Professional Documents
Culture Documents
TBC (TUBERCULOSA)
Dosen Pembimbing :
Agus Priyanto S.Kep.Ns
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
2.
Arifal
Aris
S.Kep,Ns
M.Kes,
selaku
ketua
prodi
S1
4.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
3
Paru,
tetapi
dapat
juga
mengenai
organ
tubuh
lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Mycobacterium Tuberkolusa
Airway inhalasi
doplet
Saluran
pernafasan
Saluran
pernafasan atas
Saluran
pernafasan
bawah
Bakteri yang
besar yang
bertahan di
bronkus
Paru-Paru
Peradangan
bronkus
Alveolus
Penumpikan
sekret
efektif
Tidak
efektif
Anoreksi
a
malaise
mual
muntah
Alveolus
mengalam
i
komplikasi
dan
eksudasi
Peneyebar
an infeksi
melalui
sistem
limfatik
Edema
pertukara
n gas
Demam
7
Sekret
keluar
saat
batuk
Sekret
tak
keluar
saat
Batuk
terus
menerus
Bersihan
jaln
nafas
tidak
efektif
Perubah
an
nutrisi
kurang
dari
kebutuh
Terhadap
orang
lain
Peningkata
n suhu
tubuh
Kelitihan
Intoleransi
aktivitas
Resiko
penyebar
an infeksi
Gangguan pola
istirahat/tidur
2.
3.
4.
5.
6.
Sesak nafas.
7.
Nyeri dada.
8.
2.
Ziehl Neelsen : (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan
cairan darah) positif untuk basil asam cepat.
3.
Foto thorax : dapat menunjukan infiltrsi lesi awal pada area paru atas,
simpanan kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan, perubahan
menunjukan lebih luas TB dapat masuk rongga area fibrosa.
4.
5.
Biopsi jarum pada jarinagn paru ; positif untuk granula TB : adanya sel
raksasa menunjukan nekrosis.
6.
7.
2.1.6 Penatalaksanaan
Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian :
1.
Jangka pendek
Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1 3 bulan.
Pas 10 mg.
9
INH.
Rifampicin.
Ethambutol.
Dengan fase selama 2 x seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan
menjadi 6-9 bulan.
Rifampicin.
Isoniazid (INH).
Ethambutol.
Pyridoxin (B6).
Aktivitas/istirahat.
Gejala :
Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan atau
berkeringat.
Mimpi buruk.
Tanda :
Takhikardi, tachipnoe, / dispnoe pada kerja.
Kelelahan otot, nyeri dan sesak (pada tahap lanjut).
2.
Integritas Ego.
Gejala :
Makanan / cairan.
Gejala :
Anorexia.
Tidak dapat mencerna makanan.
Penurunan BB.
Tanda :
Turgor kulit buruk.
Kehilangan lemak subkutan pada otot.
4.
Nyeri / kenyamanan.
Gejala :
11
Pernafasan.
Gejala :
Keamanan.
Gejala :
Adanya kondisi penekana imun, contoh ; AIDS, kanker, tes HIV positif (+)
Tanda :
Demam rendah atau sakit panas akut.
12
7.
Interaksi sosial.
Gejala :
Penyuluhan / pembelajaran.
Gejala :
DATA PENUNJANG
MASALAH
ETIOLOGI
DS : Klien mengaku sesak Bersihan jalan Peradangan bronkus
dalam bernafas serta seperti nafas tak efektif
ada
yang
menghalangi
Penumpukan sekret
Tidak efektif
DO:tachipnoe,TD
meningkat,seputum
kental
dan purulen
DS:
klien
kesumutan
pada
mengaku Kerusakan
ujung- pertukaran gas
ujung ekstremitas
efektif
Alveoli
komplikasi
mengalami
dan
eksudasi
13
normal, TD naik,takikardi,
Gangguan
Tachipnoe.
gas
Peradangan bronkus
pertukaran
kurang
Penumpukan sekret
Anoreksia,malaise,mua
l muntah
habis
seperempat,BB
menurun
Kebutuhan
nutrisi
1.
2.
3.
2.2.3 Perencanaan
Diagnosa Keperawatan 1. :
Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
Tujuan :
Kebersihan jalan napas efektif.
Kriteria hasil :
Intervensi :
14
Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat
penumpukan sekret di sal. pernapasan.
R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan
kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
Pernapasan
diafragma
menurunkan
frek.
napas
dan
Ajarkan
klien
tindakan
untuk
menurunkan
viskositas
sekresi
15
Diagnosis Keperawatan 2. :
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolarkapiler.
Tujuan :
Pertukaran gas efektif.
Kriteria hasil :
Intervensi :
16
Diagnosis keperawatan 3
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi adekuat
Kriteria Hasil :
Menyebutkan
makanan
mana
yang
tinggi
protein
dan
kalori
Menu makanan yang disajikan habis. Peningkatan berat badan tanpa peningkatan
edema
Intervensi :
Tawarkan makan sedikit tapi sering (enam kali sehari plus tambahan).
R/
Untuk
mencukupi
kebutuhan
hizi
paien
dan
17
Konsul dengan dokter/shli gizi bila klien tidak mengkonsumsi nutrien yang
cukup.
R/ Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan
2.2.4 Implementasi
Dx 1:
18
Dx 2:
Dx 3 :
Melakukan tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahanlahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut. Lakukan napas ke dua ,
tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat.
19
2.2.5 Evaluasi
Dx : 1
S: Klien mengaku sudak tidak sesak dalam bernafas,dan bisa batuk dengan
efektif
O: Frekwensi normal,TD normal,sputum encer dan mudah dikeluarkan.
A: Masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
Dx : 2
S : klien menyatakan sudah tidak mengalami kesumutan pada ujung
ekstremitas
O : GDA dalam batas normal,frekwensi pernafasan dalam batas normal,nadi
dan TD normal
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Dx : 3
S: klien mengaku mulai tertarik dengan makanan dan nafsu makan
meningkat,tidak merasa mual.
O: BB meningkat,porsi makanan habis.
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mycobacterium tuberculosis.
Penyebabnya ialah mycobacterium tuberkulosis dengan ukuran panjang 1
Diagnosa meliputi
1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan
sekresi yang kental/darah.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan
membran alveolar-kapiler.
21
3. Perubahan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
22
DAFTAR PUSTAKA
23