Professional Documents
Culture Documents
Step 1
1. Head lag : semacam deteksi untuk mengetahui apakah seorang
anak bs mengangkat kepala atau tidak dengan cara menarik tangan
anak lalu dilihat apakah kepalanya ekstensi atau sudah mampu
mengangkat kepalanya
2. Milestone : suatu tingkatan perkembangan yang harus dicapai pada
anak umur tertentu meliputi motorik kasar, motorik halus, bahasa,
dan prilaku sosial
3. Developmental delay : tertundanya perkembangan yang lebih
lambat dari teman sebayanya.jika keterlambatan >1 disebut global
developmental delay
Step 2
1. Bagaimana tahap perkembangan dan pertumbuhan normal sesuai
usia bayi dan balita ?
2. Bagaimana ciri ciri anak bisa dikatakan berkembang dan tumbuh
dengan baik sesuai usianya ? dari usia 0-36bulan
3. Mengapa ditemukan mikrosefali, tonus ekstremitas hipotoni, dan
head lag (+) ?
4. Apa yang mengarahkan dokter curiga developmnetal delay pada
skenario tsb ?
5. Apa hubungan usia ibu dengan gangguan perkembangan anaknya ?
6. Apa
saja
faktor
yang
memengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan?
7. apa pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk mengetahui
kelainan organ-organ yang terkait dengan skenario tsb ?
8. DD ? (down syndrome, cerebral palsy)
9. Jelaskan penatalaksanaan dari skenario!
10.
Mengapa ibu mnegeluh anak belum bisa jalan dan bicara
padahal umur anak sudah 18 bulan ?
11.
Apa perbedaan pertumbhan dan perkembangan? dan jelaskan
ciri ciri masing masing!
12.
Apa rehabilitasi medik yang dilakukan? dan interpretasi
keterlambatan tahapan 4 domain milestone!
13.
Apa uji deteksi dini untuk mengetahui adanya developmental
delay ?
Step 3
1. Apa perbedaan pertumbhan dan perkembangan? dan jelaskan ciri
ciri masing masing!
Definisi pertumbuhan dan perkembangan
Ciri-ciripertumbuhandanperkembangan
a. Perkembangan melibatkan perubahan
Karena perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan
setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.
Contohnya perkembangan reproduksi.
b. Perkembangan
awal
menentukan
pertumbuhan
selanjutnya
Anak tidak akan bisa berjalan sebelum bisa berdiri
c. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh mempunyai 2 hukum yang
tetap:
- Perkembangan terlebih dahulu pada bagian kepala, kemudian
ke kaudal. sefalokaudal
- Perkembangan terlebih dahulu pada proksimal lalu ke disatal,
proksimodistal
d. Perkembangan mempunyai tahap yang berurutan
Contohnya : anak bisa menggambar lingkaran sebelum
mengambar kotak, berdiri sebelum berjalan
e. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Kaki dan tangan berkembang pesat awal masa remaja, bagian
tubuh yang lain mungkin berkembang pesat pada masa lain.
f. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi dan lain-lain
Buku Ajar I. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Ed.1
ciri pertumbuhan
secara garis besar terdapat 4 kategori perubahan sebagai cirri
pertumbuhan yaitu:
Ciri perkembangan
a.
c.
e.
f.
Masa neonatal
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi
perubahan sirkulasi darah serta mulainya berfungsi organ-organ,
masa ini dibagi menjadi 2 yaitu:
Masa neonatal dini umur 0-7 hari
Masa neonatal lanjut , umur 8 28 hari
Masa post natal , umur 29 hari 11 bulan.
USIA 8 BULAN
USIA 12 BULAN
USIA 18 BULAN
USIA 24 BULAN
spontan
Perilaku sosial : aspek yang berhubungan dengan kemampuan diri
berhubungn
dengan
kemapuan
mandiri,
- Mencoret-coret : 13 bulan
- Membangun menara dua kubus : 15 bulan
- Menyusun menara enam kubus : 22 bulan
c. Komunikasi dan bahasa
- Tersenyum dalam respons terhadap muka, suara 1,5 bulan
- Mengoceh satu suku kata : 6 bulan
- Mencegah pada tidak : 7 bulan
- Mengikuti perintah satu, tindakan dengan gerakan : 7 bulan
- Mengikuti satu tindakan tanpa gerakan (misal, berikan itu
padaku) : 10 bulan
- Berbicara kata yang sesungguhnya pertama kali : 12 bulan
- Bicara 4-6 kata : 15 bulan
- Berbicara 10-15 kata : 18 bulan
- Berbicara kalimat dua kata (contoh, sepatu mama) : 19 bulan
d. Kognitif
- Menatap sebentar pada titik kemana objek menghilang : 2
-
bulan
Menatap pada tangannya sendiri : 4 bulan
Membanting dua kubus : 8 bulan
Menemukan mainan : 8 bulan
Berpura-pura bermain egosentris (minum dengan cangkir) :
12 bulan
- Menggunakan batang untuk meraih mainan : 17 bulan
- Berpura-pura bermain dengan boneka : 17 bulan
Sumber : Ilmu Kesehatan Anak. Nelson. Vol.1. ed.15. EGC
3. Mengapa ibu mengeluh anak belum bisa jalan dan bicara padahal
umur anak sudah 18 bulan ?
Belum bisa berjalan
Orang tua harus mulai khawatir ketika anak tidak bisa berjalan ketika
usianya sudah mencapai 18 bulan. Memang, bisa berjalan saat usia 15-18
bulan adalah masih dalam batas normal, tetapi biasanya anak seperti ini
mempunyai gangguan motorik kasar dan gangguan keseimbangan yang
ringan yang akan lebih baik diberikan intervensi dan stimulasi sejak dini.
Umur 9-12 bulan
-
sambil
berjalan,
Pada
waktu
anak
dilahirkan,
ini
sudah
mencapai
kematangan,
dan
gerakan
motorik
kasar,
seperti
berjalan,berlari,
dysfunction
of
sensory
integration
(DSI)
sering
dengan
baik
dalam
olahraga.
Dia
mungkin
ringan
perkembangan
motorik
kasar
sensoris
Pada
kasus
tertentu,
anak
sering
mengalami sensitif pada telapak tangan dan kaki. Sehingga hal ini
mengakibatkan anak sering jinjit. Selama ini, jalan jinjit atau Tip Toe
masih belum diketahui penyebabnya. Meskipun bukan karena
kelainan anatomis. Selama ini, orangtua menganggap hal itu adalah
memang perilaku anak. Pada anak dengan gangguan sensoris raba
biasanya disetai gangguan sensoris suara dan cahaya. Gangguan
keterlambatan
berjalan
disertai
dan
kemampuan
keseimbangannya
sangat
baik.
Pada
baik. Pada kelompok ini perlu intervensi atau stimulasi ringan agar
perkembangan motorik dan vestibularis lebih baik
Bisa berjalan usia 18 bulan-24 bulan : Kemampuan berjalan
terlambat ringan. Biasanya anak demikian kemampuan motorik
kasar dan kemampuan keseimbangannya tidak baik. Pada kelompok
ini
harus
dilakukan
intervensi
atau
stimulasi
ringan
agar
terlambat
sangat
berat
Biasanya
anak
demikian
buruk.
Dalam
keadaan
seperti
ini,
biasanya
disertai
TAHAPAN
Penerimaan (reseption)
Penanggapan (perseption)
Penguraian (decoding)
Penyadian (encoding)
Perencanaan motorik
pengeluaran kata
Gangguan bicara
Perkembangan bahasa yang lambat dapat bersifat familial. Oleh karena
itu harus dicari dalarn keluarganya apakah ada yang mengalami
keterlambatan bicara juga. Disamping itu kelainan bicara juga lebih
2.
Sistem masukan/input.
Adalah sistern pendengaran, penglihatan dan integritas taktilkinestetik dari anak. Pendengaran merupakan alat yang penting
dalam perkembangan bicara. Anak dg otitis media kronis dg
penurunan daya pendengaran akan mengalami keterlambatan
kemampuan menerima ataupun mengungkapkan bahasa. Gangguan
bicara juga terdapat pada tuli oleh karena kelainan genetik dan
metabolik (tuli primer), tuli neurosensorial (infeksi intra uterin: sifilis,
rubella, toksoplasmosis. sitomegalovirus), tuli konduksi seperti
akibat malformasi telinga luar, tuli sentral (sama sekali tidak dapat
mendengar), tuli persepsi/afasia sensotik (terjadi kegagalan
integrasi arti bicara yang didengar menjadi suatu pengertian yang
menyeluruh), dan tuli psikis seperti pada skizofrenia, autisme
infantil, keadaan cemas dan reaksi psikologis lainnya.
1.
2.
Sistem produksi
Laring, faringm hidung, struktur mulut, susunan neuromuskular yang
berpengaruh terhadap pengaturan nafas untuk bicara.
Gangguan bicara kongenital
a. Retardasi mental
b. Ketulian (akibat rubela, kern ikterus, sindrom Turner, osteogenesis
imperfecta), Rehabilitasi harus sedini mungkin dg alat pendengar dan
slb agar anak dapat mengenal bunyi2an sebelum belajar bicara.
Anak,
staf
pengajar
Ilmu
mengangkat
didudukkan
sambil
kedua
lengannya,
dipegang.
Bayi
maupun
dengan
pada
waktu
hipotonia
Tata
Ekstremitas hipertoni
Hipertonia kelompok otot yang memperlihatkan peningkatan
tahanan terhadappergerakan.
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi:
a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu
masih di dalam kandungan (Faktor pranatal).
b. Faktor lingkungan yang mernpengaruhi tutnbuh kembang
anak setelah lahir (Faktor postnatal).
a) FAKTOR LiNGKUNGAN PRANATAL
Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap
tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir,
antara lain adalah:
1. Gizi ibu pada waktu hamil.
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya keharnilan
maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering
menghasilkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah)
atau lahir mati dan jarang rnenyebabkan cacat bawaan.
Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan
perturnbuhan otak janin, anemia pada bayi baru
lahir, bayi baru lahir rnudah terkena infeksi,
abortus, dan sebagainya.
Contohnya : Anak perempuan yang lahir dari ibu yang
gizinya kurang + hidup di lingkungan miskin
mengalami kurang gizi + mudah terkena infeksi akan
menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi
badannya kurang dst.. Keadaan ini merupakan
lingkaran setan yang akan berulang dari generasi ke
generasi
selama
kemiskinan
tersebut
tidak
ditanggulangi.
2. Mekanis.
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat
menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang
dllahirkan. Demikian pula dengan posisi janin pada
uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi panggul,
tortikolis kongenital, palsi fasialis, atau kranio tabes.
3. Toksin/zat kimia.
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka
terhadap zat-zat teratogen. Misalnya obat-obatanseperti thalidomide, phenitoin, methadion, obatobat anti kanker, dan lain sebagainya dapat
menyebabkan kelainan bawaan.
Ibu hamil yang perokok berat/peminum alkohol
kronis sering melahirkan bayi berat badan lahir rendah,
6.
7.
8.
9.
d. Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam turnbuh
kernbang anak, dimana kebutuhan anak berbeda
dengan orang dewasa, karena makanan bagi anak
dibutuhkan juga untuk perturnbuhan.
e. Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja kaIau
anak sakit, tetapi pemeriksaan kesehatan dan
menimbang anak secara rutin setiap bulan, akan
menunjang pada tumbuh kembang anak. Oleh karena
itu
pemanfaatan
fasilitas
pelayanan
kesehatan
dianjurkan untuk, dilakukan secara komprehensif, yang
mencakup aspek-aspek promotif, preventif, kuratif dan
rehabiltatif.
f. Kepekaan terhadap penyakit
Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak
terhindar
dari
penyakit-penyakit
yang
sering
menyebabkan cacat atau kematian. Dianjurkan sebelum
anak berumur satu tahun sudah mendapat imunisasi
BCG, Polio 3 kaIi, DPT 3 kaIi, Hepatitis-B 3 kaIi, dan
campak.
Disamping imunisasi, gizi juga memegang peranan
penting dalam kepekaan terhadap penyakit.
g. Penyakit kronis
Anak yang menderita penyakit menahun akan
terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikannya,
disamping itu anak juga mengalami stres yang
berkepanjangan akibat dari penyakitnya.
h. Fungsi metabolisme
Khusus pada anak, karena adanya perbedaan yang
mendasar dalam proses metabolisme pada berbagai
umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrien harus didasarkan atas perhitungan yang tepat atau setidaktidaknya memadai.
i. Hormon
Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang antara lain adalah: "growth hormon", tiroid,
hormon seks, insulin, IGFs (Insulin-like growth factors),
dan hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal.
Somatotropin atau "growth hormon" (GH =
harmon pertumbuhan)
'.- Merupakan pengatur utama pada pertumbuhan
somatus
terutama
pertumbuhan
kerangka.
d.
e.
f.
g.
h.
tangan dan sebagainya. Ganjaran tersebut akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi
tingkah lakunya. Sedangkan menghukum dengan caracara yang wajar kalau anak berbuat salah, masih
dibenarkan. Sehingga anak tabu mana yang baik dan
yang tidak baik, akibatnya akan menimbulkan rasa
percaya: diri pada anak yang penting untuk
perkembangan kepribadian anak kelak kemudian hari.
Kelompok sebaya
Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak
memerlukan ternan sebaya. Tetapi perhatian dari orang
tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa
anak tersebut bergaul. Khususnya bagi remaja, aspek
lingkungan ternan sebaya menjadi sangat penting
dengan makin meningkatnya kasus-kasus penyalahgunaan obat-obat dan narkotika.
Stres
Stres pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh
kembangnya, misalnya anak akan menarik diri, rendah
diri, terlambat bicara, nafsu makan menurun, dan
sebagainya.
Sekolah
Dengan adanya wajib belajar 9 tahun sekarang ini,
diharapkan setiap anak mendapat kesempatan duduk di
bangku sekolah minimal 9 tahun. Sehingga dengan
mendapat pendidikan yang baik, maka diharapkan
dapat meningkatkan taraf hidup anak-anak tersebut.
Cinta dan kasih sayang
Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan
dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang dan
perlakuan yang adil dari orang tuanya. Agar kelak
kemudian hari menjadi anak yang tidak sombong
dan bisa memberikan kasih sayangnya pula kepada
sesamanya.
Sebaliknya kasih sayang yang diberikan secara
berlebihan yang menjurus kearah memanjakan, akan
menghambat bahkan mematikan perkembangan
kepribadian anak. Akibatnya anak akan menjadi
manja, kurang mandiri, pemboros, sombong dan
kurang bisa menerima kenyataan.
Kualitas interaksi anak-orang tua
lnteraksi timbal balik antara anak dan orang tua, akan
menimbulkan keakraban dalam keluarga. Anak akan
Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi
khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat
mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota
keluarga lain terhadap kegiatan anak, perlakuan ibu
terhadap perilaku anak.
Obat-obatan
Pemakainan kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakainan obat
perangsang
terhadap
susunan
saraf
pusat
yang
menyebabkan
terhambatnya
produksi
hormon
pertumbuhan.
Buku Ajar I. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja.
Digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar :
a) Fungsi Denver
Skrinning terhadap adanya gangguan pada
anak dari lahir sampai usia 6 tahun
perkembangan
c) Prosedur DDST
terdiri 2 tahap :
tahap pertama :secara periodik dilakukan pada semua anak yg
berusia :
- 3-6 bulan
- 9-12 bulan
- 18-24 tahun
- 3 tahun
- 4 tahun
- 5 tahun
tahap kedua : dilakukan pd mereka yg dicurigai adanya hambatan
perkembangan pd tahap pertama. Kemudian dilanjtkan dgn evaluasi
diagnostik yg lengkap.
Tumbuh Kembang Anak Dr Soetjiningsih,SpAK
2. Gangguan Bahasa dan bicara
1. perkembangan berbicara normal (jalan impuls)
Hemisfer kiri merupakan pusat kemampuan berbahasa pada
94% orang dewasa kinan dan lebih dari 75% pada orang dewasa
kidal. Pengkhususan hemisfer untuk fungsi bahasa sudah dimulai
sejak didalam kandungan, tetapi berfungsi secara sempurna setelah
beberapa tahun kemudian. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
anak denga kerusakan otak unilateral sebelum maupun sesudah
lahir, diperkirakan fungsi berbahasa dapat diprogram oleh hemisfer
lainnya, walaupun kelainan yang khusus masih dapat diketemukan
dengan tes yang teliti. Kelenturan perkernbangan otak seperti ini
Tabel :
Perkembangan kemampuan berbicara dan berbahasa pada
anak normal (Towne,
1983)
1. Perkembangan bahasa normal
umur
(bula
n)
1
2
bahas
pasif
reseptif
(bahasa bahasa
aktif)
ekspresif
(bahasa
vokalisasi
yang
masih
kegiatan
anak
terhenti sembarang, terutama huruf
akibat suara
hidup
tampak
mendengarakan tanda-tanda
vokal
yang
ucapan pembicara, dapet menunjukkan
perasaan
tersenyum pada pembicara senang, senyum sosial
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
15
18
21
24
terhadap
pertama
mulai
2. etiology
bicara
bicara
b. didapat
4. perkembangan terlambat
a. perkembangan lambat
a. terlambat bicara
b. perkembangan lambat,
tetapi masih dalam batas ratarata
b. terlambat bicara
c. retardasi mental
c. pasti terlambat bicara
5. cacat bawaan
a.
terlambat
dan
terganggu
a. palatoschiziz
kemampuan bicaranya
b.
kemampuan
bicaranya
lebih
b. sindrom down
rendah
6. kerusakan otak
a.
mempengaruhi
kemampuan
mengisap, menelan, mengunyah, dan
a. kelainan neuromuskular
akhirnya timbul gangguan bicara dan
artikulasi seperti disartria
b. kelainan sensorimotor
c. palsi serebral
d. kelainan persepsi
b.
mempengaruhi
kemampuan
mengisap dan menelan, akhirnya
menimbulkan gangguan artikulasi,
seperti dispraksia
c. berpengaruh pada pernapasan,
makan dan timbul juga masalah
artikulasi yang dapat mengakibatkan
disartria dan dispraksia
d. kesulitan membedakan suara,
mengerti
bahasa,
simbolisasi,
mengenal
konsep,
akhirnya
menimbulkan kesuilitan belajar di
sekolah
bagian
dari
4. Sistem produksi.
Sistem produksi suara seperti faring, faring, hidung, struktur
mulut, dan mekanisme neuromuskular yang berpengaruh
terhadap pengaturan nafas untuk berbicara, bunyi faring,
pembentukan bunyi untuk artikulasi bicara melalui aliran
udara lewat faring, faring, dan rongga mulut.
(Tumbuh Kembang Anak, dr. Soetjiningsih, SpAK)
3. klasifikasi
Terdapat bermacam- macam klasifikasi disfasia, tergantung
dari cara mereka memandang. Kebanyakan sistem klasifikasi
berdasarkan
atas
model
input-output.
Beberapa
telah
didefinisikan,dengan menggunakan tes yang telah distandarisasi.
Ada yang menggunakan model yang didasari pendengaran dan ada
pula yang berdasarkan patofisiologi terjadinya disfasia.
Klasifikasi kelainan bahasa pada anak menurut Rutter (dikutip dari
Toback C), berdasarkan atas berat ringannya kelainan bahasa
sebagai berikut:
Sedang
keterlambatan lebih berat dari akuisisi budisfasia ekspresif
nyi kata-kata dan perkembangan bahasa
terlambat
Berat
tuli
persepsi
Sangat berat
persepsi & tuli
Bahasa
tuli
sentral
turner,
Penatalaksanaan
Rujukan
1. Lingkungan
a. Sos.ek. rendah
b. Tekanan
keluarga
c. Keluarga bisu
d. Bahasa bilingual
a.
Meningkatkan a. Kelompok
BKB
stimulasi
(Bina Keluarga dan
Balita)
atau
kelompok bermain
b. Konseling keluarga
c. Kelompok
BKB/bermain.
b. Mengurangi tekanan
d. Ahli terapi wicara
c.
Meningkatkan
stimulasi
d.
Menyederhanakan
masukan bahasa
2. Emosi
a. lbu
yang
tertekan
b. Gangguan
serius
pada
keluarga
c. Gangguan
serius
a. Meningkatkan
stimulasi
b. Menstabilkan
lingkungan emosi
a.
Konseling,
kelompok
BKBI
bermain
b. Psikoterapi
c. Meningkatkan
status emosi anak
c. Psikoterapi
3.
Masalah
pendengaran
a. Kongenital
b. Didapat
a.
THT
Audiologist/ahli
b.
THT
Audiologist/ahli
a. Tingkatkan
stimulasi
b. Tingkatkan
stimulasi
4.
Perkembangan
lambat
a. Dibawah ratarata
b. Perkembanga
n terlambat
c. Retardasi
mental
c. Maksimalkan
potensi
c. Program khusus
5. Cacat bawaan
a. Palatum
sumbing
b. Sindrom
Down
6. Kerusakan otak
a. Kerusakan
neuromuskula
r
b. Sensorimotor
c. Palsi
serebralis
d. Masalah
persepsi
a. Mengatasi
masalah
makan
dan
meningkatkan
kemampuan
bicara anak
b. Mengatasi
masalah
makan
dan
meningkatkan
kemampuan
bicaraanak
c. Mengoptimalkan
kemampuan fisik
kognitif,
dan
bicara anak
d. Mengatasi
masalah
keterlambatan
bicara
b. Rujuk ke ahli
terapi kerja, ahli
gizi,
ahli
terapi
wicara.
c. Rujuk ke
rehabilitasi,
terapi wicara.
ahli
ahli
d. Rujuk ke ahli
patologi
wicara,
kelompok BKB.
6. prognosis
Prognosis gangguan bicara pada anak tergantung pada
penyebabnya. Dengan perbaikan masalah medis seperti tuli
Anoksia / hipoksia
Perdarahan otak
Prematuritas
Postmaturitas
Hiperbilirubinemia
Bayi kembar
c) Postnatal
Trauma kepala
Meningitis / ensefalitis yg terjadi 6 bulan pertama kehidupan
Racun: logam berat, CO
(Buku Tumbuh Kembang Anak, dr. Soetjiningsih)
Bayi kembar
f) Postnatal
Trauma kepala
Meningitis / ensefalitis yg terjadi 6 bulan pertama kehidupan
Racun: logam berat, CO
(Buku Tumbuh Kembang Anak, dr. Soetjiningsih)
5. Klasifikasi
Berdasarkan derajat kemampuan fungsional:
Golongan ringan
Penderita masih dapat mengerjakan pekerjaan / aktivitas
keseharian sehingga sama sekali atu sedikit membutuhkan
bantuan
Golongan sedang
Aktivitas
sangat
terbatas
sekali.Penderita
memerlukan
bantuan / pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya
sendiri, bergerak atau berbicara
Golongan berat
Sama sekali tidak dapat melakukan aktivitas sendiri dan tidak
mungkin dapat hidup tanpa pertolongan orang lain
Berdasarkan Gejala Klinis :
Tipe Spastik :
1. Monoparesis
2. Hemiparesis : Kongenital, di dapat
3. Diplegia (paraparesis)
4. Triplegia
5. Kuadriplegia (tetraplegia)
Athetoid( diskinetik, distonik)
Rigid
Ataksia
Tremor
Atonik/ hipotonik
Campuran :
1. Spastik- athetoid
2. Rigid- spastic
3. Spastik- ataksik
(Buku Tumbuh Kembang Anak, dr. Soetjiningsih)
6. Diagnosis
Kriteria diagnostic (dikutip dari Thamrinsyam)adl sbb:
a) Masa neonatal
Depresi / asimetri dari refleks primitive
Reaksi yang berlebihan terhadap stimulus
Kejang-kejang
Gejala neurologic fokal
b)
c)
2.
3.
4.
PALSI SEREBRALIS
1. Definisi
Suatu kelainan gerakan dan postur yang tidak progesif oleh karena
suatu kerusakan atau gangguan pada sel-sel motorik pada susunan
sedang
tumbuh
atau
belum
selesai
2. Etiologi
Prenatal
-
Radiasi
Toksemia gravidarum
Perinatal
-
Anoksia/hipoksia
Perdarahan otak
Prematuritas
Posmaturitas
Hipebilirubinemia
Bayi kembar
Postnatal
-
Trauma kepala
Meningitis/ensefalitis
3. Klasifikasi
Berdasarkan gejala klinis
a. Tipe spastic (monoparesis, hemiparesis, diplegia, triplegia,
kuadriplegia)
b. Athetoid (diskinetik, distonik)
c. Rigid
d. Ataksia
e. Tremor
f. Atonik.hipotonik
g. Campuran (spastic-athetoid, rigit-spastik, spastic-ataksid)
Berdasarkan derajat kemampuan fungsional
a. Golongan ringan
Dapat melakukan pekerjaan sehari2
b. Golongan sedang
Aktivitasnya terbatas, membutuhkan bantuan dalam bergerak
dan berbicara
c. Golongan berat
Tidak dapat melakukan aktivitas fisik dan tidak mungkin dapat
hidup tanpa pertolongan orang lain.
4. Diagnosis dan gejala klinis
a. Masa neonatal
- Depresi/asimetris dari reflek primitive(reflek moro,
rooting, sucking, tonik neck, palmar, stepping)
- Reaksi yang berlebihan terhadap stimulus
- Kejang2
- Gejala neurologic local
b. Masa umur kurang dari 2 tahun
- Keterlambatan perkembangan motorik seperti duduk
atau jalan
- Terdapat paralisis spastic
- Terdapat gerakan2 involunter
- Menetapnya reflek primitive
- Tidak/keterlambatan timbulnya reflek2 yang lebih
tinggi seperti reflex landau sesudah umur 10 bulan,
reflek parasut setelah umur 1 tahun
c. Anak yang lebih besar
- Keterlambatan milestone perkembangan
- Disfungsi dari tangan
- Gangguan dari cara berjalan
- Terdapat spastisitas
- Terdapat gerakan2 involunter
- Retardasi mental
- Kejang2
- Gangguan bicara, pendengaran, penglihatan
5. Diagnosis banding
a. mental subnormal
b. retardasi motorik terbatas
c. tahanan volunteer terhadap gerakan pasif
d. kelainan persendian
e. cara berjalan yang belum stabil
f. gerakan normal
g. berjalan berjinjit
h. pemendekan congenital pada gluteus maksimus, gastroknemeus,
atau hamstring
i. kelemhan otot pada miopati, hipotoni, atau palsi Erbs
j. lain penyebab dari gerakan involunter
k. penyakit-penyakit degenerative pada susunan saraf
l. kelainan pada medulla spinalis
m. sindrom lain
(Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : EGC, 1995)
6. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan bukan membuat anak menjadi seperti anak
normal lainnya, tetapi mengembangkan sisa kemampuan yang ada
pada anak tersebut seoptimal mungkin sehingga diharapkan anak
dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan atau dengan
sedikit bantuan.
Secara garis besarnya, penatalaksanaan anak dengan palsi
serebralis adalah sebagai berikut:
1) ASPEK MEDIS
a. Aspek medis umum
Gizi
Gizi yang baik perlu bagi setiap anak, khususnya bagi
penderita ini. Karena sering terdapat kelainan gigi,
kesulitan menelan, sukar untuk menyatakan keinginan
untuk makan. Pencacatan rutin perkembangan berat
badan anak perlu dilaksanakan.
Hal-hal lain yang sewajarnya perlu dilaksanakan, seperti
imunisasi, perawatan kesehatan, dll
Cerebral palsy
DEFINISI
Cerebral Palsy (CP, Kelumpuhan Otak Besar) adalah suatu keadaan yang
ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan
gangguan
fungsi
saraf
lainnya.
CP bukan merupakan penyakit dan tidak bersifat progresif (semakin
memburuk).
Pada bayi dan bayi prematur, bagian otak yang mengendalikan
pergerakan
otot
sangat
rentan
terhadap
cedera
CP terjadi pada 1-2 dari 1.000 bayi, tetapi 10 kali lebih sering ditemukan
pada bayi prematur dan lebih sering ditemukan pada bayi yang sangat
kecil.
PENYEBAB
CP bisa disebabkan oleh cedera otak yang terjadi pada saat:
bayi
masih
berada
dalam
kandungan
proses
persalinan
berlangsung
bayi
baru
lahir
anak
berumur
kurang
dari
5
tahun.
Tetapi
kebanyakkan
penyebabnya
tidak
diketahui.
10-15% kasus terjadi akibat cedera lahir dan berkurangnya aliran darah
ke otak sebelum, selama dan segera setelah bayi lahir.
Bayi prematur sangat rentan terhadap CP, kemungkinan karena pembuluh
darah ke otak belum berkembang secara sempurna dan mudah
mengalami perdarahan atau karena tidak dapat mengalirkan oksigen
dalam
jumlah
yang
memadai
ke
otak.
Cedera otak bisa disebabkan oleh:
Kadar bilirubin yang tinggi di dalam darah (sering ditemukan pada bayi
baru lahir), bisa menyebabkan kernikterus dan kerusakan otak
Cedera
pembuluh
darah.
GEJALA
Gejala biasanya timbul sebelum anak berumur 2 tahun dan pada kasus
yang berat, bisa muncul pada saat anak berumur 3 bulan.
Gejalanya bervariasi, mulai dari kejanggalan yang tidak tampak nyata
sampai kekakuan yang berat, yang menyebabkan perubahan bentuk
lengan dan tungkai sehingga anak harus memakai kursi roda.
CP dibagi menjadi 4 kelompok:
1 Tipe Spastik (50% dari semua kasus CP), otot-otot menjadi kaku dan
lemah.
Kekakuan
yang
terjadi
bisa
berupa:
Kuadriplegia
(kedua
lengan
dan
kedua
tungkai)
Diplegia
(kedua
tungkai)
- Hemiplegia (lengan dan tungkai pada satu sisi tubuh)
2 Tipe Diskinetik (Koreoatetoid, 20% dari semua kasus CP), otot
lengan, tungkai dan badan secara spontan bergerak perlahan,
menggeliat dan tak terkendali; tetapi bisa juga timbul gerakan yang
kasar dan mengejang. Luapan emosi menyebabkan keadaan
semakin memburuk, gerakan akan menghilang jika anak tidur
3 Tipe Ataksik, (10% dari semua kasus CP), terdiri dari tremor,
langkah yang goyah dengan kedua tungkai terpisah jauh, gangguan
koordinasi dan gerakan abnormal.
4 Tipe Campuran (20% dari semua kasus CP), merupakan gabungan
dari 2 jenis diatas, yang sering ditemukan adalah gabungan dari
tipe spastik dan koreoatetoid.
Gejala
lain
yang
juga
bisa
ditemukan
pada
CP:
Kecerdasan
di
bawah
normal
Keterbelakangan
mental
Kejang/epilepsi
(terutama
pada
tipe
spastik)
Gangguan
menghisap
atau
makan
Pernafasan
yang
tidak
teratur
- Gangguan perkembangan kemampuan motorik (misalnya menggapai
sesuatu,
duduk,
berguling,
merangkak,
berjalan)
Gangguan
berbicara
(disartria)
Gangguan
penglihatan
Gangguan
pendengaran
Kontraktur
persendian
Gerakan
menjadi
terbatas.
DIAGNOSA
Pada pemeriksaan akan ditemukan tertundanya perkembangan
kemampuan
motorik.
Refleks infantil (misalnya menghisap dan terkejut) tetap ada meskipun
seharusnya
sudah
menghilang.
Tremor otot atau kekakuan tampak dengan jelas, dan anak cenderung
melipat lengannya ke arah samping, tungkainya bergerak seperti gunting
atau
gerakan
abnormal
lainnya.
Berbagai pemeriksaan laboratorium bisa dilakukan untuk menyingkirkan
penyebab lainnya:
MRI kepala menunjukkan adanya kelainan struktur maupun kelainan
bawaan
dengan upaya terbaik orangtua dan dokter. Tapi, jika Anda hamil, Anda
dapat mengambil langkah-langkah ini untuk tetap sehat dan
meminimalkan kemungkinan komplikasi kehamilan:
1 Pastikan Anda diimunisasi. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit
seperti rubella dapat mencegah infeksi yang dapat menyebabkan
kerusakan otak janin.
2 Jaga dirimu. Semakin sehat Anda menuju kehamilan, semakin kecil
kemungkinan Anda akan mengalami infeksi yang dapat
mengakibatkan cerebral palsy.
3 Carilah perawatan awal dan berkesinambungan pralahir. Rutin
melakukan kunjungan ke dokter Anda selama kehamilan adalah cara
yang baik untuk mengurangi risiko kesehatan untuk Anda dan bayi
yang belum lahir. Periksa ke dokter Anda secara teratur dapat
membantu mencegah kelahiran prematur, berat lahir rendah dan
infeksi.
10.
apa pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk
mengetahui kelainan organ-organ yang terkait dengan skenario
tsb ?
11.
Apa rehabilitasi medik yang dilakukan? dan interpretasi
keterlambatan tahapan 4 domain milestone!
12.
Apa uji deteksi dini untuk mengetahui adanya developmental
delay ?
13.