dan banyak aspek lain dari
kehidupan sehari-hari. Jadi, hal ini terbukti bisa digunakan untuk mempersiapkan inventori yang
menyelidik minat individu dalam berbagai hal yang sudah diakrabinya dan dengan demikian,
menentukan beberapa minatya menyerupai minat orang-orang yang secara sukses terkibat dalam
pekerjaan tertentu.

J. KUDER PREFERENCE RECORD


a. Administrasi
Dibawah ini terdapat sejumlah kegiatan yang dikelompokkan tiga-tiga. Dalam setiap kelompok
aktivitas tersebut pilihlah satu kegiatan yang paling anda sukai dan satu kegiatan yang paling
tidak anda sukai di antara ketiga kegiatan tersebut. Dalam beberapa kelompok, mungkin anda
menyenangi ketiga aktivitas yang dicantumkan, dan dalam beberapa kelompok yang lain
mungkin anda tidak menyenangi ketiga aktivitas yang dicantumkan. Dalam hal ini hendaknya
juga anda memberikan pilihan satu yang paling disukai dan satu yang paling tidak disukai.
1. a. Membuat sangkar burung.
b. Membuat karangan tentang burung.
c. Membuat sket burung.
2. a. Mengembangkan varietas bunga yang baru.
b. Membuat advertensi tentang bunga.

c. Penerima order dalam toko bunga.


3. a. Mengunjungi pameran seni.
b. Mengunjungi pagelaran musik.
c. Mengunjungi pembacaan puisi.
4. Dan lainnya
Untuk menjawab inventori tersebut digunakan blanko lembar jawaban sebagai berikut:
1
2
3
Oao
Oao
Oao
Obo
Obo
Obo
Oco
Oco
Oco

Dst
Oao
Obo
Oco

Cara menulis jawaban ialah dengan jalan mengisi tanda silang pada lingkaran
sebelah kiri, sesuai dengan nomor option yang paling disenangi, dan tanda silang pada lingkaran
sebelah kanan sesuai dengan nomor option yang paling tidak disenangi.
Jawaban yang ditulis dalam lembar jawaban tersebut diatas, diperiksa dengan
mengguakan kunci berulang. Dalam hal ini tiap kelompok minat mempunyai kunci sendiri.
Jumlah skor yang diperoleh untuk masing-masing kelmpok minat dikonversikan ke dalam skala
persentil dengan menggunakan tabel konversi, yang terdiri dari tabel konversi untuk pria dan
konversi untuk wanita.
Untuk mengetahui dengan jelas pada kelompok minat mana anak mencapai skor tinggi,
maka persentil yang diperoleh disusun dalam suatu profile(Lihat contoh).
KUDER PROFILE OF MARY THOMAS

Dikuip dari: Essential of Psychological Testing, by Lee, J. Crownbach, halaman 413


Dari profil tersebut dapat dilihat bahwa Mary Thomas sangat berminat terhadap pekerjaan
atau jabatan yang berhubungan dengan soal hitung menghitung dan administratip. Yang paling
tidak menarik minatnya adalah pekerjaan atau jabatan yang berhubungan dengan pengembangan
ilmu pengetahuan dan persuasif.
b. Aspek yang diungkap
Kudee mengidentifikasi sepuluh kelompok minat sebagai berikut:
a. Minat terhadap alam sekitar, (outdoor) yaitu minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang
berhubunga dengan alam binatang dan tumbuhan.
b. Minat ekanis, (mechanichal) yaitu minat terhadap pekerjaan yang bertalian dengan mesin atau
alat-alat tehnik.
c. Minat hitug menghitung, (computational) yaitu minat terhadap jabatan yang membutuhkan
perhitungan-perhitungan.
d. Minat terhadap ilmu pengetahuan, (scientific) yaitu minat untuk menemukan fakta-fakta baru
dan pemecahan problem.
e. Minat persuasip, (persuasive) yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan mempengaruhi
orang lain.
f. Minat seni, (artistic) yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan kesenian,
kerajinan dan kreasi tangan.
g. Minat literer, (library) yaitu minat yang berhubungan dengan masalah membaca dan menulis
berbagai karangan.
h. Minat musik, (musical) yaitu minat terhadap masalah musik, seperti menonton konser,
memainkan alat musik dan lainnya.
i. Layanan sosial, (social service) yaitu minat terhadap pekerjaan membantu orang lain.

j.

Minat klerikal, (clerical) yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjan administratif.

DAFTAR PUSTAKA
Anastasi, A. & Urbina, S. 2007. Tes Psikologi. Jakarta: Indeks
Nurkancana, W. & Sumartana, P. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Ketut, D. 1993. Analisis Inventori Minat dan Kepribadian. Jakarta: Rineka Cipta
Whitherington. 1991. Psikolgi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Djaali, H. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Drasmawati. 2011. Definisi dan sejarah tes minat ( http://
psikologi45.blogspot.com/2011/.../definisi-dan-sejarah-tes-minat ) Diakses pada tanggal 19
November 2011
Sugiono. 2011. Faktor Yang Mempengaruhi Minat ( http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2134772-faktor-yang-mempengaruhi-minat-siswa/#ixzz1dvoucWRS )
Diakses pada tanggal 19 November 2011

You might also like