You are on page 1of 14

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mendefinisikan tujuan yang kita miliki akan semakin mendekatkan kita
dengan keberhasilan, namun apa yang terjadi bila kita menemukan rintangan?
Beberapa orang akan menyerah saat menghadapi kesulitan atau menghadapi
kemunduran, sedangkan beberapa orang lainnya justru termotivasi saat
menghadapi tantangan. Baru-baru ini, pebulutangkis ganda Indonesia Liliyana
Natsir dan Tontowi Ahmad berhasil memperoleh gelar juara All England 2014
setelah menumbangkan pebulutangkis China, Zhang Nan dan Zhao Yunlei.
Pada tahun 2013, Marc Marquez, pebalap Repsol Honda asal Spanyol
berhasil meraih gelar juara dunia MotoGP 2013 pada balapan seri terakhir yang
dihelat di Valencia, Spanyol. Marc Marquez menjadi rookie termuda yang meraih
tahta juara dunia MotoGP setelah Kenny Roberts pada tahun 1978.
Pada tahun 2005, Lance Armstrong untuk ketujuh kalinya memenangkan
pertandingan balap sepeda sepanjang 2.125 mil yang sangat melelahkan, Tour de
France. Ia adalah pria pertama balap sepeda di daerah pegunungan di Prancis
tersebut yang memenangkannya sebanyak tujuh kali. Kemenangan yang dimiliki
Armstrong dan motivasiya untuk tetap menjalani dunia balap sepeda
mencengangkan dunia, karena pada tahun 1996 ia mengidap kanker testikular
yang telah menyebar hingga bagian perut, paru-paru dan otak. Armstrong telah
memutuskan untuk mengakhiri kariernya di dunia olahraga, namun pada akhirnya
ia kembali melakukan balap sepeda dan kemudian memenangkan salah satu
pertandingan balap sepeda yang paling sulit. Ia tidak hanya memenangkan
pertandingan tersebut sekali, melainkan berkali-kali.
Berjuang melawan kanker yang dideritanya bukanlah satu-satunya motivasi
di balik kemenangan Armstrong. Motivasi lainnya adalah keinginannya untuk
berhenti dari dunia balap sepeda dengan membawa kemenangan yang sangat
dramatis. Apakah yang memotivasi Armstrong untuk berjuang melawan

penyakitnya, dan dalam segi keterbatasan, bangkit dari keterpurukan dan


memenangkan balap sepeda paling sulit dimuka Bumi? Apa pula yang memotivasi
Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad memenangkan juara All England? Seberapa
besarkah motivasi yang dimiliki Marc Marquez sehingga berhasil meraih juara
dunia MotoGP 2013?
Ketika kita menanyakan kunci kesuksesan terhadap orang-orang besar, sudah
barang pasti mereka akan mengatakan bahwa mereka memiliki motivasi yang
besar dibalik semua mimpi-mimpi yang mereka miliki. Mereka jadikan keluarga
sebagai motivasi terbesarnya atau bahkan mereka termotivasi dari ceramahceramah motivatornya. Semua itu sangat mungkin terjadi. Tetapi apakah
pengertian motivasi itu sebenarnya? Apakah motivasi juga memiliki pendekatanpendekatan tertentu? Bagaimana motivasi memengaruhi kehidupan setiap
individu? Makalah ini akan membahas motivasi dari sudut pandang Psikologi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
masalah utama yang dirumuskan dalam makalah ini adalah bagaimana motivasi
dipelajari dalam dunia Psikologi.
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari makalah ini, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Mengetahui pengertian motivasi;


Mengetahui pendekatan-pendekatan dalam motivasi;
Mengetahui macam-macam motivasi;
Mengetahui bagaimana proses motivasi dasar.
Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi motivasi

D. Tujuan

Makalah ini memiliki tujuan untuk mempelajari motivasi secara lebih dalam
dan dikaji melalui beberapa sumber buku dengan penulis yang berbeda. Selain itu,
juga mengetahui efek dari motivasi terhadap perilaku dalam kehidupan setiap
individu.

E. Manfaat
a. Manfaat teoritis
Dapat memberikan sumbangan serta pengetahuan terhadap penulis dan
pembaca dalam materi perkuliahan Psikologi Umum, khususnya masalah
motivasi.
b. Manfaat Praktis
Makalah ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi kepada
pembaca untuk memahami materi tentang motivasi secara mendalam dan
bagaimana kaitannya dengan proses kehidupan dan berperilaku dalam
keseharian.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yang berarti bergerak (Wade,
2007: 144). Sedangkan menurut Irwanto, motivasi merupakan upaya untuk
menimbulkan rangsangan atau dorongan tenaga tertentu pada seseorang agar mau
berbuat dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu (dalam Zulher,
2012: 76).
Menurut Dirgahunarso Singgih, motivasi atau upaya untuk memenuhi
kebutuhan pada seseorang dapat dipakai sebagai alat untuk menggairahkan
seseorang untuk giat melakukan kewajibannya tanpa harus diperintah atau diawasi
(dalam Zulher, 2012: 76).
Menurut Alex Sobur (2009: 268) motivasi merupakan istilah yang lebih
umum yang menunjukkan pada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang
mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang
ditimbulkannya dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan. Karena itu, bisa
juga dikatakan bahwa motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan
daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu
dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan hidup.
Sedangkan menurut Wade dan Tavris, motivasi merupakan suatu proses
dalam diri manusia atau hewan yang menyebabkan organisme tersebut bergerak
menuju tujuan yang dimiliki, atau bergerak menjauh dari situasi yang tidak
menyenangkan (2007: 144). Jika ditarik kesimpulan dari beberapa pengertian
menurut para tokoh diatas, maka motivasi merupakan upaya yang dilakukan yang
meliputi proses gerakan yang menyebabkan individu melakukan suatu hal yang
bisa mencapai tujuan hidup atau kepuasan.
Dalam dunia psikologi, tentu saja motivasi dipelajari; sasarannya adalah
mempelajari penyebab atau alasan yang membuat kita melakukan apa yag kita
lakukan. Wade dan Tavris membagi motivasi menjadi dua macam, yakni: motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah suatu keinginan untuk
melakukan suatu aktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi
kesenangan atau kepuasan yang didapat dari melakukan aktivitas tersebut.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah suatu keinginan untuk mengejar suatu
tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal (2007:144)

B. Pendekatan-Pendekatan Motivasi
a. Pendekatan Motivasi Tradisional
Dalam pendekatan ini, seseorang melakukan sesuatu untuk
mendapatkan ganjaran kecil saja. Misalnya, orang bekerja hanya untuk
digaji atau mendapatkan uang. Mahasiswa kuliah hanya mengejar nilai.
Ini merupakan pendekatan yang sangat primitif menurut para ahli. Tidak
ada yang salah sebenarnya, namun masih kurang benar. Pedekatan ini
yang banyak dianut oleh sebagian besar orang-orang di Negara miskin
atau berkembang seperti Negara kita ini. Dengan menganut pendekataan
ini, pikiran orang tidak akan bisa berkembang dan tidak kreatif. Orang
tidak akan maju atau hanya berjalan di tempat. Pemahamannya yang
sangat dangkal. Makanya para ahli menyebutnya sebagai pendekatan
motivasi tradisional.
b. Pendekatan Motivasi Human Relation
Dalam pendekatan ini, seseorang melakukan sesuatu hanya untuk
mendapatkan pujian semata. Misalnya seorang yang masuk organisasi
hanya untuk medapatkan pujian dan banyak teman, sementara nilai esensi
daripada organisasi yang diikutinya itu tidak ia dapatkan dan dia
pentingkan.
c. Pendekatan Motivasi Human Resource Management
Dalam pendekatan ini seseorang bekerja untuk mencapai tujuan
yang ingin dicapai, kreatif dan dapat mengarahkan diri sendiri. Misalnya
seorang Manajer yang dapat mengoptimalkan kontribusi karyawan dan
mendorong partisipasi. Pendekatan ini yang banyak dipakai oleh orangorang sukses dan menengah.

d. Pendekatan Motivasi Spiritual Religius


Seseorang yang meletakan dasar motivasinya dalam melakukan
sesuatu dengan spiritual religius, maka segala bentuk tingkat lakunya
berdasarkan prinsip-prinsip ketuhanan dan nilai-nilai moral. Apakah
sesuatu yang berasal dari tuhan itu akan sia-sia? Tentu jawabannya tidak.
Dan apakah membutuhkan biaya? Mungkin ada sebagian, namun itu
didasari atas dasar keikhlasan dan tanpa paksaan.

C. Macam-macam Motivasi
a. Motivasi Fisiologis
Motivasi Fisiologis adalah motivasi alamiah (biologis), seperti:
lapar, haus, seks. Fungsi-fungsi fisiologis merupakan sisi penting
kehidupan manusia yang mengakomodasikan kebutuhan-kebutuhan fisik,
memenuhi atau menggantikan setiap ada kekurangan dan meluruskan
kegoncangan atau yang tidak seimbang. Ia senantiasa menjaga
keseimbangan vital (homeostatis) yang lazim untuk menjaga diri,
eksistensi dan kesinambungan dalam menjalankan fungsi-fungsinya
(Halim dkk, 2005: 43)
b. Motivasi Psikologis
Motivasi Psikologis adalah hasil proses interaksi dengan berbagai
pengalaman, faktor lingkungan dan kebudayaan (Halim dkk, 2005: 46).
Maslow berpendapat, bahwa kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan
fitri yang pemenuhannya sangat tergantung pada kesempurnaan
pertumbuhan kepribadian dan kematangan individu (dalam Halim dkk,
2005: 47)
Motivasi psikologis dapat dikelompokan dalam 3 kategori dasar,
yaitu:
1. Motivasi kasih sayang (Affectional Motivation), yaitu motivasi
untuk menciptakan dan memelihara kehangatan keharmonisan,
dll. Contoh: Dalam keluarga, seperti rutin makan malam
bersama atau berkumpul bercanda bersama keluarga.

2. Motivasi mempertahankan diri (Ego-Defensive Motivation),


yaitu motivasi untuk melindungi kepribadian dan mendapatkan
kebanggaan diri. Contoh: Dalam proses belajar mengajar,
seperti

aktif

pengetahuan

bertanya
yang

dengan

dimilikinya,

berlandaskan
sehingga

ilmu-ilmu
menunjukan

interpretasi terbaik dari individu itu sendiri.


3. Motivasi memperkuat diri (Ego-Bolstering Motivation), yaitu
motivasi untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi dan
lain-lain. Contoh: Dalam kegiatan tambahan, seperti mengikuti
Club Futsal.
c. Motivasi Spiritual
Menurut Dr. Musfir bin Said Az-Zahrani (2005: 118), Motivasi
spiritual adalah motivasi yang berkaitan erat dengan aspek spiritualitas
atau keagamaan pada diri manusia. Contohnya dalam agama islam,
seseorang yang memiliki motivasi tinggi terhadap agama yang dianutnya,
maka

dia

akan

secara

konsisten

dan

sungguh-sungguh

dalam

melaksanakan amalan-amalan yang diwajibkan dalam agamanya, seperti


melaksanakan solat dalam lima waktu sehari semalam dan meninggalkan
segala yang dilarang oleh agamanya, seperti mencuri atau membunuh.

D. Proses Motivasi Dasar


Proses motivasi dasar ini biasa dikenal dengan nama Motivational Cycle atau
Lingkaran Motivasi (Sobur, 2009: 271).

ejan
K
th
b
T
u
ig
k
L

Penjelasan dari lingkaran motivasi di atas adalah sebagai berikut:


1. Kebutuhan. Motivasi pada dasarnya bukan hanya merupakan suatu
dorongan fisik, tetapi juga orientasi kognitif yang diarahkan pada
penguasan kebutuhan.
2. Tingkah laku, adalah cara atau alat agar suatu kebutuhan dapat tercapai.
Jadi tingkah laku pada dasarnya ditunjukan untuk mencapai tujuan.
3. Tujuan. Tujan ini berfungsi untuk memotivasi tingkah laku. Tujuan juga
menentukan seberapa aktif akan bertingkah laku. Sebab, selain
dicampurkan oleh motiv dasar, tingkah laku juga ditentukan oleh keadaan
dari tujuan. Jika tujuan menarik, individu akan lebih aktif dalam
bertingkah laku.

E. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Motivasi


Beberapa teori dan defenisi tentang motivasi menyebutkan bahwa pada
individu terdapat bermacam-macam motif yang mendorong dan menggerakan
manusia untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan serta
memenuhi kebutuhan hidup dalam rangka mempertahankan eksistensinya (Wim
de jong Syamsu Hidayat, 1997). Adapun motivasi dipengaruhi oleh:

a. Energi
Merupakan sumber energi yang mendorong tingkah laku, sehingga
seseorang mempunyai kekuatan untuk mampu melakukan suatu tindakan
tertentu.
b. Belajar
Dinyatakan bahwa ada interaksi antara belajar dan motivasi dalam
tingkah laku. Semakin banyak orang mempelajari sesuatu, maka ia akan
lebih termotivasi untuk bertingkah laku sesuai dengan yang dipelajarinya.
c. Interaksi Sosial

Dinyatakan bahwa interaksi sosial dengan individu lain akan


mempengaruhi

motivasi

bertindak.

Semakin

sering

seseorang

berinteraksi dengan orang lain maka semakin mempengaruhi motivasi


seseorang untuk melakukan tindakan tertentu.
d. Proses kognitif
Proses kognitif merupakan informasi yang masuk pada seseorang diserap
kemudian di proses dan pengetahuan tersebut mempengaruhi tingkah
laku.
Sedangkan

menurut

Wahyu

Sumidjo

(dalam

Zulher,

2012:

78)

mengklasifikasikan foktor-faktor yang memengaruhi motivasi menjadi:


1. Faktor Internal
Yaitu segala sesuatu dari dalam individu seperti kepribadian, sikap,
pengalaman, pedidikan dan cita-cita.
a. Sifat kepribadian adalah corak kebiasaan manusia yang terhimpun
dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri
terhadap rangsangan dari dalam maupun lingkungan, sehingga corak
dan cara kebiasaannya itu merupakan kesatuan fungsional yang khas
pada manusia itu, sehingga orang yang kepribadiannya pemalu akan
mempunyai motivasi yang berbeda dengan orang yang memiliki
kepribadian ynag keras.
b. Intelegensi atau pengetahuan seluruh kemampuan individu untuk
berfikir dan bertindak secara terarah dan efektif, sehingga orang yang
mempunyai intelegensi tinggi akan mudah menyerap informasi
pemasaran dan nasehat.
c. Sikap merupakan perasaan mendukung atau tidak mendukung pada
suatu objek dimana seseorang akan melakukan kegiatan jika sikapnya
mendukung akan objek tersebut. Begitu pula sebaliknya.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal meliputi lingkungan pendidikan, agama, sosial, ekonomi,
budaya, orang tua dan saudara.
a. Pengaruh lingkungan baik fisik, biologis, maupun lingkungan sosial
yang ada disekitarnya mempengaruhi tingkah laku seseorang,

10

sehingga

dorongan

dan

pengaruh

lingkungan

akan

dapat

meningkatkan motivasi individu untuk melakukan sesuatu.


b. Pendidikian merupakan proses kegiatan pada dasarnya melibatkan
tingkah laku individu maupun kelompok. Inti kegiatan pedidikan
adalah, proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar mengajar
adalah terbentuknya seperangkat tingkah laku, kegiatan dan aktivitas.
Dengan belajar yang baik, yakni secara formal maupun informal
manusia akan mempunyai kemampuan, dengan pengetahuan yang di
peroleh seseorang akan mengetahui manfaat dari saran atau nasehat
sehingga akan termotivasi dalam usaha meningkatkan status
kesehatan.
c. Agama merupakan keyakinan hidup seseorang sesuai dengan norma
atau ajaran agamanya. Agama akan menjadikan individu bertingkah
laku sesuai norma dan nilai yang diajarkan. Sehingga seseorang akan
termotivasi untuk menaati saran atau anjuran petugas kesehatan
karena mereka berkeyakinan bahwa hal itu baik dan sesuai dengan
norma yang diyakininya.
d. Sosial ekonomi merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
tingkah laku

seseorang.

Keadaan

ekonomi keluarga mampu

mencukupi dan menyediakan fasilitas serta kebutuhan untuk


keluarganya. Sehingga seseorang dengan tingkat sosial ekonomi yang
tinggi akan mempunyai motivasi yang berbeda dengan tingkat sosial
ekonomi yang rendah.
e. Kebudayaan merupakan keseluruhan kegiatan dan karya manusia
yang harus dibiasakan dengan belajar. Orang dengan kebudayaan
sunda

terkenal

dengan

kehalusannya,

akan

berbeda

dengan

kebudayaan batak. Sehingga motivasi dari budaya yang berbeda akan


berbeda pula.
f. Orang tua dianggap sudah berpengalaman dalam banyak hal, sehingga
apapun nasehat atau saran dari orang tua akan dilaksanakan.
g. Saudara merupakan orang yang terdekat yang akan secara langsung
ataupun tidak langsung akan berpengaruh pada motivasi untuk
berperilaku.

11

12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari analisa dan pembahasan yang penulis lakukan pada bab-bab
sebelumnya, dapat diambil suatu kesimpulan, yaitu:
1. Motivasi merupakan upaya yang dilakukan yang meliputi proses gerakan
yang menyebabkan individu melakukan suatu hal yang bisa mencapai
tujuan hidup atau kepuasan.
2. Pendekatan motivasi terdiri atas empat macam pendekatan, yaitu:
pendekatan motivasi tradisional, pendekatan motivasi human relation,
pendekatan motivasi human resource management dan pendekatan
motivasi spiritual religius.
3. Motivasi terdiri atas tiga macam, yaitu: motivasi fisiologis, motivasi
psikologis dan motivasi spiritual.
4. Proses motivasi dasar biasa dikenal dengan nama Motivational Cycle,
terdiri

atas

kebutuhan

tingkah

laku

tujuan

yang

selalu

berkesinambungan seperti pola rantai


5. Faktor-faktor yang memengaruhi motivasi terdiri atas faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal meliputi: kepribadian, pengalaman, sikap
dan inteligency atau kecerdasan. Sedangkan faktor eksternal meliputi:
pendidikan, agama, sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan keluarga.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran agar dapat
dijadikan pertimbangan, yaitu:
1. Sering melakukan pembaharuan informasi, karena ilmu pengetahuan
selalu berkembang dan mengalami kemajuan.
2. Teori-teori yang ada dalam makalah ini belum mencakup teori dari
seluruh pakar psikologi maupun para tokoh ahli. Agar mendapat informasi

13

yang lebih akurat, pembaca harus mencari informasi dari buku-buku yang
berbeda.
3. Membagikan ilmu yang pembaca dapatkan dari makalah ini kepada orang
lain agar ilmu yang pembaca dapatkan menjadi ilmu yang berkah sesuai
dengan ajaran agama Islam.

14

DAFTAR PUSTAKA
Az-Zahrani, Musfir bin Said. 2005. Konseling Terapi. Jakarta: Gema Insani Press
Halim A, dkk. 2005. Manajemen Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Pesantren
King, Laura. A. 2010. Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif Jilid 2.
Jakarta: Salemba Humanika.
Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wade, Carole dan Tavris, Carole. 2007. Psikologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Zulher. 2012. Pengantar Psikologi. Pekanbaru.

You might also like