Professional Documents
Culture Documents
I.
Pendahuluan
Penggunaan peralatan intravaskular (IV) tidak dapat dihindari pada pelayanan rumah sakit atau instansi kesehatan
lainnya kepada pasien, dimana tujuannya yaitu :
a. Untuk mengganti dan mempertahankan keseimbangan cairan serta elektrolit tubuh
b Sebagai akses pemberian obat, kemoterapi dan tranfusi darah serta produk darah
c Memberikan parenteral nutriens
d Pra dan pasca bedah sesuai program
Penggunaan IV yang tidak sesuai dengan prosedur yang baik dan benar menjadi salah satu penyebab komplikasi
seperti : infeksi lokal atau sistemik termasuk septik thrombophleblitis, endocarditis, infeksi aliran darah yang
diakibatkan oleh terinfeksinya bagian tubuh tertentu karena kateter yang terkolonisasi
Dewasa & Anak >12 bulan, jika terdapat salah satu atau lebih dari:
Suhu > 38C, bertahan 24 jam.
Hipotensi, sistolik < 90 mmHg
Oliguria, jumlah urine< 0,5 cc/kgBB/jam
Terdapat kontaminan kulit dari 2 (dua) biakan berturut turut
Telah diberi antibiotik sesuai sepsis
Bayi < 12 bulan, jika terdapat salah satu atau lebih dari :
1. Demam> 38C.
2. Hipotermi.
3. Apnea
4. Bradikardi< 100x/menit
Catatan : Suhu diukur axiler tiap 3 jam, bila ada gejala suhu diukur rectal
Alat medis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sumber Infeksi
Tiga sumber utama yang berpengaruh terhadap infeksi yang berhubungan dengan terapi intravaskular karena
adanya bakteri, yaitu : udara, kulit dan darah. Beberapa sumber yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi yang
berhubungan dengan terapi intravaskular :
Kontaminasi udara
Cairan infus yang kadaluarsa
Admixtures, pencampuran
Manipulasi peralatan terapi intravascular
Injection ports
Three-way stopcocks
Kateter intravaskular
Terapi antibiotik
Persiapan kulit (area pemasangan intravaskular) , desinfektan yang terkontaminasi
Gambar 1. Sumber infeksi pada pemasangan kateter intravascular (Weinstein et.al, 1997)
2.
3.
Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah palpasi, pemasangan alat intravaskular, penggantian alat
intravaskular, atau memasang perban.
Penggunaan barrier pada pemasangan dan perawatan kateter
Gunakan sarung tangan saat mengganti perban alat intravaskuler
Tidak ada rekomendasi mengenai pemilihan sarung tangan untuk mengganti perban
Kapan kita harus cuci tangan ?
Sebelum dan setelah palpasi daerah insersi
Sebelum dan setelah insersi, mengganti, mengkaji,
memperbaiki atau dressing kateter vena sentral
Bila tangan kotor atau kemungkinan terkontaminasi
Sebelum dan setelah prosedur tindakan
Sebelum memakai sarung tangan
Diantara pasien
Setelah melepas sarung tangan
3.1.
Prinsip Hand Hygiene
Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun jika tangan terlihat kotor
Gosok tangan dengan hand rub berbasis alkohol jika tangan tidak terlihat kotor
Jangan menyentuh kembali area permukaan lingkungan sebelum melakukan tindakan
Berdasarkan data klinik chlorhexidine antiseptik kulit lebih efektif dibanding dengan
seperti povidone-iodine.
3.2.
CDC guidelines
Aplikasikan
antiseptik
paling
sedikit
30
Biarkan antiseptik mengering sebelum di insersi lebih kurang 2 menit
alternatif
alkohol.
detik
Secara umum set perlengkapan intravaskuler terdiri atas seluruh bagian mulai dari ujung selang yang masuk ke
kontainer cairan infus sampai ke hubungan alat
Ganti selang penghubung tersebut bila alat vaskuler diganti.
Ganti selang IV, termasuk selang piggyback dan stopcock, dengan interval yang tidak kurang dari 72 jam,
Ganti selang yang dipakai untuk memasukkan darah, komponen darah atau emulsi lemak dalam 24 jam dari
diawalinya infus.
6. Penggantian administrasi set
Pemasangan kateter intra vena tidak dapat dihindari pada penanganan pasien di rumah sakit ataupun instansi
kesehatan lainnya karena berfungsi untuk memberikan terapi dan cairan serta memonitor hemodinamik
Pemasangan kateter vena dapat berisiko terjadinya infeksi, penggunaan hanya jika benar indikasi dan segera
dilepas jika sudah tidak ada indikasi
Keterampilan dan kepatuhan individu dalam melaksanakan tindakan dan perawatan kateter intra vena sangat
diperlukan sehingga infeksi dapat diminimalkan
REFERENSI
1.
2.
3.
4.
5.
Hogonet, S., et.al, Nosocomial Bloodstream Infection and Clinical Sepsis, ISSN, vol. 10, 2004.
Center of Prevention and deseases Controle (CDC), 2005.
Buku pedoman Pelatihan Dasar Infeksi Nosokomial, Perdalin, 2011.
Weinstein S.M., Plumers; Principles & Practice of Intravenous Therapy, Sixth edition, New York, Lippincott, 1997.
Prevention of hospital-acquired infections: A practical guide 2nd edition, WHO, 2002