Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Tifani Anisa Muslikhah
105070601111019
Tinjauan Pustaka
A. ASI
1. Pengertian ASI
Air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting
terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan (Soetjiningsih, 1997:1).
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI
adalah makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun
kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi
kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4-6 bulan.
ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan
garam organik yang di sekresi oleh kelenjar payudara ibu. Komposisi
ASI tidak sama dari waktu ke waktu. Komposisi ASI dibedakan menjadi
tiga macam yaitu:
a) Kolostrum, yaitu ASI yang keluar pada hari pertama sampai hari
ketiga setelah bayi lahir, berwarna agak kekuningan lebih kuning
dari ASI biasa, teksturnya agak kasar karena mengandung butiran
lemak dan sel-sel epitel.
b) ASI masa transisi, yaitu ASI yang dihasilkan mulai hari keempat
sampai hari kesepuluh.
c) ASI matur, yaitu ASI yang dihasilkan hari kesepuluh sampai
seterusnya. (Retna, 2008).
2. Manfaat ASI
a) Bagi Bayi
1) ASI sebagai nutrisi.
2) Makanan terlengkap untuk bayi yang terdiri dari proporsi yang
seimbang dan cukup mengandung zat gizi yang diperlukan
untuk 6 bulan pertama.
3) Mengandung antibodi (terutama kolostrum) yang melindungi
terhadap penyakit terutama diare dan gangguan pernapasan.
tidak menyusui.
Tekanan batin.
Ada sebagian kecil ibu yang mengalami tekanan batin di
saat menyusui bayi sehingga dapat mendesak ibu untuk
cenderung
akan
mengurangi
keluarga
adalah
ikatan
umum,
yang
dicirikan
dengan
adanya
interaksi
ekonomi. Anggota keluarga yang lain dan/atau orang tua akan turut
merasakan sakit, sedih, atau cemas tentang keadaan sakit tersebut
akan meningkatkan pengeluaran keluarga karena dibutuhkan biaya
pengobatan bagi yang sakit.
Berdasarkan pada teori ini, keadaan sakit pada salah satu
anggota keluarga bukan semata-mata disebabkan oleh individu itu
sendiri, tetapi akibat interaksi satu anggota keluarga dengan
anggota keluarga yang lain. Perubahan yang terjadi mendadak atau
yang dirasakan terlalu berat akan mempengaruhi keseimbangan
antarkomponen sistem keluarga. Dengan demikian, sistem keluarga
yang dapat dipengaruhi oleh adanya perubahan pada keluarga
sebagaimana juga keluarga dapat menimbulkan perubahan apabila
interaksi antaranggotanya tidak harmonis.
Umpan balik pada sistem keluarga dapat ditunjukkan
dengan adanya suatu proses pada keluarga yang membantu
anggotanya dalam menghadapi masalah yang ada dan sejauh mana
tujuan yang ditetapkan bersama sejak awal telah dicapai. Umpan
balik positif sangat diperlukan sebagai pendorong atau motivator
bagi anggota keluarga untuk terus menjaga keharmonisan interaksi
dalam keluarga. Apabila kondisi ini dicapai, dapat dikatakan bahwa
keluarga tersebut dapat beradaptasi dengan positif terhadap
perubahan yang dialami keluarga dan dapat dikatakan sebagai
keluarga yang terbuka dengan perubahan yang ada. Sebaliknya,
keluarga yang tertutup hanya akan menganggap perubahan yang
dialami keluarga sebagai ancaman semata dan tidak dapat
beradaptasi dengan positif sehingga tidak dapat memanfaatkan
sumber yang ada untuk menghadapi perubahan tersebut.
Kelebihan teori ini adalah teori ini sangat aplikatif
apabila diterapkan pada keluarga dalam kehidupannya sehari-hari,
baik dalam keadaan normal maupun sedang tidak dapat berfungsi
karena mengalami gangguan sistem. Akan tetapi, kelemahan dari
teori ini adalah teori ini agak sulit menetapkan penyebab dan akibat
ukuran
untuk
tahapan
dewasa.
Setiap
tahapan
keluarga
mempunyai
tugas
perkembangan masing-masing.
Kelebihan teoti ini adalah menguraikan keluarga secara
dinamis, perubahan-perubahan pada keluarga, dan sistem sosialnya
serta mengantisipasi potensi terjadinya stres dalam tiap tahap
perkembangannya, sedangkan kelemahannya adalah hanya tepat
menjelaskan keluarga inti dan patokan menggunakan anak pertama
sebagai tahapan keluarga dapat menimbulkan masalah bagi orang
tua tanpa pasangan atau dengan keluarga yang mempunyai ayah tiri
atau ibu tiri.
d. Teori struktur dan fungsi keluarga
Teori ini lebih berfokus pada hubungan, ketergantungan,
dan kesatuan antaranggota keluarga dan semua aspek yang
berhubungan melalui struktur dan fungsi keluarga yang dijelaskan
secara sistematis. Friedman (1998) membagi empat struktur
keluarga menjadi struktur komunikasi, struktur nilai dan norma,
struktur kekuatan, dan struktur peran.
1) Struktur komunikasi
Struktur komunikasi menunjukkan bagaimana pola
anggota keluarga dalam berkomunikasi satu dengan yang
lain. Beberapa keluarga menunjukkan komunikasi yang
tidak
berfungsi.
Komunikasi
yang
berfungsi
menunjukkan
kemampuan
keputusan.
Untuk
dapat
mempunyai
peran
sosialisasi
anak,
peran
rekreasi,
lebih
bersifat
adaptif
dan
mempertahankan
pemberi
dorongan,
peran
mempertahankan
I. Pengkajian Data
Alasan : untuk memperoleh data subjektif
Tanggal
Alasan : untuk mengetahui tanggal pengkajian saat ini
Jam/ waktu kunjungan
Alasan untuk mengetahui waktu kunjungan
Oleh
Alasan : untuk mengetahui siapa yang melakukan anamnesa pada
pengkajian tersebut
Tempat
Alasan: untuk mengetahui tempat dilakukan pengkajian
a. DATA SUBJEKTIF
Identitas Bayi
Nama Bayi :
Alasan
: untuk menghindari kesalahan dalam memberikan asuhan
Umur
:
Alasan
: untuk mengantisipasi kemungkinan penyulit yang sering
timbul
berhubungan
dengan
umur,
mengetahui
keluarga
terutama
yang
penyakit
keluarga.
Riwayat Kesehatan Bayi
Untuk mengetahui status kesehatan bayi, penyakit apa yang pernah
diderita bayi.
Riwayat imunisasi
Untuk mengetahui status imunisasi bayi
Riwayat tumbuh kembang
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi sesuai usia
Pola kebiasaan sehari-hari
Meliputi pola nutrisi, eliminasi dan aktivitas. Untuk mengetahui status
gizi bayi
a. DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan kepala
Dilakukan mulai dari rambut dengan menilai jumlah dan
warna, adanya lanugo terutama pada daerah bahu dan
punggung, kemudian dilanjutkan pada pemeriksaan wajah
dan tengkorak, dapat dilihat adanya maulage yaitu tulang
tengkorak yang saling menutup pada saat lahir asimetris atau
tidak, ada atau tidaknya caput succedanium (edema pada kulit
kepala, lunak dan tidak berfluktuasi, batasnya tidak tegas, dan
menyeberangi sutura dan akan hilang dalam beberapa hari).
Cepal haematom terjadi sesaat setelah lahir dan tidak tampak
pada hari pertama karena tertutup oleh caput succedanium
dan akan hilang sempurna dalam waktu dua sampai 6 bulan.
Fontanella diperiksa dengan cara melakukan palpasi dengan
menggunakan jari tangan denyutan yang sama dengan
denyutan jantung, kemudian fontanella posterior akan dilihat
proses penutupan setelah umur dua bulan dan fontanella
mengalami kebutaan.
Pemeriksaan telinga
Untuk menilai adanya gangguan pendengaran dilakukan
dengan membunyikan bel atau suara apabila terjadi reflek
terkejut, kemudian apabila tidak terjadi reflek maka
monilia
albicans,
pada
gigi
apakah
terjadi
c. Abdomen
Meliputi pemeriksaan secara inspeksi untuk melihat bentuk dari
abdomen. Apabila didapatkan abdomen membuncit dapat diduga
kemungkinan disebabkan hepatosplenomegali (cairan dalam
rongga perut), adanya kembung apabila didapatkan adanya
perforasi usus atau illius. Pada perabaan hati biasanya teraba 2 3
cm dibawah arcus kosta kanan, limfa teraba 1 cm di bawah arcus
kosta kiri. Bagian bagian ginjal dapat diraba setinggi umbilikus
di antara garis tengah dan tepi perut.
d. Tulang belakang dan ekstremitas
Pada pemeriksaan tulang belakang caranya adalah bayi diletakkan
dalam posisi tengkurap, kemudian tangan pemeriksa meraba
sepanjang tulang belakang untuk mencari ada tidaknya kelainan
seperti skoliosis, meningokel, spina bifida. Kemudian pada
ekstremitas dapat dilihat dari pergerakan apakah terjadi kelemahan
atau kelumpuhan yang ada dengan melihat posisi kedua kaki,
adanya pes equinovarus atau valgus dan keadaan jari jari tangan
dan kaki apakah terdapat polidaktili atau lainnya.
e. Genitalia
Untuk mengetahui keadaan labio minora tertutup oleh labia
mayora, lubang uretra dan lubang vagina terpisah apabila
ditemukan satu lubang maka didapatkan terjadi kelainan dan
apabila adanya sekret pada lubang vagina hal tersebut karena
pengaruh hormonal, sedangkan pada bayi laki laki sering
diddapatkan fimosis, secara normal panjang penis pada bayi adalah
3 4 cm dan 1 1,3 cm untuk lebarnya.
f. Anus dan rektum
Dilakukan untuk menilai adanya kelainan atresia ani atau
mengetahui posisinya.
g. Kulit
Untuk menilai adanya kelainan seperti adanya verniks kaseosa
merupakan zat yang bersifat seperti lemak yang berfungsi sebagai
isolasi panas dimana akan menutupi bayi yang cukup bulan dan
menilai adanya lanugo yang merupakan rambut halus yang terdapat
pada punggung bayi, jumlahnya lebih banyak pada bayi yang
kurang bulan daripada yang cukup bulan.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
b. ASSESMENT
Bayi x, umur ... dengan ............
Dasarnya dari data subjektif dan objektif
c. PENATALAKSANAAN
Dilakukan berdasarkan assesment
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA DENGAN BAYI TIDAK
DIBERI ASI RT II RW. I DESA P
KEC S BLITAR
Pengkajian Data
Tanggal
: 1 November 2013
Oleh
: Tifani
Tempat: Rumah Tn. S
A. SUBYEKTIF
1. Data Umum
Kecamatan
: S
Desa
: P
RT
: II
RW
:I
Biodata
:
a. Bayi
Nama
: Bayi H
Umur
: 1 minggu
Jenis kelamin
: Perempuan
b. Orangtua
Nama ayah
: Tn. S
Nama ibu
Umur
: 32 tahun
Umur
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Suku/Bangsa
Agama
: Islam
Agama
Pendidikan
: SMA tamat
Pendidikan
Pekerjaan
: Wiraswasta
Pekerjaan
Alamat
: Desa P RT II RW I Kec. S
: Ny. T
: 25 tahun
:Jawa/Indonesia
: Islam
: SMA tamat
:teller bank swasta
Nam
Jenis Kelamin
Laki Perempua
Umur
Status
Pendi-
Peker-
Keadaa
dlm
dikan
jaan
saat
-laki
1.
2.
3.
4.
P
S
65 th
Keluarga
Ibu Tn.
32 th
S
KK
25 th
1 mggu
Tidak
SMA
bekerja
Wiraswas
Sehat
SMA
ta
Teller
Sehat
Anak
Tdk
bank
Blm
Sehat
kandung
Sekolah
sekolah
Istri
Keadaan Rumah
Luas rumah
: 120 m2 (10 m x 12 m)
Dinding
: Bata
Atap
: Genteng
Lantai
: Keramik
Cahaya
: Cukup
Ventilasi
: 9 buah
Kelembaban : Cukup
Kebersihan
: Cukup
Jumlah ruang : 11 ruang
Yaitu : 1 R tamu, 5 R tidur, 1 dapur dan 1 kamar mandi
Sumber Air
Air untuk minum
Asal air
Nilai air
: Dimasak
: Sumur
: Bersih
: Closet duduk
: Cukup
: 2 kamar mandi untuk seluruh anggota keluarga
ini
Sehat
SD
: Baik
: Cukup
: Tanaman dalam pot didepan rumah
: Di buang ke selokan
penggunaan
Data Bayi
a. Riwayat Prenatal :
Selama kehamilan, ibu mengalami mual muntah di bulan-bulan
pertama kehamilan. Ibu tidak pernah mengalami perdarahan,
hipertensi dan sebagainya. Ibu selama hamil periksa di Bidan 10
kali, imunisasi TT sebanyak 4 kali.
b. Riwayat Intranatal :
Melahirkan di RB ditolong oleh Bidan, jenis persalinan normal
(spontan B), ibu tidak mengalami perdarahan.
c. Riwayat Postnatal :
BB : 3500 gram, PB : 52 cm, Kelainan kongenital : tidak ada,
Anus: ada
d. Riwayat Penyakit Yang Diderita Keluarga:
Hipertensi : ibu Tn. S
Asma
: tidak ada
Jantung
: tidak ada
Hepatitis
: tidak ada
DM
: tidak ada
Ginjal
: tidak ada
e. Riwayat Kesehatan Klien :
Ibu mengatakan bayinya sering mengalami batuk, pilek dan
mencret.
f. Riwayat Imunisasi :
Ibu mengatakan bahwa bayinya sudah mendapat imunisasi
Hepatitis B1, Polio dan BCG (25-10-2013).
C. ASSESMENT
Bayi usia 1 minggu tumbuh kembang sesuai usia, dengan masalah tidak
diberi ASI
Identifikasi masalah/diagnosa potensial : Tidak ada
Identifikasi kebutuhan segera : Tidak ada
D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa kondisi
bayinya saat ini sehat.
Evaluasi : Ibu dan suami mengerti apa yang disampaikan oleh bidan.
2. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi untuk
bayi, diantaranya kelebihan ASI, kandungan gizi didalam ASI
dibanding dengan susu formula, keuntungan menyusui, cara menyusui
yang benar.
Evaluasi : Ibu dan keluarga dapat menjelaskan kembali tentang
penyuluhan yang telah diberikan oleh bidan, diantaranya dapat
menyebutkan beberapa kelebihan ASI, kandungan gizi didalam ASI
dibandingkan susu formula, keuntungan menyusui, dan dapat
melakukan cara menyusui yang benar.
3. Memberikan KIE pada ibu dan anggota keluarga lainnya untuk
mengingatkan dan memotivasi ibu untuk membawa bayinya ke
posyandu agar bayi mendapatkan pelayanan yang sesuai dan
memberikan nutrisi yang tepat pada bayi
Evaluasi : Ibu dan keluarga memahami dan bersedia untuk melakukan
anjuran bidan
4. Menganjurkan ibu untuk datang ke Posyandu pada tanggal 25
November 2013
Evaluasi : Ibu dan keluarga berjanji akan membawa bayinya ke
Posyandu pada tanggal 25 November 2013
5. Menggerakkan kader dan pamong untuk ikut mengaktifkan ibu dan
keluarga agar aktif datang ke posyandu dengan cara mengingatkan ibu
dan keluarga waktu kunjungan posyandu.