Professional Documents
Culture Documents
GLAUKOMA
Dosen Pengampu : Mardiono, PhD
Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
Wahyu Kristin
(P17420213036)
Wida Rafika Rusli (P17420213037)
Yunita Wigatiningsih(P17420213038)
Yoga Trilintang P
(P17420213039)
Kelas :
II A
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana gambaran klinik yang lengkap ditandai
oleh peninggian tekanan intraokuler, penggaungan dan degenerasi papil saraf optic serta
defek lapang pandangan yang khas. Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan dari
dalam bola mata meningkata sehingga terjadi kerusakan pada saraf saraf optikus dan
menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.
Glaucoma disebabkan karena obstruksi aliran aqueous humor (terganggunya
aliran cairan aqueous humor yang biasanya karena penyumbatan yang menghalangi
keluarnya cairan dari bili anterior) sehingga menimbulkan menigkatan TIO.
Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor
aqueous. Dalam keadaan normal, cairan ini dihasilkan didalam bilik posterior, melewati
pupil masuk ke dalam bilik anterior lalu mengalir dari mata melalui suatu saluran.Jika
aliran cairan ini terganggu (biasanya karena penyumbatan yang menghalakeluarnya
cairan dari bilik anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan.Peningkatan tekanan
itraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina dibagian belakang
mata. Akibatnya pasokan pembuluh darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel
sarafnya mati.Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik
buta pada lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu
diikuti oleh lapang pandang sentral.
Untuk mendiagnosa glaucoma diperlukan pemeriksaan visus, keadaan pupil dan
pemeriksaan segmen depan dengan biomikroskop. Kadanag-kadang digunakan alat-alat
khusus yang membantu menentukan tekanan intraokuler yang tinggi, bagaimana
klasifikasinya dan bagaimana perjalanan glaukomanya.
Obat-obatan yang sering dipakai untuk glaucoma meliputi miotik, midriatik, beta
adrenergik dan carbonic anhydrase inhibitor.
Managemen terapi bedah dilakukan bila terapi pengobatan tidak berhasil dan
terjadi penurunan lapang pandang dan fungsi penglihatan secara progresif. Terapi bedah
bertujuan untuk menekan peningkatan TIO dan mencegah perkembangan penyait menjadi
lebih buruk. Perlu dijelaskan bahwa penglihatan yang hilang tidak dapat dipulihkan
secara sempuran, tapi kehilangan yang berlanjut dapat dicegah dan orang tersebut dapat
beraktifitas bila pengobatannya terus-menerus.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud glaukoma ?
2. Apa penyebab glaukoma ?
3. Apa saja klasifikasi glaukoma ?
4. Bagaimana patofisiologi glaukoma itu ?
1
5.
6.
7.
8.
9.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi glaukoma
2. Untuk mengetahui penyebab glaukoma
3. Untuk mengetahui klasifikasi glaukoma
4. Untuk mengetahui patofisiologi glaukoma
5. Untuk mengetahui gambaran klinis glaukoma
6. Untuk mengetahui komplikasi dari glaukoma
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik penyakit Glaukoma
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis Glaukoma
9. Untuk mengetahui cara pencegahan glaucoma
BAB III
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana gambaran klinik yang lengkap ditandai
oleh peninggian tekanan intraokuler, penggaungan dan degenerasi papil saraf optic serta
defek lapang pandangan yang khas (Ilyas, dkk, 1981).
Glaukoma adalah suatu penyakit pada mata dimana terdapat peninggian tekanan
intraokuler yang bila cukup lama dan tekanannya cukup tinggi dapat menyebabkan
2
merupakan
keadaan
meningkatnya
tekanan
intraokuler
yang
menyebabkan rasa nyeri pada mata, gangguan lapang penglihatan, gangguan visual
seperti terlihat bayangan (halo) disekitar cahaya, mual, muntah, dan akghirnya kebutaan
jika terjadi kerusakan pada nervous optikus (Brooker C, 2001)
B. ETIOLOGI
Penyebabnya tergantung dari klasifikasi glaukoma itu sendiri tetapi pada
umumnya disebabkan karena obstruksi aliran aqueous humor (terganggunya aliran cairan
aqueous humor yang biasanya karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan
dari bili anterior) sehingga menimbulkan meningkatan TIO.
Glaucoma dapat timbul mendadak akibat infeksi atau cidera. Dengan adanya
sumbatan tersebut dapat meningkatkan TIO.
Umur
Riwayat anggota keluarga yang terkena glaucoma
Tekanan bola mata /kelainan lensa
Obat-obatan
3
C. KLASIFIKASI
Klasifikasi glaucoma terdiri dari :
1. Glaukoma Primer
Glaukoma Primer dikenal bentuk dewasa, infantil dan juvenil.
a. Bentuk dewasa dikenal 2 bentuk yaitu :
1) Glaucoma sudut terbuka (glaucoma simpleks)
Glaucoma sudut terbuka adalah penyakit menahun yang berkembang
terus dengan lambat, biasanya disebabkan oleh obstruksi pada jairngan
trabekuler dan ditandai dengan sudut bilik mata depan yang terbuka. Glaucoma
sudut terbuka merupakan jenis glaucoma kronik sederhana yang paling sering
terjadi. Pada glaucoma jenis ini, aliran melalui kanal schlem mengecil. Namun
sesuai dengan namanya, sudut antara iris dan kornea tempat dimana cairan
humor aqueus mengalir tetap terbuka. Glaucoma sudut terbuka biasanya terjadi
di kedua mata.
Mulai timbulnya penyakit sangat lambat, kadang-kadang berkembang
tanpa disadari penderita bahkan sampai mencapai tingkat lanjut (terjadi
kehilangan penglihatannya) pasien tidak merasakan gejalanya.
Glaucoma sudut terbuka sering terjadi setelah usia 35-40 tahun. penyakit
ini cenderung diturunkan dan paling sering ditemukan pada penderita diabetes
atau miopi.
Macam-macam glaucoma sudut terbuka :
a) Glaucoma berpigmen
Glaucoma berpigmen adalah glaucoma sudut terbuka dimana pada
pemeriksaan gontsokopi ditemukan pigmentasi yang nyata dan padat pada
jalinan trabekulum. Kelainan ini terdapa pada orang dewasa muda.
b) Glaucoma hipersekresi
Glaucoma hipersekresi adalah suatu jenis glaucoma sudut terbuka dengan out
flow facility yang normal. Kelainan ini terutama dijumpai pada wanita
berumur antara 40-60 tahun dengan hiertensi sistemik yang neurogen
2) Glaucoma sudut tertutup
Glaucoma sudut tertutup adalah glaucoma primer yang ditandai dengan
sudut bilik mata depan yang tertutup, bersifat bilateral dan herediter.
Pada glaucoma sudut sempit dengan bilik mata depan yang sangat
dangkal bila pupil melebar atau terjadi kontraksi iis akan menutup sudut bilik
mata yang akan mengganggu pengaliran keluar cairan mata
Kadang-kadang penderita dengan kelainan ini akan ditemukan kornea
berukuran lebih kecil daripada normal dan ditemukan kelainan reflaksi
hipermetropi. Glaucoma sudut tertutup (sudut sempit,akut) disebabkan oleh
terganggunya aliran akibat penutupan atau penyempitan sudut antara iris dan
kornea, blockade pupil, iris pateu dan rubeosis iridis. Hal ini biasanya terjadi
4
pada satu mata. Ketika sudut bilik mata depan emnyempit dan iris menonjol ke
dalam bilik mata depan maka aliran cairan kea rah kandl schlemm menjadi
terbatas.
Macam-macam glaucoma sudut tertutup :
a) Glaucoma sudut tertutup dengan hambatan pupil
Glaucoma sudut tertutup dengan hambatan pupil adalah suatu glaucoma
diamana ditemukan keadaan sudut bilik mata depan yang tertutup disertai
hambatan pupil.
b) Glaucoma sudut tertutup tanpa hambatan pupil
Glaucoma sudut tertutup tanpa hambatan pupil adalah suatu glaucoma
diamana ditemukan keadaan sudut bilik mata depan yang tertutup, bersifat
bilateral dan herediter.
4) Ruptura lensa
5) Benda asing intraokuler
j. Degenerasi : degenerasi myopia
Penyakit-penyakit yang diderita tersebut dapat memberikan kelainan pada :
a.
b.
c.
d.
menyebabkan iris dan pangkal iris terdorong ke depan menutup sudut bilik mata
depan.
d. Glaucoma yang dibangkitkan lensa /glaucoma fakogenik
Glaucoma yang dibangkitkan lensa adalah glaucoma sekunder yang
disebabkan karena kelainan-kelainan lensa. Kelainan ini berupa :
1) Kelainan mekanik, yaitu letak lensa (dislokasi lensa) yang berupa :
a) Luksasi anterior
Lensa terletak langsung dalam bili mata depan dan ini menutup jalan keluar
aqueus sehingga terjadi glaucoma.
b) Luksasi posterior
Lensa terletak diatas permukaan badan siliar yang menyebabkan rangsangan
pada padan siliar yang akan perprudoksi berlebihan.
c) Sublukasi anterior
Sublukasi lensa ke depan dapat menyebabkan glaukom karena terjadinya
hambatan pupil sehingga aliran aqueous dari bilik mata belakang ke bilik
mata depan sehingga menyebabkan penutupan sudut bilik mata depan dan
perlengketan di susut tersebut. (Goniosynaechiae) yang kedua-duanya dapat
menyebabkan glaucoma.
d) Sublukasi posterior
Pada sublukasi ke belakang dapat terjadi rangsangan yang menahun pada
bdan siliar akibat tarikan-tarikan zonula xini atau geseran lensa pada badan
siliar.
2) Kelainan kimiawi
a) Protein lensa dan makrofag pada katarak hipermatur menutup sudut bilik
mata depan, hal ini disebut sebagai glaucoma fakolitik
b) Protein lensa yang terlepas dari kapsulnya dapat menyebabkan iridosiklitis,
hal ini disebut glaucoma fakotoksik
3. Glaucoma Konginetal
Glakoma congenital sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan
perkembangan pada saluran humor aqueous dan sering kali diturunkan. Dapat terjadi
karena kegagalan perkembangan mesoblas ke depan lensa dan hal ini dapat terjadi
pada bulan keempat masa kehamilan. Ciri-ciri bayi yang terkena glaucoma congenital:
a. Mata membesar
b. Aniridia(iris tidak terbentuk sempurna)
Aniridia adalah kelainan kongnital dimana iris tidak terbentuk sempurna.
Biasanya akar iris masi terdapat dan tersembunyi dibelakang (imbus, akar iris ini
masih dapat dilihat dari pemeriksaan genioskopi). Kelainan biasanya bersifat herediter
namun dapat pula non herediter pada keadaan ini biasanya dihubungkan dengan
kelainan congenital alat lain seperti kelainan mata lainnya, kelainan susunan saraf
pusat, kelainan ginjal dan genetal. Kelainan ini dapat berupa :
a. Nistagmus
7
juga
dapat
menyebabkan
glaucoma
congenital
dimana
sehingga
sel-sel
sarafnya
mati.Karena
saraf
optikus
mengalami
kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang
pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral.
Mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina dibaggian belakang mata
Glaucoma
Kebutaan
2. Patofisiologi secara spesifik
a. Glukoma primer
1) Glukoma sudut terbuka
Penignkatan tekanan di dalam bola mata tidak menimbulkan gejala, pada
saluran tempat mengalirkan humor aqueous terbuka, tetapi cairan dari bilik
anterior mengalir terlalu lambat, lama keamaan timbul gejala berupa
penyempitan lapang pandang tepi, sakit kepala ringan, gangguan penglihatan
yang tidak jelas. Secara bertahan tekanan akan meningkat (hampir selalu pada
kedua mata) dan menyebabkan kerusakan saraf optikus serta penurunan fungsi
penglihatan yang progresif. Pada akhirnya akan terjadi penyempitan lapang
pandang yang menyebabkan penderita sulit untuk melihat benda-benda yang
terlihat disisi lain ketika penderita melihat lurus ke depan. Hilangkya fungsi
penglihatan dimulai dari tepi lapang pandang dan jika tidak diobati pada
akhirnya akan menjalar ke seluruh bagian lapang pandang dan menyebabkan
kebutaan.
Adanya peningkatan tekanan didalam mata dan membukanya saluran tempat
mengalirnya aqueous humor tetapi cairan dari bilik anterior mengalir terlalu
lambat
b. Glukoma sekunder
Adanya infeksi
intraokuler;
perdarahan
Menghasilkan
debris
Berakumulasi pada
humor aqueous
Terjebak dalam
trabekula yang
menghadap kanal
schlemm
Pemenuhan ruang
dan mampetnya
trabekula
Peningkatan TIO
Katarak; tumor
Pembedahan
(iridektomi)
Radang
Bocornya
jahitan
Perlekatan antara
Pupil dengan
Membrane hialoid
Uveitis
Hambatan pupil
Terlambatnya
pembentukan
bilik mata
dank arena
terlambat
menutup luka
GLAUKOMA
11
E. GAMBARAN KLINIS
1. Gambaran klinis/manifestasi klinis secara umum terdapat pada semua jenis glukoma
adalah sebagai berikut :
a. Peninggian TIO
b. Penggaungan dan degenerasi papil saraf optic
c. Defek lapang pandang yang khas
d. Penurunan penglihatan
2. Gambaran klinis secara spesifik afalah sebagai berikut :
a. Gambaran klinis pada glaucoma sudut terbuka :
1) Penyempitan lapang pandang
2) Sakit kepala ringan
3) Gangguan penglihatan tidak jelas (misalnya melihat lingkaran disekeliling
cahaya lampu atau sulit beradaptasi dengan kegelapan)
4) Pada glaucoma berpigmen ditemukan gambaran khas pada endotel kornea yang
disebut krucken berg spindle, dapat juga ditemukan endapan pigmen iris pada
lensa, zanula dan retina perifer
5) Pada glaucoma hipersekresi ditemukan tekanan bola mata meningggi berkisar
20-30 mmHg, terjadi erusakan pada papil saraf optic dan gangguan lapang
pandang.
b. Gambaran klinis pada glaucoma sudut tertutup :
1) Penurunan fungsi penglihatan yang ringan
2) Terbentuknya lingkaran berwarna di sekekliling cahaya
3) Nyeri pada mata dan kepala
4) Apabila terjadi serangan lanjutan maka terjadi hilangnya fungsi penglihatan
secara mendadak, nyeri mata yang berdenyut
5) Penderita juga mengalami mual dan muntah, kelopak mata membengkak, mata
berair, dan merah, pupil melebar dan tidak mengecil jika diberi sinar terang.
6) Pada glaukama primer sudut tertutup dengan hambatan pupil ditemukan lensa
akan bertambah cembung sehingga bilik mata depan akan bertambah dangkal
7) Pada glaucoma primer sudut tertutup tanpa hambatan pupil ditemukan
bendungan akut bola mata, penglihatan kabur, adanya hallo, rasa sakit didaerah
yang dipersarafi oleh saraf trigeminus, dan kadang-kadng disertai muntah,
gejaa obyektif ditemukan adanya TIO yang sangat tinggi, mata merah, edema
palpebra, edema kornea, injeksi silier, bilik mata depan dangkal, idriasis dan
papil edema
c. Gambaran klinis pada glaucoma infantilitis buftalmos
1) Epifora
2) Fotopobi
3) blepharospasme
4) kornea edema
5) kornea keruh dan diameternya lebih besar dari normal (mata membesar)
6) gambaran trabekulum yang transparan ( tembus cahaya) dan berkilat
7) garis schwatbe tidak pada tempat sebenarnya
8) kadang-kadang dapat dilihat butir=butir pigmen di iris perifer
d. Gambaran klinis pada glaucoma congenital
1) Pembesaran mata
2) Lakrimasi
3) Fotopobia
4) Blepharospasme
F. KOMPLIKASI
1) Infeksi
2) Hemoragi
3) Penurunan ketajaman penglihatan
4) Kerusakan visual
5) Degenerasi saraf optikus
6) Kebutaan
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Untuk mendiagnosa glaucoma diperlukan pemeriksaan visus, keadaan pupil dan
pemeriksaan segmen depan dengan biomikroskop. Kadanag-kadang digunakan alat-alat
khusus yang membantu menentukan tekanan intraokuler yang tinggi, bagaimana
klasifikasinya dan bagaimana perjalanan glaukomanya. Pemeriksaan mata yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Tonometry
Adalah pengukuran tidak langsung TIO. Segera setelah tetes mata anestetik
local diberikan, maka footplate ditempatkan pada kornea untuk mengukur tekanan.
Dikenal empat cara tonometri, untuk mengetahui tekanan intra ocular yaitu :
a. Palpasi atau digital dengan jari telunjuk
Cara ini adalah yang paling mudah, tetapi juga yang paling tidak cermat,
sebab cara mengukurnya dengan perasaan jari telunjuk. Dapat digunakan dalam
keadaan terpaksa dan tidak ada alat lain.
Caranya adalah dengan dua jari telunjuk diletakan diatas bola mata sambil
penderita disuruh melihat kebawah. Mata tidak boleh ditutup, sebab menutup
mata mengakibatkan tarsus kelopak mata yang keras pindah ke depan bola mata,
hingga apa yang kita palpasi adalah tarsus dan ini selalu memberi kesan perasaan
keras. Dilakukan dengan palpasi : dimana satu jari menahan, jari lainnya menekan
secara bergantian. Tinggi rendahnya tekanan dicatat sebagai berikut :
N
: normal
N + 1 : agak tinggi
N + 2 : untuk tekanan yang lebih tinggi
N 1 : lebih rendah dari normal
N 2 : lebih rendah lagi, dan seterusnya
b. Indentasi dengan tonometer schiotz
c. Aplanasi dengan tonometer aplanasi goldmann
d. Nonkontak pneumotonometri
2. Gonioscopy
Memperkirakan sudut ruang mata depan dan mengukur kedalaman. Gonioscopy
membedakan antara glaucoma sudut terbuka dan glaucoma sudut tertutup, juga untuk
mengetahui adanya synechia anterior perifer.
3. Oftalmoscopy
Dengan oftalmoscopi kita memeriksa keadaan papil saraf optic. Pemeriksaan dengan
oftalmoscopy bisa menunjukkan adanya perubahan pada saraf optikus akibat
glaucoma. Oftalmoskopi merupakan pemeriksaan paling penting untuk menentukan
diagnose glaucoma dan mengadakan evaluasi penanganannya.
4. Pemeriksaan lapang pandang
Pemeriksaan lapang pandang ini penting dalam menentukan glaucoma sudut
terbuka serta perubahan-perubahannya. Alat yang dipakai adalah perimeter goldman.
a. Pemeriksaan lapang pandang perifer : lebih berarti kalau glaukoma sudah lebih
lanjut, karena dalam tahap lanjut kerusakan lapang pandang akan ditemukan di
daerah tepi, yang kemudian meluas ke tengah.
b. Pemeriksaan lapang pandang sentral : mempergunakan tabir Bjerrum, yang
meliputi daerah luas 30 derajat. Kerusakan kerusakan dini lapang pandang
ditemukan para sentral yang dinamakan skotoma Bjerrum.(Sidarta Ilyas, 2002 :
242-248)
5. Uji provokasi, dilakukan bila timbul keraguan adanya TIO yang tinggi. Caranya
6.
7.
8.
9.
H. PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan
a. Pengobatan glaucoma secara umum
Obat-obatan yang sering dipakai untuk glaucoma meliputi miotik,
midriatik, beta adrenergik dan carbonic anhydrase inhibitor. Miotik semacam
acetylcoline, carbachal dan pilocarpine (Ocusert-Pilo) digunakan dalam glaucoma
sudut terbuka dan glaucoma sudut tertutup. pilocarpine (Ocusert-Pilo) merupakan
system okuler yang ditempatkan pada kelopak mata atas didalam sakus konjugntiva
dan diganti tiap minggu. Oleh karena bisa mengaburkan pandangan pasien., maka
system ini digunakan pada waktu tidur dan obat dalam waktu 2 jam akan mencapai
puncaknya. Efek sampingnya adalah nyeri pada kening, nyeri kepala dan mata terus
berair.
diberikan
pilocarphine
untuk
memperkecil
pupil
dan
meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior. Obat lainnya yang juga
diberikan adalah epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memberbaiki
pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan).
Jika glaucoma tidak dapat dikontrol ddengan obat-obatan atau efek
sampingnya tidak dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan
untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.
dasarnya
konservatif
dengan obat-obatan
dan bertujuan
untuk
mengurangi
mengkonsumsi
gula
agar
tidak
terjadi
memblok pupil
Hindari pemakaian obat simpatomimetik karena pupil akan melebar (dilatasi)
Diet rendah natrium
Pembatasan kafein
Mencegah konstipasi
dalam
posisi
supinasi
dapat
membantu
pasien
merasanyaman dan mengurangi tekanan intra okular. Diyakini juga bahwa dengan
posisi supinasi, lensa jatuh menjauh dari iris yang mengurangi blok pupil.
J. ASUHAN KEPERAWATAN
Pre operasi:
1. Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO)
NOC : intensitas nyeri berkurang
NIC :
a. Manajemen nyeri
1) Kaji skala nyeri (Tentukan karakteristik nyeri dengan terus-menerus
sakit, menusuk, terbakar. Buat rentang intesitas pada skala 0-10)
2) Berikan teknik relaksasi nafas dalam
b. Memberikan obat analgetik
Memberikan antalgin 3 x 1 hari
2. Perubahan persepsi sensori penglihatan berhubungan peningkatan TIO
NOC : fungsi sensori penglihatan
NIC :
a. Managemen sensorik penglihatan
Observasi tanda dan gejala disorientasi. Pertahankan pada tempat tidur sampai
benar-benar sembuh
b. Peningkatan Komunikasi
Membantu dalam menerima dan mempelajari metode alternatif untuk hidup
dengan gangguan penglihatan.
c. Manajemen Lingkungan
1) Hindari dari pencahayaan dengan menutup jendela
2) Membatasi pengunjung yang masuk.
d. Managemen obat
3. Ansietas b. d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri,
kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan
NOC : Kecemasan berkurang
NIC :
a. Kaji tingkat kecemasan
Menanyakan skala cemas pasien dengan skala 0 - 10
b. Berikan kesampatan Klien untuk mengungkapkan perasaannya
Membantu klien mengungkapan perasaan dengan cara saling bercerita
(bertukar isi hati)
c.Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa
pengawasan dan pengobatan mencegah kehilangan penglihatan tambahan.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan b.d kurang
terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salah interpretasi
NOC : Pengetahuan : Kontrol infeksi.
NIC 1 : Pendidikan kesehatan.
Penkes Prosedur Operasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Glaukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan
tekanan intraokuler. Penyakit yang di tandai peninggian tekanan intraokuler ini
disebabkan oleh :
1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan ciliary
2. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil
B. Saran
Semoga dengan pembuatan makalah ini, makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya dan dapat di gunakan sebagai pedoman pembelajaran.