Professional Documents
Culture Documents
Forceps
Kelompok Tutor 10 :
Wendy Gita C
220110110081
Shiddiqoh Maratush
220110110087
Tiara Syahriza
220110110093
Febryani Sumarno
220110110099
Ani Rosmardiani
220110110106
Alfiah Apriliyani
220110110113
Peronika Sari
220110110119
220110110125
Fien Halima
220110110131
Karina Delistia
220110110137
Tri aji
220110110144
220110110150
220110110156
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayatnya sehingga penyusunan makalah Sistem Reproduksi yaitu Asuhan Keperawatan
Persalinan dengan Bantuan Ekstraksi Vacuum dan Forceps telah selesai disusun.
Dalam makalah ini dijelaskan mengenai asuhan keperawatan, Tujuan, Tahapan-tahapan sampai
intervensi dalam Asuhan Keperawatan Persalinan dengan Bantuan Ekstraksi Vacuum dan
Forceps
Makalah yang telah kami susun ini merupakan hasil dari diskusi kelompok kami yang mana telah
kami sesuaikan dengan sumber-sumber yang ada. Diharapkan selain dapat menambah wawasan
keilmuan, juga dapat membentuk mahasiswa yang aktif, kreatif, dan mampu bekerja sama dalam
menggali, mengkaji, dan mempelajari suatu bahan materi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu dengan
terbuka menerima saran dan kritik dari berbagai pihak demi perbaikan dalam membuat makalah
selanjutnya.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran di
Fakultas Keperawatan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
BAB II ISI
2.1 Anatomi dan Fisiologi
2.2 Karakteristik ibu yang bersalin dengan ekstraksi vakum dan forsep
2.3 Ekstraksi vakum
2.3.1 Susunan ekstrator vakum
2.3.2 Keuntungan ekstraksi vakum
2.3.3 Kerugian ekstraksi vakum
2.3.4 Ketentuan mengenai ekstraksi vakum
2.3.5 Bahaya ekstraksi vakum
2.3.6 Persiapan ekstraksi vakum
2.4 Ekstraksi forceps
2.4.1 Bagian bagian forceps
2.4.2 Indikasi relative
2.4.3 Indikasi absolute
2.4.4 Syarat ekstraksi forceps
2.4.5 Tipe forceps
2.4.6 Keuntungan forceps
2.4.7 Kerugian forceps
2.4.8 Persiapan forceps
2.5 Pathway
2.5.1 Asuhan keperawatan persalinan dengan ekstraksi vakum dan forceps
Pengkajian
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
BAB III Simpulan dan Saran
Daftar Pusta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel sperma
hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu
atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri
adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya
sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya (Arif, 2000).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa desertai adanya penyulit, persalinan dimulai sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus
tidak mengakibatkan perubahan serviks (APN 2008).
Setiap wanita menginginkan proses persalinan secara normal dan melahirkan bayi
yang sempurna. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya proses
persalinan yaitu kekuatan mendorong janin keluar (power) yang meliputi kekuatan uterus
(his),kontraksi otot dinding perut,kontraksi diaphragma dan ligamentum action. Adapun
faktor lain seperti faktor janin (passanger) dan faktor jalan lahir (passage). Jika his
normal,tidak ada gangguan karena kelainan dalam letak atau bentuk janin dan tidak ada
kelainan dalam ukuran dan bentuk jalan lahir maka proses persalinan akan berlangsung
secara normal.Persalinan biasa atau normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada
kehamilan cukup bulan (aterm, 37-42 minggu), pada janin letak memanjang, presentasi
belakang kepala yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran
itu berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tindakan/pertolongan buatan dan
tanpa komplikasi. Akan tetapi jika salah satu dari ketiga faktor diatas mengalami
kelainan,misalnya keadaan yang menyebabkan kekuatan his tidak adekuat,kelainan pada
bayi atau kelainan pada jalan lahir maka persalinan tidak akan berlangsung secara normal
sehingga perlu segera dilakukannya persalinan dengan tindakan seperti ekstraksi vacuum
dan forceps untuk menyelamatkan jiwa ibu dan bayi dalam kandungannya.
Persalinan dengan tindakan disebabkan karena persalinan lama atau macet.
Persalinan pervagina dengan ekstraksi vakum atau forceps dilakukan apabila syarat
persalinan dipenuhi dan ada indikasi. Ekstraksi vakum merupakan salah satu dari dua
instrumen tindakan obstetrik operatif yang bertujuan untuk menolong persalinan melalui
jalan lahir atau pervagina. Alat ektsraksi vakum terdiri dari mangkok penghisap,botol
vakum dan pompa untuk menentukan tekanan negatif. Tindakan ini dilakukan untuk
semua keadaan yang mengancam nyawa ibu dan janin yang memiliki indikasi untuk
menjalani persalinan pervagina dengan bantuan alat. Tindakan lain saat persalinan
dengan tindakan yaitu teknik forceps. Forceps merupakan instrumen obstetrik yang
terdiri dari dua sendok untuk memegang kepala bayi. Forceps digunakan sebagai
ekstraktor,rotator atau keduanya. Penggunaan forceps dalam persalinan diindikasikan jika
keadaan persalinan mengancam nyawa ibu atau janin. Biasanya indikasi pada ibu seperti
penyakit jantung,gangguan paru, kelelahan,penyakit neurologis tertentu dan persalinan
kala dua yang berkepanjangan.
B. Tujuan
Mengetahui jenis-jenis persalinan
BAB II
PEMBAHASAN
5) Vagina (lubang senggama) yaitu sebuah saluran slinder dengan diameter didnding
depan lebih kurang 6,5 cm dn dinding belakang lebih kurang 9 cm yang bersifat
elastis dengan berlipat-lipat. Fungsinya sebagai tempat penisberada pada waktu
senggama, tempatnya keluarnya enstruasi dan bayi
2.2 Karakteristik ibu yang bersalin dengan ekstraksi vakum dan forcep
A. Faktor ibu
1. Umur
Pada umur ibu kurang dari 20 tahun rahim , organ - organ reproduksi belum
berfungsi dengan sempurna. Akibatnya apabila ibu hamil pada umur ini mungkin
mengalami persalinan lama atau macet, karena ukuran kepala bayi lebih besar
sehingga tidak dapat melewati panggul. Selain itu, kekuatan otot otot perinium
dan otot otot perut belum bekerja secara optimal sehingga sering terjadi
persalinan lama atau macet yang memerlukan tindakan seperti ektraksi vakum dan
forseps.Sedangkan pada umur ibu yang lebih dari 35 tahun,kesehatan ibu sudah
mulai menurun seperti terjadinya tekanan darah tinggi, gestasional diabetes
(diabetes yang berkembang selama kehamilan), jalan lahir kaku, sehingga rigiditas
tinggi.
2. Paritas
adalah jumlah anak yang dilahirkan ibu. Pada ibu dengan primipara (wanita yang
melahirkan bayi hidup pertama kali) kemungkinan terjadinya kelainan dan
komplikasi cukup besar baik pada kekuatan his (power), jalan lahir (passage) dan
kondisi janin (passager) karena pengalaman melahirkan belum pernah dan
informasi yang kurang tentang persalinan dapat pula mempengaruhi proses
pesalinan. Wanita nulipara (belum pernah melahirkan bayi hidup) mempunyai
peningkatan risiko sebesar 5,6 kali untuk persalinan dengan bantuan ekstraksi
vakum dibandingkan dengan wanita multipara dan juga peningkatan risiko sebesar
2,2 kali untuk terjadinya robekan perinium.
3. Jarak kehamilan dengan sebelumnya
Seorang wanita yang hamil dan melahirkan kembali dengan jarak yang pendek dari
kehamilan sebelumnya, akan memberikan dampak yang yang buruk terhadap
kondisi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini disebabkan, karena bentuk dan fungsi
organ reproduksi belum kembali dengan sempurna. Sehingga fungsinya akan
terganggu apabila terjadi kehamilan dan persalinan kembali. Sedangkan jarak
kehamilan yang terlalu jauh berhubungan dengan bertambahnya umur ibu.
B. Status Ekonomi
Status ekonomi masyarakat yang sering dinyatakan dengan penghasilan keluarga,
yang berkaitan dengan kemampuan masyarakat dari segi ekonomi dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya termasuk kebutuhan kesehatannya. Sehingga penghasilan
keluarga akan mempengaruhi kemampuan dalam memperoleh pelayanan kesehatan.
C. Rujukan
Upaya rujukan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh petugas kesehatan (bidan)
untuk menyerahkan tanggung jawab atas timbulnya masalah dari suatu kasus kepada
yang lebih kompeten, terjangkau dan rasional. Rujukan yang rasional adalah rujukan
yang dilakukan dengan mempertimbangkan daya guna (efisien) dan hasil guna.
2.3 Ekstraksi vakum
Adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tekanan negatif dengan
menggunakan ekstraktor vakum dari Malstrom.Persalinan dengan ekstraksi vakum dilakukan
apabila ada indikasi persalinan dan syarat persalinan terpenuhi. Indikasi persalinan dengan
ekstraksi vakum adalah :
Ibu yang mengalami kelelahan tetapi masih mempunyai kekuatan untuk mengejan
Partus macet pada kala II
Gawat janin
Toksemia gravidarum
Ruptur uteri mengancam.
Persalinan dengan indikasi tersebut dapat dilakukan dengan ekstraksi vakum dengan catatan
persyaratan persalinan pervaginam memenuhi. Syarat untuk melakukan ekstraksi vakum
adalah sebagai berikut :
Pembukaan lengkap
Penurunan kepala janin boleh pada Hodge III
2.3.1
Tonjolan landai sebagai tanda untuk titik petunjuk kepala janin (point of
direction)
2.3.2
2.3.3
2.3.4
2.3.5
2.3.6
2.4
Resusitasi
Partus pak
Tempat plasenta.
Ekstraksi forsep
Ekstraksi forsep adalah persalinan buatan dengan cara mengadakan rotasi,
ekstraksi atau kombinasi keduanya dengan alat forsep yang dipasang pada kepala
janin sehingga janin lahir.
2.4.1 Bagian bagian forsep
Bagian bagian forsep terdiri dari :
a. Daun Forsep
Bagian ini merupakan bagian yang mencekam kepala janin dan
mempunyai 2 lengkungan yaitu : lengkungan kepala & lengkungan
panggul.
b. Tangkai Forsep
Tangkai forsep adalah bagian yang terdapat diantara daun dan kunci
forsep. Tangkai forsep yang terbuka adalah yang pangkalnya jauh satu
dengan yang lain (misal : Forsep Simpson), sedangkan yang tertutup
misalnya seperti yang terdapat pada Forsep Naegle.
c. Kunci Forsep
Untuk menghindari tergelincirnya tangkai forsep, diciptakan kunci dan
terdapat benjolan untuk memegang forsep sehingga pengoperasian
forsep dapat berjalan dengan baik
2.4.3
2.4.4
Tipe forsep :
Berdasarkan bentuknya, dikenal beberapa tipe forsep. Dibawah ini adalah
tipe forsep yang sering didapati :
a) Tipe Elliot
Tipe ini ditandai dengan tangkai yang tertutup sehingga lengkung
kepala forsep mencangkup kepala janin lebih luas. Forsep tipe Elliot
ini sebaiknya dipergunakan pada kepala janin yang belum didapati
adanya kaput suksedanum atau yang belum mengalami mulase hebat.
2.4.7
Desinfeksi vulva
Gunting episiotomi
Uterotonika.
Oksigen
Mencuci tangan
Sarung tangan
Baju Operasi
2.5 Pathway
2.5.1 Asuhan Keperawatan Persalinan dengan Bantuan Ekstraksi Vacuum dan Forceps
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Nama :
Umur :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Suku/ bangsa :
Tanggal MRS :
Tanggal Pengkajian :
No. Register :
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
Nama Suami :
Umur :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Suku/ Bangsa :
B. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Dahulu : Adanya riwayat abortus, SC pada persalinan sebelumnya.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang : Distosia (kesulitan persalinan), Penyakit jantung, eklampsia,
Fetal distres , Janin berhenti berotasi, Posisi janin oksiput posterior atau oksiput transverse,
Ketidakmampuan mengejan, Keletihan, Kala II yang lama.
c.Riwayat Kesehatan Keluarga : Adanya penyakit keturunan (jantung.
d. Riwayat Obstetri.
e. Riwayat Sosial.
C. PEMERIKSAAN FISIK
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
4. Kurang pengetahuan.
7. Nyeri atau ketidaknyamanan. Dapat melaporkan dari berbagai sumber, misalnya setelah
nyeri , trauma jaringan atau perbaikan epistotomi .
8. Keamanan . pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit. Perbaikan episttomi utuh ,
dengan tepi jaringan merapat.
9. Seksualitas , fundus keras berkontraksi pada garis tengah dan terletak setinggi umbilicus .
drainase vagina atau lokhea jumlahnya sedang, merah gelap, dengan hanya beberapa
bekuan kecil. Perineum bebas daru kemerahan , edema, ekimosis, atau rabas,. Striae
mungkin ada pada abdomen, paha, payudara lunak dengan putting tegang
10. Penyuluhan. Catat obat-obat yang diberikan termasuk waktu dan jumlah .
11. Pemeriksaan diagnostic. Hemoglobin, hematokrit, jumlah darah lengkap , urinalisis.
Intervensi keperawatan
Diagnosa I : Kekurangan volume cairan b.d kehilangan vaskular berlebihan.
Tujuan : Mendemonstrasikan kestabilan/ perbaikan keseimbangan cairan.
Kriteria hasil :
o TTV stabil,
o Pengisian kapiler cepat,
o Sensorium tepat, dan
o Haluaran serta berat jenis urin adekuat secara individual.
No.
Intervensi
Rasional
1.
Tinjau ulang catatan kehamilan dan
Membantu dalam membuat rencana
persalinan/kelahiran, perhatikan factorperawatan yang tepat dan memberikan
faktor penyebab atau pemberat pada
kesempatan untuk mencegah atau membatasi
situasi hemoragi (mis: laserasi, fragmen terjadinya komplikasi.
plasenta tertahan, sepsis, abrupsio
plasenta, emboli cairan amniotic, atau
retensi janin mati selama lebih dari 5
mgg).
2.
Kaji dan catat jumlah, tipe, dan sisi
Membantu dalam membuat rencana
perdarahan; timbang dan hitung pembalut; perawatan yang tepat dan memberikan
simpan bekuan dan jaringan untuk
kesempatan untuk mencegah atau membatasi
dievaluasi oleh dokter.
terjadinya komplikasi.
3.
Kaji lokasi uterus dan derajat kontraktilitasDerajat kontraktilitas uterus membantu dalam
uterus. Dengan perlahan masase
diagnosa banding. Peningkatan kontraktilitas
penonjolan uterus dengan satu tangan
miometrium dapat menurunkan kehilangan
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
sambil menempatkan tangan kedua tepat darah. Penempatan satu tangan di atas
di atas simfisis pubis.
simfisis pubis mencegah kemungkinan
inversi uterus selama masase.
Perhatikan hipotensi atau takikardi,
Tanda-tanda ini menunjukkan hipovolemik
pelambatan pengisian kapiler, atau
dan terjadinya syok. Perubahan pada TD
sianosis dasar kuku, membrane mukosa, tidak dapat dideteksi sampai volume cairan
dan bibir.
telah menurun sampai 30%-50%. Sianosis
adalah tanda akhir dari hipoksia.
Pantau parameter hemodinamik, seperti Memberikan pengukuran lebih langsung dari
tekanan vena sentral atau tekanan baji
volume sirkulasi dan kebutuhan pengisian.
arteri pulmonal, bila ada.
Lakukan tirah baring dengan kaki
Perdarahan dapat menurunkan atau
ditinggikan 20-30 derajat dan tubuh
menghentikan reduksi aktivitas. Pengubahan
horizontal.
posisi yang tepat meningkatklan aliran balik
vena, menjamin persediaan darah ke otak dan
organ vital lainnya lebih besar.
Pertahankan aturan puasa saat menentukan Mencegah aspirasi isi lambung dalam
status/kebutuhan klien.
kejadian di mana sensorium berubah dan atau
intervensi pembedahan diperlukan.
Pantau masukan dan haluaran; perhatikan Bermanfaat dalam memperkirakan luas/
berat jenis urin.
signifikansi kehilangan cairan. Volume
perfusi/ sirkulasi adekuat ditunjukkan dengan
haluaran 30-50 ml/jam atau lebih besar.
Berikan lingkungan yang tenang dan
Meningkatkan relaksasi, menurunkan
dukungan psikologis.
ansietas dan kebutuhan metabolik.
Kaji terhadap nyeri perineal menetap atau Hematoma sering merupakan akibat dari
perasaan penuh pada vagina.
perdarahan lanjut pada laserasi jalan lahir.
Berikan tekanan balik pada laserasi labial Dapat meningkatkan hemoragi bila laserasi
atau perineal.
servikal, vaginal atau perineal atau hematoma
terjadi.
Pantau klien dengan akreta plasenta
Tromboplastin dilepaskan selama upaya
(penetrasi sedikit dari miometrium dengan pengangkatan plasenta secara manual yang
jaringan plasenta), HKK, atau abrupsio
dapat mengakibatkan koagulopati.
plasenta terhadap tanda-tanda KID.
Kolaborasi Mulai infuse 1 atau 2 I.V. dari Perlu untuk infus cepat atau multipel dari
cairan isotonic atau elektrolit dengan
cairan atau produk darah untuk
kateter 18G atau melalui jalur vena sentral.meningkatkan volume sirkulasi dan
mencegah pembekuan.
Berikan darah lengkap atau produk darah Membantu menentukan beratnya masalah
(missal: plasma, kriopresipitat, trombosit) dan efek dari terapi.
sesuai indikasi.
Berikan obat-obatan sesuai indikasi:
Antibiotik bertindak secara profilaktik untuk
Diagnosa 2 : Resti infeksi b.d prosedur invasif, kerusakan kulit, penurunan Hb, pemajanan
terhadap patogen.
Tujuan :
o Bebas dari infeksi.
o Pencapaian tepat waktu dalam pemulihan luka tanpa komplikasi.
No. Intervensi
1.
Tinjau ulang kondisi/faktor risiko yang
ada sebelumnya.
2.
3.
Rasionalisasi
Kondisi dasar ibu, seperti diabetes
atau hemoragi, menimbulkan
potensial risiko infeksi atau
penyembuhan luka yang buruk.
Infeksi dapat mengubah
penyembuhan luka.
Menurunkan resiko infeksi asenden.
6.
Diagnosa 3 : Resti cedera b.d trauma jaringan, perubahan motilitas,efek-efek obat/penurunan sensasi
Tujuan : Bebas dari cedera
No. Intervensi
Rasionalisasi
1.
Lepaskan alat prostetik (mis, lensa kontak, Menurunkan resiko cedera
gigi palsu/kawat gigi) dan perhiasan.
kecelakaan.
2.
Tinjau ulang catatan persalinan, perhatikan Dapat menandakan retensi urin atau
frekuensi berkemih, haluaran, penampilan, menunjukkan keseimbangan cairan
dan waktu berkemih pertama.
atau dehidrasi pada klien yang sedang
bersalin.
3.
Pantau haluaran dan warna urin setelah
Menunjukkan tingkat hidrasi, status
insersi kateter indwelling. Perhatikan
sirkulasi dan kemungkinan trauma
adanya darah dan urin.
kandung kemih.
4.
Kolaborasi Dapatkan specimen urin untuk Risiko meningkat pada klien bila
analisis rutin, protein, dan berat jenis.
proses infeksi atau keadaan
hipertensif ada.
Diagnosa 4 : Kurang pengetahuan
Tujuan :
o Mengungkapkan pemahaman tentang indikasi ekstraksi forsep/vakum.
o Mengenali ini sebagai metode alternatif kelahiran bayi.
No. Intervensi
1.
Kaji kebutuhan belajar.
Rasionalisasi
Metode kelahiran ini didiskusikan
pada kelas persiapan melahirkan anak,
tetapi banyak klien gagal untuk
menyerap informasi karena ini tidak
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Implementasi
Melakukan apa yang harus kita lakukan pada saat itu sesuai dengan apa yang telah
diintervensikan.Danmencatatsetiaptidakanyangdilakukanpadapasien.
Evaluasi
Evaluasikeperawatandisesuaikandengankriteriahasildantujuanyangada
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ekstraksi vacuum adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi
tekanan negative ( sedot ) pada kepala dengan menggunakan ekstraktor vacuum ( ventouse ) dari
maelstrom.
Model persalinan yang dibantu ini hanya menimbulkan sedikit trauma pada jaringan ibu.
Laserasi kulit kepala dan cepal hematoma merupakan komplikasi utama pada penggunaan alat
ini, namun mayoritas penyulit tersebut adalah akibat seleksi yang buruk dan pemaksaan persalina
pervaginan dengan segala resiko.
Traksi pada vakum yang menempel pada kepala saat melewati perineum dapat lebih
mengendalikan distensi perineum, dan bahkan dapat menghindari perlunya episiotomi.
B.
Saran
Diharapka setelah membaca makalah ini kita sebagi perawat mampu melakukan tindakan
vacuum ekstraksi sesuai dengan prosedur keperawatan yang sudah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Edisi 2. 2001. Jakarta:EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. 2006. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.
Oxorn, Harry dkk. Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi Persalinan. 1990. Yogyakarta: ANDI;YEM
http://www.kapukonline.com/2011/09/askeppersalinanvacumekstraksi.html
http://blog.askep-online.com/askep-persalinan-vacum-ekstraksi/
ml.scribd.com/doc/143507819/Kegawat-Daruratan-Obstetrik-1
ml.scribd.com/doc/90372543/Plasenta-previa
ml.scribd.com/doc/6876883/AA-KOMPLIT-1-1
ml.scribd.com/doc/148956424/Vacum-Ekstraksi-1
ml.scribd.com/doc/135950596/BAB-II
ml.scribd.com/doc/221708799/145449339-Reproduksi-2...
ml.scribd.com/doc/39628183/SENAM-NIFAS-PERAWATAN...
ml.scribd.com/doc/162343379
http://kumpulanaskep.com/blog/rencana-asuhan-keperawatan-klien-dengan-postoperasi-kehamilan-ektopik-terganggu-post-salpingektomi-sinistra-dekstramiomektomi-diruang-dds-rsup-dr-sardjito-yogyakarta/
www.antarasumbar.com