Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa
ditandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Hal ini
merupakan suatu fenomena yang mempunyai pengaruh besar terhadap
keberhasilan pembangunan kesehatan.(Sitti Saleha, 2009)
WHO memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000
meninggal saat hamil atau bersalin. Kematian ibu disebabkan oleh perdarahan,
tekanan darah tingggi saat hamil, infeksi, persalinan macet, keguguran, dll.
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan negara negara
ASEAN lainnya, berbagai faktor yang terkait dengan resiko terjadinya
komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan dan cara pencegahannya
telah diketahui namun demikian jumlah AKI dan AKB masih tetap tinggi.
(Depkes RI, 2001)
Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 lalu AKI
di Indonesia tercatat sebesar 247/100.0000 kelahiran hidup dan hasil survey
sementara tahun 2012 menunjukan bahwa AKI menurun menjadi 40 kematian
per 100.000 kelahira hidup sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) menurun
mencapai 34/1000 kelahiran hidup dari 35/1000 kelahiran hidup.
Angka Kematian ibu dan angka kematian bayi merupakan indicator dalam
menilai keberhasilan pelayanan kesehatan pada suatu negara. Hasil sementara
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukan
bahwa AKI menurun menjadi 40 kematian per 100.000 kelahiran hidup
menghimbau
bidan
tetap
semangat
melayani
dan
kesehatan
perseorangan,
keluarga,
kelompok
maupun
masyarakat.
Semakin tinggi tingkat pemahaman masyarakat terhadap pentingnya
kesehatan untuk mempertahankan kualitas hidup, maka customer akan
semakin kritis dalam menerima produk jasa, termasuk jasa pelayanan
kebidanan, oleh karena itu peningkatan mutu kinerja setiap bidan perlu
dilakukan terus menerus. Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang bermutu banyak upaya yang dapat dilaksanakan.
Upaya tersebut jika dilaksanakan secara terarah dan terencana ,dalam
ilmu administrasi kesehatan dikenal dengan nama program menjaga mutu
Manfaat
1.4.1. Manfaat Bagi Penyusun
Memperoleh pengalaman
secara
nyata
dan
menambah
meningkatkan pengetahuan
kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1
Definisi
Mutu pelayanan kebidanan adalah tingkat kesempurnaan dan standar yang
beberapa faktor :
1) Pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang akan diterima ,dalam hal ini
asfek komunikasi memegang peranan penting
2) Empati (sikap peduli) yang ditunjukan oleh petugas kesehatan .
3) Biaya (cost) , tingginya biaya pelayanan kesehatan dapat dianggap sebagai
sumber moral pasien dan keluarganya
4) Penampilan fisik ( kerapian) petugas, kondisi kebersihan dan kenyamanan
ruangan.
5) Jaminan keamanan yang ditunjukan oleh petugas kesehatan.
menerima perubahan
Peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang sangat
minim.
B. Tenaga kesehatan
Bidan merupakan tenaga kesehatan yang sangat berperan dalam pelayanan
kebidanan dan kurangnya keterampilan dan pengetahuan bidan dan
menyebabkan hal yang sangat fatal dalam penyelamatan nyawa seorang ibu
karena bidan adalah tenga kesehatan yang paling dekat pada masyarakat yang
secara khusus memberi pelayanan kebidanan kepada ibu dan sebagai
pengambil keputusan terhadap seorang yang telah memercayakan dirinya
berada dalam asuhan dan penanganan bidan.
persalinan
kurang
mempunyai
minat
untuk
terus
penggerakan
peran
berkomunikasi
serta
aktif
juga
dapat
masyarakat
untuk
komunikasi
yang
baik
dan
menguasai
keterampilan
berkomunikasi.
C. Pemerintah
Perhatian pemerintah pada pelayanan kebidanan masih berfokus
pada kuantitas tenaga kesehatan itu sendiri dan berorientasi pada
distribusi atau penyebaran tenaga kesehatan tersebut guna memenuhi
kebutuhan tenaga kesehatan di tiap wilayah dan meningkatkan
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Dibutuhkan
kebijakan pemerintah yang tegas terhadap penyebaran tenaga
kesehatan agar bidan mau ditempatkan di pedesaan dan daerah
terpencil.
2.1.4
komunikasi
petugas
dalam
melayani
pasien,dan/atau
pada
dimensi
kesesuaian
pelayanan
kesehatan
yang
dan standar yang telah di tentukan oleh hasil konsil melalui pendidikan
formal dan non formal.
Tujuan pendidikan berkelanjutan adalah :
a. Pemenuhan standar. Dalam hal ini standar kemampuan yang telah di
tentukan oleh konsil kebidanan untuk melakukan regristasi untuk
b.
c.
d.
e.
f.
2.2
2.2.1
Pengertian
Pengertian program menjaga mutu banyak macamnya, beberapa
yang lebih terpadu. Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang
dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam
menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan
standar yang telah ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian
masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang
dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu
pelayanan.
Tujuan
Tujuan program menjaga mutu mencakup dua hal yang bersifat pokok,
Tujuan antara yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah
diketahuinya mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program
menjaga mutu, tujuan ini dapat dicapai apabila masalah serta prioritas
masalah mutu berhasil ditetapkan.
b. Tujuan akhir.
Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah makin
meningkatnya mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program
menjaga mutu, tujuan ini dapat dicapai apabila masalah dan penyebab
masalah mutu berhasil diatasi.
2.2.3
Manfaat
Apabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan, banyak manfaat yang
dilaksanakan
dapatlah
diharapkan
terselenggaranya
pelayanan
Syarat
Syarat program menjaga mutu banyak macamnya, beberapa dari
8. Menyimpan rahasia
9. Mendorong pengambilan keputusan
10. Memberi dukungan
11. Membentuk dukungan atas dasar kepercayaan
12. Mampu berkomunikasi
13. Mengerti perasaan dan kekhawatiran orang lain
14. Mengerti keterbatasan mereka
b. Organisasi profesi
Bidan berada di bawah naungan sebuah organisasi profesi Ikatan Bidan
Indonesia (IBI) yang terus-menerus memperhatikan peningkatan kualitas
anggotanya dan juga selalu berupaya untuk tetap memberi pelayanan yang
terbaik dan meningkatkan terus mutu pelayanan kebidanan. Organisasi profesi
IBI merupakan tempat bagi bidan untuk menyampaikan aspirasi, ide, dan
pemikiran mereka serta menjamin keprofesionalan para anggotanya. Oleh
karena itu, IBI harus terus berupaya dan berjuang meningkatkan keterampilan
klinis dan komunikasi anggotanya.
Banyak upaya telah dilakukan organisasi profesi untuk tetap meningkatkan
kualitas pelayanan kebidanan, antara lain :
1. Mengharuskan setiap anggotanya
untuk
mempunyai
standar
d. Pendidikan bidan
Cara yang paling tepat untuk berhasil melaksanakan kebijakan mutu yang
jelas adalah melalui pendidikan. Pendidikan yang berkualitas akan
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Bidan yang di didik dengan fokus
pada kualitas tentu memberi sumbangan kecakapan, keterampilan, dan
professional bagi bangsa dan Negara.
2.3 Program Menjaga Mutu Restrospektif
2.3.1 Pengertian
Program menjaga mutu
restrospektif
adalah
yang
menjaga
mutu
retrospektif
adalah
Record
review,
dengan
standar
dan
kode
etik
profesi
yang
telah
Program
menjaga
mutu
adalah
suatu
upaya
yang
c.
dan
penyelesaian
masalah
pelayanan
yang
b. menilai (evaluasi)
c. melakukan tindakan (action) untuk koreksi pelayanan yang kurang
baik.
Pemantauan(monitoring)
adalah
fungsi
sistematik
dan
rutin
Manfaat
Apabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan, banyak manfaat yang
Syarat-Syarat
Syarat program menjaga mutu banyak macamnya, beberapa dar
Syarat keempat yang harus dipenuhi ialah harus mencerminkan dan sesuai
dengan keadaan organisasi. Program menjaga mutu yang berlebihan, terlalu
dipaksakan sehingga tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, tidak akan
ekonomis dan karena itu bukanlah suatu program yang baik.
e. Mudah dilaksanakan.
Syarat kelima adalah tentang kemudahan pelaksanaannya, inilah sebabnya
sering dikembangkan program menjaga mutu mandiri (Self assesment). Ada
baiknya program tersebut dilakukan secara langsung, dalam arti dilaksanakan oleh
pihak-pihak yang melaksanakan pelayanan kesehatan .
f. Mudah dimengerti.
Syarat
keenam
yang
harus
dipenuhi
ialah
tentang
kemudahan
pengertiannya. Program menjaga mutu yang berbelit-belit atau yang hasilnya sulit
dimengerti, bukanlah suatu program yang baik.
2.3.6
tenaga dan sarana (kuantitas dan kualitas) tidak sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan (standardofpersonnel and facilities), serta jika
dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah
diharapkan baiknya mutu pelayanan .
B. Unsur lingkungan
Yang dimaksud dengan unsur lingkungan adalah kebijakan,organisasi,
manajemen. Secara umum disebutkan apabila kebijakan,organisasi
dan manajemen tersebut tidak sesuai dengan standar dan atau tidak
bersifat mendukung, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu
pelayanan.
C. Unsur proses
Yang dimaksud
dengan
unsur
proses
adalah
tindakan
a. data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner,
kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti
dengan nara sumber.
b. data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa
absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah,
data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.
B. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting
demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara
mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data
diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber
tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa
lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara,
camera photo dan lainnya.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket,
observasi dan wawancara.
C. Etika dalam Pengumpulan Data
Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang
prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu
tanggung jawab peneliti.
2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat
penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan
tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
3. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak
ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka
penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada
responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut
dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek
tidak boleh dilanggar
5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan
responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
a. Wawancara
1. Pengertian
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti
terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi
pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000
responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan
sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
2. Metode Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si
penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon.
3. Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
4. Persiapan wawancara:
1. Membaca materi latar belakang
a.
b.
c.
d.
e.
f.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
b.
c.
orangorang
terpenting dari semua tingkatan yang untuk hal-hal tertentu bisa
dipengaruhi sistem.
Pertanyaan
Apakah di BPS ini mempunyai program penjaga mutu?
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
pelayanan?
10. Apakah ibu punya cara-cara tertentu dalam memecahkan masalah
dalam mutu pelayanan?
11. Apakah ada kebijakan khusus untuk BPS ini dalam melaksanakan
program penjaga mutu?
12. Apakah ada tenaga kesehatan lain di BPS, selain ibu?
13. Apakah peralatan di BPS ini sudah memadai? Terutama penangan
awal kegawatdaruratan?
14. Dalam melakukan tindakan apakah memberikan pembicaraan
sebelumnya? Atau menggunakan dengan lembar persetujuan?
15. Setelah selesai memberikan pelayanan apakah selalu memberikan
3.3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pertanyaan
Dalam melakukan penilaian program penjaga mutu pelayanan, cara yang
digunakan adalah dengan cara wawancara. Alat bantu yang digunakan saat
melakukan wawancara adalah kuesioner, terdapat pertanyaan bentuk terbuka dan
tertutup.
Berikut adalah pertanyaan pertanyaan dan jawabanyang digunakan dalam
wawancara :
Nama Bidan : Yeti Nurhayati SST
Pendidikan
: D4
Praktek
: BPM
INDIKATOR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
No
1
Pertanyaan
Apakah di BPS ini mempunyai
di BPS ini?
Dari mana mendapatkan programprogram penjaga mutu?
Jawaban
Ya
BPS ini menjaga mutu dengan cara
memberikan pelayanan sebaik-baiknya.
Melakukan survey ketenaga kesahatan lainnya
yang memberikan pelayanan, untuk
dibandingkan dengan pelayann yang di
lakukan di BPS ini.
Untuk menarik klien agar kembali lagi
melakukan kunjungan dan tidak kapok untuk
kembali.
Dengan memberikan pelayanan pada hamil,
memeriksa ibu hamil sesuai dengan ketentuan,
misalnya minimal 4 kali, atau maksimal
sebulan sekali.
Tidak ada media khusus untuk melakukan
penilaian keberhasilan. Dulu pernah
keberhasilan program-program
penjaga mutu yang dijalankan?
kepuasan pasien.
pelayanan?
Apakah ibu punya cara-cara
mutu?
Apakah ada tenaga kesehatan lain
13
Sudah memenuhi.
awal kegawatdaruratan?
Dalam melakukan tindakan apakah Selalu. Tetapi hanya dilakukan dengan lisan.
memberikan pembicaraan
sebelumnya? Atau menggunakan
15
17
rujukan kegawatdaruratan?
Apakah bidan mengelola pasien
dengan keadaan patologi misalnya
sungsang, gemelli dan lainlainnya?
18
19
20
Belum tau.
21
Ada
mutu pelayanan?
Standar apa saja yang ada di BPS
ini?
BIDAN DELIMA
23
Apakah signage Bidan Delima
SOP
Ada
24
berukuran 40x60 cm
Apakah terdapat ruang tunggu di
Ada
25
BPS ini?
Apakah terdapat meja pendaftaran,
Ada
BPS ini?
Apakah terdapat ruang
Ada
27
Ada
28
Ada
Ada
BPS?
Apakah terdapat safety box di BPS
Ada
31
ini?
Apakah tersedia kartu status ibu
Ada
32
Tidak ada
BPS ini?
Apakah tersedia WC atau Kamar
Ada
34
35
BPS ini?
Apakah tersedia ruang Pencegahan
ini?
Apakah tersedia ruang Rawat Inap
Ada
di BPS ini?
37
Ada
38
di BPS ini?
Apakah tersedia Formulir
Ada
BPS ini?
Apakah tersedia Penyimpanan
40
Ada
Ada, dilakukan setiap selesai pelayanan dan
tertata rapi di meja kerja bidan.
4.2
Pembahasan
Baik atau tidaknya mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh
beberapa unsur, dan untuk menjamin baiknya mutu pelayanan kesehatan ada tiga
unsur yang harus diupayakan sedemikian rupa agar sesuai dengan standar dan atau
kebutuhan.
A.
Unsur masukan
Unsur masukan (input) adalah tenaga, dana dan sarana fisik, perlengkapan serta
peralatan. Secara umum disebutkan bahwa apabila tenaga dan sarana (kuantitas
dan
kualitas)
tidak
sesuai
dengan
standar
yang
telah
ditetapkan
(standardofpersonnel and facilities), serta jika dana yang tersedia tidak sesuai
dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan .
Kenyataan di BPS : tenaga kesehatan sudah sesuai karena terdapat dua bidan,
perlengkapan serta peralatan sudah lengkap sesuai dengan standar tetapi pada
fasilitas ruangan belum sesuai dengan standar karena ruangan pemeriksaan ANC
bersatu dengan ruangan bersalin yang seharusnya terpisah dan tidak adanya
ruangan khusus untuk pencegahan dan pengendalian infeksi.
B.
Unsur lingkungan
Yang
dimaksud
manajemen.
dengan
Secara
unsur
umum
lingkungan
disebutkan
adalah
apabila
kebijakan,organisasi,
kebijakan,organisasi
dan
manajemen tersebut tidak sesuai dengan standar dan atau tidak bersifat
mendukung, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan.
Kenyataan di BPS : Dalam pengelolaan manajemen pelayanannya sudah sesuai
dengan standar karena bidan memberikan pelayanan ANC dan asuhan kebidanan
lainnya, selalu memberikan konseling sesuai kebutuhan pasien serta hanya
menangani kasus persalinan normal dan merujuk apabila ada kasus patologi dan
melakukan rekapitulasi pemasukan harian, kwitansi, daftar inventaris di BPS yang
dilakukan setiap selesai pelayanan dan tertata rapi di meja kerja bidan dan bidan
pun melakukan kolaborasi dengan tokoh masyarakat setempat.
C.
Unsur proses
Yang dimaksud dengan unsur proses adalah tindakan medis,keperawatan atau non
medis. Secara umum disebutkan apabila tindakan tersebut tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan (standard of conduct), maka sulitlah diharapkan
mutu pelayanan menjadi baik.
Kenyataan di BPS : dalam tindakan medis keperawatan atau non medis sudah
sesuai dengan standar yaitu bidan hanya mengelola kasus normal dan merujuk
kasus patologi dan dalam menilai kepuasan pasien untuk mengukur mutu atau
kualitas pelayanan di BPS bidan selalu menanyakan langsung pada pasien serta
bersikap ramah.
BAB V
PENUTUP
A.
1.
Kesimpulan
Mutu adalah suatu konsep yang multi dimensional
artinya pengertin mutu akan berbeda-beda pada setipa orang, tergantung pada
kepentingan, latar belakang kehidupan, pendidikan dan harapan seseorang
4.
B.
Saran
Diharapkan pada mutu pelayanan di BPS dapat ditingkatkan untuk menjadi lebih
baik lagi. sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan yang memuaskan dan
nyaman lebih bermutu.
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://dinkes.baritokualakab.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=82:bidan-berperan-penting-dalamaki-dan-akb&catid=52:bina-kesga&Itemid=79
2.