You are on page 1of 35

LAPORAN PRAKTIKUM

SENSASI INDERA
untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan dan Manusia
yang dibimbing oleh Dra.Annie Istanti,M.Kes dan Nuning Wulandari, S.Si,M.Si

Kelompok II/ B
Astrid Amalia Hapsari P

130341603390

Diah Pitaloka Kusumastuti

130341603391

Immas Siva F

130341603

Maria Fransisca D

130341603387

M.Marjoko W

130341603374

Shinta Aprilia

130341614817

Uswatun Khasanah

130341614803

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
SEPTEMBER 2014

A. Dasar Teori
Indera Sakit
Reseptor indera sakit merupakan ujung dendrit saraf telanjang, dan terdapat dalam
kulit,tulang,sendi, dan organ-organ viseral.Ada dua macamsensasi sakit yaitu sensasi sakit
somatik dan sensasi sakit viseral.Sensasi sakit somatik,terjadi bila reseptor rasa sakit dalam kulit,
tulang ,persendian,otot, dan tendon mendapat rangsangan.Reseptor sakit somatik merespon
stimuli mekanik dan kimia (Soewolo,2005)
Indera pengecap
Padamanusia dan mamalia lain, lidahnya mengandung kuncuo-kuncup pengecap yang
merupakan reseptor untuk rasa.Kuncuppengecap tergolong kemoreseptor yang menerima
rangsanganzat-zatkimia dalammakanan yang kita makan.kuncup pengecap tersusun atas dua
macam sel, yaitu selpenyokong dan selreseptor.Sel-selreseptor tersebut akan berhubungan
dengan ujung dendrit sarafpengecap yang akan meneruskan impuls ke korteks otak . Kuncupkuncup

pengecap

merespon

kepada

empat

rasa

dasar,yaitu:

manis

,asam,pahit,dan

asin.Permukaan atas lidahterbagi menjadi empat daerah yang sensitif terhadap rasa tertentu :
pangkallidah sensitif terhadaprasa pahit , bagian kanan dan kiri lidah sensitif terhadap rasa asam ,
bagian samping depan sensitif terhadap rasa asin , dan ujung lidah sensitif terhadap rasamanis
(Soewolo,2005)
Rasa dasar (pencicipan) berhubungan erat dengan penciuman. Banyak dari apa yang kita sebut
rasa makanan sebenarnya aroma. Meskipun bau dirasakan oleh ratusan jenis reseptor, rasa saat
ini diyakini kombinasi dari lima sensasi: manis, asam, asin, pahit, dan umami . Masing-masing
dari lima sensasi rasa saat ini diakui terkait dengan fungsi tubuh esensial. Rasa asam dipicu oleh
adanya

+
H

dan asin dengan kehadiran

+
Na , dua ion yang konsentrasi dalam UID tubuh

diatur erat. Tiga sensasi rasa lainnya yang timbul dari molekul organik. Manis dan umami
berhubungan dengan zat bernutrisi. Rasa pahit diakui oleh tubuh sebagai peringatan dari
komponen mungkin beracun. Jika ada sesuatu terasa pahit, reaksi pertama kita adalah sering
meludah keluar. Reseptor untuk rasa terletak terutama pada kuncup pengecap (taste buds) yang

terdapat pada permukaan lidah . Satu pengecap terdiri dari 50- 150 sel rasa, bersama dengan selsel pendukung dan sel basal regeneratif. Reseptor rasa juga tersebar melalui daerah lain di
rongga mulut, seperti langit-langit (Silverthorn,2010).
Indera pendengaran
Telinga terdiri atas tiga bagian : telinga luar , telinga tengah, dan telinga dalam . Telinga
dalam merupakan tempat dua sistem sensori yang berbeda yaitu koklea yang mengandung
reseptor yangmampu mengubah gelombang bunyi menjadi impuls saraf, sehingga kita dapat
mendengar, dan organ vestibular yang mengandung alat-alat keseimbangan .Dalam proses
mendengar membran timpani berfungsi menerima getaran suara luar , yang selanjutnya
diteruskan ke telinga dalam melalui tulang-tulang pendengaran . Stapes akan berhubungan
dengan telinga dalam melalui jendela lonjong ( fanestra ovalis). Telinga dalam terdiri atas koklea
dan organ vestibular .Koklea merupakan saluran yang berbentuk seperti rumah siput , yang di
dalamnya berisi organ korti sebagai reseptor getaran . Sedangkan organ vestibular terdiri dari dua
bagian yaitu : saluran setengahlingkaran ( kanalis semisirkularis ) . dan vestibulum. Pada
pangkal setiap saluran setengah lingkaran terdapat penggelembungan yang disebut sebagai
ampula.Di dalam ampula ini terdapat keseimbangan dinamis yang disebut krista ampularis atau
krista. Vestibulum terdiri atas dua bagian , yaitu sakulus dan utrikulus yang didalamnya terdapat
keseimbangan statis yang disebut makula akustika atau makula (Soewolo,2005)
Neuron di telinga yang sensitif terhadap frekuensi suara yang berbeda, tetapi
mereka tidak memiliki medan reseptif dan aktivasi mereka tidak memberikan informasi tentang
lokasi suara. Sebaliknya, otak menggunakan waktu aktivasi reseptor untuk menghitung lokasi .
Suara yang berasal langsung di depan seseorang mencapai kedua telinga secara bersamaan.
Suara yang berasal dari satu sisi mencapai telinga lebih dekat beberapa milidetik sebelum
mencapai telinga yang lain. Otak memproses perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk
rangsangan suara untuk mencapai kedua sisi korteks pendengaran dan menggunakan informasi
tersebut untuk menghitung sumber suara (Silverthorn,2010)
Indera keseimbangan
Ada dua macam alat keseimbangan , yaitu keseimbangan dinamis ( krista ampularis ) dan
alat keseimbangan statis .Krista ampularis terletak di dalam ampula ,setiap telinga memiliki tiga

krista ampularis yang posisinya saling tegak lurus satu sama lain.Krista ampularis merupakan
jaringan yang melengkung dan mengandung sel-sel reseptor. Rambut-rambut selreseptor secara
bersamadilapisi oleh zatgelatin , sehingga secara keseluruhan bagian ini berupa tudung yang
disebut kupula. Kupula menonjol ke ruang ampula yang berisikan endolimfe.Di bagian dasarselsel reseptor melekat ujung-ujung dendrit saraf sensorik (Soewolo,2005).
Perputaran kepala menyebabkan endolimfe di dalam saluran semi sirkularis bergerak.
Aliran endolimfe tersebut akan mendorong kupula sehingga kupula condong ke arah tertentu .
Gerakan kupula ini akan menggerakan pula rambut sel-sel reseptor .Apabila gerakan rambut
condong ke arah kinossilum , maka pada sel reseptor akan terjadi hiperpolarisasi.Depolarisasi
pada sel reseptor akan diikuti dengan dilepaskanya neurotransmiter , yang selanjutnya akan
membangkitkan impuls pada ujung saraf sensoris . Impuls tersebut selanjutnya disampaikan ke
pusat keseimbangan di dalam otak .Posisi krista ampularis tegak lurus satu sama lain, dan
masing-masing berpasang-pasangan pada telinga kanan dan telinga kiri .Setiap gerakan kepala
akan dideteksi oleh paling tidak dua krista

ampularis,dimana sel-sel reseptor salah satu krista

akan mengalami depolarisasi dan sel-sel reseptor yang satunya akan mengalami hiperpolarisasi .
Akibat mekanisme ini , maka setiap gerakan rotasi kepala dan tubuh akan disadari , sehingga
keseimbangan kita saat bergeraktetap terjaga (Soewolo,2005).
Sedangkan alatkeseimbangan statis di lakukan oleh Makula akustika yang terletak di
dalam sakulus dan uritkulus . Bila seseorang dalam posisi tegak ,maka rambut selreseptor dalam
utrikulus berorientasi vertikal dan rambut sel reseptor dalam sakulus berorientasihorizontal .
Dalam utrikulus pada setiap sisi kepala, sebagian sel reseptor terdepolarisasi dan sebagian yang
lain hiperpolarisasi .Sel reseptor yang terdepolarisasi akan membebaskan neurotransmiter yang
selanjutnya diikuti terjadinya impuls pada ujung saraf sensoris untuk diteruskan ke pusat
keseimbangan di otak (Soewolo,2005).
Telinga dalam juga mendeteksi posisi tubuh yang berhubungan dengan gaya gravitasi dan
gerakan tubuh . Gerak tubuh manusia dideteksi pada ketiga saluran setengah lingkaran di bagian
atas masing-masing telinga dalam. Ketiga saluran tersebut merupakan tiga tabung yang berisi
cairan ,masing-masing mengarah ke salah satu dari ketiga bidang ruang . pada satu ujung setiap
saluran ada ruang kecil yang berisi sel-sel rambut sensori . Setiap kali kepaladigerakan, saluran

setengah lingkaran itupun bergerak . Akan tetapi, cairan didalamnya itu gerakanya
lambat,danakibatnya ada gerak relatif di antara dinding saluran dan cairan (John,1992).
Indera penglihatan
Dalam proses melihat mula-mula cahaya yang masuk melalui kornea diproyeksikan oleh
lensa tepat pada retina.Sebelum mencapai fotoreseptor , cahaya tadi melewati lapisan ganglion
dan lapisan bipolar. Akson sel-sel ganglion pada permukaan dalam retina dan akan mengumpul
menjadi satu pada bagian belakang bola mata, membentuk saraf penglihatan . Tempat
menyatunya akson-akson sel ganglion disebut diskus optikus ( bintik buta ) . Bayangan benda
yang kita lihat akan jatuh tepat pada retina, dan impulsnya akan disampaikan ke pusat
penglihatan pada lobus osipitalis untuk diinterpretasikan (Soewolo,2005)
B. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui adanya berbagai macam sensasi indera umum dan indera khusus
C. Alat dan Bahan
Alat :
1. Ijuk
2. Penggaris
3. Meteran
4. Pensil
5. JarumPentul
6. Timer
7. Kertas Manila
8. Tabung reaksi
Bahan:
1. Air
2. Es batu
3. Gula pasir
4. Larutan gula
5. Larutan garam dapur
6. Wortel
7. Kentang
8. Apel
9. Bawang merah
D. Cara Kerja
1. Uji Pembeda Dua Titik

Subjek

Disentuhkan dua ujung jarum pentul pada ujung jari dengan jarak dimulai

dari yang terpendek


Dicatat jarak terpendek ketika kedua ujung jarum pentul terasa/terdeteksi.
Diulangi untuk daerah sisi hidung, punggung lengan dan belakang leher

Hasil

2. Uji Reseptor Sentuh


Subjek
Dibuat petak 2,5 cm pada punggung lengan, dibagi menjadi 25 petak kecil

Ditutup matanya
Ditekankan ijuk pada petak sampai ijuk bengkok, sekali untuk tiap petak
kecil dan tekanan harus sama

Hasil

3. Uji Reseptor Sakit


Subjek

Dibuat petak 2,5 cm pada punggung lengan yang sebelumnya

digunakan untuk uji sentuhan, dibagi menjadi 25 petak kecil


Dikompres kulit lengan selama 5 menit dengan kapas yang telah

direndam dalam air es


Diletakkan ujung jarum pada permukaan kulit dan ditekan sampai

mengahsilkan sensasi sakit.


bedakan sensasi sakit dan sentuhan

Hasil

4. Menentukan Propioreseptor
Subyek

Subyek

Mata menghadap huruf X yang tertulis di papan


Tangan kanan diangkat diatas kepala dengan mata tertutup
Dibuat titik sedekat mungkin dengan huruf X
Diulang 3 kali, catat jaraknya
Ditunjuk jari tengah tangan kiri dengan telunjuk tangan kanan sambil

mata tertutup. Seberapa tepat keberhasilannya.


Direntangkan tangan kanan sejauh mungkin di belakang tubuh.
Jari telunjuk dibawa ke ujung hidung secepat mungkin. seberapa tepat

keberhasilannya.
Dicatat hasilnya

Hasil

5. Bintik Buta

Hasil

Dibuat gambar X dan O berjarak 6 cm pada kertas manila


Dipegang kertas tersebut sejauh 50 cm dari matanya
Mata kanan fokus pada tanda X
Posisi tanda X tepat berada di depan mata kanan, tanda O di sebelah kanan
tanda X
Kertas didekatkan ke subyek perlahan lahan
Dicatat jarak saat tanda O tidak terlihat mata
Ulangi perlakuan saat posisi kertas :
- Tanda X tepat depan mata kanan, tanda O berada di atas X
- Tanda X tepat depan mata kanan, tanda O disebelah kiri X
- Tanda X tepat depan mata kanan, tanda O disebelah bawah X
Mata kiri fokus pada tanda X

Posisi tanda X tepat berada di depan mata kanan, tanda O di sebelah kiri
tanda X
Kertas didekatkan ke subyek perlahan lahan
Dicatat jarak saat tanda O tidak terlihat mata
Ulangi perlakuan saat posisi kertas :
- Tanda X tepat depan mata kiri, tanda O berada di atas X
- Tanda X tepat depan mata kiri, tanda O disebelah kanan X
- Tanda X tepat depan mata kiri, tanda O disebelah bawah X

6. Proyeksi Binokular
Subyek

Hasil

Dibuat dua lubang pada karton

Jarak sama dengan jarak kedua pupil

Dipegang karton didepan mata sejauh 30 cm berlatar cahaya terang

Dipandang kedua lubang

Didekatkan perlahan lahan hingga yang terlihat hanya 1 lubang

Catat hasil jaraknya

Salah satu mata ditutup, didekatkan kembali

Catat hasilnya

7. Pentingnya Penglihatan Binokular

Mata

ditutup salah satu, sambil memegang sebatang pensil


pengamat lain memegang tabung reaksi vertikal dengan lubang diatas
praktikan memasukkan pensil ke dalam lubang tabung reaksi
Ulangi 10 X dengan cepat (pengamat memindah pindahkan tabung
reaksi posisi yang berbeda)

Objek yang jauh misal bingkai


Hasil

8. Dominasi Mata

Hasil

dipandang

meletakkan sebuah pensil antara obyek pandang dengan mata sedemikian


rupa sehingga mata, pensil dan obyek pandang terletak pada satu garis

lurus
menutup mata kiri
Dilihat apa yang nampak
menutup mata kanan dengan mata kiri terbuka,
dilihat apa yang nampak

9. Reseptor Gustatori (Pengecap)/ Mengenali Zona Pengecap

Butiran Gula Pasir


Diletakkan di lidah

Tunggu hingga subyek mengangkat tangan saat mengecap rasa gula

(manis)
Catat waktunya
Diulang kembali menggunakan bahan kina, garam dapur, nutrisari
Larutan garam, larutan gula, larutan nutrisari

Hasil

10. Pengecap dan Pembau

Subyek

Hasil

Lidah di keringkan , mata ditutup dan hidung dijepit sehingga kedua nostil

tertutup
Potongan wortel,bawang merah,kentang dan apel diletakkan satu persatu

pada lidah subyek oleh pengamat


Subyek diminta mengenali setiap potongan
Dikunyah (nostil tertutup) dan setelah nostil membuka
Dicatat hasilnya

11. Ketajaman Pendengaran terhadap Sumber Bunyi


Subyek

Mata ditutup dan lubang telinga ditutup dengan kapas


Timer didekatkan oleh pengamat pada telinga yang terbuka
Timer dijauhkan perlahan-lahan
Timer diletakkan 2 meter lebih jauh dari jarak bunyi yang masih didengar

oleh subyek
Didekatkan timer ke telinga perlahan-lahan
Diukur jarak terjauh bunyi yang mulai terdengar

Hasil

12. Penghantaran Suara


1. Diatas Kepala
Praktikan

Praktikan
Hasil

Digetarkan garputala dengan pemukul karet


Diletakkan diatas kepala
Didengarkan suara darimana
Ditulis

Ditutup salah satu telinga


Didengarkan dimana letak sumber suara
Dicatat hasilnya
Ditutup kedua telinga
Didengarkan dimana sumber bunyi
Dicatat hasilnya
Dibuka kedua telinga
Dipindahkan garputala ke dekat telinga bila sudah tidak terdengar lagi
Dicatat hasilnya

2. Diantara 2 Gigi Atas Bawah


Praktikan

Hasil

Hasil

Digetarkan garputala dengan pemukul karet


Diletakkan diantara dua gigi atas-bawah
Didengarkan suara darimana

Praktikan

Ditulis

Ditutup salah satu telinga


Didengarkan dimana letak sumber suara
Dicatat hasilnya
Ditutup kedua telinga
Didengarkan dimana sumber bunyi
Dicatat hasilnya
Dibuka kedua telinga
Dipindahkan garputala ke dekat telinga bila sudah tidak terdengar lagi
Dicatat hasilnya

13. Kelelahan Pendengaran


Hasil
Praktikan

Digetarkan garputala
Diletakkan garputala dekat dengan telinga kiri sampai tidak terdengar
Dijauhkan dari telinga
Didekatkan kembali ke telinga kiri
Dicatat hasilnya
Dipindahkan garputala ke telinga kanan bila tidak terdengar lagi
Dicatat hasilnya

Hasil

14. Keseimbangan
Praktikan

Hasil

Berdiri dengan tegak


Kedua mata terbuka

Diangkat salah satu kaki


Diperhatikan kemampuan bertahan pada posisi ini selama 2 menit
Dicatat hasilnya

Praktikan

Berdiri dengan tegak


Ditutup kedua mata
Diangkat salah satu kaki
Diperhatikan kemampuan bertahan pada posisi ini selama 2 menit
Dicatat hasilnya
Dibandingkan hasilnya

Hasil

15. Tes Romberg


Subyek berdiri tegak (Mata terbuka)

Subyek berdiri tegak (Mata tertutup)

Hasil

Kedua kaki dirapatkan


Kedua tangan diletakkan disamping tubuh
Dibiarkan keadaan tadi selama 5 menit
Amati goyangan tubuh subyek

Hasil

16. Kanalis Semisirkularis

Subyek duduk tegak (Kaki rapat dan mata tertutup)

Putar subyek sebanyak 10 kali


Subyek membuka mata dan melihat lurus ke depan
Amati matanya
Subyek diminta berjalan lulus ke depan

Hasil

E. DATA
1. Uji Pembeda Dua Titik
Tempat
Ujung Jari
Sisi Hidung
Punggung Lengan
Belakang Leher

Jarak
O,3 cm
1 cm
1,6 cm
1,1 cm

2. Menentukan Reseptor Sentuh


V
V
V
V
V

V
V
V
V
-

V
V
V
V
V

V
V
V
V
V

V
V
V
V
V

3. Menentukan Reseptor Sakit


V
V
V
V

V
V
V
V

V
V

V
V
V

V
V
V

4. Menentukan Propioreseptor
Perlakuan

Hasil

Membuat titik pada X dengan mata 2 cm


tertutup (jarak titik)

2 cm
2,5 cm

Telunjuk tangan kanan menunjuk jari Tidak tepat


tengah kanan kiri dengan mata tertutup
(seberapa tepat keberhasilannya)
Merentangkan

tangan

kanan

dan Tidak tepat

membawa telunjuk ke ujung hidung


(seberapa tepat keberhasilannya)

5. Bintik Buta
Perlakuan
Mata Kanan fokus huruf X

O di Kanan X

Hasil
23 cm

O di Atas X
O do Kiri
O di Bawah X
O di Kiri X
O di Atas X
O di Kanan X
O di Bawah X

Mata Kiri

21 cm
-

6. Proyeksi Binoluker
Perlakuan
Jarak saat nampak 1 lubang
Kedua mata terbuka
8 cm
Menutup salah satu mata
- (tidak nampak satu lubang)
7. Pentingnya Penglihatan Binokuler
Ulanga

10

n ke-

8. Dominansi Mata
Posisi Mata
Mata Kiri Tertutup

Penampakan
Objek pandangan dan pensil tidak satu

Mata Kanan Tertutup

garis lurus
Objek pandangan dan pensil satu garis
lurus

9. Reseptor Gustatori (Pengecap) / Mengenali Zona Pengecap


Bahan
Gula
Larutan gula
Kina
Garam
Larutan garam
Nutrisari
Larutan nutrisari

Waktu
3 detik
1,52 detik
1 detik
2 detik
0,82 detik
2 detik
1,19 detik

10. Pengecap dan Pembau


Bahan

Nostril

Setelah membuka
norsil

Wortel

tertutup
-

Bawang

merah
Kentang

Apel

11. Ketajaman Pendengaran Terhadap Sumber Bunyi


Jarak terdekat bila timer dijauhkan

Jarak terjauh bila timer didekatkan dari

dari telinga

telinga
5m

5m

12. Penghantaran Suara


perlakuan

Kedua telinga

Sumber suara
Saat garputala diletakkan

saat garpu Diantara 2 gigi atas-

Diatas kepala
Kanan

bawah
Kiri

Kiri

Kiri

terbuka
Salah satu telinga
tertutup

Kedua telinga

Kiri

Kanan dan Kiri

tertutup
Garputala di dekat

Terdengar namun samar-samar Terdengar namun samar-samar

telinga

13. Kelelahan pendengaran


Telinga kiri
Kembali terdengar

Telinga kanan
Kembali terdengar

14. Keseimbangan
Kemampuan bertahan mata

Kemampuan bertahan mata tertutup

terbuka
seimbang

Tiak seimbang

15. Tes Romberg


perlakuan
Mata terbuka
Mata tertutup

hasil
Sedikit gerakan
Banyak gerakan

16. Kanalis semisirkularis


Perlakuan
Tes kanalis semisirkularis

hasil
Masih merasakan berputar (normal)

17. Apparatus vestibular


Perlakuan

Hasil

Tes Apparatus Vestibular

Mata bergerak ke kiri dan ke kanan

F. ANALISA DATA
1. Uji Perbedaan Dua Titik
Dari data diatas dapat dianailis bahwa dua jarum pentul yang diletakkan di ujung jari
akan terasa dua titik pada jarak 0,3cm, dan pada saat diletakkan di sisi hidung akan terasa
dua titik saat kedua jarum tersebut pada jarak 1cm, pada saat diletakkan di punggung
tangan akan terasa dua titik saat kedua jarum tersebut pada jarak 1,6cm dan yang terakhir
ketika diletakkan di belakang leher akan terasa dua titik saat kedua jarum tersebut pada
jarak 1,1cm.
2. Menentukan Reseptor Sentuh
Pada data diatas dapat dianilisis bahwa saat dilakukan percobaan dengan menggunakan
sentuhan ijuk yang ditujukan pada punggung tangan yang mana di punggung tangan telah
dibuat kotakan yang berukuran 2,5cm x 2,5cm yang kemudian dibuat didalamnya
menjadi 25 kotak yang masing-masing berukuran 0,5cm x 0,5cm. Dan kemudian pada
masing-masing kotak tersebut diberi tekanan menggunakan ijuk dengan kekuatan yang
sama besarnya, dan hasilnya dapat dilihat pada data diatas, bahwa hampir pada semua
kotak mengalami rasa sakit saat diberi reseptor berupa ijuk. Sedangkan pada kotak nomor
22 tidak merasakan respon berupa sakit setelah diberi reseptor ijuk.
3. Menentukan Reseptor Sakit
Dari data diatas dapat dianalisis bahwa pada percobaan ketiga dilakukan percobaan
dengan menggunakan sentuhan jarum pentul yang ditujukan pada punggung tangan yang
mana pada punggung tangan telah dibuat kotakan yang berukuran 2,5cm x 2,5cm yang
kemudian dibuat didalamnya menjadi 25 kotak yang masing-masing berukuran 0,5cm x
0,5cm. Dan kemudian kotakan yang

telah dibuat tersebut diberi kapas yang telah

dicelupkan pada air es dan ditunggu selama 5 menit. Setelah 5 menit pada masing-masing
kotak tersebut diberi tekanan menggunakan jarum pentul, dan hasilnya dapat dilihat pada
data diatas, bahwa ada beberapa kotak yang merasakan respon berupa sakit dan ada
beberapa kotak yang tidak merasakan respon berupa sakit setelah diberi reseptor berupa
jarum pentul.
4. Menentukan Propioreseptor
Pada percobaan keempat didapatkan hasil data seperti data diatas dan dari data diatas
dapat dianalisis bahwa pada percobaan pertama dilakukan percobaan dengan membuat

titik yang terdekat dengan titik X, pengulangan dilakukan tiga kali, dari hasil pertama
didapat jarak sepanjang 2cm, dan pada titik kedua didapat jaraka sepanjang 2cm dan titik
ketiga didapat titik sepanjang 2.5cm.
Pada percobaan yang kedua yakni dilakukan dengan menggunakan telumjuka tangan
kanan menunjuj jari tengah tangan kiri dengan menggunakan mata tertutup, percobaan ini
dilakukan dengan pengulangan 3kali, dan didapatkan ketepatan keberhasilannya yaitu
tidak tepat, karena tidak ada tangan kanan yang dapat mengenai jari tengah tangan kiri.
Pada percobaan yang ketiga digunakan percobaan dengan perlakuan merentangkan
tangan kanan dan membawa telunjuk ke hidung, dan dalam percobaan ini dilakukan
pengulangan sebanyak 3kali, dan didapatkan ketepatan keberhasilan yaitu tidak tepat,
dikarenakan tidak ada jari tangan yang tepat menunjuuk ke arah hidung.
5. Bintik Buta
Bintik buta diuji dengan cara membuat gambar X dan O yang berjarak pada selembar
kertas. Kemudian subyek memegang kertas tersebut. Kemudian subyek memegang kertas
tersebut 50 cm di depannya dengan tanda X lurus pada mata kanan subyek. Subyek harus
dapat melihat kedua gambar dengan menutup mata kiri. Perlahan-lahan subyek
mendekatkan kertas, sementara mata kanan tetap pada X. Ketika O tidak terlihat oleh
mata kanan, jarak antara mata dan kertas diukur. Kemudian diulangi untuk letak huruf X
di atas O, X di bawah O dan X dikiri O. Kemudian ganti tutup mata kanan dan perlakuan
tersebut diulangi kembali.
Untuk mata kanan, ketika O di kanan X, O diatas X serta O di bawah X, O dan X tetap
terlihat ketika di dekatkan. Untuk O di kanan X, bintik buta tampak pada jarak 23 cm dari
mata.
Untuk mata kiri, ketika O di kanan X, O diatas X serta O di bawah X, O dan X tetap
terlihat ketika di dekatkan. Untuk O di kiri X, bintik buta tampak pada jarak 21 cm dari
mata.
6. Proyeksi Binokular
Untuk percobaan ini, pertama dibuat dua lubang pada kertas yang jaraknya sama dengan
jarak kedua pupil. Kemudian kertas tersebut dipegang dengan jarak 30 cm di depan mata
dengan latar belakang cahaya terang. Kemudian kertas tersebut didekatkan hingga

nampak satu lubang dan dihitung jarakknya. Kemudian percobaan diulang dengan satu
mata ditutup.
Untuk percobaan tersebut, saat kedua mata terbuka, satu lubang tampak pada jarak 8 cm.
Ketika satu mata ditutup, kedua lubang tetap tidak menyatu meskipun di dekatkan dengan
jarak berapapun.
Kesimpulan sementara pada percobaan ini adalah mata kanan dan kiri memiliki tugas dan
peranannya masing-masing dalam menjaga keseimbangan penglihatan. Sehingga ketika
satu mata tidak berfungsi, maka lebar pandangan berkurang. Hal ini menyambung dari
praktikum bagian bintik buta yang dilakukan sebelumnya.
7. Pentingnya Penglihatan Binokuler
Pada percobaan ini, subyek diminta untuk memasukkan pensil ke dalam tabung reaksi
dengan satu mata tertutup. Percobaan ini diulangi sebanyak 10 kali dengan posisi yang
berbeda-beda dengan cepat. Pada ulangan ke-1, 4, 5, 7 dan 10, subyek berhasil
memasukkan pensil ke dalam tabung reaksi. Sedangkan pada ulangan yang lainnya,
subyek gagal memasukkan pensil ke dalam tabung reaksi.
Kesimpulan sementara yang dapat ditarik adalah penglihatan binokuler sangat penting
untuk memberikan definisi ketepatan posisi suatu benda. Menyambung dari dua materi
praktikum sebelumnya, bahwa mata kanan dan kiri memliki tugas dan peranannya
sendiri-sendiri. Sehingga bila satu mata tidak berfungsi, penglihatan tidak akan
maksimal.
8. Dominansi Mata
Pertama subyek memandang obyek yang jauh. Pada praktikum ini subyek mengamati
kusen jendela. Kemudian diletakkan sebuah pensil diantara oyek pandangan dan mata
sehingga tampak satu garis lurus. Kemudian mata kiri ditutup dan diamati
penampakannya. Kemudian ganti mata kanan yang ditutup, mata kiri terbuka.
Pada saat mata kiri yang ditutup, pensil dan kusen jendela tidak satu garis lurus.
Sedangkan saat mata kanan yang ditutup, pensil dan kusen jendela masih satu garis lurus.
Kesimpulan sementara yang dapat diambil adalah mata kiri mendominasi pandangan
mata kita, sebab meskipun mata kiri berfungsi sendiri kusen jendela dan pensil masih
terlihat satu garis.

10. Reseptor Gustatori (pengecap) / Mengenali Zona Pengecap


Praktikum ini dilakukan dengan cara meletakan butiran gula, larutan gula, kina, garam,
larutan garam, nutrisari, larutan nutrisari ke lidah dan mencatat waktunya. Pada butiran
gula dibutuhkan waktu 3 detik sedangkan pada larutan gula dibutuhkan waktu 1,52 detik.
Lalu pada larutan kina dibutuhkan waktu 1 detik. Pada butiran garam dubutuhkan waktu
2 detik, sedangkan pada larutan gram dibutuhkan waktu 0.82. pada nutrisari dibutuhkan
waktu 2 detik sedangkan pada larutan nutrisari dibutuhkan waktu 1.19 detik. pada
larutan, waktu yang dibutuhkan lebih cepat dibandingkan yang bubuk. Kemungkinan hal
ini karena bubuk membutuhkan untuk masuk ke dalam taste bud yang terdapat didalam
parit pada papila lidah.
11. Pengecap dan Pembau
Praktikum ini dilakukan dengan cara menutup norsil dan menutup mata lalu meletakan
wortel, bawang merah, kentang dan apel satu persatu pada lidah. Subjek diminta untuk
mengenali potongan tadi dengan segera, setelah mengunyah (norsil tertutup) dan setelah
membuka norsil. Pada saat norsil ditutup potongan wortel, bawah merah, kentang dan
apel tidak dapat dikenali oleh subjek tapi setelah membuka norsil. Pengamat dapat
mengenali. Hal ini dikarenakan adanya hubungan antara indra pengaecap dan pembau
12. Ketajaman pendengaran terhadap sumber bunyi
Praktikum ini dilakukan dengan cara menutup mata dan satu lubag dengan kapas. Lalu
menjauhkan timer dari telinga secara perlahan lahan. Selanjutnya meletakan timer 2
meter lebih jauh dari jarak yang masih didengar. Lalu dekatkan secara perlahan lahan.
Jarak terdekat bila timer dijauhkan dari telinga sama dengan jarak terjauh bila timer
didekatkan dari telinga. Kemungkinan karena ketajaman telinga
13. Penghantaran suara
Praktikum ini dilakukan dengan cara menggetarkan garputala dan meletakannya diatas
kepala dan mendengar suara dari mana. Lalu tutup salah satu telinga, mencatat darimana
asalnya, lalu tutup kedua telinga, mencatat dari mana asalnya bila sudah terdengar
pindahkan garputala kedekat telinga. Lalu ulangi tapi dengan menggigit garpu tala. Pada

praktikum ini dihasilkan pada saat garputala diletakan di atas kepala suara terdengar dari
kanan. lalu menutup salah satu telinga suara terdengar dari kiri pada saat kedua telinga
ditutp suara terdengar dari kiri. lalu pada garputala yag diletakan diantara dua gigi atasbawah suara terdengar dari kiri lalu menutup salah satu telinga suara terdengar dari kiri,
lalu mnutup telinga keduanya sura terdengar dari bagian kanan dan kiri. selanjutnya
didekatkan pada salh satu telinga hasilnya suara yang terdengar namun samar samar hal
ini terjadi karena telinga. Hal ini karena didalam telinga terdapat membran basilaris yang
dapat menerima getaran sedang, besar dan juga kecil
14. Uji Kelelahan Pendengaran
Pada uji kelelahan pendengaran, garpu tala dipukulkan ke meja sekali sehingga
menimbulkan getaran lalu garpu tala di dekatkan ke telinga kiri. Setelah suara dari
getaran tidak terdengar, garpu tala dijahkan dari telinga. Beberapa detik kemudian garpu
tala di dekatkan kembali ke telinga kiri. Ketika garpu tala kembali di dekatkan ke telinga
kiri, suara dari getaran garpu tala terdengar. Ketika telinga kiri sudah tidak dapat
mendengarkan suara dari getaran garpu tala, garpu tala dipindahkan ke telinga kanan dan
suara kembali terdengar.
15. Uji Keseimbangan
Pada uji keseimbangan, praktikan pertama (subjek) berdiri tegak dengan mata terbuka
dan salah satu kakinya diangkat. Subjek berdiri selama 2 menit. Selama berdiri 2 menit
subjek tidak mengalami banyak gerakan yang mengindikasikan bahwa subjek dalam
keadaan seimbang. Selanjutnya subjek beristirahat secukupnya. Setelah beristirahat
cukup, subjek berdiri tegak lagi dengan mata tertutup dan salah satu kakinya diangkat.
Lalu subjek berdiri selama 2 menit. Ketika subjek berdiri 2 menit, subjek tidak seimbang.
16. Tes Romberg
Pada tes romberg, praktikan pertama (subjek) berdiri tegak dengan kedua kaki merapat
dan kedua tangan di samping tubuh. Subjek berada pada posisi demikian selama 5 menit.
Selama subjek berdiri, praktikan kedua mengamati goyangan tubuh subjek. Pada posisi

mata terbuka, subjek hanya menampakkan sedikit gerakan. Sedangkan pada posisi sama
dengan mata tertutup, subjek menampakkan banyak gerakan.
17.Kanalis semisrkularis
Pada praktikum ini, praktikan pertama (subjek) duduk di atas kursi putar dengan kedua
kaki bertumpu disandaran kaki. Kemudian praktikan kedua memutar kursi putar selama
beberapa detik lalu menghentikannya secara tiba-tiba. Ketika kursi dihentikan secara
tiba-tiba, subjek masih merasakan berputar.
18. Apparatus Vestibular
Pada praktikum ini, subjek berdiri tegak dengan kaki merapat dan mata tertutup.
Kemudian praktikan kedua memutar tubuh subjek kek kanan 10 kali. Setelah kursi
dihentikan, subjek membuka mata dengan melihat lurus ke depan. Pada posisi demikian,
mata subjek tampak bergerak kekiri dan kekanan.

G. Pembahasan
1. Uji Pembeda Dua Titik
Pada uji pembeda 2 titik menunjukkan bahwa kepekaan kepada 2 ujung jarum
berbagai tubuh kita berbeda-beda. Pada ujung jari subjek baru bisa merasakan dua
ujung jarum yang disentuhkan pada jarak 0,3cm pada sisi hidung dapat dirasakan 1cm
pada punggung lengan praktiikan baru bisa merasakan kedua ujung jarum dengan
jarak 1,6 cm sedangkan pada bagian belakang leher pada jarak 1,1 cm hal ini
dikarenakan setiap bagian tubuh memiliki daerah sensorisendiri pada otak. Misalnya
serabut saraf dari ujung jari sisi hidung , punggung lengan dan belakang leher akan
berhubungan dengan daerah tertentu pada otak (Soewala,1999). Pada percobaan
tersebut menunjukkan bahwa sensasi yang berupa tekanan di ujung jari memiliki
sensasi paling besar sedangkan pada praktikum kali ini punggung lengan memiliki
sensasi yang paling kecil . Sedangkan seharusnya yang memiliki reseptor sentuhan
dan tekanan yang paling sedikit berada pada kulit belakang leher.Kesalahan ini

dikarenakan kelalaian dari praktikan. Pada ujung jari memiliki banyak reseptor
sentuhan dan tekanan sehingga jarak terpendek kedua ujung jarum dapat dirasakan
subjek paling besar pada ujung jari. Sedangkan pada daerah yang lain juga memiliki
banyak reseptor namun reseptor yang paling banyak di ujung jari sehingga di ujung
jari dapat dirasakan 2 titik lebih kecil dibandingkan bagian kulit yang lain.
(Basoeki,1988).
2. Menentukan Reseptor Sentuhan
Berdasarkan strukturnya, reseptor yang bertanggung jawab terhadap sensasi sentuhan
adalah ujung saraf telanjang (dendrit dari saraf sensoris) dan ujung saraf berkapsul (ujung
saraf yang dibungkus oleh lebih dari satu lapisan sel). Pada ujung saraf berkapsul,
terdapat reseptor berkapsul yaitu badan Meissner (Meissners corpuscle), berbentuk oval,
terdiri dari dua atau tiga ujung dendrit yang berspiral dan dibungkus oleh kapsul yang
tipis. Badan Meissner terletak di dalam dermis tepat di bawah epidermis, dan diduga
merupakan mekanoreseptor yang merespon terhadap sentuhan ringan, sebab pada bagian
tubuh yang sangat sensitif terhadap sentuhan ringan banyak dijumpai badan Meissner.
Mekanoreseptor yang kedua adalah cawan Merkel (Merkel Disc). Cawan merkel
merupakan sel-sel kecil berbentuk cawan pda ujung-ujung saraf telanjang, yang terletak
pada lapisan luar kulit dan menerim stimulus tekanan ringan pada kulit (Soewolo, 1999).
Berdasarkan teori tersebut, maka dilakukan pengamataan untuk menentukan reseptor
sentuh dilakukan dengan membuat 25 petak pada punggung lengan subyek. Subyek
harus menutup mata, sementara itu pengamat menekan ijuk pada petak kecil sampai ijuk
bengkok dengan tekanan yang sama pada tiap petak kecil. Pada semua petak subyek
merasakan sensasi sentuh dan adanya rasa sakit dari ujung ijuk. Hal ini kemungkinan
dikarenakan sentuhan atau tekanan ringan yang diberikan pada kulit sama dan dapat
diterima oleh reseptor Cawan Merkel karena tekanan yang diberikan pengamat sama
pada setiap petak, sehingga reseptor juga dapat diteruskan ke otak dan otakpun dapat
memberitahu mengenai sensasi terhadap sentuhan.
3. Menentukan Reseptor Sakit
Reseptor indra sakit merupakan ujung dendrit saraf telanjang dan terdapat dalam kulit
dan organ-organ dalam. Ada 2 tipe sensasi sakit yaitu , sensasi sakit somatik(sakit tubuh)
dan sensasi sakit viseral (sakit organ dalam) Reseptor indra sakit merupakan ujung
dendrit saraf telanjang dan terdapat dalam kulit dan organ-organ dalam. Ada 2 tipe
sensasi sakit yaitu , sensasi sakit somatik(sakit tubuh) dan sensasi sakit viseral (sakit
organ dalam,)(Soewolo,1999). Pada praktikum ini membuat petak pada lengan menjadi
25 petak setiap petak yang diberi sentuhan dengan jarum pentul, sebelum diberi tekanan,

petak diberi kapas yang sudah dicelupkan ke dalam air es selama 5 menit. Es batu
berfungsi untuk mengurangi pembengkakan dan juga mengurangi rasa sakit dari tekanan
jarum pentul. merasakan tekanan/sakit hal ini dikarenakan terjadinya sensasi sakit
somatik yaitu reseptor sakit somatik merespon stimuli mekanik dan kimia. Sensasi sakit
somatik terasa pada bagian tubuh yang diberi tekanan. Rasa sakit somatik merupakan
rasa sakit dengan daerah stimuli terdapat pada kulit yang disebut dengan supervikal
somatik pain. Berdasarkan hal ini hasil pengamatan dari kelompok kami tidak sesuai
dengan dasar teori karena peletakan es yang terlalu menyebabkan saraf somatik tidak
dapat bekerja secara semestinya

4. Menentukan Propioreseptor
Pada percobaan propioreseptor dilakukan dengan menghadap papan tulis, kemudian
menuliskan huruf X. Membiarkan untuk beberapa saat, dan spidol masih pada huruf X.
Selanjutnya menutup mata, mengangkat tangan di atas kepala, kemudian membuat titik
sedekat mungkin dengna huruf X. Mengulangi kegiatan tersebut sebanyak 3 kali, dan
mengukur jarak titik dengan huruf X untuk setiap ulangan. Dari kegiatan tersebut,
diperoleh jarak titik dengan huruf X 2 cm pada ulangan pertama, 2 cm pada ulangan
kedua, dan 2,5 cm pada ulangan ketiga.
Dari percobaan diatas dapat diketahui bahwa propioreseptor dapat terjadi ketika ada
kontraksi otot, yaitu saat mata ditutup dan praktikan membuat titik terdekat dengan huruf
X, titik yang dibuat tidak terlalu jauh. Hal tersebut dikarenakan tangan praktikan sempat
dibiarkan beberapa saat pada huruf X.
Pada saat mata tertutup dan ketika tangan kita bergerak menuju huruf X terjadi kontraksi
otot, sehingga reseptor dapat menerima stimulus yang diteruskan ke otak. Pada akhirnya
reseptor ini akan menjga gerak tangan kita, sehingga titik yang dibuat praktikan tidak
terlalu jauh dengan huruf X.
Begitu pula ketika praktikan menutup mata lalu menunjuk jari tengah tangan kiri
menggunakan telunjuk tangan kanan. Pada perlakuan ini praktikan (subjek) kurang
berhasil menyentuh jari tengah tangan kiri, tetapi menyentuh jari manis tangan kanan.
Hal tersebut dikarenakan propioreseptor dari subjek tidak bekerja dengan baik.
Ketika praktikan menutup mata lalu menyentuh ujung hidung dengan tangan kanan,
subjek kurang berhasil menyentuh ujung hidung. Hal tersebut dikarenakan propioreseptor
pada praktikan (subjek) kurang dapat bekerja dengan baik.

5. Bintik Buta
Dalam proses melihat sebuah bayangan harus terbentuk pada retina untuk merangsang
retina yang berupa sel batang dan sel kerucut dan menghasilkan impuls saraf yang harus
dihantarkan ke area visual korteks serebralis. Cahaya tersebut kemudian akan di
proyeksikan oleh lensa tepat pada retina . Sebelum mencapai fotoreseptor cahaya tadi akan
melewati lapisan ganglion dan lapisan bipolar. Selanjutnya akson sel-sel ganglion akan
merambat pada permukaan dalam retina dan berkumpul menjadi satu pada bagian belakang
bola mata dan membentuk saraf pengelihatan. Tempat menyatunya akson-akson sel
ganglion pada permukaan sel retina disebut bintik buta. (Soewolo,2003 :143)
Pada percobaan ini kami hasil yang kami peroleh sesuai dengan teori , dimana saat mata
kanan fokus pada huruf X yang posisi huruf O terletak di kanan X , O akan menghilang
pada jarak 23 cm . Sedangkan pada saat mata kiri fokus di huruf X yang mana posisi huruf
O terletak di kiri X , O akan menghilang pada jarak 21 cm .

6. Proyeksi Binokuler
Penglihatan binokuler adalah penglihatan yang menggunakan kedua mata secara serentak,
dimana kedua bola mata akan bekerja mengfokuskan bayangan sehingga bayangan akan
jatuh tepat pada retina.
Pada praktikum ini, hasil yang kelompok kami peroleh sesuai dengan teori., yaitu ketika
kedua mata terbuka dan 2 lubang pada kertas yang sama didekatkan pada praktikan, kedua
lubang tersebut akan nampak menjadi 1 lubang pada jarak 8 cm. Sedangkan ketika salah
satu mata ditutup, kedua lubang tidak akan nampak menjadi 1 lubang meskipun kertas
didekatkan secara maksimal. Hal tersebut dikarenakan penglihatan binokuler merupakan
penglihatan yagn menggunakan kedua mata secara serentak, sehingga kedua lubang pada
kertas meski didekatkan pada jarak maksimal tidak dapat nampak 1 lubang.
7. Pentingnya Pengelihtan Binokuler
Pada uji pentingnya penglihatan binokuler, ketika praktikan menutup salah satu mata sambil
memasukkan pensil ke dalam tabung reaksi, dimana pengamat memindah-mindahkan letak
dari tabung reaksi sebanyak 10 kali, maka hanya 5 yang berhasil subyek lakukan pada
ulangan1, pada ulangan ke 4,5,7,10. Menurut Basoeki (1988), hal ini, terjadi karena pada
waktu mata subyek ditutup salah satu, maka permukaan refraktif mempunyai daya bias yang

kurang memadai untuk membelokkan cahaya yang tingkatannya mencukupi untuk


memfokuskannya sebagai titik yang jelas pada retina, sehingga focus penglihatan subyek
menjadi berkurang. Selain itu, mata akan lebih cepat mengalami kelelahan dalam melihat bila
dibandingkan kedua mata terbuka. Disinilah pentingnya penglihatan binokuler, yaitu
bertujuan untuk mempertajam obyek yang dilihat mata, untuk mendapatkan satu kesatuan dari
kedua mata, karena mata normal memiliki permukaan refraktif daya bias yang memadai untuk
membelokkan cahaya yang tingkatannya mencukupi untuk memfokuskannya sebagai titik
yang jelas pada retina.
8. Dominansi Mata
Pada uji dominansi mata, praktikan memandang sebuah pohon yang jauh, dan pensil yang
letaknya diantara obyek pandang dan mata sehingga terletak satu garis lurus. Menurut
Soewolo, dkk (1999), manusia ketika melihat suatu benda, kedua bola matanya akan terfokus
pada satu benda tersebut yang dikenal sebagai single binocular vision yaitu kemampuan
mengarahkan cahaya dari suatu benda agar jatuh pada titik-titik sesuai (corresponding point)
pada retina kedua mata. Apabila kita melihat suatu benda yang relative jauh, maka cahaya
yang datang melewati pupil akan dapat langsung sampai ke titik sesuai pada kedua bola mata
ke medial sebab cahaya yang datang relative sejajar. Ketika mata kiri ditutup maka objek
pandangan dan pensil tidak satu garis lurus sedangkan ketika mata kanan ditutup maka objek
pandangan dan pensil satu garis lurus . Hal ini menunjukkan bahwa mata kanan lebih
dominan daripada mata kiri. Artinya, mata kanan subyek mengalami dominasi mata, yaitu
kemampuan mata untuk mendominasi pasangan mata lainnya, sehingga menyebabkan mata
manusia (subyek) mengalami keterbatasan dalam melihat benda jarak dan benda jarak dekat
dalam satu garis lurus.
10. Reseptor Gustatori
Lidah pada manusia mengandung kuncup-kuncup pengecap yang merupakan reseptor untuk
rasa. Kuncup pengecap terletak pada permukaan epitelium dan pada tonjolan-tonjolan kecil
(papila) pada permukaan atas lidah. Kuncup pengecap merupakan kemoreseptor yang mampu
menerima rangsangan zat-zat kimia yang terkandung dalam makanan yang kita makan. Zatzat makanan yang terkandung pada gula, larutan gula, kina, garam, larutan garam, nutrisari,

larutan nutrisari ini mampu mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang pengecap
(taste pores). Kuncup pengecap ini tersusun dari dua macam sel, antara lain sel reseptor dan
sel-sel penyokong. Pada bagian ujung sel reseptor yang menghadap ke lubang pengecap
dilengkapi dengan mikrofili yang disebut dengan rambut gustatori. Sel-sel tersebut langsung
berhubungan dengan ujung dendrit saraf pengecap yang akan meneruskan impulsnya ke otak.
Sehingga semua bahan amatan yang diletakkan pada ujung lidah akan diterima oleh kuncup
pengecap yang tersusun dari sel-sel pada lidah, antara lain sel reseptor yang terdapat mikrofili.
Sel ini akan menyampaikan impulsnya ke otak (disini impulsnya berasal dari zat kimia yang
terkandung dalam bahan amatan tersebut). Apabila bahan yang digunakan dalam amatan ini
menggunakan benda yang cair(larutan gula), maka kuncup pengecap lebih cepat dalam
merespon impuls yang ada. Hal ini dikarenakan molekul-molekul larutan gula berukuran lebih
kecil daripada bahan yang lain. Sehingga sel reseptor lebih cepat menerima impuls tersebut.

11. Pengecap dan Pembau


Pada percobaan pengecap dan pembau , mula-mula potongan wortel , bawang
merah,kentang,dan apel di letakan di atas lidah secara satu-persatu .Tiap bahan yang
dimasukan ke lidah kemudian akan di catat hasilnya . Pada perlakuan dengan menutup
nostril , hasilnya seluruh rasa tidak dapat di identifikasi oleh lidah dengan tepat atau
dalam artian seluruh hasil menunjukan data yang tidak sesuai dengan bahan yang di
beri.Sedangkan pada perlakuan dengan membuka norsil , seluruh bahan yang rasakan di
lidah dapat di identifikasi dengan tepat .Hal ini menunjukan bahwa rasa yang dirasakan
pada lidah berhubungan erat dengan indera penciuman . Banyak dari yang kita sebut rasa
makanan sebenarnya adalah aroma. Meskipun bau dirasakan oleh ratusan jenis reseptor ,
rasa saat ini diyakini kombinasi dari lima sensasi: manis, asam, asin, pahit, dan umami
(Silverthorn,2010).
12. Uji Ketajaman Pendengaran
Pada uji ketajaman pendengaran , diberikan dua perlakuan bunyi .Perlakuan yang
diberikan yaitu bunyi yang menjauhi subjek dan bunyi yang mendekati subjek . Pada
perlakuan bunyi menjauhi dan mendekati subjek jarak maksimum bunyi yang masih di
dengar sama panjang ( 5 m ) . Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa
seharusnya bunyi menjauhi subjek lebih panjang dibandingkan bunyi yang mendekati
subjek . Perbedaan pendengaran ini disebabkan oleh getaran yang masuk ke organ
pendengaran berbeda . Menurut Soewolo,2003, bunyi yang didengar mempunyai

frekuensi yang berbeda-beda mulai dari frekuensi tinggi ke frekuensi yang rendah .
Membran basilaris pada koklea juga memiliki struktur yang berbeda berkaitan dengan
fungsi yang berbeda.Pada uji ketajaman pendengaran ini ketika perlakuan bunyi
menjauhi subjek , frekuensi bunyi yang tinggi menuju rendah , sehingga membran
basilaris yang berkerja terlebih dahulu adalah membran basilaris yang berfungsi
menerima frekuensi tinggi .sedangkan pada uji ketajaman pendengaran ketika bunyi
mendekati subjek , membran basilaris yang bekerja lebih dahulu adalah membran
basilaris yang berfungsi menerima frekuensi dengan tingkat rendah .Karena struktur dari
membran basilaris yang lebar dan fleksibel akan mengakibatkan bunyi yang frekuensinya
rendah sudah mampu dideteksi walaupun sumbernya masih jauh dari subjek .
13. Penghantaran Suara
Dalam percobaan penghantaran suara mula-mula garputala diletakan diatas kepala
dengan mata terpejam. Hasilnya pada data pengamatan kami hanya telinga kanan saja
yang mampu mendengarkan frekuensi suara dari garputala . Kemudian pada hasil yang
yang kami lakukan dengan meletakan garputala di antara dua gigi atas-bawah ,yang
mampu mendengar hanya telinga kanan saja . Data yang diperoleh ini kurang sesuai
dengan teori yang menjelaskan bahwa jarak sumber bunyi terdekat akan dapat diterima
oleh telinga terdekat .
Menurut Silverthorn,2010 otak memproses perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk
rangsangan suara dalam mencapai kedua sisi korteks pendengaran dan menggunakan
informasi tersebut untuk menghitung jarak sumber suara . Pada perlakuan dengan
menutup telinga sebelah kiri dengan tangan maka, hasil yang didapat hanya telinga kiri
yang mendengar .Sama dengan perlakuan penutupan kedua telinga yang hasilnya hanya
telinga kiri saja yang mampu mendengar . Sebetulnya dengan jarak yang sama suara
dapat diterima oleh kedua telinga dengan seimbang . Mengingat dalam teori jarak sumber
suara berkolerasi dengan kekuatan suara yang mampu di dengar telinga .
Pada data dengan meletakan garputala di antara dua gigi atas-bawah , suara dapat
didengar oleh telinga . Hal ini menunjukan bahwa jarak yang sama akan menyebabkan
kemampuan suara dapat didengar oleh kedua telinga dengan seimbang .Pada akhir
perlakuan garpu tala yang didekatkan di dekat telinga hasilnya telinga masih mampu
mendengar frekuensi bunyi , dalam artian kekuatan suara ini masih sanggup di dengar
oleh telinga atau rangsangan suara ini masih dapat di terima oleh reseptor pendengaran
dan di interpretasikan oleh otak sebagai sensasi pendengaran.
14. Kelelahan Pendengaran
Pada uji kelelahan pendengaran, ketika garputala digetarkan kemudian didekatkan
dengan telinga kiri dan kanan terdengar suara dengung namun setelah dengung tidak

terdengar garpu tala dijauhkan beberapa detik pada telinga dan didekatkan kembali pada
telingan ternyata masih ada dengung. Hal ini karena telinga (organ pendengaran)
mengalami mengalami kelelahan pendengaran. Dimana stimulus stimulus datang terus
menerus sehingga membrane timpani tidak mampu lagi bergetar pada stimulus
selanjutnya. Akibatnya tidak ada stimulus yang diteruskan ke organ telinga dalam, serta
tidak ada impuls yang diteruskan ke saraf pusat. Ketika garputala dijauhkan sudah tidak
ada stimulus sehingga terjadi potensial istirahat pada membran timpani dan ketika
didekatkan kembali akan kembali terdengar dari getaran garpu tala karena ada stimulus
dan mengakibatkan potensial aksi pada membran timpani dan mengakibatkan kita
mendengar lagi. Begitu juga pada telinga kanan.

15. Tes Keseimbangan


Berdiri tegak dengan mengangkat satu kaki dengan kemampuan bertahan mata terbuka
lebih seimbang dari daripada mengangkat satu kaki dengan mata tertutup karena
mengangkat kaki dengan mata terbuka dikarenakan adanya rangsangan yang masuk ke
dalam mata. Cahaya yang masuk tersebutditeruskan ke otak untuk diolah dan otak akan
menyampaikan pesan kepada efektor untuk memberikan respon, sehingga keseimbangan
lebih terjaga. Rangsangan dari propioreseptor sangat penting untuk dapat terjadi
kontraksi dari beberapa otot yang terlibat dalam suatu gerakan dan untuk
mempertahankan keseimbangan posisi tubu. Propioreseptor akan bekerja secara optimal
karena ada bantuan dari indra penglihatan.Indra penglihatan mengirim sinyal ke otak
untuk di teruskan ke propioreseptor agar bekerja secara sempurna. Saat seseorang berdiri
dengan mata terbuka , seseorang akan dapat bertahan lebih lama dibandingkan saat mata
tertutup , hal ini membuktikan bahwa Indra penglihatan mempunyai peranana penting
dalam propioreseptor. Sedangkan pada saat mata tertutup, keseimbangan yang dihasilkan
tidak maksimal karena tidak ada rangsangan cahaya yang diterima oleh mata sehingga
otak tidak dapat mengendalikan sistem keseimbangan secara optimal.
16. Tes Romberg

Tes romberg merupakan tes sederhana yang digunakan untuk mengetahui keseimbangan
seseorang.Manusia memiliki dua macam alat keseimbangan, yaitu alat keseimbangan
dinamis (krista ampularis) dan keseimbanagn statis (makula akustika). Makula akustika
terletak di sakulus dan utrikulus. Makula akustika meruapakan alat keseimbangan statis,
yang membertitahukan posisi kepala pada saat kita diam atau melakukan gerak lurus
beraturan. Setiap makula terdiri dari sekumpulan sel-sel reseptor yang strukturnya mirp
reseptor pada krista ampularis. Meskipunreseptor dalam saulus dan utrikulus pada
dasarnya sama, namun masing-masing berorienasi terahdap arah yang berbeda. Dalam
utrikulus pada setiap sisi kepala, sebagian rambut sel reseptor akan terdepolarisasi dan
sebagain yang lain hiperpolarisasi. Sel yang terdepolarisasi akan membebaskan
neurotransmitter yang selanjutnya diikuti terjadinya impuls pada ujung saraf sensoris
untuk diteruskan ke pusat keseimbangan di otak (Soewolo, 2005).
Keseimbangan dapat dideteksi dengan posisi dan gerakan kepala juga gerakan mata dan
postur aparatus vestibular medenteksi perubahan posisi dan gerakan kepala. informasi
dari aparatus vestibularis disalurkan ke nukleus vestibularis di batang otak dan ke
serebelum serta diigunakan untuk mempertahankan keseimbangan dan postur, gerakan
mata, dan orientasi tubuh.
Pada percobaan ini, hasil yang kami peroleh sesuai dengan teori, yaitu ketika mata
terbuka subjek (praktikan) dapat berdiri seimbang dikarenakan makula akustika dapat
mendeteksi posisi tubuh sehingga informasi dari aparatus vestibularis disalurka ke
nukleus vestibularis di batang otak. Sehingga diperoleh keseimbangan tubuh. Hal tersebut
dikarenakan
Penglihatan juga memiliki peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak
gerak seseuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima
sinar. Dengan informasi visual tersebut maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi
terhadap perubahan bidang pada lingkunga aktivitas sehingga mempertahankan kerja otot
yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
Sedangkan ketika mata tertutup, praktikan menampakkan banyak gerakan yang
mengindikasikan bahwa praktikan tidak seimbang. Hal tersebut dikarenakan Penglihatan
juga memiliki peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak seseuai
lingkungan tempat kita berada. Jika mata tertutup, mata tidak dapat menerima sinar.

Akhirnya informasi visual tidak dapat dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap
perubahan bidang pada lingkunga aktivitas sehingga tidak dapat mempertahankan kerja
otot yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
17. Kanalis Semisirkularis
Pada pemberian perlakuan dengan memutar kursi yang diduduki oleh subjek
menyebabkan subjek berputar . Perputaran yang terjadi pada tubuh subjek akan di respon
oleh organ

keseimbangan dinamis di telinga tengah.Menurut Soewolo (2005) .

Perputaran kepala menyebabkan endolimfe di dalam saluran semi sirkularis bergerak.


Aliran endolimfe tersebut akan mendorong kupula sehingga kupula condong ke arah
tertentu . Gerakan kupula ini akan menggerakan pula rambut sel-sel reseptor .Apabila
gerakan rambut condong ke arah kinossilum , maka pada sel reseptor akan terjadi
hiperpolarisasi. Depolarisasi pada sel reseptor akan diikuti dengan dilepaskanya
neurotransmiter , yang selanjutnya akan membangkitkan impuls pada ujung saraf sensoris
Impuls tersebut selanjutnya disampaikan ke pusat keseimbangan di dalam otak .
Kemudian secara mendadak kursi yang telah berputar dihentikan .Hasil yang terjadi pada
subjek masih merasakan perputaran walau proses perputaran telah dihentikan secara
mendadak. Hal ini menunjukan bahwa alat keseimbangan dinamis pada subjek masih
bekerja secara normal .

18 . Aparatus Vestibular
Aparatus vestibular terdiri atas satu pasang organ otolit dan tiga pasang kanalis
semisrikularis. Otolith terbagi atas sepasang kantong yang disebut sakulus dan utrikulus.
Sakulus dan utrikulus masing-masing mempunyau suatu penebalan atau makula sebagai
mekanoreseptor khusu, makula terdiri dari sel-sel rambut dan sel penyokhn. Sistem
vestibularis memberi respon terhadap percepatan rotasional dan linear (termasuk
gravitasi) serta input visual dan propioreseptor dalam menjaga keseimbang dan orientasi
tubuh.
Aparatus vestibular pada telinga dalam memiliki peran penting bagi keseimbangan
dengan mendeteksi posisi dan gerakan kepala juga gerakan mata dan ps postur aparatus
vestibular medenteksi perubahan posisi dan gerakan kepalainformasi dari aparatus

vestibularis disalurkan ke nukleus vestibularis di batang otak dan ke serebelum serta


diigunakan untuk mempertahankan keseimbangan dan postur, gerakan mata, dan orientasi
tubuh. Nistagmus adalah gerak bola mata kian kemari yang terdiri dari dua fase, yaitu
fase lambat dan fase cepat. Fase lambat merupakan reaksi sistem vestibuler terhadap
rangsangan, sedangkan fase cepat merupakan reaksi kompensasinya. Nistagmus
merupakan parameter yang akurat untuk menentukan aktivitas sistem vestibuler.
Nistagmus dan vertigo adalah gejala yang berasal dari satu sumber, meskipun nistagmus
dan vertigo tidak selalu timbul bersama.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat diperoleh sebagai berikut:
1. Macam-macam indera umum pada manusia adalah sensasi taktil (sentuhan dan tekanan),
sensasi sakit, dan sensasi proprioseptor.
2. Macam-macam indera khusus, meliputi sensasi visual (penglihatan) dan sensasi auditori
(pendengaran).
3. Kesulitan pada praktikum kali ini adalah respon tubuh saat diberi rangsangan berbeda-beda
menanggapinya . Sehingga saat pengambilan data banyak yang tidak sesuai dengan dasar
teori.

DAFTAR PUSTAKA
Soewolo.2005.Fisiologi Manusia.Malang:Universitas Negeri Malang
Silverthorn,Dee Unglaub.2010.Human Physiology. University of Texas
John,Wkimball.1992.Biologi Jilid II.Jakarta:Penerbit Erlangga

You might also like