You are on page 1of 3

Atresia Duodenum

Agustus 30, 2009 at 11:45 am Filed under bedah


Definisi
Atresia duodenum diakibatkan kegagalan rekanalisasi setelah tahap solid cord dari
pertumbuhan usus proksimal. Ujung yang atresia mungkin terpisah secara lengkap atau
terhubung dengan jaringan fibrus. 40 % dari bayi memiliki bentuk obstruksi diafragmaik atau
web . Sementrara yg lain atresia inkomplit merupakan suatau stenosis. Obstruksi terletak distal
dari ampula vateri sebesar 80% penderita. Annular pancreas selalu dihubungkan dengan atresia
atau stenosis dan secara klinis tak dapat dibedakan dengan kedua keadaan tersebut.
Patofisiologi
Muntah menyebabkan hilangnya sekresi lambung dan duodenal, dapat mengakibatkan terjadinya
dehidrasi dan defisiensi sodium, klorida, dan ion hydrogen dan bicarbonate
Gambaran Klinis
a. Polihidramnion terlihat pada 50 % dengan atresia duodenal
b. Muntah terjadi pada masa awal terjadinya atresia duodenal biasanya pada hari pertama atau
kedua post natal. Biasanya bilious
c. Distensi abdominal tidak sering terjadi dan terbatas pada abdomen bagian atas. Banyak bayi
dengan atresia duodenal mempunyai abdomen scaphod, sehingga obstruksi intestinal tidak
segera dicurigai.
d. Pengeluaran meconium tercatat pada 30 % pasien
e. Jaundice terlihat pada 40 % pasien, dan diperkirakan karena peningkatan resirkulasi
enterohepatik dari bilirubin
f. Muntah pada kasus stenosis duodenal terjadi belakangan. Bayi terlihat susah makan, muntah
kadang-kadang, dan ada gangguan pertumbuhan. Aspirasi pneumonia yang rekurens dapat
merupakan penemuan yang pertama.
Diagnosis
Dikonfirmasi dengan pemeriksaan x-ray abdomen. Sebuah foto upright abdomen menunjukkan
gambaran klasik double bubble. Pemeriksaan dengan kontras tidak diperlukan.
a. Bila udara terlihat pada usus distal dari duodenum, obstruksinya incomplete, mengarahkan
pada stenosis duodenal atau malrotasi

b. Malrotasi dengan volvulus harus dicurigai (dan disingkirkan) bila abdomen tidak berbentuk
scaphoid setelah pemasangan nasogastric tube
Problem
a. dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit
b. prematuritas
c. anomaly yang berhubungan : trisomi 21 ( 33 % ), jantung, ginjal, CNS, dan musculoskeletal
Indikasi operasi
Kecuali bila ada kondisi yang mengancam jiwa, operasi diindikasikan untuk semua bayi yang
mengalami kondis ini, karena malformasi ini dapat diperbaiki dengan sempurna.
Persiapan operasi
a. Prinsip umum persiapan terapi pada neonatus.
b. Koreksi cairan dan elektrolit.
c. Pertimbangan khusus diberikan pada atresia duodenum :
- koreksi emergensi tidak dibutuhkan kecuali diduga ada malrotasi
- pada obstruksi parsial yang lama, malnutrisi biasanya berat. Koreksi melalui TPN selama
seminggu atau lebih sebelum operasi.
Perawatan Operasi
a. End-to-end anastomosis, juga bisa side-to-side
b. Annulare pancreas terbaik dilakukan by pass anastomosis dari duodenum ke jejunum.
Pankreas sendiri tidak diincisi.
c. Eksisi terhadap web merupakan pilihan tepat bagi atresia duodenum yang berbentuk
diafragmatik, setelah identifikasi ampula vateri.
d. Deformitas windsock harus disangkakan dan dicari bagi semua pasien dengan atresia
duodenum yang berkelanjutan. Kateter dimasukkan dari proksimal sampai distal untuk
memastikan patensinya.
e. Gastrostomy dilakukan jika gejalanya menetap serta perbaikan dini tidak terjadi.

f. Akses pada vena sentral tatau transanastomosis tube ke dalam jejunum diindikasikan bagi
nutrisi pasca operasi pada pasien yang berat.
Perawatan pasca operasi
a. Dekompresi gaster dilakukan sampai duodenum benar-benar kosong, selanjutnya dimulai
feeding. Sebagian pasien dapat diberi makan dalam seminggu setelah operasi.
b. TPN atau makanan melalui jejunum terkadang dibutuhkan.
c. Antibiotik tidak diindikasikan jika operasi dilakukan steril dan tidak ada gangguan vaskuler.
Komplikasi
a.Trauma pada ampula vateri sering terjadi pada tiap operasi jika tidak diidentifikasi dengan
baik. Jaundice yang meningkat paska operasi merupakan indikasi bagi scanning isotop liver
untuk mengevaluasi ekskresi empedu. Operasi ulang dibutuhkan jika terdapat obstruksi.
b. Jika terjadi striktur anastomosis maka diperlukan reoperasi. Pengosongan duodenum yang
lambat bukan merupakan indikasi untuk reoperasi sebelum 3 minggu dan setelah dibuktikan
dengan pemeriksaan radiologist.
Prognosis
90% penderita yang dioperasi hidup dengan baik. Mortalitas banyak tergantung pada kelainan
lain yang menyertai.

You might also like