You are on page 1of 30

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI MEDIS

Nama

: Charlina Amelia Br Barus

NIM

: 41090003

Kel/Tgl

: A / 20 Juni 2010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA
2009/2010
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara normal tubuh memiliki mikroorganisme yang ada pada lapisan permukaan
dan di dalam kulit, saliva, mukosa oral dan saluran gastrointestinal. Manusia secara
normal mengekskresi setiap hari trilyunan mikroba melalui usus. Flora normal biasanya
tidak menyebabkan sakit tetapi justru turut berperan dalam memelihara kesehatan. Flora
ini bersaing dengan mikroorganisme penyebab penyakit untuk mendapatkan makanan.
Flora normal juga mengekskresi substansi antibakteri dalam dinding usus. Flora normal
kulit menggunakan tindakan protektif dengan meghambat multiplikasi organisme yang
menempel di kulit. Flora normal dalam jumlah banyak mempertahankan keseimbangan
yang sensitif dengan mikroorganisme lain untuk mencegah infeksi. Setiap faktor yang
mengganggu keseimbangan ini mengakibatkan individu semakin berisiko mendapat
penyakit infeksi.
Enterobacteriaceae, yang umumnya bagian dari flora normal saluran usus. Pola
fermentasi digunakan untuk membedakan dan mengklasifikasikan mereka. Beberapa
anggota ditemukan dalam tanah, air, dan membusuk materi. Enterobacteriaceae
merupakan salah satu flora normal yang dapat menyebabkan infeksi apabila terjadi peran
yang berlebihan.
Melalui praktikum ini kita dapat mengetahui flora normal dari beberapa spesimen
tubuh serta bagaimana bentuk dan perannya dalam tubuh. Selain itu kita dapat mengetahui
bagaimana perbedaan sifat biokimia dari kelas Enterobacteriaceae.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami gambaran flora normal dalam tubuh manusia.
2. Mahasiswa memahami tentang cara pemeriksaan angka kuman pada urin.
3. Mahasiswa mengerti dan memahami tentang sifat karateristik beberapa spesies
Enterobacteriaceae.

BAB II
DASAR TEORI
Flora Normal

Sejak lahir manusia hidup di dalam biosphere yang mengandung mikroorganisme.


Komposisi mikroorganisme di dalam lingkungan tidak pernah stastis, selalu berubah, ada
pengurangan, ada penambahan, baik kualitatif ataupun kuantitatif. Dalam tubuh manusia
terdapat bagian tubuh yang dihuni banyak mikroorganisme, disamping itu terdapat pula
bagian yang steril. Habitat mikroorganisme temporer (tidak tetap) pada tubuh manusia,
terdapat di bagian : laring, trakhea, bronkhi, sinus nasalis, esofagus, lambung dan bagian atas
usus halus, traktus urinarius bagian atas, uretra posterior, bagian distal organ genetalis pria
dan wanita.
Menentukan bahwa mikroorganisme

yang ditemukan dalam spesimen adalah

penyebab suatu infeksi tidaklah mudah. Mengingat ada beberapa bagian tubuh yang memiliki
flora normal. Sedangkan kriteria patogen sangat sulit ditentukan mengingat banyak
organisme oportunis patogen kadang-kadang dapat menyebabkan penyakit tergantung
beberapa faktor baik dalam hal kondisi hospes, mikroorganisme sendiri dan lingkungan yang
sering berkaitan dengan tubuh manusia, sebenarnya batasnya tidak jelas. Untuk dapat
menentukan bahwa organisme yang ditemukan pada spesimen klinik merupakan penyebab
infeksi, atau hanya organisme kontaminan, memerlukan berbagai dukungan data yang lain.
(http://medicine.uii.ac.id)
Untuk

dapat

menentukan

bahwa

suatu

mikroorganisme

patogen

atau

mikroorganisme indigenous (penghuni flora normal) menjadi penyebab suatu penyakit atau
gangguan kesehatan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Spesimen yang diperiksa untuk analisa mikrobiologik, berasal dari lesi yang dicurigai
terlibat dalam proses infeksi, bukan dari area lain.
2. Pengambilan spesimen telah dipersiapkan secara benar (diambil secara aseptik).
3. Terdapat suatu informasi mengenai hospes alamiah, ataupun variasi mikroflora setempat
(distribusi geografis).
4. Latar belakang sosio-ekonomik, diet, cuaca, dan faktor lain yang dapat mempengaruhi
hospes alamiah sehingga mempengaruhi mikrobiota dalam tubuh hospes.
(http://medicine.uii.ac.id)

Sampai saat ini tidak terdapat batasan jelas mengenai tingkat bahaya suatu
mikroorganisme dalam hubungannya dengan manusia, untuk dapat dikategorikan sebagai
spesimen patogen, tidak berbahaya atau organisme komensial. Mikroorganisme yang
biasanya hidup terbatas dalam tubuh hewan liar, ataupun hewan piaraan, atau biasa

merupakan penghuni tanah, tanaman dapat menjadi patogen pada manusia. Contohnya :
Bacillus.sp tertentu, yang biasanya dianggap tidak berbahaya, ternyata mampu menimbulkan
penyakit mata, terutama iridocyclitis dan panophtalmitis. Pada pasien yang lemah, organisme
yang sama merupakan agen penyebab meningitis dan bakteremia. Kadang-kadang
Bacillus.ssp menghambat penyembuhan luka bedah. Bacillus yang lain, penghasil toksin,
dapat menimbulkan keracunan makanan. (http://medicine.uii.ac.id)
Mikroorganisme Pada Traktus Respiratorius
Area yang selalu dihuni oleh mikroorganisme adalah : mulut, tenggorokkan
(termasuk orofaring, nasofaring dan tonsil), sedangkan laring, bronkhi, bronkhioli, alveoli,
dan sinus nasalis, biasanya merupakan area steril. Kontaminasi oleh organisme biasanya
tergantung dari berbagai mekanisme pertahanan setempat. (http://medicine.uii.ac.id)
Mulut yang terdiri atas cavum buccalis, gigi, lidah, ginggiva, palatum, dan saliva
selalu ditumbuhi berbagai macam organisme dalam jumlah banyak, sehingga sangat sulit
menentukan batasan jumlah mikroorganisme sebagai penentu tingkat patogenitas kemoterapi
jangka panjang yang mengalami luka pada lidah. Pasien yang mengalami defisiensi nutrisi
atau kondisi kurang baik, sering mengalami lesi membran di permukaan rongga mulut.
(http://medicine.uii.ac.id)
Luka dan Luka Bakar
Mikrobiota dari luka tergantung pada okasi anatomik, sebab terjadinya luka, derajat
kontaminasi dari bagian yang batasannya dengan luka. Faktor di atas lebih berperan
dibanding faktor penanganan keseimbangan hospes-parasit. Komplikasi pada luka traumatik
biasanya disebabkan oleh organisme aerob endogen, terutama P. aeruginosa, S. aureus, E.
Coli, Proteus spp, acinetobacter spp, enterococcus, Streptococcus group A, flavobakteria.
Sedangkan organisme anaeorb yang sering terlibat adalah clostridia neurotoksik dan
histotoksik, yang menyebabkan timbulnya gas gangren adalah C. perfringens tipe A,
Clostridium Septicum, dan Clostridium nouyii. Clostridium tetani, tidak akan menimbulkan
masalah pada individu yang telah diimunisasi. (http://medicine.uii.ac.id)
Mikroorganisme di Traktus Genitorinarius
Area yang biasanya ditumbuhi oleh mikroorganisme adalah : genitalia eksterna,
uretra anterior, vagina, sedangkan bagian lain pada umumnya steril. Flora pada genitalia

eksterna biasanya sama dengan flora kulit. Sedang flora vagina, dipengaruhi oleh umur,
faktor hormonal, kebiasaan seksual dan sebagainya. (http://medicine.uii.ac.id)
Mikroorganisme di Kulit, Telinga dan Mata
Mikroorganisme tetap membentuk populasi pada kulit, telinga dan mata sangat
dipengaruhi oleh kontak, kebiasaan, profesim, dan lain-lain dari individu yang bersangkutan.
(http://medicine.uii.ac.id)
Mikroorganisme di Traktus Gastrointestinalis
Distribusi geografis, diet, kebiasaan dan sanitasi merupakan faktor-faktor penentu
mikroflora traktus gastrointestinalis. Area yang paling banyak mengandung mikrobiota
adalah usus besar, organisme fekal juga ditemukan di ileum bawah pada orang sehat.
Sedangkan area yang biasanya

steril adalah esofagus dan lambung, walaupun

mikroorganisme sering tertelan dibagian tersebut, tetapi tidak akan pernah hidup lama bagian
dari traktus gastrointestinalis ini. Hal yang sama terjadi di usus halus (kecuali ilium bagian
distal), hati, kantong empedu, biasanya bebas dari mikroorganisme. (http://medicine.uii.ac.id)
Mikrobiologi Medis Pemeriksaan dan cara membuat biaakan urine
Urine
Urine yang disekresi dalam ginjal bersifat steril kecuali jika ginjal terinfeksi. Urine
dalam kandung kemih yang tidak terkontaminasi juga steril dalam keadaan normal. Namun,
uretra mengandung flora mengandung flora normal sehingga urine normal yanhg dikeluarkan
mengandung sedikit bakteri. Oleh karena penting untuk membedakan organisme yang
mengontaminasi dengan organisme penting secara etiologis, hanya pemeriksaan urine
kuantitatif yang dapat memberikan hasil berarti. (Jewetz, 2007)
Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik sederhana. Setetes urine segar yang yang tidak
disentrifugasi ditempatkan pada slide, ditutup dengan kaca penutup, dan diperiksa dengan
intensitas cahaya terbatas di bawah objektif-kering tinggi mikroskop klinis biasa dapat
memperlihatkan leukosit, sel epitel, dan bakteri jika terdapat lebih dari 105/ml. Ditemukan
105 organisme per mililiter pada spesimen urine yang dikumpulkan secara tepat dan diperiksa
merupakan bukti kuat adanya infeksi aktif saluran kemih. Apusan urine mid stream tidak
disentrifugasi dengan pewarnaan gram yang memperlihatkan batang gram negative bersifat

diagnostic untuk infeksi saluran kemih. Sentrifugasi urine yang singkat dapat menghasilkan
sedimentasi sel plus, yang dapat membawa bakteri dan oleh karena itu dapat membantu
diagnosis mikroskopik infeksi. Adanya unsur lain yang terbentuk dalam sediment atau adanya
proteinuria merupakan bantuan kecil langsung dalam identifikasi spesifik infeksi aktif saluran
kemih. Sel pus mungkin ada tanpa bakteri, dan sebaliknya, bakteriuria dapat terjadi tanpa
piuria. Adanya banyak sel epitel skuamosa, laktobasilus, atau campuran flora pada biakan
menunjukkan pengumpulan urine yang tidak baik. Beberapa dipstick urine mengandung
leukosit esterase dan nitrit, dan penghitungan sel polimorfonuklear serta bakteri, masingmasing dalam urine. Reaksi positif merupakan bukti kuat terjadinya infeksi saluran kemih
oleh bakteri. (Jewetz, 2007)
Pemeriksaan bakteriologi urine dilakukan terutama bila tanda atau gejala
menunjukkan infeksi saluran kemih, insufisiensi ginjal, atau hipertensi. Pemeriksaan tersebut
sebaiknya dilakukan pada orang yang dicurigai menderita infeksi sistematik atau demam
yang tidak diketahui penyebabnya. Pemeriksaan bakteriologi sangat diperlukan bagi
perempuan dalam trimester pertama kehamilan (Jewetz, 2007)
Biakan
Biakan urine harus dilakukan secara kuantitatif. Urine yang dikumpulkan secara tepat dibiak
dalam jumlah terukur pada medium padat, dan koloni yang tampak setelah inkubasi dianggap
menunjukkan jumlah bakteri per mililiter. Prosedur yang lazim adalah menyebarkan 0,0010,05 ml urine yang tidak diencerkan pada lempeng agar darah dan medium padat lain untuk
biakan kuantitatif. Semua medium diinkubasi semalaman pada 370 C, kemudian densitas
pertumbuhan dibandingkan dengan fotograf densitas pertumbuhan yang berbeda untuk
bakteri yang serupa, akan memberikan data semikuantitatif. (Jewetz, 2007)
Pada pielonefritis, jumlah bakteri dalam urine yang dikumpulkan dengan keteter
ureteral relative rendah. Saat pengumpulan dalam kandung kemih, bakteri memperbanyak
diri secra cepat kemudian mencapai jumlah lebih dari 105/ml jauh lebih banyak daripada
yang dapat terjadi sebagai kontaminasi oleh flora uretra atau kulit atau dari udara. Oleh
karena itu, secara umum disetujui bahwa jika lebih dari 105koloni/ml dibiak dari
pengumpulan yang tepat dan specimen urine yang dibiakkan secara baik, akan menunjukkan
secra kuat terjadinya infeksi aktif saluran kemih. Adanya lebih dari 105 bakteri jenis yang
sama per mililiter dalam dua spesimen berturut-turut menegakkan diagnosis infeksi aktif
saluran kemih dengan kepastian 95%. Jika lebih sedkit baketri dibiak, pemeriksaan urine
ulang diindikasikan untu menegakkan adanya infeksi. (Jewetz, 2007)

Adanya bakteri kurang dari 104 per mililiter, termasuk beberapa jenis bakteri yang
berbeda, menunjukkan bahwa organisme berasal dari flora normal dan kontaminan, biasanya
dari spesimen yang dikumpulkan secara tidak tepat. Adanya 104/ml satu jenis batang gram
negative enterik sangat kuat menunjukkan infeksi saluran kemih, terutama pada laki-laki.
Kadang-kadang, perempuan muda dengan disuria akut dan infeksi saluran kemih akan
empunyai bakteri sebayak 102-103/ml. jika biakan negatif tetapi ada tanda klinis infeksi
saluran kemih, sindrom uretra, obstruksi ureter, tuberkolosis kandng kemih, atau penyakit
lain harus dipikirkan. (Jewetz, 2007).
ENTEROBACTERIACEAE
Enterobacteriaceae adalah keluarga basil Gram-negatif yang mengandung lebih dari
100 jenis bakteri yang biasanya menghuni usus manusia dan hewan. Enterobacteriaceae, yang
umumnya bagian dari flora normal saluran usus, yang disebut sebagai coliformnya. Anggota
Enterobacteriaceae relatif kecil, non-spora membentuk basil. Beberapa motil, sementara yang
lain tidak. Beberapa berbentuk kapsul, yang lainnya tidak. Anggota sering resisten terhadap
antibiotik yang umum. Mereka fermentasi berbagai karbohidrat yang berbeda. Pola
fermentasi ini digunakan untuk membedakan dan mengklasifikasikan mereka. Beberapa
anggota ditemukan dalam tanah, air, dan membusuk materi. Beberapa strain patogen juga
memproduksi exotoxins, sementara yang lain menghasilkan exotoxins yang disebut
"enterotoksin"

karena

mereka

secara

khusus

mempengaruhi

saluran

pencernaan,

menyebabkan diare dan kehilangan cairan tubuh. Hal ini, memang, beragam keluarga.
(http://www.innvista.com)
Berbagai spesies Enterobacteriaceae dapat menyebabkan pneumonia dan infeksi
saluran kemih. Mereka juga diakui sebagai penyebab utama infeksi nosokomial luka dan
lainnya (rumah sakit diperoleh) infeksi. Mereka juga dapat menyebabkan bakteremia dan
meningitis jika kondisi benar. Bakteri ini diperkirakan akan bertanggung jawab untuk sekitar
100.000 kematian setiap tahun di Amerika Serikat, dan account untuk sekitar setengah dari
seluruh klinis signifikan bakteri terisolasi oleh laboratorium rumah sakit. Mereka tidak
menyerah pada konsentrasi yang relatif rendah disinfektan umum, termasuk klorinasi, tetapi
kepekaannya terhadap antibiotik bervariasi, dan mereka sekarang sering resisten. Namun,
tidak pembekuan menghancurkan mereka - baik di alam dalam air, atau pada makanan beku
yang terkontaminasi dengan bakteri.
Karena bakteri ini ditemukan dalam jumlah besar di saluran usus, mereka paling
sering ditularkan melalui rute / fecal oral. Hal ini paling sering terjadi sebagai akibat dari cuci

tangan yang tidak tepat setelah penanganan kotoran manusia atau hewan atau dengan minum
air yang tercemar. . (http://www.innvista.com)
Genera klinis signifikan dari Enterobacteriaceae adalah sebagai berikut:
1.

Cedecea (Cedecia) memiliki tiga spesies yang terkait dengan infeksi pada manusia,
sebagian besar menyebabkan bakteremia.

2.

Citrobacter berkaitan erat dengan Salmonella dan telah menjadi agen causitive untuk
infeksi saluran kemih.

3.

Edwardsiella berhubungan dengan meningitis, septicaemia, dan infeksi luka.

4.

Enterobacter berkaitan erat dengan Klebsiella dan menyebabkan infeksi serupa.


Yang paling sering ditemui adalah spesies E. cloacae yang sering resisten terhadap
antimikroba, sehingga memberikan kontribusi terhadap infeksi yang lebih serius.

5.

Escherichia memiliki spesies terkenal dikenal sebagai E. coli itu, selama bertahuntahun, dianggap nonpathogenic. Ini adalah salah satu bakteri anaerobik fakultatif
dominan dalam saluran usus dan digunakan sebagai organisme indikator dalam
menentukan kadar air feses dan makanan. Karena sebagian besar bekerja saat ini dalam
biologi molekuler dan DNA rekombinan menggunakan E. coli, lebih banyak diketahui
tentang organisme ini dari yang lain. Beberapa strain dari Escherichia coli disebut
enterotoksigenik (ETEC) menghasilkan enterotoksin yang berfungsi seperti yang
dihasilkan oleh basil kolera, V.cholerae. Strain ini merupakan penyebab paling sering
diare menular di dunia.

6.

Ewingella dikaitkan dengan septikemia, luka infeksi, dan's (ISK infeksi saluran
kemih).

7.

Hafnia dikaitkan dengan bakteremia dan kasus diare.

8.

Klebsiella adalah spesies utama dari Enterobacteriaceae, dan merupakan penyebab


pneumonia primer pada orang tua sudah menderita akibat penyakit lain seperti bronkitis
kronis, diabetes, atau alkoholisme. Itu juga merupakan penyebab umum dari septikemia,
infeksi saluran kemih, dan infeksi luka.

9.

Kluyvera dikaitkan dengan infeksi luka yang tidak biasa terjadi pada penderita
diabetes.

10.

Proteus, Providencia, dan Morganella semua erat terkait. Bakteri dari genus ini
biasanya ditemukan di dalam air, tanah, kotoran, dan saluran usus manusia dan hewan.
Mereka sering merupakan penyebab infeksi saluran kemih dan infeksi luka bakar, dan
bertanggung jawab untuk sekitar 10% dari (rumah sakit diperoleh) infeksi nosokomial.

11.

Salmonella adalah jenis utama dari keluarga Enterobacteriaceae dan berhubungan


dengan gastroenteritis, demam tipus, dan osteomyelitis.

12.

Shigella memiliki empat serogrup bertanggung jawab terhadap infeksi pada manusia
yang terkait dengan penyakit usus yang memiliki tingkat kematian tinggi.

13.

S. Serratia, dalam bentuk yang paling sering S. marcescens, adalah bakteri yang
memproduksi-pigmented koloni merah pada saat tumbuh pada suhu kamar. Untuk waktu
yang lama, itu dianggap sebagai non-patogen, namun sekarang diakui sebagai penyebab
pneumonia, cystitis, dan infeksi seperti lainnya. Bakteri ini sering antimikroba-tahan dan
pengobatan oleh karena itu sulit.

14.

Tatumella dikaitkan dengan bakteremia dan ISK's.

15.

Yersinia dikenal sebagai organisme yang bertanggung jawab untuk "Penyakit


sampar." Kutu tikus yang bertanggung jawab (cheopis xenopsylla) biasanya
dipersalahkan karena menyebabkan wabah, tapi salah satu dari 1.500 jenis kutu dapat
menjadi pembawa organisme. (http://www.innvista.com)

Antara Manusia dan Flora Normal


E. coli adalah bakteri yang paling terkenal secara teratur diasosiasikan dengan
manusia, sebagai sebuah komponen invariabel saluran pencernaan manusia. Meskipun E. coli
adalah yang paling dipelajari dari semua bakteri, dan kita tahu lokasi yang tepat dan urutan
dari 4.288 gen pada kromosom,kita tidak sepenuhnya memahami hubungan ekologi dengan
manusia. Pada kenyataannya, tidak banyak yang diketahui tentang sifat hubungan antara
manusia dan flora normal mereka, tetapi mereka dianggap sebagai interaksi dinamis daripada
saling asosiasi ketidakpedulian. Baik host dan bakteri berpikir untuk memperoleh manfaat
dari satu sama lain, dan asosiasi,untuk sebagian besar, mutualistic. flora normal berasal dari
host mereka pasokan nutrisi, lingkungan yang stabil, dan perlindungan dan transportasi. Host
memperoleh dari flora normal tertentu manfaat nutrisi dan pencernaan,stimulasi dari kegiatan
pembangunan dan sistem imun, dan perlindungan melawan kolonisasi dan infeksi oleh
mikroba patogen. Sementara sebagian besar kegiatan manfaat flora normal tuan rumah
mereka, sebagian dari flora normal adalah parasit (hidup di atas biaya tuan rumah mereka),
dan

beberapa

bersifat

patogen

(mampu

menghasilkan

penyakit).

(www.textbookofbacteriology.net)
Penyakit yang dihasilkan oleh flora normal di tuan rumah mereka dapat disebut
penyakit endogen. Kebanyakan endogen bakteri penyakit infeksi oportunistik, yang berarti
bahwa organisme harus diberi kesempatan khusus kelemahan atau membiarkan-down dalam

pertahanan host untuk menginfeksi . Contoh dari infeksi oportunistik bronkitis kronis pada
perokok dimana bakteri flora normal dapat menyerang paru-paru melemah. Kadang-kadang
hubungan antara anggota flora normal yang inangnya tidak dapat diuraikan. Seperti hubungan
di mana tidak ada jelas manfaat atau membahayakan organisme baik selama hubungan
mereka disebut sebagai hubungan teman semakan. Banyak flora normal yang tidak dominan
dalam habitat mereka, walaupun selalu hadir dalam jumlah yang rendah, dianggap sebagai
teman semakan bakteri. Namun, jika dugaan hubungan teman semakan mempelajari secara
mendetail,

parasit

atau

karakteristik

mutualistic

sering

muncul.

(www.textbookofbacteriology.net)
Jaringan kekhususan
Sebagian besar anggota flora bakteri normal lebih memilih untuk menjajah jaringan tertentu
dan bukan yang lain. Ini "kekhususan jaringan" biasanya disebabkan oleh sifat-sifat baik dari
tuan rumah dan bakteri. Biasanya, bakteri spesifik menjajah jaringan tertentu oleh satu atau
lain mekanisme ini. (www.textbookofbacteriology.net)
1. Tissue tropism adalah bakteri preferensi atau kesukaan untuk jaringan tertentu untuk
pertumbuhan. Salah satu penjelasan untuk jaringan tropism adalah bahwa tuan rumah
menyediakan nutrisi penting dan faktor pertumbuhan bakteri, selain cocok oksigen, pH,
dan suhu untuk pertumbuhan. Lactobacillus acidophilus, informal dikenal sebagai
"Doderlein's bacillus" colonizes vagina karena dihasilkan glikogen yang menyediakan
bakteri dengan sumber gula yang mereka memfermentasi untuk asam laktat.
2. Spesifik kepatuhan Kebanyakan bakteri dapat menjajah suatu jaringan atau situs tertentu
karena mereka dapat mematuhi bahwa situs dalam jaringan atau cara tertentu yang
melibatkan interaksi kimia yang saling melengkapi antara dua permukaan. Khusus
biokimia kepatuhan melibatkan interaksi antara komponen permukaan bakteri (ligan atau
adhesins) dan molekul reseptor sel inang. Komponen bakteri yang menyediakan molekul
adhesions adalah bagian dari kapsul mereka, fimbriae, atau dinding sel. Reseptor pada sel
manusia atau jaringan molekul glikoprotein biasanya terletak pada host permukaan sel
atau jaringan.

Gambar 2. Khusus kepatuhan melibatkan interaksi kimia yang saling melengkapi antara
sel inang atau jaringan permukaan dan permukaan bakteri. Dalam bahasa medis
mikrobiologi, bakteri "adhesin" melekat kovalen ke host "reseptor" sehingga bakteri
"dermaga" itu sendiri pada host permukaan. Adhesins dari sel-sel bakteri adalah komponen
kimia kapsul, dinding sel, pilus atau fimbriae. Host reseptor glikoprotein biasanya terletak
pada membran sel atau jaringan permukaan. (www.textbookofbacteriology.net)
3. Biofilm pembentukan. Beberapa bakteri asli mampu membangun biofilm pada permukaan
jaringan, atau mereka mampu menjajah sebuah biofilm dibangun oleh spesies bakteri lain.
Banyak biofilm adalah campuran mikroba, walaupun salah satu anggota bertanggung
jawab untuk menjaga dan biofilm dapat mendominasi. (www.textbookofbacteriology.net)
Biofilm klasik yang melibatkan komponen flora normal rongga mulut adalah
pembentukan plak gigi pada gigi. Plak adalah biofilm dibangun secara alami, di mana
konsorsium bakteri dapat mencapai ketebalan 300-500 sel pada permukaan gigi. Ini subjek
akumulasi gigi dan jaringan gingiva konsentrasi tinggi metabolit bakteri, yang
mengakibatkan penyakit gigi . (www.textbookofbacteriology.net)
Permukaan kulit itu sendiri terdiri dari beberapa lingkungan yang berbeda.
Bidang seperti aksila (ketiak), perineum (pangkal paha) dan ujung jaring biasanya
menyediakan daerah lembab untuk pertumbuhan bakteri. Ini "hutan tropis" sering
lingkungan pelabuhan terbesar di antara keanekaragaman flora kulit. Khas organisme
meliputi Staphylococcus aureus, Corynebacterium dan beberapa bakteri Gram-negatif.
Sebagian besar permukaan kulit manusia, bagaimanapun, adalah jauh lebih kering dan ini
sebagian besar dihuni

oleh

Staphylococcus

epidermidis

danPropionobacterium.

(www.textbookofbacteriology.net)
Streptococcus mendominasi dalam rongga mulut dan nasofaringeal daerah tetapi
juga dapat menemukan Anaerob lain dan spesies Neisseria. Banyak potensi patogen juga
dapat ditemukan di nasofaring individu yang sehat, menyediakan reservoir untuk infeksi
lain. Patogen ini termasuk Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidis dan
Haemophilus influenzae. (www.textbookofbacteriology.net)
Saluran

pencernaan

adalah

lingkungan

yang

agak

memusuhi

bagi

mikroorganisme namun sebagian besar flora normal kita mendiami wilayah ini dari tubuh.
Bahkan, usus mungkin mengandung 10 9 untuk 10 11 bakteri per gram bahan. Sebagian
besar (95 - 99,9%) di antaranya Anaerob, diwakili oleh Bacteroides, Bifidobacterium,

streptokokus anaerob dan Clostridium. Organisme ini menghambat pertumbuhan patogen


lain, tetapi beberapa dapat oportunistik (misalnya C. difficile dapat menghasilkan
pseudomembranosa kolitis). (www.textbookofbacteriology.net)
Saluran urogenital biasanya steril dengan pengecualian vagina dan distal 1 cm
dari uretra. Berbagai anggota dari genus Lactobacillus menonjol dalam vagina. Organisme
ini umumnya lebih rendah pH sekitar 4-5, yang optimal untuk lactobacilli tetapi
penghambatan untuk pertumbuhan bakteri lainnya. Hilangnya efek perlindungan ini oleh
terapi antibiotik dapat menyebabkan infeksi oleh Candida ( "ragi infeksi"). Uretra
sebagian besar kulit dapat mengandung mikroorganisme termasuk staphylococci,
streptokokus dan diphtheroid. (www.textbookofbacteriology.net)
Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan tetapi juga
di tubuh manusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari mikroorganisme, begitu
manusia dilahirkan ia langsung berhubungan dengan mikroorganisme. Mikroorganisme
yang secara alamiah terdapat di tubuh manusia disebut flora normal atau mikrobiota.
(www.textbookofbacteriology.net)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia adalah :
1.
2.
3.
4.

Nutrisi
Kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
Kondisi hidup
Penerapan prinsip-prinsip kesehatan (www.textbookofbacteriology.net)

Mikroflora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan
menjadi dua yaitu :
1. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu mikroorganisme jenis
tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu
dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis
ataupun jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora
normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme komensal. Flora normal
yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan makanan dari
sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin
atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih
bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya. Contohnya : Streptococcus viridans,
S. faecalis, Pityrosporum ovale, Candida albicans. (www.textbookofbacteriology.net)
2. Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu mikroorganisme nonpatogen atau
potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun waktu

beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba
(tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit
dan tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh,
jika flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan
menimbulkan penyakit. (www.textbookofbacteriology.net)
Flora normal pada manusia tidak tetap, selalu mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh :
1.
2.
3.
4.

Nutrisi
Usia
Hormon
Kesehatan umum

Flora normal pada tubuh manusia terdapat di :


1. Kulit
Flora dapat hidup lama di kulit karena kulit mengeluarkan zat bakterisidal,
contohnya kelenjar keringat akan mengeluarkan enzim lisozim, kelenjar lemak
mengeksresikan lipid yang kompleks. Spesies yang biasanya ada di kulit antara lain :
Staphylococcus epidermidis, S. aureus, Streptococcus viridans, Peptostreptococcus sp.,
Sianobakteri aerobik, difteroid. Pada kelenjar lemak antara lain bakteri anaerob lipolitik
misalnya Propionibacterium acnes yang menyebabkan timbulnya jerawat. Faktor-faktor
yang menghilangkan flora normal sementara pada kulit adalah asam lemak pada sekresi
sebasea, adanya lisozim, dan pH yang rendah. Flora normal tidak berubah secara
signifikan oleh pencucian/ mandi/ keringat yang berlebihan, tetapi pemakaian tutup yang
rapat pada kulit akan mengakibatkan populasi mikroorganisme secara keseluruhan akan
meningkat dan mengakibatkan perubahan kualitatif
flora normal. (www.textbookofbacteriology.net)
2. Saluran nafas :
a. Hidung
b. Nasofaring
Flora normal yang menghuni hidung dan nasofaring antara lain : Staphylococcus
epidermidis, S. aureus, Branhamella catarrhalis, Haemophilus influenzae, Moraxella
catarrhalis,

Prevotella

(www.textbookofbacteriology.net)
3. Saluran cerna :
a. Mulut

melaninogenica,

Neisseria

meningitidis.

b.
c.
d.
e.

Orofaring
Perut
Usus kecil
Usus besar

Air liur mengandung air, asam amino, protein, lipid, karbohidrat dan senyawa anorganik.
Air liur merupakan medium yang kaya kompleks yang dapat digunakan oleh
mikroorganisme yang hidup di mulut sebagi sumber nutrien. Mikroorganisme yang
menghuni orofaring (bagian belakang mulut) antara lain S. aureus, S. epidermis dan
Streptococcus viridians (merupakan penghuni asli orofaring). Adanya flora normal dalam
saluran cerna akan memberikan keuntungan bagi hospesnya :
a.
b.
c.
d.

menghambat pertumbuhan atau menimbulkan resistensi terhadap bakteri patogen


menghasilkan vitamin B kompleks dan vitamin
konversi pigmen empedudan asam empedu
absorbsi zatmakanan.

Contohnya : B. fragilis, C. perfringens (www.textbookofbacteriology.net)


4. Saluran urogenitalis : saluran kemih.
Pada saluran urogenitalis laki-laki dapat ditemukan bakteri : Staphyllococcus
epidermis, Mycobacterium smegmatis, dan E. coli. Pada saluran urogenitalis perempuan
ditemukan antara lain : E. coli, Enterobacter aerogenes, Staphyllococcus, Streptococcus,
Veillonella, Mycobacterium smegmatis, Neiserria catarrhalis, N. sicca, dan Yeast. Ada
banyak penyebab dari keputihan namun paling sering disebabkan oleh infeksi jamur
candida, bakteri dan parasit seperti Trikomonas yang menyebabkan peradangan pada
vagina dan sekitarnya. Keputihan yang harus diwaspadai adalah jika didapatkan keputihan
yang berwarna kuning/hijau/keabu-abuan/coklat, berbau tidak enak, jumlah banyak dan
menimbulkan

keluhan

seperti

gatal

dan

rasa

terbakar

pada

daerah

intim.

(www.textbookofbacteriology.net)
Perhitungan Koloni Mikrobia
Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji
kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji
kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel,
biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif koliform.
Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri (metode
perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang

dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah
organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel). (Fardiaz, 1993).
Bakteri koliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran
pencernaan manusia. Bakteri koliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik
lain dengan kata lain merupakan bakteri indikator sebagai tanda bahwa adanya pencemaran
bakteri patogen. Penentuan koliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah
koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Keuntungan
mendeteksi koliform adalah jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi
bakteri patogenik lain.
Koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya
pencemaran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produkproduk susu. Ada beberapa jenis E. Coli yang bersifat invasif atau meracuni makanan,
Contoh E. Coli ini yaitu E. Coli enteropatogenik (EPEC), EIEC (enteroinvasif E. Coli), dan
ETEC (enterotoksigenik E. Coli). Selain itu bakteri yang akan dihitung koloninya adalah
Lactobacillus acid. (Fardiaz, 1993)
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah
jasad renik di dalam suatu suspensi atau bahan, yang dapat dibedakan atas beberapa
kelompok yaitu :
A. Perhitungan jumlah sel
1. Hitungan mikroskopik
2. Hitungan cawan
3. MPN (Most Probable Number)
B. Perhitungan massa sel secara langsung
1. Volumetrik
2. Gravimetrik
3. Kekeruhan (turbidimetri)

C. Perhitungan massa sel secara tidak langsung


1. Analisis komponen sel
2. Analisis produk katabolisme
3. Analisis konsumsi nutrient (Fardiaz, 1993).
Dari metode-metode tersebut, metode hitungan cawan paling banyak digunakan. Hal
ini disebabkan metode hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk
menghitung jumlah mikroba karena:
1. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung
2. Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk
mungkin berasal dari satu sel dengan penampakan pertumbuhan yang spesifik.
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah menumbuhkan sel mikrobia yang masih
hidup pada metode agar, sehingga sel mikrobia tersebut akan berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop
(Fardiaz, 1993).
Metode hitungan cawan dapat dibedakan atas dua cara yaitu :
1. Metode tuang (pour plate)
2. Metode permukaan (surface / spread plate)
Pada perhitungan menggunakan metode cawan, diperlukan suatu pengenceran agar
jumlah koloni mikrobia yang ada pada cawan dapat dihitung dan sesuai standar, yaitu
berjumlah 30 300 per cawan. Pengenceran dilakukan secara decimal yntuk memudahkan
perhitungan.
Perhitungan metode cawan menggunakan rumus sebagai berikut :
Faktor pengenceran = pengenceran x jumlah yamg ditumbuhkan

Jumlah koloni (SPC) = jumlah koloni x


Koloni adalah kumpulan dari mikrobia yang memilki kesamaan sifat-sifat seperti
bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya. Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni
yang tumbuh di permukaan medium adalah :
1. Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya serupa suatu titik, namun ada pula yang
melebar sampai menutup permukaan medium.
2. Bentuk. Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang. Ada yang tepinya rata, ada yang
tidak rata.
3. Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium, ada pula
yang timbul yaitu menjulang tebal di atas permukaan medium.
4. Halus kasarnya permukaan. Ada koloni yang permukaannya halus, ada yang
permukaannya kasar dan tidak rata.
5. Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada yang
permukaannya suram.
6. Warna. Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuningan.
7. Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang keras dan kering.
(Dwidjoseputro, 1978)

Pada saat perhitungan koloni, apabila jumlah koloni yang di temukan pada lempengan
kurang dari standart yang telah di tetapkan, maka suatu sample bisa di katakan murni.
Terkadang untuk menghitung kuantitas mikroorganisme pada sample dapat di uji dengan cara
menghitung jumlah koloni pada agar. (Dwidjoseputro, 1978)
Standart plate count (perhitunngan jumlah pada lempengan) sangat berguna dalam hal
mengetahui kuantitas mikroorganisme pada suatu tempat atau sampel sehingga bisa di
ketahui apakah sampel tersebut murni atau tidak murni. (Dwidjoseputro, 1978)

Perhitungan koloni:
Pour plate : 1 koloni
Faktor pengencer
Spread plate : 1 10 koloni
Faktor pengencer
Standart plate count : 30 300 koloni
Syarat :
1.

Jika kurang dari 2 : Dipakai pengencer terbesar

2.

Jika lebih dari 2 : Dipakai rata-rata


Perhitungan jumlah koloni akan lebih mudah dan cepat jika pengenceran dilakukan

secara decimal. Semakin tinggi jumlah mikroba yang terdapat di dalam sample, semakin
tinggi pengenceran yang harus dilakukan. (Dwidjoseputro, 1978)
Untuk melaporkan suatu hasil analisis mikrobiologi digunakan suatu standart yang
disebut Standart Plate Count (SPC) menjelaskan mengenai cara menghitung koloni pada
cawan serta memilih data yang ada untuk menghitung jumlah koloni. Cara menghitung
jumlah koloni pada cawan adalah sebagai berikut :
1.

Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 30
300.

2.

Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni
yang besar dimana jumlah koloni diragukan, dapat dihitung sebagai koloni.

3.

Suatu deretan (rantai) yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu
koloni.
Data yang dilaporkan sebagai SPC harus mengikuti peraturan hanya terdiri dari dua

angka, yaitu angaka pertama di depan koma dan angka ke dua dibelakang koma. Jika semua

pengenceran menghasilkan angka kurang dari 30 koloni, hanya jumlah koloni yang terendah
yang dihitung. Jika semua pengenceran menghasilkan lebih dari 300 koloni pada cawan Petri,
hanya jumlah koloni pada pengenceran yang tertinggi yang dihitung. (Dwidjoseputro, 1978)

Identifikasi Isolat
Isolat diidentifikasi berdasarkan pewarnaan gram untuk mengetahui bentuk sel bakteri
dan sifat gram (gram negatif/gram positif) dan uji karakterisasi sifat biokimia isolat.
a. Pewarnaan Gram
Kaca penutup dan kaca obyek dibersihkan dengan alkohol hingga bebas lemak,
kemudian dilewatkan di atas nyala lampu spritus. Diambil secara aseptik sebanyak satu ose
isolat bakteri dan diletakkan pada kaca obyek seluas 1 cm2 kemudian dilakukan fiksasi di
atas nyala lampu spritus. Diteteskan zat warna dasar (kristal violet) sebanyak 2 tetes dan
didiamkan selama 1 menit. Setelah itu dicuci dengan air mengalir lalu dikeringkan, kemudian
ditetesi dengan larutan lugol iodin dan diamkan selama 1 menit. Setelah kering, dicuci
dengan larutan peluntur/pemucat (alkohol 95%) sebayak 2 tetes dan didiamkan selama 30
detik. Selanjutnya dicuci dengan air mengalir lalu dikeringkan. Setelah kering diberi larutan
zat warna pembanding/penutup (safranin) sebanyak 2 tetes dan didiamkan selama 2 menit
dan dicuci dengan air mengalir lalu dikeringkan. Setelah itu diamati dengan mikroskop,
bakteri gram positif tampak berwarna biru keunguan sedangkan gram negatif berwarna
merah. (www.scribd.com,2008)
b. Uji sifat biokimia isolat
Berikut beberapa uji Biokimia yang digunakan untuk identifikasi bakteri antara lain :
1) Uji urease
Inokulasi biakan pada media urea agar miring dengan mikroorganisme,kemudian
diinkubasi pad suhu 350C selama 24 jam. Jika terjadi perubahan warna dari kuning
menjadi merah keunguan maka menunjukkan uji positif. (www.scribd.com,2008)
2) Indol
Media ini biasanya digunakan dalam indetifikasi yang cepat. Hasil uji indol yang
diperoleh negatif karena tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah muda pada
permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari tryptopan sebagai
sumber carbon, yang dapat diketahui dengan menambahkan larutan kovacs. Asam amino
triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga

asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian
protein. (www.scribd.com,2008)
3) MR-VP
a) Uji MR
Hasilnya positif, terjadi perubahan warna menjadi merah setelah ditambahkan methyl
red. Artinya, bakteri ini mengahasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses
fermentasi glukosa yang terkandung dalam medium MR-VP. Terbentuknya asam
campuran pada media akan menurunkan pH sampai 5,0 atau kurang, oleh karena itu
bila indikator metil ditambahkan pada biakan tersebut dengan pH serendah itu maka
indikator tersebut menjkadi merah. Hal ini menandakan bahwa bakteri ini peragi asam
campuran. (www.scribd.com,2008)
b) Uji VP
Hasilnya negatif, karena tidak terbentuk warna merah pada medium setelah
ditambahkan -napthol dan KOH, artinya hasil akhir fermentasi bakteri ini bukan
asetil metil karbinol (asetolin). (www.scribd.com,2008)
4) SIM
Hasil yang diperoleh pada uji ini adalah positif, hal ini terlihat adanya penyebaran yang
berwarna putih seperti akar disekitar inokulasi. Hal ini menunjukan adanya pergerakan
dari bakteri yang diinokulasikan, yang berarti bahwa bakteri ini memiliki flagella. Dari
uji juga terlihat ada warna hitam, yang berarti bakteri ini menghasilkan Hidrogen Sulfit
(H2S). (www.scribd.com,2008)
5) Simmons Citrate
Hasil uji sitrat yang diperoleh negatif, yang ditandai dengan tidak terjadinya perubahan
warna. Artinya bakteri ini tidak mempunyai enzim sitrat permiase yaitu enzim spesifik
yang membawa sitrat ke dalam sel. (www.scribd.com,2008)
6) TSIA
Pada uji TSIA warna media slant berubah menjadi merah karena bakteri bersifat basa ini
menandakan bahwa bakteri ini tidak memfermentasi laktosa dan sukrosa. Pembentukan
gas positif ini hasil dari fermentasi H2 dan CO2 dapat dilihat dari pecahnya dan
terangkatnya agar. Pembentukan H2S positif ditandai dengan adanya endapan berwarna
hitam, endapan ini terbentuk karena bakteri mampu mendesulfurasi asam amino dan
methion yang akan menghasilkan H2S, dan H2S akan bereaksi dengan Fe++ yang terdapat
pada media dan menghasilkan endapan hitam. (www.scribd.com,2008)

Pada media daerah butt media berubah berwarna kuning ini menandakan bakteri
memfermentasi glukosa. Media ini biasanya digunakan untuk membedakan Salmonella
dan Shigella dengan bakteri Gram negatif bentuk batang lainnya bedasarkan pola
fermentasi penghasil hydrogen sulfide. Untuk pengamatan pola-pola pengunaan
karbohidrat. TSIA agar mengadung laktosa dan sukrosa dalam konsentrasi 1%, glukosa
0,1% dan phenol red sebagai indicator yang menyebabkan perubahan warna dari merah
orange menjadi kuning dalam suasana asam. TSIA juga mengandung natrium trisulfat,
yaitu suatu substrat untuk penghasil H2S, ferro sulfat menghasilkan FeS (precipitat),
bewarna

hitam

untuk

membedakan

bakteri

(www.scribd.com,2008)

BAB III
METODELOGI

H2S

dengan

bakteri-bakterinya.

A. Alat dan Bahan


a. Pemeriksaan flora normal tubuh :
a. Cat gram A, B, C dan D
b. Mikroskop
c. Formalin 1%
d. Kapas lidi/cotton bad steril
e. Agar darah, Mc Conkey
f. Minyak
imersi, xylolkapas lidi/cotton bad steril yang telah diberi NaCl, lalu diusapk
ermukaan kulit dengan
menggunakan
g. Lampu spirtus, ose
h. Usapan rongga mulut, saliva, lubang nasal, usapan kulit

b. Pemeriksaan bakteri pada urin :


1. Urin pancaran tengah (mid stream urine)
2. Chromogenic Coliform Agar
sapan spesimen pada
medium
3. Dip
slide Mc. Conkey dengan metode penggoresan menggunakan ose bulat se
4. Aquadest, NaCl 9 ml
c. Pemeriksaan Enterobacteriaceae
1. Ose bulat
2. Ose
lancip selama 18-24 jam pada suhu 37C di inkubator
Inkubasi
3. Lampu spirtus
4. Contoh pertumbuhan koloni pada Mc. Conkey/CCA
5. Contoh hasil isolasi dan identifikasi beberapa Enterobacteriaceae : E. coli, S.
typhi
Amati bentuk koloni dan susunannya pada media agar

Siapkan gelas obyek bebas lemak

Teteskan formalin 1 % pada gelas obyek tersebut


B. Cara Kerja
a. Pemeriksaan flora normal tubuh
Ambil 1 koloni dari media agar dengan ose steril

Oleskan merata pada gelas obyek, dengan diameter 1-1,5 cm

Fiksasi dan keringkan di udara Dengan cara melewatkan di atas api sebentar

Lakukan pengecatan gram

Preparat mikroskopik letakkan di atas rak pengecatan

Genangi dengan cat Gram A selama 1-3 menit, kemudian Buang cat A, tanpa dicuci

Genangi dengan cat Gram B selama 30 detik - 1 menit, Cuci dengan air mengalir

Tetesi dengan cat Gram C sampai tepat cat B luntur, Cuci dengan air mengalir

Genangi dengan cat Gram D selama 1-2 menit

Keringkan di udara lalu siap diidentifikasi di bawah mikroskop

b. Pemeriksaan bakteri pada urin


Siapkan bahan pemeriksaan (mid stream urine)

Ambil 1 ml urin, masukkan kedalam 9 ml NaCl (garam fisiologis)

Ambil 1 ml dari pengenceran I(10-1), masukkan kedalam 9 ml NaCl

bil 1 ml dari pengenceran II(10-2), masukkan kedalam 9 ml NaCl. Lakukan pula pada pengenceran k
Siapkan bahan pemeriksaan (isolat E.coli dan S. tyhpi)

pengenceran II(10-2) dan III(10-3), masing-masing dituang 0,1 ml pada dua medium CCA yang tel
Siapkan media pada tabung reaksi untuk uji sifat pada TSI Agar, urea, motil, LDC dan SIM

Inkubasi selama
18-24Kemudian
jam padacampurkan
suhu 37C pada
di inkubator,
lalu hitung koloninya
at dengan menggunakan
ose bulat.
media masing-masing
isolat yang s
c. Pemeriksaan enterobacteriaceae

at dengan menggunakan ose lancip. Kemudian tusuk ose tegak lurus pada media masing-masing i

lancip. Kemudian tusuk ose tegak lurus pada bagian media yang rata, lalu digores perlahan-lahan

Inkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37C di inkubator

Baca hasil dan cocokan dengan tabel

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.

Hasil

Mikroskopik bakteri lubang nasal

Mikroskopik bakteri rongga


mulut

Mikroskopik bakteri urin (merah)


Pemeriksaan enterobacteriaceae
Mikroskopik bakteri saliva
Uji TSI
Jenis bakteri
Uji Urea
atas
bawah
E. coli
-A
A
S. typhi
-Alk
A
Keterangan :

H2S
---

Indol

Motil

LDC

+
--

+
+

+1
+

Alk = merah
A = kuning
+1 = positif lemah

LDC

TSIA

SIM

B.

Motil

Urea

Pembahasan
Flora normal dalam jumlah banyak akan mempertahankan keseimbangan yang
sensitif dengan mikroorganisme lain untuk mencegah infeksi. Namun setiap faktor
yang mengganggu keseimbangan (daya kerja yang berlebihan) ini dapat
mengakibatkan risiko terjadinya penyakit infeksi. Berdasarkan hasil yang diperoleh
dalam praktikum flora normal tubuh ini, diperoleh hasil pertumbuhan bakteri pada
Mc. Conkey dari spesimen lubang nasal, rongga mulut dan saliva. Pada percobaan
spesimen kulit didapatkan hasil negatif (-) atau tidak adanya pertumbuhan koloni
bakteri. Pertumbuhan bakteri Mc. Conkey dari spesimen lubang nasal, rongga mulut
dan saliva didapatkan koloni bakteri berwarna putih, namun ada pula yang berwarna
merah atau biru. Perbedaan warna ini menunjukkan bahwa adanya pertumbuhan
koloni bakteri yang berbeda berdasarkan jenis dan sifatnya. Secara mikroskopik dapat
dilihat bahwa bentuk bakteri adalah batang (coccus) dan bersifat gram negatif, sesuai
dengan dasar teori yang ada bahwa bakteri gram negatif akan kelihatan berwarna
merah.
Dalam pemeriksaan bakteri pada urin didapatkan hasil dari koloni bakteri
berwarna putih, merah dan biru, secara mikroskopik dapat dilihat bahwa bentuk
bakteri adalah batang (coccus) dan bersifat gram negatif, dengan hasil inkubasi cawan

petri dengan pengenceran 10-2 yaitu petri I= 7 koloni dan cawan petri II= 9 koloni,
sehingga jumlahnya = 18 koloni. Sedangkan pada hasil inkubasi cawan petri dengan
pengenceran 10-3 yaitu petri I= 4 koloni dan cawan petri II= 1 koloni, sehingga
jumlahnya = 5 koloni. Untuk melakukan perhitungan perlu diperhatikan syarat-syarat
yang sudah ditetapkan, yaitu :
1) Jumlah koloni tiap cawan petri antara 30-300 / 25-250 koloni, bila tidak ada,
dipilih yang mendekati.
2) Tidak ada spreader (koloni yang menutup lebih dan setengah luas cawan petri).
3) Bila perbandingan jumlah bakteri antara pengenceran yang lebih besar dengan
pengenceran sebelumnya < 2, hasilnya dirata-rata, tetapi bila > 2, yang dipakai
jumlah bakteri dan pengenceran sebelumnya.
4) Bila dengan ulangan dan hasil memenuhi syarat, hasilnya dirata-rata.
Untuk pengenceran 10-2 didapatkan rata-rata 8 x 10-2 dan untuk pengenceran
10-3 didapatkan rata-rata 2,5 x 10-2, sehingga dengan hasil yang demikian (tidak sesuai
syarat) maka tidak dapat dilakukan perhitungan. Hal tersebut menandakan bahwa
bakteri dalam urin tersebut jumlahnya sedikit dan tidak menimbulkan infeksi.
Pada pemeriksaan enterobacteriaceae dengan menggunakan isolate E. coli dan
Salmonella typhi, digunakan beberapa uji biokimia untuk identifikasi bakteri antara
lain : TSI Agar, motil, indol (SIM), urea dan LDC. Pada uji urea E. coli dan S. typhi
didapatkan hasil negative (-) karena tidak terjadi perubahan warna. Hasil uji indol
pada S. typhi diperoleh hasil negative (-) karena tidak terbentuk lapisan (cincin)
berwarna merah pada permukaan biakan setelah diberi larutan Kovacs, artinya bakteri
ini tidak membentuk indol dari tryptopan sebagai sumber carbon, sedangkan
sebaliknya pada E. coli diperoleh hasil positif (+) karena terbentuk lapisan (cincin)
berwarna merah pada permukaan biakan setelah diberi larutan Kovacs. Pada uji motil
E. coli dan S. typhi diperoleh hasil positif (+) karena terlihat adanya bekas tusukan
yang menyebar. Begitu pula pada hasil uji LDC E. coli dan S. typhi diperoleh hasil
positif (+) karena terjadi perubahan warna.
Pada uji TSIA S. typhi warna media slant berubah menjadi merah karena
bakteri bersifat basa ini menandakan bahwa bakteri ini tidak memfermentasi laktosa
dan sukrosa,sedangkan pada media daerah butt media berubah berwarna kuning ini
menandakan bakteri memfermentasi glukosa. Pada E. coli warna media slant berubah
menjadi kuning dan pada media daerah butt media juga berubah berwarna kuning ini

menandakan bakteri memfermentasi glukosa. Pembentukan H 2S positif ditandai


dengan adanya endapan berwarna hitam, endapan ini terbentuk karena bakteri mampu
mendesulfurasi asam amino dan methion, dalam hal ini pada S. typhi dan E.coli tidak
menunjukkan adanya endapan berwarna hitam sehingga H2S negative (-).

BAB V
KESIMPULAN
1) Secara normal tubuh memiliki mikroorganisme (flora normal) yang ada pada lapisan
permukaan dan di dalam kulit, saliva, mukosa oral, nasal dan saluran gastrointestinal.

Flora normal tubuh dengan daya kerja yang berlebihan dapat mengakibatkan risiko
terjadinya penyakit infeksi.
2) Apusan urine mid stream tidak disentrifugasi dengan pewarnaan gram yang
memperlihatkan batang gram negatif bersifat diagnostic untuk infeksi saluran kemih.
Sentrifugasi urine yang singkat dapat menghasilkan sedimentasi sel plus, yang dapat
membawa bakteri dan oleh karena itu dapat membantu diagnosis mikroskopik infeksi.
3) Anggota Enterobacteriaceae relatif kecil, non-spora membentuk basil. Beberapa motil,
sementara yang lain tidak. Beberapa berbentuk kapsul, dan yang lainnya tidak. Anggota
sering resisten terhadap antibiotik yang umum. Mereka memfermentasi berbagai
karbohidrat yang berbeda. Pola fermentasi ini digunakan untuk membedakan dan
mengklasifikasikan mereka.
4) Isolat dapat di identifikasi berdasarkan pewarnaan gram untuk mengetahui bentuk sel
bakteri dan sifat gram (gram negatif/gram positif) dan uji karakterisasi sifat biokimia
isolat.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan: Jakarta.


Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Jewetz. 2007. Mikrobiologi Kedokteran, Cetakan I Edisi 23. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
http://medicine.uii.ac.id/upload/mikrolk/Safety,sterilisasidanfloranormal.doc
http://www.innvista.com/health/microbes/bacteria/entero.htm
http://www.textbookofbacteriology.net/normalflora.html.
http://www.scribd.com/2008/22180437-data.pdf

You might also like