Professional Documents
Culture Documents
Tesis
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-2
diajukan oleh
Prihati Sih Nugraheni
23040/II-1/684/05
kepada
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2007
KATA PENGANTAR
Tiada kata selain ucapan syukur kepada Allah atas rahmat yang
dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul Absorpsi
Ekstrak Antosianin Dan Minuman Berbasis Ekstrak Antosianin Kulit
Kedelai Hitam Pada Gastrointestinal Tract Tikus Secara In Situ. Tesis ini
disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan S2 Program Studi Ilmu
dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada.
Tesis ini terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak dan pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Mary Astuti, selaku pembimbing utama yang telah banyak
mengarahkan selama penyelesaian tesis ini dan memberi bantuan dana untuk
penelitian ini,
2. Prof. Dr. Zuheid Noor, selaku pembimbing pendamping yang telah banyak
memberi masukan,
3. Prof. Dr. Y. Marsono dan Dr. Ir. Pudji Hastuti, M.S., selaku penguji yang
memberikan banyak masukkan untuk melengkapi tesis ini,
4. Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di program studi ini,
5. Dr. Ir. Iwan Yusuf BL., atas rekomendasi dan selalu memberi semangat
untuk terus maju,
6. Nurfitri Ekantari, S.Pi. ( Jurusan Perikanan) dan Abdul Karim (Fakultas
Farmasi), yang telah memberi sumbangsih pemikirannya,
iv
7. Mas Yuli, Yusri, Isoep, Rudh, Wahdan, Gedhe, Kiki, Korix, Ami, Prima
dan Ika yang telah membantu kelancaran penelitian ini,
8. Seluruh keluargaku, terimakasih untuk support dan doanya
9. Teknisi Laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian, yang membantu
kelancaran penelitian,
10. Pak Kiyo dan Pak Sunu, yang telah membantu kelancaran studi,
11. Teman-teman Swa7A yang memberi dukungan dan bantuan selama
penelitian,
12. Teman-teman ITP dan THP angkatan 05, terima kasih untuk
kebersamaannya.
Ucapan terima kasih terdalam untuk Ibunda tercinta yang selalu
memberikan kucuran doanya di tengah malam. Inilah persembahan kecil untuk
semua pengorbananmu. Terima kasih untuk Aa Gusaw atas kesetiaan dan
kerelaannya mendampingi perjalanan ini dan terima kasih telah menjadi teman
diskusi yang baik.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu per satu. Penelitian ini masih terdapat banyak kekukarangan
dan semoga pada saat mendatang dapat disempurnakan. Harapan penulis,
walaupun penelitian ini masih jauh dari sempurna, semoga dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan pihak-pihak yang memerlukannya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... x
INTISARI.............................................................................................................. xi
ABSTRACT............................................................................................................ xii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Permasalahan ......................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
D. Manfaat .................................................................................................. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6
A. Antosianin.............................................................................................. 6
B. Ekstraksi Antosianin.............................................................................. 11
C. Peranan Antosianin................................................................................ 15
D. Sumber Antosianin ................................................................................ 21
E. Kedelai Hitam (Glycine max (L.) Merr) ................................................ 23
F. Pengembangan Poduk Pangan Berbasis Antosianin.............................. 24
G. Absorpsi dan Metabolisme Antosianin.................................................. 26
H. Landasan Teori ...................................................................................... 31
I.
Hipotesis ................................................................................................ 32
vi
E. Analisis Data.......................................................................................... 42
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 43
A. Komposisi Kimiawi Kulit Kedelai Hitam ............................................. 43
B. Ekstraksi Antosianin.............................................................................. 44
C. Formulasi Minuman Berbasis Antosianin ............................................. 47
D. Identifikasi Antosianidin ....................................................................... 50
E. Absorpsi Antosianin .............................................................................. 54
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63
LAMPIRAN.......................................................................................................... 70
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
Gambar 12.
Gambar 13.
Gambar 14.
Gambar 15.
Gambar 16.
Gambar 17.
Gambar 18.
Gambar 19.
Gambar 20.
Gambar 21.
Gambar 22.
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
INTI SARI
xi
ABSTRACT
xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedelai hitam mulai dibudidayakan di Indonesia pada abad ke-17 setelah
mengalami penyebaran dari Manshukuo (Cina Utara) ke daerah Mansyuria dan
daerah Asia lainnya termasuk Indonesia (Anonim 2007a). Kedelai hitam selama
ini dikenal untuk pembuatan kecap kedelai. Namun masyarakat Indonesia juga
menggunakan kedelai hitam ini untuk berbagai keperluan ritual seperti
pernikahan, kelahiran, kematian dan ritual lainnya yang biasanya kedelai hitam ini
menjadi pelengkap dalam tumpeng (Anonim, 2007b). Selain itu, kedelai hitam
juga digunakan dalam menu makanan seperti pepes kedelai hitam, rempeyek dan
modifikasi dalam berbagai jenis makanan (Anonim, 2007c).
Kedelai hitam merupakan sumber antosianin yang potensial terutama
pada bagian kulitnya (Choung et al., 2001). Antosianin merupakan pigmen yang
terdapat pada tanaman. Antosianin dapat ditemukan pada berbagai sumber bahan
terutama pada tanaman atau buah yang berwarna merah, ungu, biru hingga
kuning. Kadar antosianin pada kulit kedelai hitam dipengaruhi oleh varietas,
kondisi lingkungan dan pola budidaya (Takeda, 1998). Telah banyak penelitian
dilakukan untuk mengetahui antosianin dari berbagai jenis tanaman (Wu et al.,
2006) karena adanya manfaat pada antosianin.
Antosianin bermanfaat untuk kesehatan karena memiliki kemampuan
antioksidasi, antiinflamasi dan antikanker. Kemampuan ini disebabkan karena
antosianin mampu mengikat radikal bebas seperti O2-, OH-, ROO- (radikal
peroxyl), nitric oxide dan menghambat peroksidasi lipid yang diinduksi oleh Cu2+,
asam askorbat, Fe2+ dan radiasi sinar ultraviolet (Kowalczyk et al., 2003). Selain
itu, antosianin tidak bersifat toksik (Anonim, 2007d) sehingga sampai saat ini
penelitian terhadap antosianin terus berkembang.
Kulit kedelai hitam belum dimanfaatkan secara optimal karena selama
ini hanya digunakan sebagai pakan ternak. Pengolahan kulit kedelai hitam
menjadi suatu minuman yang kaya antosianin akan dapat meningkatkan nilai
tambah dari kulit kedelai hitam. Ekstraksi antosianin dapat dilakukan dengan
menggunakan bahan pelarut seperti metanol, etanol dan air (Lapornik et al., 2005;
Spigno et al., 2007; Revilla et al., 1998). Metanol bersifat karsinogenik (Anonim,
2001) sehingga dihindari penggunaanya terutama untuk produk pangan. Pelarut
yang berbeda akan mempengaruhi antosianin yang terekstrak. Untuk mengetahui
pengaruh jenis pelarut terhadap antosianin yang terekstrak perlu dilakukan
identifikasi terhadap antosianin yang terekstrak. Revilla et al. (1998) menyatakan
bahwa ekstraksi dengan air menghasilkan kandungan antosianin yang rendah
disebabkan polaritas air yang terlalu besar. Untuk keperluan lebih lanjut, seperti
membuat minuman fungsional yang mengandung antosianin, masih diperlukan
penambahan ekstrak antosianin untuk meningkatkan kandungan antosianin dalam
minuman fungsional tersebut.
Absorpsi antosianin dapat terjadi di sepanjang gastrointestinal tract.
Penelitian tentang absorpsi antosianin selama ini menggunakan ekstrak yang
menggunakan pelarut metanol dan baru dilakukan pada segmen-segmen tertentu
saja dari gastrointestinal tract (salah satu bagian, contoh: lambung, duodenum,
jejunum, ileum atau kolon) (Talavera et al., 2003; Talavera et al., 2004;
Matuscheck et al., 2006). Efisiensi absorpsi antosianin di sepanjang
gastrointestinal tract belum pernah dilakukan, dengan demikian perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut tentang efisiensi absorpsi antosianin dalam bentuk ekstrak
maupun dalam bentuk minuman berbasis antosianin.
B. Permasalahan
C. Tujuan Penelitian
D.
Manfaat Penelitian
Perbedaan utama pada struktur dasar antosianidin terutama pada rantai 3, 4 dan
5. Gugus OH pada rantai 3 menyebabkan ketidakstabilan pada antosianin.
Ketika berada dalam jaringan tanaman, antosianin stabil karena adanya glikosilasi
yang biasanya mengikat glukosa. Selain itu kestabilan antosianin juga didukung
oleh copigmentasi yaitu pembentukan ikatan komplek dengan senyawa flavonoid
yang lain (Manach et al., 2004).
Antosianin dalam jaringan tanaman tersebar di level subseluler ataupun
dalam jaringan seperti pada gambar 2.
B
Keterangan: A. Struktur sel tanaman; B. Antosianin tersebar pada semua jaringan; C. Antosianin
terkluster pada mesofil; D. Antosianin pada vakuola; E. Antosianin pada mesofil dari bagian
permukaan atas dan bawah daun; F. Antosianin diantara sel palisade (Gould et al., 2000; Hughes
et al., 2005; Farabee, 2007)
Komponen ini biasanya terdapat pada dinding sel di mana lignin dan komponen
sederhana lainnya terakumulasi. Selain itu juga terdapat pada vakuola dimana
komponen fenol dapat terlarut di dalamnya dan turunannya tersimpan. Pada buah
anggur, flavonol glikosida terakumulasi pada vakuola sel subepidermal (Gambar
2D) (Moskowitz dan Hrazdina, 1981). Flavonol glikosida beberapa jenis buah
seperti apel, black current dan peach terakumulasi pada bagian luar buah atau
epicarp (Price et al. 1999). Tetapi pada buah strawberry dan red raspberry,
antosianin tersebar pada seluruh bagian buah namun konsentrasi terbesar adalah
pada kulitnya (Macheix et al., 1990). Kandungan antosianin dedak gandum 4 kali
lebih banyak dari pada kandungan antosianin pada biji utuhnya (Awika et al.,
2004). Sel pada wortel, 90%-nya