Professional Documents
Culture Documents
Klasifikasi Poket
A. Poket Gingiva (Pseudopocket)
Poket ini terbentuk oleh karena pembesaran gingiva tanpa ada
kerusakan jaringan periodontal dibawahnya (Sulkus menjadi dalam
karena pembesaran gingiva yang meningkat).
B. Poket Periodontal
Poket ini terjadi dengan kerusakan jaringan pendukung periodontal
(Pendalaman poket yang progresif akan menyebabkan kehancuran
jaringan pendukung periodontal dan lepasnya gigi).
I.2.
GAMBARAN KLINIS
Tanda Klinis:
-
Kegoyangan gigi.
Terbentuk diastema.
poket
diskolorasi
merah
Gambaran Histopatologis
1. Diskolorasi
disebabkan
oleh
gingiva
permukaan
dan
terhadap tekanan.
yang
licin
dan
jaringan
sekitar;
dan degenerasi.
2. Frekuensi sedikit, dinding gingiva
berwarna pink dan kenyal.
adalah
degenerasi,
eksudat
terutama
dan
pada
saat
probing
pada
yang
meningkat,
III.
PATOGENESIS
Lesi awal dalam perkembangan periodontitis adalah terjadinya inflamasi
gingiva dalam respon terhadap penolakan bakteri. Perubahan-perubahan dalam
peralihan dari sulkus gingiva normal menjadi poket periodontal patologis
biasanya disertai dengan perbandingan sel-sel bakteri yang berbeda dalam plak
gigi. Gingiva yang sehat biasanya disertai dengan beberapa mikroorganisme,
sebagian besar sel-sel coccoid dan rod lurus. Gingival yang sakit disertai dengan
jumlah spirochetes dan motile rods yang meningkat.
Pembentukan poket dimulai dimulai akibat dari perubahan inflamasi
dalam dinding jaringan konektif dari sulkus gingiva. Cairan eksudat inflamasi dan
seluler menyebabkan degenerasi disekitar jaringan konektif, termasuk serat-serat
gingiva. Bagian apikal dari epithelium junction, kolagen dan serat-serat
mengalami kerusakan, dan daerahnya dipenuhi oleh sel-sel inflamasi dan udem
(Gambar 27-5).
Gambar 27-5:
degeneratif yang terjadi dalam epithelium pada dinding poket lateral (Gambar 277).
Gambar 27-7:
HISTOPATOLOGI
IV.1.
lapisan
jaringan
konektif
subepithetial.
Jaringan
konektif
IV.2.
Invasi Bakterial
Invasi bakterial dari daerah apikal dan lateral poket telah
dijelaskan pada periodonitis kronis manusia. Organisme filament, rod, dan
coccoid dengan dinding sel gram-negatif yang predominan telah
ditemukan dalam ruang interseluler epithelium. Hillmann et al telah
melaporkan adanya Porphyromonas gingivalis dan Prevotella intermedia
dalam gingiva kasus periodontitis agresif. Dalam jaringan pulpa
ditemukan Actinobacillus actinomycetemcomitans.
Bakteri dapat menginvasi ruang interseluler di bawah sel-sel epitel
yang mengelupas, tetapi bakteri juga dapat ditemukan antara sel-sel
epithelial yang lebih dalam dan berakumulasi pada dasar lamina. Beberapa
bakteri melewati dasar lamina dan menginvasi jaringan konektif
subepithelial.
IV.3.
1.
permukaan datar dengan sedikit tekanan dan gundukan serta sel-sel yang
terkadang terlepas (Gambar 27-12, area A).
2.
bakteri), dimana terdapat sejumlah lekosit yang dilapisi oleh bakteri dalam
proses fagositosis. Plak bakterial yang disertai dengan epithelium terlihat
seperti susunan matriks yang dilapisi oleh bahan seperti fibrin yang
berkontak dengan permukaan sel atau seperti bakteri yang berpenetrasi ke
dalam ruang interseluler (Gambar 27-12, area C).
5.
eritrosit.
Transisi dari satu daerah ke daerah lain dapat mengakibatkan
akumulasi plak pada daerah pasif sebelumnya dan memicu keluarnya
lekosit serta interaksi lekosit-bakteri. Hal ini dapat mengakibatkan
pelepasan epithelial dan akhirnya menjadi ulserasi dan hemorhagik.
IV.4.
Kandungan Poket
Poket
periodontal
mengandung
debris
yang
terdiri
dari
jika ada, terdiri dari lekosit aktif yang mengalami degenerasi dan nekrosis;
bakteri aktif atau mati; serum; dan sejumlah fibrin yang sedikit.
IV.6.
IV.7.
hipermineralisasi
ditemukan
dengan
mikroskop
yang pada sulkus normal adalah lebih dari 500 m, biasanya berkurang
hingga kurang dari 100 m dalam poket periodontal.
5.
jaringan konektif yang tidak sepenuhnya rusak), dapat terletak pada bagian
apikal epithelium junction.
V.
akhirnya akan diikuti dengan periode remisi atau ketidakaktifan dimana bakteri
positif berproliferasi dan terbentuknya kondisi yang lebih stabil.
Periode ketidakaktifan dan eksaserbasi ini juga dikenal dengan periods of
inactivity dan periods of activity (priode tidak aktif dan periode aktif). Secara
klinis, periode aktif menunjukkan perdarahan naik secara spontan atau dengan
probing, dan jumlah eksudat gingiva yang lebih banyak. Secara histologis,
epithelium poket tampak tipis dan berulserasi, dan infiltrasi sel-sel plasma atau
polymorphophonuclear leukocytes (PMNs) yang menonjol, atau keduanya.
VI.
SPESIFITAS LOKASI
Destruksi periodontal tidak terjadi pada semua bagian mulut pada waktu
yang bersamaan tetapi lebih pada beberapa gigi pada waktu yang diberikan. Ini
dikenal dengan site specificity penyakit periodontal. Lokasi destruksi
periodontal sering ditemukan di sebuah lokasi dengan sedikit destruksi atau tidak
sama sekali. Maka dari itu, keparahan periodontitis meningkat dengan
perkembangan lokasi penyakit yang baru dan penghentian lokasi yang meningkat.
VII.
dimana kedalaman poket merupakan jaringan jarak antara dasar poket dan puncak
margin gingiva. Poket-poket dengan kedalaman yang sama dapat disertai dengan
derajat hilangnya perlekatan yang berbeda (Gambar 27-20), dan poket-poket
dengan kedalaman yang berbeda dapat disertai dengan jumlah hilangnya
perlekatan yang sama (Gambar 27-21).
Keparahan hilangnya tulang biasanya berhubungan dengan kedalaman
poket, tetapi tidak selalu seperti itu. Perluasan hilangnya perlekatan dan tulang
dapat disertai dengan poket-poket yang rendah jika hilangnya perlekatan disertai
dengan resesi margin gingiva, dan hilangnya tulang yang ringan dapat terjadi pada
poket yang dalam.
Gambar 27-20: Kedalaman poket yang sama dengan berbagai jumlah resesi yang
berbeda
(A) Poket gingiva tanpa resesi.
(B) Poket periodontal dengan kedalaman yang sama seperti
gambar A, tetapi dengan beberapa derajat resesi.
(C) Kedalaman poket sama seperti gambar A dan B, tetapi
dengan rsesesi yang lebih banyak.
Gambar 27-21: Poket dengan kedalaman yang berbeda dengan jumlah hilangnya
perlekatan yang sama. Tanda panah menunjuk pada bagian
paling bawah dari poket. Jarak antara panah dan CEJ tetap sama
meskipun kedalaman poket berbeda.
IX.
X.
Pada
poket
intraboni
morfologi
puncak
alveolar
berubah
Poket Intraboni
1. Dasar poket adalah di apikal dari
tulang alveolar, sehingga tulang
bersebelahan
dengan
dinding
jaringan lunak.
2. Pola kerusakan tulang horizontal.
2. Pola
kerusakan
(angular).
tulang
vertikal
3. Serat
transeptal
interproksimal
Memanjang
dari
sementum
di
serat-serat
ligamen
bawah
mengikuti
pola
poket
mengikuti
alur
periodontal
angular
tulang
XI.
ABSES PERIODONTAL
Abses periodontal merupakan inflamasi purulen yang terlokalisir dalam
jaringan periodontal (Gambar 27-25). Abses periodontal juga dikenal sebagai
abses lateral atau abses parietal. Abses yang terlokalisir pada gingiva, akibat luka
pada permukaan luar gingiva, dan tidak melibatkan struktur pendukung dikenal
dengan abses gingiva. Abses gingiva dapat terjadi dengan ada atau tidaknya poket
periodontal.
Pembentukan abses periodontal dapat terjadi dengan cara sebagai berikut:
1. Perluasan infeksi dari poket periodontal ke dalam jaringan pendukung
periodontal, dan lokalisasi proses inflamasi yang supuratif sepanjang sisi
lateral akar.
2. Perluasan inflamasi secara lateral dari permukaan dalam poket periodontal ke
dalam jaringan konektif dinding poket. Lokalisasi abses terbentuk ketika
drainage ke dalam ruang poket telah rusak (Gambar 27-26).
diplococci,
fisiform
dan
spirohetes.
Mikroorganisme
yang
KISTA PERIODONTAL