You are on page 1of 5

PENCEGAHAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER (IADP)

PENCEGAHAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER (IADP)


(Rana Suryana SKep. Medical Dept. PT Widatra Bhakti)

I.

Pendahuluan

Penggunaan peralatan intravaskular (IV) tidak dapat dihindari pada pelayanan rumah sakit atau instansi kesehatan
lainnya kepada pasien, dimana tujuannya yaitu :
a. Untuk mengganti dan mempertahankan keseimbangan cairan serta elektrolit tubuh
b Sebagai akses pemberian obat, kemoterapi dan tranfusi darah serta produk darah
c Memberikan parenteral nutriens
d Pra dan pasca bedah sesuai program
Penggunaan IV yang tidak sesuai dengan prosedur yang baik dan benar menjadi salah satu penyebab komplikasi
seperti : infeksi lokal atau sistemik termasuk septik thrombophleblitis, endocarditis, infeksi aliran darah yang
diakibatkan oleh terinfeksinya bagian tubuh tertentu karena kateter yang terkolonisasi

II. Definisi infeksi


Infeksi adalah invasi tubuh oleh pathogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit (Potter & Perry,
2005)
Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) adalah infeksi yang timbul tanpa ada organ atau jaringan lain yang dicurigai
sebagai sumber infeksi. Infeksi ini , sering digunakan sebagai salah satu sumber data digunakan untuk
mengendalikan infeksi nosokomial (IN) di rumah sakit. Faktor resiko yang sering menimbulkan IADP adalah
kerentanan pasien terhadap infeksi, dan pemasangan jarum/kanula intravena (IV) melalui tindakan
invasif,diantaranya pemasangan infus.
Beberapa definisi dari materi infeksi :
a. Primary Blood Stream Infection (BSI) :
Infeksi aliran darah primer yang terjadi akibat dari peralatan IVdisertai adanya tanda klinis, tapi tidak ada infeksi
ditempat lain
b. Secondary BSI
Infeksi aliran darah primer yang terjadi akibat dari IV divices disertai adanya tanda klinis, tapi ada infeksi ditempat lain
c. Kolonisasi :
Adalah suatu kondisiterdapatnya mikroorganisme dalam darah tetapi tidak disertai dengan adanya tanda tanda
klinis
d. Bakterimia
Bakterimia adalah suatu kondisi dimana terdapatnya bakteri di dalam aliran darah.Pemeriksaan untuk memastikan
yaitu dilakukan kultur darah dimana pada kondisi bakterimia hasil kultur darah menunjukan positif adanya
mikroorganisme
e. Sepsis
Sepsis adalah Infeksi sistemik pembuluh darah yang menyebabkan reaksi sistemik yang lebih meluas. Sepsis juga
merupakan Sepsis adalah infeksi berat dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam
darah. (Surasmi, Asrining. 2003)

III. Kriteria IADP


1.
2.
3.
4.
5.

Dewasa & Anak >12 bulan, jika terdapat salah satu atau lebih dari:
Suhu > 38C, bertahan 24 jam.
Hipotensi, sistolik < 90 mmHg
Oliguria, jumlah urine< 0,5 cc/kgBB/jam
Terdapat kontaminan kulit dari 2 (dua) biakan berturut turut
Telah diberi antibiotik sesuai sepsis

Bayi < 12 bulan, jika terdapat salah satu atau lebih dari :
1. Demam> 38C.

2. Hipotermi.
3. Apnea
4. Bradikardi< 100x/menit
Catatan : Suhu diukur axiler tiap 3 jam, bila ada gejala suhu diukur rectal

IV. Faktor Predisposisi terjadinya infeksi


a. Faktor endogen :
Faktor diri pasien sendiri :
Umur
Jenis kelamin
Penyakit penyerta
Daya tahan tubuh
Kondisi klien.
b. Faktor eksogen yang mencakup :

Lama masa rawat

Alat medis

Lingkungan rumah sakit

Faktor petugas kesehatan atau perawat

Faktor pasien lain yang dirawat bersama

V. Resiko infeksi akibat terapi intravaskular

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Sumber Infeksi
Tiga sumber utama yang berpengaruh terhadap infeksi yang berhubungan dengan terapi intravaskular karena
adanya bakteri, yaitu : udara, kulit dan darah. Beberapa sumber yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi yang
berhubungan dengan terapi intravaskular :
Kontaminasi udara
Cairan infus yang kadaluarsa
Admixtures, pencampuran
Manipulasi peralatan terapi intravascular
Injection ports
Three-way stopcocks
Kateter intravaskular
Terapi antibiotik
Persiapan kulit (area pemasangan intravaskular) , desinfektan yang terkontaminasi

Gambar 1. Sumber infeksi pada pemasangan kateter intravascular (Weinstein et.al, 1997)

Gambar 2. Sumber infeksi setelah IV terpasang.

VI. Pencegahan Infeksi Aliran darah Primer


Rekomendasi Umum dalam Pemakaian Alat Intravaskular dalam upaya mencegah terjadinya IADP, yaitu :
1.

Pendidikan dan Pelatihan Petugas Medis


Laksanakan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan bagi petugas medis yang materinya menyangkut :
Indikasi pemakaian alat intravaskuler,
Prosedur pemasangan kateter,
Pemeliharaan peralatan intravaskuler
Pencegahan infeksi

2.

Surveilans Aktif IADP


Laksanakan surveilans untuk mengetahui adanya kejadian infeksi
Raba dengan tangan (palpasi) setiap hari lokasi pemasangan kateter iv melalui perban untuk mengetahui adanya
pembengkakan
Pengumpulan data setiap hari
Perhitungan IADP setiap bulan
Laporan setiap bulan, triwulan, semester, tahunan

3.

Kebersihan tangan (Hand Hygiene)

Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah palpasi, pemasangan alat intravaskular, penggantian alat
intravaskular, atau memasang perban.
Penggunaan barrier pada pemasangan dan perawatan kateter
Gunakan sarung tangan saat mengganti perban alat intravaskuler
Tidak ada rekomendasi mengenai pemilihan sarung tangan untuk mengganti perban
Kapan kita harus cuci tangan ?
Sebelum dan setelah palpasi daerah insersi
Sebelum dan setelah insersi, mengganti, mengkaji,
memperbaiki atau dressing kateter vena sentral
Bila tangan kotor atau kemungkinan terkontaminasi
Sebelum dan setelah prosedur tindakan
Sebelum memakai sarung tangan
Diantara pasien
Setelah melepas sarung tangan

3.1.
Prinsip Hand Hygiene
Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun jika tangan terlihat kotor
Gosok tangan dengan hand rub berbasis alkohol jika tangan tidak terlihat kotor
Jangan menyentuh kembali area permukaan lingkungan sebelum melakukan tindakan
Berdasarkan data klinik chlorhexidine antiseptik kulit lebih efektif dibanding dengan
seperti povidone-iodine.
3.2.
CDC guidelines

antiseptik kulit yang lain

untuk mencegah intravaskular catheter-related infections chlorhexidine lebih disukai untuk


cutaneous antisepsis, tincture of iodine, an iodophor, or 70% alcohol
merupakan
Persiapkan daerah insersi menggunakan chlorhexidine 2% dalam 70% isopropyl

Aplikasikan
antiseptik
paling
sedikit
30
Biarkan antiseptik mengering sebelum di insersi lebih kurang 2 menit

alternatif
alkohol.
detik

4 . Pemilihan dan Penggantian Alat Intravaskular


Pilih alat yang resiko komplikasinya relatif rendah dan harganya ekonomis yang dapat digunakan
untuk terapi IV dengan jenis dan jangka waktu yang sesuai, saat ini bahan vialon lebih baik dibanding teflon
Lepaskan (cabut) semua jenis peralatan intravaskular bila sudah tidak ada indikasi klinis .
Pemasangan Kateter
Jangan
menyingkat
prosedur
pemasangan
kateter
yang
sudah
ditentukan
Bersihkan
kulit
di
lokasi
dengan
antiseptik
yang
sesuai,
sebelum
pemasangan
kateter.
Biarkan
antiseptik
mengering
pada
lokasi
sebelum
memasang
Jangan
melakukan
palpasi
pada
lokasi
setelah
kulit
dibersihkan
dengan
antiseptik
(lokasi
dianggap
daerah
steril)
Gunakan
kasa
steril
atau
perban
transparan
untuk
menutup
lokasi
pemasangan
Bila
dipakai
iodine
tincture
untuk
membersihkan
kulit
sebelum
pemasangan
kateter,
maka
harus
dibilas
dengan
alkohol
Perawatan
Luka
Kateter
Ganti
perban
bila
basah,
kotor.
Hindari
sentuhan
yang
mengkontaminasi
lokasi
kateter
saat
mengganti
perban.
Periksa secara visual lokasi pemasangan kateter untuk mengetahui apakah ada pembengkakan,
demam tanpa adanya penyebab yang jelas, atau gejala infeksi lokal atau infeksi bakterimia
Pada pasien yang memakai perban tebal sehingga susah diraba atau dilihat, lepas perban
terlebih
dahulu,
periksa
secara
visual
setiap
hari
dan
pasang
perban
baru
Catat tanggal dan waktu pemasangan kateter di lokasi yang dapat dilihat dengan jelas
5. Pengganti perlengkapan dan cairan intravena
Set Perlengkapan

Secara umum set perlengkapan intravaskuler terdiri atas seluruh bagian mulai dari ujung selang yang masuk ke
kontainer cairan infus sampai ke hubungan alat
Ganti selang penghubung tersebut bila alat vaskuler diganti.
Ganti selang IV, termasuk selang piggyback dan stopcock, dengan interval yang tidak kurang dari 72 jam,

Ganti selang yang dipakai untuk memasukkan darah, komponen darah atau emulsi lemak dalam 24 jam dari
diawalinya infus.
6. Penggantian administrasi set

Administrasi set : 72 jam


Administer blood, produk darah, lipid emulsion : 24 jam,
Bersihkan port injeksi dengan alkohol 70 % sebelum mengakses sistem .
Kesimpulan :

Pemasangan kateter intra vena tidak dapat dihindari pada penanganan pasien di rumah sakit ataupun instansi
kesehatan lainnya karena berfungsi untuk memberikan terapi dan cairan serta memonitor hemodinamik

Pemasangan kateter vena dapat berisiko terjadinya infeksi, penggunaan hanya jika benar indikasi dan segera
dilepas jika sudah tidak ada indikasi

Keterampilan dan kepatuhan individu dalam melaksanakan tindakan dan perawatan kateter intra vena sangat
diperlukan sehingga infeksi dapat diminimalkan

REFERENSI
1.
2.
3.
4.
5.

Hogonet, S., et.al, Nosocomial Bloodstream Infection and Clinical Sepsis, ISSN, vol. 10, 2004.
Center of Prevention and deseases Controle (CDC), 2005.
Buku pedoman Pelatihan Dasar Infeksi Nosokomial, Perdalin, 2011.
Weinstein S.M., Plumers; Principles & Practice of Intravenous Therapy, Sixth edition, New York, Lippincott, 1997.
Prevention of hospital-acquired infections: A practical guide 2nd edition, WHO, 2002

You might also like