Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut (Alvyanto, 2010).
Sistem endokrin sistem kontrol kelenjar tanpa saluran yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol
dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.
Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai
asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka
fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Dalam system endokrin terbagi atas dua bagian yaitu system endokrin
dan
system
eksokrim.
System
eksokirm
merupakan
system
yang
yang
dalam
makalah
ini membahas
lebih
3.
penyakit hipotiroid.
Bagi lembaga pendidikan, agar dapat menjadi referensi tambahan tentang
hipotiroid.
BAB II
LANDASAN TEORI
I.
TEORI HIPOTIROIDISME
A. Pengertian Hipotiroidisme
Menurut Brunner & Suddarth (2002) Hipotiroidisme merupakan
keadaan yang di tandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang brjalan
lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi
akibat hormon tiroid berada di bawah nilai optimal.
B. Klasifikasi
Menurut Brunner & Suddarth (2002) Klasifikasi hipertiroidisme ada 4
kelompok, yaitu :
1. hipotiroidisme primer.
C. Etiologi
Brunner & Suddarth (2002), Hipotiroidisme adalah suatu kondisi yang
sangat umum. Diperkirakan bahwa 3% sampai 5% dari populasi mempunyai
beberapa bentuk hipotiroid. Kondisi yang lebih umum terjadi pada wanita
daripada pria dan kejadian-kejadiannya meningkat sesuai dengan umur.
Dibawah adalah suatu daftar dari beberapa penyebab-penyebab umum
hipotiroid pada orang-orang dewasa diikuti oleh suatu diskusi dari kondisikondisi ini..
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Hashimoto's thyroiditis
Lymphocytic thyroiditis (yang mungkin terjadi setelah hipertiroid)
Penghancuran tiroid (dariyodium ber-radioaktif atauo perasi)
Penyakit pituitary atau hipotalamus
Obat-obatan
Kekurangan yodium yang berat
D. Patofisiologi
(Tonner & Schlechte,1993) Penyebab hipotiroidisme yang paling
sering di temukan pada orang dewasa adalah tiroiditis otoimun (tiroiditis
Hashimoto), di mana sistem imun menyerang kelenjar tiroid. Gejala
hipertiroidisme kemudian dapat diikuti oleh gejala hipotiroidisme dan
miksedeme.
Hipotiroidisme juga sering terjadi pada pasien dengan riwayat
hipertiroidisme yang menjalani terapi radioiodium, pembedahan, atau
preparat antitiroid. Kejadian ini paling sering di jumpai pada wanita lanjut
usia. Terapi radiasi untuk penanganan kanker kepala dan leher kini semakin
sering menjadi penyebab hipotiroidisme pada lansia laki-laki; karena itu,
pemeriksaan fungsi tiroid dianjurkan bagi semua pasien yang menjalani terapi
tersebut.
Kelenjar tiroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan mensekresi
hormone tiroid. Jika diet seseorang kurang mengandung iodine atau jika
produksi dari hormone tiroid tertekan untuk alasan yang lain, tiroid akan
membesar sebagai usaha untuk kompendasi dari kekurangan hormone. Pada
keadaan seperti ini, goiter merupakan adaptasi penting pada suatu defisiensi
hormone tiroid. Pembesaran dari kelenjar terjadi sebagai respon untuk
meningkatkan respon sekresi pituitary dari TSH. TSH menstimulasi tiroid
untuk mensekresi T4 lebih banyak, ketika level T4 darah rendah. Biasanya,
kelenjar akan membesar dan itu akan menekan struktur di leher dan dada
menyebabkan gejala respirasi disfagia.
Penurunan tingkatan dari hormone tiroid mempengaruhi BMR secara
lambat dan menyeluruh. Perlambatan ini terjadi pada seluruh proses tubuh
mengarah pada kondisi achlorhydria (pennurunan produksi asam lambung),
penurunan traktus gastrointestinal, bradikardi, fungsi pernafasan menurun,
dan suatu penurunan produksi panas tubuh.
kelelahan
yang
ekstrim
menyulitkan
penderitanya
untuk
lanjut
dapat
menyebabkan
demensia
disertai
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
Kelelahan
Depresi
Kenaikkan berat badan
Ketidak toleranan dingin
Ngantuk yang berlebihan
Rambut yang kering dan kasar
Sembelit
Kulit kering
Kejang-kejang otot
Tingkat-tingkat kolesterol yang meningkat
Konsentrasi menurun
Sakit-sakit dan nyeri-nyeri yang samar-samar
Kaki-kaki yang bengkak
Ketika penyakit menjadi lebih berat, mungkin ada bengkak-bengkak
dirawat
dapat
menjurus
pada
suatu
pembesaran
jantung
peningkatan kadar TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang
minimal.
b. Gondok Endemic
Hipotiroid akibat defisiensi iodium dalam makanan. Ini terjadi
karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalam usaha
untuk menyerap semua iodium yang tersisa dalam darah. Kadar HT yang
rendah akan disertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya
umpan balik.
c. Karsinoma Tiroid
Karsinoma Tiroid dapat terjadi akibat terapi tiroidektomi,
pemberian obat penekan TSH atau terapi iodium radioaktif untuk
menghancurkan jaringan tiroid. Terapi- terapi tersebut akan merangsang
proliferasi dan hyperplasia sel tiroid.
G. Pemeriksaan Diagnostik
Brunner & Suddarth (2002)
1. Untuk mendiagnosis hipotiroidisme primer, kebanyakan dokter hanya
mengukur jumlah TSH (Thyroid-stimulating hormone) yang dihasilkan
oleh kelenjar hipofisis.
2. Level TSH yang tinggi menunjukkan kelenja rtiroid tidak menghasilkan
hormontiroid yang adekuat (terutama tiroksin (T4) dan sedikit
triiodotironin (T3).
3. Tetapi untuk mendiagnosis hipotiroidisme sekunder dan tertier tidak dapat
dgn hanya mengukur level TSH.
4. Oleh itu, uji darah yang perlu dilakukan (jika TSH normal dan
hipotiroidisme masih disuspek), sbb:
1) free triiodothyronine (fT3)
2) free levothyroxine (fT4)
3) total T3
4) total T4
5) 24 hour urine free T3
H. Penatalaksanaan
Brunner & Suddarth (2002), Tujuan primer penatalaksanaan
hipoteroidisme adalah memulihkan metabolisme pasien kembali kepada
keadaan metabolik normal dengan cara mengganti hormon yang hilang.
10
yang
berat
dan
koma
miksedema,
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan kadar T3 dan T4.
2. Pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi
peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH
3.
dapat menurun)
Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan
informasi yang tepat tentang ukuran dan bentuk kelenjar tiroid dan nodul.
A. Pengkajian
Menurut Brunner & Sudarth 2009 Untuk mengidentifikasi resiko
pasien
dan
pengenalan
masalah-masalah
yang
berkaitan
dengan
12
primer
informasi yang tepat tentang ukuran dan bentuk kelenjar tiroid dan
nodul h.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Brunner & Suddarth (2002), dengan
kasus hipotiroidisme yaitu :
1. Perubahan suhu tubuh b.d hipotiroidisme
2. Konstipasi b.d dengan penurunan fungsi gastrointestinal
3. Pola napas tidak efektif b.d dengan depresi ventilasi
C. Intervensi
13
14
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hipotiroidisme merupakan keadaan yang di tandai dengan terjadinya
hipofungsi tiroid yang brjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan
tiroid. Keadaan ini terjadi akibat hormon tiroid berada di bawah nilai optimal.
Klasifikasi hipotiroidisme ada 4 kelompok, yaitu :
1. hipotiroidisme primer.
2. hipotiroidisme sentral (sekunder atau pituitaria).
3. hipotiroidisme tertier (hipotalamus).
4. kretinisme.
Hipotiroidisme adalah suatu kondisi yang sangat umum. Diperkirakan
bahwa 3% sampai 5% dari populasi mempunyai beberapa bentuk hipotiroid.
Kondisi yang lebih umum terjadi pada wanita dari pada pria dan kejadiankejadiannya meningkat sesuai dengan umur.
Untuk membuat asuhan keperawatan pada kasus hipotiroidisme,
lakukan langkah awal dalam pengkajian, sampai kepada uji laboraturium jika
diperlukan, dan diagnosa keperawatan sampai kepada intervensi yang
berhubungan dengan penyakit hipotiroidisme.
16
B. SARAN
Dengan dibuatnya asuhan keperawatan pada klien yang mengalami
gangguan endokrin hipotiroidisme ini diharapkan :
1. Kepada subtansi pendidikan, sebaiknya agar dapat menjadikan makalah ini
sebagai tambahan untuk menambah referensi di perpustakaan.
2. Kepada mahasiswa sebaiknya lebih bisa memahami, mengetahui dan
mengerti tentang cara pembuatan asuhan keperawatan pada klien yang
mengalami gangguan endokrin hipotiroidsme.
3. Kepada penulis/kelompok, sebaiknya untuk dapat lebih belajar dalam
membuat makalah, dan asuhan keperawatan, khususnya dalam kasus
hipotiroidisme.
DAFTAR PUSTAKA
17
18