You are on page 1of 11

Lampiran

Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto


Nomor :
Tanggal :
Tentang : Kebijakan Keuangan Di RS Mutiara Hati Mojokerto

KEBIJAKAN
KEUANGAN
A. Pendahuluan
Bagian keuangan merupakan ujung tombak pencatatan seluruh harta/aktiva, baik yang
bersifat lancar maupun tidak lancar, serta pengakuan atas hutang maupun modal (equitas)
milik rumah sakit. Mengingat pentingnya kedudukan bagian keuangan dalam sebuah rumah
sakit, maka perlu ditetapkan suatu kebijakan yang ditetapkan direktur, dimana kebijakan ini
sejalan dengan prinsip-prinsp akuntansi.
B. Pengertian
Kebijakan keuangan memberikan pedoman untuk pengelolaan keuangan dan pelaporan
dalam penatalaksanaan keuangan sehari-hari, serta menjamin kebenaran dan keakuratan data
yang sesuai dengan prinsip akuntansi.
C. Ruang Lingkup
Merupakan kebijakan yang meliputi seluruh kegiatan keuangan, baik yang ada hubungannya
dengan kegiatan operasional, pelaporan keuangan maupun pasien.
D. Sasaran
Kebijakan ini berlaku bagi :
1. Staf Keuangan di Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto;
2. Pasien/ keluarga
3. Pihak-pihak yang terkait.
E. Tujuan
1. Terlindunginya Harta Rumah Sakit dari kecurangan dan ketidak-efisiensienan.
Hal 1/11

2. Menjamin terlaksananya pelayanan secara prima, baik pada pasien maupun pihak ketiga.
3. Memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan keuangan telah melakukan tugas secara
benar.
4. Memastikan bahwa pengendalian intern telah dilakukan.
F. Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan
1. Semua dana yang diterima dan dikeluarkan, dibawah tanggung jawab direktur, oleh
karena itu direktur berkewajiban mengarahkan penyediaan dan penggunaan dana secara
efektif dan effisien.
2. Setiap pengeluaran dilakukan dengan otorisasi pejabat yang berwenang.
3. Fungsi otorisasi, fungsi pengeluaran, dan fungsi penyimpanan dilakukan oleh karyawan
yang berbeda.
G. Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa
1. Pengadaan barang dan jasa didapat melalui pembelian, hasil kerjasama dengan pihak
ketiga, hibah dan lain-lain.
2. Pengadaan barang yang bersifat rutin atau yang dananya berasal dari anggaran belanja
operasional, apabila berbentuk logistik umum dapat dilaksanakan langsung oleh Kepala
Sub Bagian Logistik, sedangkan apabila berbentuk obat & alat kesehatan harus
dilaksanakan oleh Tim Pengadaan Obat & Alkes yang ditunjuk oleh Direktur.
3. Pengadaan barang yang dananya berasal dari anggaran belanja, dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut :
a.

Apabila harga sampai dengan Rp. 2.000.000,- (Dua juta rupiah) dapat dilakukan
langsung oleh Kepala Sub Bagian Logistik.

b.

Apabila harga antara Rp. 2.000.000,- (Dua juta rupiah) sampai dengan Rp.
25.000.000,- ( Dua Puluh Lima Juta rupiah) harus dilakukan oleh Tim Pengadaan
Barang melalui proses penunjukan langsung dengan penawaran minimal 2 (dua )
pembanding atau apabila dipandang perlu akan dibentuk Tim Pengadaan Barang dan
Jasa Insidentil.

c.

Apabila harganya lebih dari Rp. 25.000.000,- ( Dua puluh Lima juta rupiah ) harus
dilakukan oleh Tim Pengadaan Barang melalui proses penunjukan langsung dengan
penawaran minimal 3 (tiga) pembanding.
Hal 2/11

4. Tim pengadaan Barang sebagaimana dimaksud dalam ayat (3.b) ditetapkan oleh Direktur
yang terdiri dari unsur internal Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto, yaitu Bagian
Rumah Tangga, Bagian Keuangan dan Pengguna Barang.
5. Tim Pengadaan barang sebagaimana dimaksud dalam ayat (3.c) ditetapkan oleh Direktur,
yang terdiri dari 2 unsur, yaitu Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto dan PT. Mutiara
Hati Hazira Medika.
6. Tiap-tiap penerimaan atau penyerahan barang dan jasa wajib dilakukan pemeriksaan /
penelitian, apabila jumlah dan kualifikasinya telah sesuai maka wajib dibuatkan berita
acara penerimaan barang dan jasa oleh tim yang ditunjuk untuk itu oleh Pimpinan Rumah
Sakit Mutiara Hati Mojokerto.
7. Pengadaan yang bersifat segera (Cito) dan mempunyai resiko yang lebih besar jika
ditunda, maka pemberitahuan lisan pada pejabat yang berwenang tetap harus dilakukan,
pada hari berikutnya akan diikuti dengan permintaan secara tertulis sesuai dengan
tingkatan otoritasnya. (Direktur, Kepala Bagian Terkait dan Kepala Bagian Keuangan).
H. Kebijakan Pengeluaran Tidak Rutin.
1. Pengeluaran keuangan yang bukan bersifat Rutin dengan nilai Rp. 5.000.000 (Lima juta
rupiah) keatas, harus dengan persetujuan (disposisi) Direktur.
2. Pengeluaran keuangan kurang dari Rp. 5.000.000 (tiga juta rupiah), cukup disetujui oleh
Kepala Bagian Keuangan, yang diketahui lebih dulu oleh Kepala Bagian terkait.
3. Bon Sementara (BS) digunakan untuk kepentingan operasional rumah sakit, bukan untuk
kepentingan pribadi. Permintaan BS dengan persetujuan Kepala Unit Kerja terkait dan
Kepala Bagian Keuangan, dengan nilai BS diatas Rp. 500.000 (Lima ratus ribu rupiah).
4. Penyelesaian Bon Sementara (BS) paling lama 1(satu) Minggu.
I.

Kebijakan Pengeluaran Rutin


1. Pengadaan BHP/ ATK, dilakukan oleh Kepala Sub-Bagian Logistik setelah mendapat
persetujuan Kepala Bagian Keuangan.
2. Pemeliharan sarana/prasarana dilakukan dengan otorisasi Sub bagian RT diketahui oleh
Kepala bagian Umum dan di setujui oleh Kepala Bagian Keuangan.
Hal 3/11

3. Pembayaran hutang dagang obat/non obat akan langsung dibayarkan oleh kasir, setelah
dibuatkan daftar usulan oleh Bag akuntansi, yang terlebih dahulu dilakukan verifikasi
atas kepastian pengakuan hutang terlebih dahulu.
J. Kebijakan Pembentukan dan Pencairan Cek/Giro Bilyet/Tabungan
1. Direktur dapat membuka satu atau lebih rekening bank atas nama Rumah Sakit Mutiara
Hati Mojokerto pada satu bank atau lebih.
2. Seluruh penerimaan uang dari instalasi-instalasi pelayanan kesehatan akan di simpan
dalam rekening bank atas nama Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto.
3. Direktur dapat menunjuk minimal dua orang yang menjadi penanda tanganan rekening
atas nama Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto dan pencairannya harus ditanda tangani
oleh keduanya.
4. Pencairan Cek/ Giro Bilyet / Tabungan yang bersifat Rutin akan langsung ditangani oleh
sub bagian perbendaharaan dengan diketahui oleh Kepala Bagian Keuangan dan direksi..
K. Kebijakan Penyimpanan Dana Kas Kecil.
1. Penyimpanan Dana Kas Kecil dengan sistem Imprest (jumlah dana tetap)
2. Besaran dana kas kecil sesuai dengan surat keputusan direksi
3. System Imprest Fund ini akan berkembang sesuai dengan besaran rata-rata pengeluaran
harian.
L. Kebijakan Umum Akutansi dan Pelaporan Keuangan
1. Mengidentifikasi, mengelompokkan dan mencatat semua transaksi, sesuai dengan
periodisasinya.
2. Menyajikan transaksi dalam pelaporan Keuangan, sesuai dengan Standart Akuntansi
Keuangan.
M. Kebijakan Piutang
Piutang dicatat nilai Brutonya, penghapusan piutang tak tertagih dari penderita perorangan
dihapuskan dengan kriteria :
Hal 4/11

1. Piutang sudah berumur > 3 tahun.


2. Kaum Dhuafa disertai dengan bukti tertulis.
3. Jika Angsuran Piutang masih dilaksanakan meskipun lebih dari 3 tahun maka, diakui
sebagai pendapatan lain-lain.
N. Kebijakan Aktiva Tetap
1. Pencatatan
a.

Aktiva Tetap dicatat berdasarkan harga perolehannya.

b.

Penyusutan Aktiva dengan metode garis lurus

c.

Besarnya prosentase penyusutan ada dalam pedoman akuntansi.

2. Persediaan :
Persediaan dicatat berdasarkan metode phisik, penilaian atas persediaan didasarkan harga
perolehannya dengan METODE RATA-RATA BERGERAK.
3. Penghapusan Aktiva Tetap, akibat dari : Pelepasan, Penjualan, Pencurian atau Force
Majeur:
(a) Aktiva tetap yang dihapus karena dijual, maka nilai pembukuannya dicatat sebesar
harga jual saat terjadi penjualan.
(b) Aktiva tetap yang dihapus karena pencurian atau force majour, maka nilai
penghapusannya dicatat berdasarkan sisa harga perolehan aktiva tetap setelah
disusutkan.
4. Pendapatan dan Beban
(a) Pendapatan diakui saat dilakukan pelayanan (Accrual Basis)
(b) Pengakuan Beban pada umumnya Accrual Basis, kecuali Pos Beban Rutin dicatat
dengan Cash Basis.
O. Kebijakan Laporan Keuangan
1. Periode tahun buku adalah 01 Januari sampai dengan 31 Desember.
2. Jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan catatannya dibulatkan menjadi
rupiah penuh.

Hal 5/11

3. Setiap

transaksi

keuangan

wajib

didukung

dengan

bukti-bukti

yang

bisa

dipertanggungjawabkan kebenarannya.
4. Laporan Keuangn kegiatan Operasional wajib dibuat maksimal setiap 3 ( tiga) bulan
( Tribulanan ) dan dilaporkan selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya.
5. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) , terdiri dari .
(a) Neraca ( Balance Sheet )
(b) Laporan Hasil Usaha / Laporan Rugi Laba ( Incme Statement )
(c) Laporan Perubahan Modal
(d) Laporan Arus Kas ( Cash Flow )
(e) Catatan atas laporan Keuangan.
6. Laporan Keuangan kegiatan pembangunan wajib dibuat setiap 1 ( satu) bulan ( bulanan )
dan dilaporkan selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya dan feed back dari
Majelis Kesehatan dan Lingkungan Hidup disampaikan selambat-lambatnya akhir bulan
berikutnya.
7. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) terdiri dari :
(a) Laporan realisasi anggaran per bulan.
(b) Laporan perkembangan pelaksanaan proyek / pembangunan.
(c) Catatan atas laporan keuangan.
P. Kebijakan Penyusunan RAPB dan Program Kerja
1. Prinsip Penyusunan RAPB dan Program Kerja
(a) Jumlah yang termuat dalam Anggaran Pendapatan merupakan batas terendah untuk
masing-masing pendapatan.
(b) Jumlah yang termuat dalam anggaran belanja merupakan batas tertinggi yang wajar
untuk masing-masing pengeluaran.
(c) Penyusunan program kerja berdasarkan prioritas dan mempunyai nilai tambah.
(d) Efektif dan Efisien.
(e) Surplus Anggaran.
2. RAPB dan Program Kerja disusun selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum tutup
tahun anggaran, kemudian diajukan dan dibahas pada rapat bersama PT. Mutiara Hati
Hal 6/11

Hazira Medika dan Direktur Rumah sakit selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah
usulan diterima.
3. Apabila karena satu hal RAPB tahun berjalan belum selesai, maka kegiatan akan
berpedoman pada RAPB tahun lalu.
4. Apabila dipandang perlu, karena satu hal atau keadaan yang menyangkut penerimaan dan
pengeluaran, sehingga RAPB dan Program Kerja tidak dapat dipertahankan lagi, maka
Direktur dapat mengajukan usulan perubahan (revisi) kepada PT Mutiara Hati Hazira
Medika.
5. Format RAPB seperti pada Rugi Laba, yang terdiri dari :
(a) Pendapatan
(b) Pengeluaran
(c) SHU
(d) Investasi
6. Draf RAPB dan Program Kerja Rumah Sakit dibuat dan disusun oleh Bagian Keuangan
dengan melibatkan unit-unit yang terkait dalam wadah Tim Anggaran yang dibentuk
melalui SK Direktur untuk waktu tertentu.
7. RAPB dan Program Kerja disusun oleh Direktur akan dimintakan persetujuan kepada PT
Mutiara Hati Hazira Medika dan disyahkan oleh Direktur PT Mtiara Hati Hazira Medika.
Q. Kebijakan Biaya Perawatan Pasien
1. Memberikan pelayanan kepada pasien sesuai prosedur, namun tetap melihat kondisi riil
pasien, baik ekonomi, ataupun tingkat kegawatan.
2. Penghitungan perkiraan Biaya Perawatan Pasien (Billing), dilakukan perhari oleh bagian
perbendaharaan,.
3. Pembelian Obat pada dasarnya adalah tunai, mengingat kondisi pasien, maka dapat
dimungkinkan terdapat over limit atas pembelian obat dengan uang muka, Nilai Batas
atas obat, sebesar

Rp. 500.000 (Lima Ratus Ribu Rupiah).

Hal 7/11

R. Kebijakan Keuangan Pasien Dhuafa dan Piutang Pasien


1. Pasien tidak mampu/dhuafa yang dibuktikan dengan menunjukkan Keterangan Tidak
Mampu dari RT/RW sesuai dengan KTP pasien diketahui oleh pejabat yang berwenang,
pengurangan biaya sesuai dengan ketentuang yang berlaku.
2. Pasien dari Panti Asuhan diberikan maka pengurangan biaya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
3. Pengakuan Piutang pasien tetap dilakukan jika setelah pengurangan biaya masih
menyisakan biaya yang tidak dimungkinkan untuk dipotong lagi, dengan tetap melihat
kondisi pasien maka pemenuhan biaya dilakukan dengan cara mengangsur.
4. Akad Pengakuan Piutang yang dilakukan dengan cara mengangsur, dengan mengisi
Lembar Pengakuan Piutang dan Batas Waktu pelunasan, serta penitipan Jaminan .
5. Ketidakmampuan pasien dalam melunasi biaya perawatan, yang dibuktikan dengan
survei dari unit terkait (Humas, Bagian Keuangan dan Satpam), maka sebagian biaya
dapat disubsidi dengan Dana Infak Karyawan, yang terlebih dahulu melewati prosedur
Persetujuan Direktur.
6. Setiap piutang akan dilakukan penagihan oleh petugas bagian penagihan secara berkala
dan tertib sampai dengan piutang dilunasi dengan tetap memperhatikan aspek
kemanusiaan dan aspek kemaslahatan umat.
S. Kebijakan Pelaksanaan Pajak dan Zakat
1. Bagi semua dokter organik dan dokter mitra yang telah memenuhi ketentuan perpajakan,
dibebani pajak penghasilan pribadi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Pelaksanaan pemotongan pajak penghasilan pribadi dilakukan oleh Bagian Keuangan RS
Mutiara Hati Mojokerto sebagai pihak wajib pungut yang akan disetorkan kepada pihak
berwenang penerima setoran pajak secara kolektif.
3. Bagi karyawan non dokter, pajak penghasilan pribadi ditanggung Karyawan dan
disetorkan kepada pihak berwenang penerima setoran pajak secara kolektif.
4. Bagi seluruh karyawan Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto dikenakan infak karyawan
dari total pendapatan yang dibawa pulang (take home pay) sesuai dengan ketentuan
Pimpinan PT Mutiara Hati Hazira Medika.
Hal 8/11

5. Bagi dokter yang tidak berkenan dipotong kewajiban pajaknya oleh Rumah Sakit Mutiara
Hati Mojokerto, agar membuat surat pernyataan penolakan pemotongan pajak di atas
kertas bermaterai Rp. 6.000,00 (enam ribu rupiah) dan sanggup menanggung segala
konsekwensi yang terkait dengan penegakan Undang-Undang Perpajakan di Indonesia.
6. Bagi karyawan yang tidak berkenan dikenakan infak oleh Rumah Sakit Mutiara Hati
Mojokerto, agar membuat surat pernyataan penolakan pemotongan infak karyawan di
atas kertas bermaterai Rp. 6.000,00 (enam ribu rupiah) dan sanggup menanggung segala
konsekwensi yang terkait dengan penegakan Peraturan Pimpinan PT Mutiara Hati Hazira
Medika.
7. Pajak penghasilan Badan Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto dihitung sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
T. Kebijakan Penghapusan Piutang
1. Piutang pasien yang menjadi tanggungan perorangan akan dihapuskan dari pembukuan
setelah

3 tahun dan telah dilakukan penagihan sekurang-kurangnya 8 kali dalam masa 3

tahun.
2. Secara Pencatatan Akuntansi piutang pasien yang dihapus dimasukkan dalam Biaya
Penghapusan Piutang.
3. Piutang Instansi akan dihapuskan dari pembukuan setelah 5 tahun berjalan dengan
indikasi terjadinya kepailitan pada instansi yang bersangkutan yang dinyatakan
berdasarkan hasil audit Akuntan Public atau audit internal Rumah Sakit Mutiara Hati
Mojokerto.
U. Kebijakan Pengawasan Keuangan
1. Pengawasan keuangan dilakukan diseluruh aspek keuangan, mulai dari unit penerima
sampai dengan unit pengeluaran.
2. Pengawasan dan pengendalian keuangan dilakukan melalui :
(a) Pengawasan dan pengendalian langsung (Internal Control) oleh atasan langsung di
masing-masing unit kerja.
(b) Pengawasan melalui mekanisme SPI.
Hal 9/11

(c) Pengawasan melalui mekanisme Auditor Keuangan RSMH.


(d) Bila dipandang perlu, pemeriksaan oleh Akuntan Publik yang ditunjuk untuk itu oleh
Direktur dengan sepengetahuan dan/ persetujuan Pimpinan PT Mutiara Hati Hazira
Medika.
V. Kebijakan Transaksi Keuangan
1. Semua transaksi (pembayaran dan penerimaan) keuangan harus menggunakan kwitansi
dan stempel Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto sebagai bukti yang sah.
2. Semua pengeluaran Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto dilakukan melalui Kasir yang
diketahui oleh Sub bagian Perbendaharaan dan Kepala Bagian Keuangan.
3. Transaksi biaya pasien dengan kegawatan dilakukan setelah pelayanan diberikan dengan
prinsip mengutamakan pertolongan kegawatan kepada pasien terlebih dahulu.
4. Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto menerima pembayaran dengan Cek/Giro Bilyet
bagi pasien perorangan, maupun pasien yang ditanggung oleh lembaga penjamin
pembiayaan kesehatan (asuransi atau perusahaan) yang telah mengadakan kerjasama
pelayanan kesehatan.
5. Pembayaran pasien dari Instansi yang ada Kerjasama Pelayanan Kesehatan dengan
Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto dilaksanakan segera setelah pasien pulang melalui
mekanisme penagihan sesuai dengan kesepakatan dalam perjanjian kerja sama.
6. Pembayaran kepada supplier diatur sebagai berikut :
(a) Pembayaran kepada PBF dilakukan setiap bulan mulai minggu ke II (dua).
(b) Pembayaran kepada PBF dilakukan pada hari Senin s.d. Kamis jam 07.00 12.00
WIB.
(c) Pembayaran investasi disesuaikan dengan termin sebagaimana kontrak kerja yang
disepakati.
7. Pembayaran Jasa medis DPJP dilakukan setiap awal bulan sampai dengan tanggal 10.

Hal 10/11

8. Wewenang pemberian keringanan atas biaya layanan rumah sakit adalah berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
9. Wewenang pemberian keringanan atas jasa medis DPJP, dapat dilaksanakan setelah
dikomunikasikan terlebih dahulu dengan DPJP.

Mojokerto
Direktur,
RS Mutiara Hati

Dr. M. N Geloed Asmara

Hal 11/11

You might also like