You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

G.2 HUKUM OHM

Disusun Oleh:
Nama

: Dewa Ngurah Yudhi Prasada

NIM

: 14/366731/PA/16242

Golongan : 23B
Partner

: Martinus Kriswanto (23A)

Asisten

: Fadilah Fuad

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014

I. Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
Setiap alat elektronik pada masa ini tentu menggunakan listrik
dengan nilai arus dan tegangan yang berbeda-beda. Nilai tegangan input pada
sebuah alat elektronik agar sebuah alat dapat berjalan dengan optimal, pada
umumnya berkisar pada angka yang tidak bulat. Tegangan pada catu daya
umumnya akan lebih besar dari dari tegangan input yang dibutuhkan. Namun
agar alat tidak terjadi breakdown, maka nilai tegangan yang akan masuk akan
diberi resistor. Resistor sebagai hambatan berperan untuk memotong
tegangan yang masuk. Cara kerja resistor dan penerapan hukum ohm inilah
yang akan menjadi bahan percobaan dalam praktikum ini. Oleh karena itu
praktikan akan memperagakan pengukuran arus dan tegangan pada suatu
tahanan.
Dalam analisa data hasil praktikum, metode grafik merupakan salah
satu cara untuk menganalisa suatu data. Pada grafik akan terlihat hubungan
antar variabel-variabel yang dicari baik memiliki hubungan yang berbanding
lurus maupun terbalik. Selain itu, grafik juga digunakan untuk melakukan
seleksi pada masing-masing data hasil pengukuran. Oleh karena itu praktikan
pada praktikum ini akan belajar menginterpretasikan grafik dan menentukan
nilai tahanan pada suatu resistor menggunakan metode grafik.
I.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum Hukum Ohm ini adalah:
- Belajar menginterpretasikan grafik
- Memperagakan pengukuran atus dan tegangan pada suatu tahanan
- Menentukan besar suatu tahanan dengan metode grafik

II. Dasar Teori


Apabila suatu tegangan yang sama diberikan pada setiap masing-masing
ujung pada suatu tembaga yang disini berperan sebagai konduktor, maka akan
1

didapat perbedaan besar dari arus yang dihasilkan. Sifat konduktor yang masuk
disini disebut hambatan. Penentuan hambatan antara dua titik sembarang dari
sebuah konduktor dengan memberikan beda potensial sebesar V di antara titiktitik itu dan diukur arus sebesar i yang dihasilkan, maka hambatan R yang
dihasilkan dapat dirumuskan sebagai berikut:
R=

V
i

................................... (1)

Satuan SI untuk hambatan yang diperoleh dari Pers. 1 adalah volt per
ampere. Satuan ini sering muncul sehingga pada umumnya disebut dengan
sebuah nama khusus, ohm (simbol ). Sehingga:
1Ohm=1=1 volt per ampere=1V / A

............ (2)

Sebuah konduktor yang fungsinya di dalam suatu rangkaian menetapkan


suatu hambatan khusus yang disebut resistor. Apabila Pers. 1 ditulis dalam
bentuk sebagai berikut,
i=

V
R

.........................................(3)

maka dapat dilihat bahwa nilai arus yang dihasilkan berbanding terbalik dengan
nilai hambatan itu sendiri. Untuk nilai V yang tetap, semakin besar nilai
hambatan yang diberikan, maka semakin kecil nilai arus yang dihasilkan
(Halliday, 2010).
Untuk menentukan nilai hambatan dari suatu resistor maka dapat dilihat
dari warna gelang pada masing-masing resistor, dimana setiap warna
mengandung nilai. Berikut tabel dari nilai masing-masing gelang warna resistor:
Tabel 1. Tabel nilai gelang warna resistor
Warna Gelang Gelang 1
Angka ke-1

Gelang 2
Angka ke-2
2

Gelang 3
Faktor Pengali

Gelang 4
Toleransi

Hitam
Coklat
Merah
Oranye
Kuning
Hijau
Biru
Ungu
Abu-abu
Putih
Emas
Perak
Tanpa Warna

1
2
3
4
5
6
7
8
9
-

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-

x 100
x 101
x 102
x 103
x 104
x 105
x 106
x 107
x 108
x 109
x 10-1
x 10-2
-

5%
10%
20%

Pada umumnya resistor memiliki empat gelang warna (namun ada juga yang
berjumlah lima). Pada gelang pertama dan kedua menunjukkan nilai depan dari
masing-masing resistor, gelang ketiga merupakan gelang yang menunjukkan
faktor pengali dari gelang pertama dan kedua. Sementara gelang keempat
merupakan faktor toleransi (ralat) dari sebuah resistor. Seperti contohnya sebuah
resistor memiliki warna gelang merah, ungu, oranye, emas, itu berarti resistor
tersebut mempunyai nilai 27 x 103 dengan ralat 5% atau dapat ditulis (27 +
5%) x 103 .
Nilai hambatan total dari gabungan dua resistor atau lebih dapat
dirumuskan sebagai berikut. Jika hambatan disusun seri maka nilai hambatan
total adalah:
n

Rtot = Ri
i=1

..................... (4)

Apabila hambatan disusun pararel maka maka nilai hambatan total adalah:

1
1
=
R tot i =1 Ri

........................ (5)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai hambatan akan semakin besar apabila
masing-masing hambatan disusun seri dan akan semakin kecil apabila masingmasing hambatan disusun pararel (Halliday, 2010).
III.

Metode Eksperimen
III.1.
Alat dan Bahan
Berikut alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum Hukum Ohm:
- Sumber tegangan DC 6V (empat buah baterai)
- DC miliamperemeter (100 mA)
- DC Voltmeter (5 V)
- Potensiometer 10 k
- Dua buah resistor
III.2.
Skema Percobaan

III.3.
Tata Laksana
Gambara.1. Alat
Skema
seri. seperti pada gambar
Gambar1.2. Skema rangkaian pararel.
danrangkaian
bahan dirangkai
b. Potensiometer diputar hingga voltmeter dan miliampermeter
menunjukkan angka nol.
c. Potensiometer diputar hingga jarum pada voltmeter menunjukkan
angka 0,2 volt.
d. Nilai pada miliampermeter dicatat sebagai hasil.
e. Potensiometer diputar kembali dengan hingga angka pada voltmeter
menunjukkan angka dengan kelipatan 0,2 dan dilakukan hingga
menunjukkan angka 4 volt dan nilai pada miliampermeter masingmasing dicatat.
f. Langkah a e diulangi kembali dengan menggunakan rangkaian pada
gambar 2.
III.4.

Metode Analisis Data

Variabel-variabel pada persamaan (3) disubstitusikan ke dalam


persamaan garis linier y = mx; dengan nilai I = y; m = 1/R; dan x = V. Setelah
masing-masing nilai I dan V didapatkan, maka hasil percobaan akan dibuat
tabel sebagai berikut:
V (Volt)

I1 x 10-3 (A)

I2 x 10-3 (A)

Setelah dibuat tabel maka akan dibuat grafik I vs V. Nilai I dan V di-plot
pada grafik sehingga membentuk garis linier. Data terjauh dari garis akan
menjadi bendera ralat dari grafik tersebut sehingga didapat grafik sebagai
berikut:

I x 10-3 (A)

m
m

Setelah dibuat grafik untuk mendapatkan nilai m, maka dihitung


menggunakan metode analisis grafik yaitu: V (Volt)
m=

y 2 y 1
x 2x 1

Untuk ralat dari m atau m dapat dicari dengan mencari nilai dari m dan m
terlebih dahulu. Nilai m dan m dapat dirumuskan sebagai:
'

m' =

'

y2 y1
'
'
x2 x1

}}
}} over {{x} rsub {2} rsup {

m = {{y} rsub {2} rsup { y 1


x 1

Setelah nilai m dan m didapat, maka nilai m dirumuskan dengan:

|m' m|+ m - m|} over {2}


m=
Sehingga didapat: m + m = ...... + ......
Dengan mendapatkan nilai m dan m maka didapat nilai R sebagai berikut:
1
m=
R
R=

IV.

1
m

R=

R
m
m

1
m
2
m

Sehingga didapat: R + R = ...... + ......


Hasil Eksperimen
IV.1.
Data Hasil Percobaan
a. Berikut data hasil percobaan pertama
Tabel 2. Data hasil percobaan dengan resistor seri.
V (Volt)
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
1,4
1,6
1,8
2,0
2,2
2,4
2,6
2,8
3,0

I1 x 10-3 (A)
1,6
2,5
3,8
5,0
6,5
7,2
8,5
9,5
10,8
11,8
13,0
14,0
15,5
16,5
18,4

I2 x 10-3 (A)
1,6
2,5
3,6
5,0
6,4
7,2
8,5
9,8
10,8
11,8
13,0
14,0
15,6
16,5
18,5

3,2
3,4
3,6
3,8
4,0

19,2
20,5
22,2
23,4
24,6

19,4
20,5
22,2
23,4
24,6

b. Berikut data hasil percobaan kedua


Tabel 3. Data hasil percobaan dengan resistor pararel.
V (Volt)
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
1,4
1,6
1,8
2,0
2,2
2,4
2,6
2,8
3,0

I1 x 10-3 (A)
5,5
9,5
14,0
18,5
23,0
27,2
32,2
36,4
41,5
46,0
50,5
54,5
58,0
62,0
67,0

c. Nilai referensi resistor:


R1 = R2 = 100
IV.2.
Grafik

I2 x 10-3 (A)
5,0
9,5
14,0
18,5
22,5
26,5
31,5
36,5
40,5
44,5
49,5
54,0
58,0
63,0
67,0

Gambar 3. Grafik percobaan rangkaian seri.

Gambar 4. Grafik percobaan rangkaian pararel.


IV.3.
Perhitungan
a. Perhitungan resistor rangkaian seri
Diambil pada grafik nilai:
y2 = 23 x 10-3
y1 = 20,6 x 10-3
x2 = 3,7
x1 = 3,2
Sehingga didapat nilai m:
( 2320,6 ) 103
m=
3,73,2
= 4,8 x 10-3
Untuk mencari m maka harus mencari nilai m dan m terlebih dahulu.
Diambil pada grafik nilai:
y2 = 23,4 x 10-3
y1 = 22,2 x 10-3
y2 = 23,5 x 10-3
y1 = 21,5 x 10-3
x2 = 3,8
x1 = 3,6
x2 = 4
x1 = 3,6
Sehingga didapat nilai m dan m:
( 23,422,2 ) 103
m'=
3,83,6
= 6 x 10-3

m= {{left (23,5-21,3 right ) 10} ^ {-3}} over {4-3,6}

= 5,5 x 10-3
Nilai m:
|64,8|+ 5,54,8
2
m=
= 0,95 x 10-3
Sehingga didapat nilai:
m + m = (5 + 1) x 10-3
Mencari nilai R + R
1
R=
m
R=

1
5 103

= 200
1
R= 2 m
m
5 10
2
3
(3) 10
1
R=
= 40
Sehingga didapat nilai:
R + R = (2,0 + 0,4) x 102
b. Perhitungan resistor rangkaian pararel
Diambil pada grafik nilai:
y2 = 68 x 10-3
y1 = 64 x 10-3
x2 = 3
x1 = 2,8
Sehingga didapat nilai m:
( 6864 ) 103
m=
32,8
= 20 x 10-3

10

Untuk mencari m maka harus mencari nilai m dan m terlebih dahulu.


Diambil pada grafik nilai:
y2 = 66 x 10-3
y1 = 57 x 10-3
y2 = 67 x 10-3
y1 = 62 x 10-3
x2 = 2,8
x1 = 2,4
x2 = 3
x1 = 2,8
Sehingga didapat nilai m dan m:
( 6657 ) 103
m'=
2,82,4
= 22,5 x 10-3
m= {{left (67-62 right ) 10} ^ {-3}} over {3-2,8}

= 25 x 10-3
Nilai m:
|2520|+ 22,520
2
m=
= 3,75 x 10-3
Sehingga didapat nilai:
m + m = (2,0 + 0,4) x 10-2
Mencari nilai R + R
1
R=
m
R=

1
2
2 10

= 50
R=

1
m
2
m

11

2 10
(2)2 0,4 102
1
R=
= 10
Sehingga didapat nilai:
R + R = (5 + 1) x 102
c. Perhitungan nilai resistor seri dan pararel menurut persamaan (4) dan (5)
Resistor seri
Rtot =100+100
= 200
Resistor pararel
1
1
1
1
=
+
=
R tot 100 100 50
Rtot = 50
V.

Pembahasan
Percobaan

yang

dilaksanakan

oleh

praktikan

bertujuan

untuk

menentukan nilai dua buah resistor atau lebih melalui persamaan Hukum Ohm
dengan

nilai

tegangan

listrik

beserta

arus

sebagai

datanya

dan

membandingkannya dengan hasil perhitungan pada persamaan jumlah nilai


resistor. Percobaan ini dilaksanakan sebanyak dua kali. Percobaan pertama
merupakan percobaan dengan menggabungkan dua resistor dengan rangkaian
seri sementara percobaan kedua adalah menggabungkan dua resistor dengan
rangkaian pararel.
Pada percobaan pertama nilai V dan I masing-masing diukur. Setelah
kedua nilai didapat, nilai V dan I dibuat grafik dan disubstitusikan pada
persamaan garis linier y = mx. Setelah dibuat grafik, nilai m dicari
menggunakan metode analisis grafik. Pada percobaan pertama nilai R didapat
sebesar 200 . Percobaan kedua memiliki metode yang sama dengan percobaan
pertama. Perbedaan pada percobaan kedua, kedua resistor dirangkai pararel.
Hasil perhitungan untuk percobaan kedua adalah sebesar 50 .

12

Hasil perhitungan pada kedua percobaan sesuai dengan nilai referensi


pada masing-masing resistor. Resistor 1 dan 2 masing-masing bernilai 100 .
Menurut persamaan (4) dan (5) pada dasar teori, nilai total resistor untuk
rangkaian seri adalah sebesar 200 dan untuk rangkaian pararel sebesar 50 .
Kesesuaian hasil perhitungan pada percobaan dengan hasil perhitungan biasa
menunjukkan bahwa masing-masing alat yang dilakukan untuk percobaan
memiliki kondisi yang baik. Selain itu praktikan juga memiliki pengamatan dan
pengambilan

data

yang

baik

dan

juga

dapat

menerapkan

serta

menginterpretasikan grafik dengan baik.


VI.

Kesimpulan
1. Nilai gradien dari kedua grafik masing-masing bernilai positif.
2. Kuat arus pada suatu tahanan berbanding lurus dengan besar tegangan
pada tahanan itu sendiri.
3. Didapat nilai resistor untuk percobaan 1 sebesar 50 dan 200 pada
percobaan kedua.

VII.

Daftar Pustaka
Halliday, David., Resnick, Robert., Walker, Jearl. 2010. Dasar-Dasar Fisika
Jilid II terj. Syarifudin, dkk. Tanggerang: Binarupa Aksara.
Laboratorium Fisika Dasar. 2014. Buku Petunjuk Praktikum Fisika Dasar
Untuk Mahasiswa Jurusan Fisika Semester I. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada.
PENGESAHAN
Laporan ini telah diterima dan diperiksa.
Yogyakarta, 8 Desember 2014
Praktikan,

Asisten,

Dewa Ngurah Yudhi Prasada

Fadilah Fuad

13

NIM: 14/366731/PA/16242

14

You might also like