Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN
KARBOHIDRAT I
UJI BENEDICT
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Praktikum Biokimia Pangan
Oleh :
Nama
NRP
Kel/Meja
Asisten
Tgl. Percobaan
I.
PENDAHULUAN
1.2
Tujuan Percobaan
Tujuan dari uji Benedict adalah untuk mengetahui adanya
gula pereduksi pada bahan pangan.
1.3
Prinsip Percobaan
Prinsip dari uji Benedict adalah berdasarkan adanya
gugus karbonil bebas yang mereduksi Cu 2+ dalam susana
basa membentuk Cu2O (endapan warna merah bata) atau
larutan biru kehijauan.
1.4
Reaksi Percobaan
Gula pereduksi
Asam polihidroksi
karboksilat
Endapan merah
bata atau
larutan biru
kehijauan
II.
METODE PERCOBAAN
2.2
2.3
2.4
Metode Percobaan
1 ml larutan
sampel + 3 ml
larutan Benedict
(homogenkan)
Panaskan 5
menit
Amati
terbentuknya
endapan merah
bata atau larutan
biru kehijauan
III.
HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
3.2
Pembahasan
Berdasarkan pada percobaan uji Benedict didapatkan
hasil bahwa sampel madu rasa dan milo mengandung gula
pereduksi sedangkan tango Vanila tidak mengandung gula
pereduksi. Hasil percobaan yang didapatkan tidak sama
dengan hasil dari laboratorium biokimia pangan, karena ada
beberapa faktor kesalahan yang dapat menyebabkan
penyimpangan hasil yaitu alat gelas yang tidak bersih
terutama tabung reaksi dan pipet tetes sehingga
mengkontaminasi sampel, serta waktu pemanasan yang
kurang dari 5 menit sehingga reaksi pembentukan
monosakarida belum sempurna.
Mekanisme pada uji Benedict, dalam suasana basa gula
pereduksi baik dari golongan monosakarida dan disakarida
akan mereduksi Cu2+ yang terkandung dalam larutan Benedict
menjadi Cu+ yang ditandai terbentuknya endapan merah bata
yaitu Cu2O. Suasana basa terbentuk akibat adanya
kandungan Na2CO3 dan Na-sitrat dalam larutan Benedict.
Warna endapan serta larutan yang terbentuk tergantung dari
konsentrasi gula pereduksi pada sampel.
Fungsi dari komposisi larutan Benedict yaitu, Na 2CO3
berfungsi untuk membuat suasana larutan menjadi basa
lemah. Na-sitrat berfungsi untuk mencegah pengendapan Cu 2+
menjadi CuCO3, jika hal ini terjadi maka konsentrasi Cu 2+ pada
larutan akan berkurang dan hasil yang didapatkan tidak
akurat. CuSO4 berfungsi sebagai oksidator yang akan
direduksi oleh gula pereduksi sehingga terbentuk endapan
Cu2O maupun larutan yang berwarna biru kehijauan.
Fungsi pemanasan adalah untuk mempercepat reaksi
yang terjadi. Hal tersebut dikarenakan dengan meningkatnya
suhu maka gerak partikel-partikel dalam larutan semakin
cepat dan akan berdampak meningkatnya kecepatan suatu
reaksi. Pemanasan pun tidak diperlukan waktu yang lama
dikarenakan suasana dari larutan sudah bersifat basa (pH
optimal suatu gula pereduksi untuk mereduksi).
Monosakarida
dan
beberapa
disakarida
(gula)
mempunyai sifat mereduksi, terutama dalam suasana basa.
Sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan
IV.
Kesimpulan
Berdasarkan pada percobaan uji Benedict didapatkan
hasil bahwa sampel Madu Rasa dan milo mengandung gula
pereduksi sedangkan Tanggo Vanilla tidak mengandung gula
pereduksi
4.2
Saran
Praktikan harus menjaga kebersihan alat. Hal tersebut
dikarenakan dapat terjadi kontaminasi pengotor dari alat gelas
yang tidak bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Poedjadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti., 2005, Dasar-Dasar
Biokimia, Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Sudarmadji, Slamet. dkk., 2010, Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian, Yogyakarta : Penerbit Liberty Yogyakarta.
Winarno, F.G., 1992, Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta :
Penerbit Gramedia Pustaka Utama.