You are on page 1of 15

A.

Judul Percobaan : Penentuan Kadar Cl pada Air Sungai


Brantas di Dekat

PT. Cheil Jedang

Indonesia Jl. Brantas KM 3.5 Desa


Jatigedong Ploso Jombang
B. Tanggal Percobaan
: Rabu, 18 Maret 2015
C. Tujuan
:
Untuk mengetahui kadar klorida pada sampel air Sungai
Brantas di Dekat PT. Cheil Jedang Indonesia Jl. Brantas KM 3.5 Desa
Jatigedong Ploso Jombang
D. Dasar Teori
Titrasi

:
pengendapan

merupakan

titrasi

yang

melibatkan

pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara


titran dan analit. Hal dasar yang diperlukan dari titrasi

jenis ini

adalah pencapaian keseimbangan pembentukan yang cepat setiap


kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi yang
mengganggu titrasi, dan titik akhir titrasi yang mudah diamati.
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal
adalah melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida ( Cl -, I-, Br- )
dengan

ion

perak

Ag+.

Titrasi

ini

biasanya

disebut

sebagai

argentometri, yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion halida


dengan menggunakan larutan standar perak nitrat AgNO3.
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang
tidak mudah larut antara titrant dan analit. Sebagai contoh yang
banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag + dari
titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam
yang tidak mudah larut.
Suatu reaksi pengendapan dapat dikatakan berkesudahan, jika
kelarutan endapannya cukup kecil. Di dekat titik ekivalensinya,
konsentrasi

ion-ion

yang

dititrasi

akan

mengalami

perubahan-

perubahan besar. Permasalahan yang mungkin dihadapi adalah


pemilihan indikator yang baik.
Ada beberapa cara untuk menentukan saat tercapai titik
ekivalen pada titrasi pengendapan:

Praktikum Kimia Lingkungan


Penentuan Kadar Cl
1

1. Dengan pembentukan endapan berwarna (cara Mohr)


2. Dengan pembentukan persenyawaan berwarna yang larut (cara
Volhard)
3. Dengan indikator adsorbs (cara Fajans)
Pada proses disinfeksi air, sering digunakan klor, karena
harganya

murah

dan

mempunyai

daya

disinfeksikan

sampai

beberapa jam setelah pembubuhan (residu klor). Selama proses


tersebut klor direduksi hingga

menjadi klorida (Cl -) yang tidak

mempunyai daya disinfektan, disamping klor juga bereaksi dalam


keadaan bebas (Cl2, OCl-, HOCl) dan keadaan terikat (NH4Cl, NHCl2,
NCl3). Klor terikat mempunyai daya disinfektan yang tidak seefisian
klor bebas.
Pada titrasi dengan pembentukan endapan berwarna (cara
Mohr) akan terbentuk endapan baru yang berwarna. Metode Mohr
dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam
suasana netral dengan larutan standar AgNO3 dan penambahan
K2CHO4 sebagai indikator. Pada titrasi ion Ag yang berlebih akan
diendapkan dengan warna merah bata. Larutan bersifat nitrat atau
sedikit basa, tetapi tidak boleh terlalu basa. Pada kondisi yang cocok,
metode Mohr cukup akurat dan dapat digunakan pada konsentrasi
klorida yang rendah. Pada jenis titrasi ini, endapan indikator berwarna
harus lebih larut dibanding endapan warna yang terbentuk selama
titrasi. Titrasi dengan cara ini harus dilakukan dalam suasana netral
atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5 9,0. Dalam suasana asam, perak
kromat larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa
akan terbentuk endapan perak hidroksida.
Reaksi yang terjadi adalah :
Asam : 2CrO42-+ 2H- CrO72- + H2O
Basa : 2 Ag+ + 2 OH- 2 AgOH + 2AgOH Ag2O + H2O
Sesama larutan dapat diukur dengan natrium bikorbonat atau
kalsium karbonat. Larutan alkalis diasamkan dulu dengan asam

Praktikum Kimia Lingkungan


Penentuan Kadar Cl
2

asetat atau asam borat

sebelum dinetralkan dengan kalsium

karbonat. Meskipun menurut hasil kali kelarutan iodida dan tiosianat


mungkin untuk ditetapkan kadarnya dengan cara ini. Namun oleh
karena perak lodida maupun tiosanat sangat kuat menyerang kromat,
maka hasilnya tidak memuaskan. Perak juga tidak dapat ditetapkan
dengan titrasi menggunakan NaCl sebagai titran karena endapan
perak kromat yang mula-mula terbentuk sukar bereaksi pada titik
akhir. Larutan klorida atau bromida dalam suasana netral atau agak
katalis dititrasi dengan larutan titer perak nitrat menggunakan
indikator kromat. Apabila ion klorida atau bromida telah habis
diendapkan

oleh

ion

perak,

maka

ion

kromat

akan

bereaksi

membentuk endapan perak kromat yang berwarna coklat/merah bata


sebagai titik akhir titrasi. Sebagai indikator digunakan larutan kromat
K2CrO4 0,003M atau 0,005M yang dengan ion perak akan membentuk
endapan coklat merah dalam suasana netral atau agak alkalis.
Kelebihan indikator yang berwarna kuning akan menganggu warna,
ini dapat diatasi dengan melarutkan blanko indikator suatu titrasi
tanpa zat uji dengan penambaan kalsium karbonat sebagai pengganti
endapan AgCl.
Pada titrasi dengan pembentukan persenyawaan berwarna
yang larut (cara Volhard) kesalahan pada titik akhir sangat kecil,
tetapi larutan harus dikocok dengan kuat pada titik akhir, agar Ag +
yang teradsorpsi pada endapan dapat diadsorpsi. Metode Volhard
didasari oleh pengendapan dari perak tiosianat dalam asam nitrit,
dengan ion besi (III) dipergunakan untuk mendeteksi kelebihan ion
tiosianat. Metode Volhard dipergunakan secara luas untuk perak dan
klorida mengingat titrasinya dapat dijalankan dalam larutan asam.
Merkurium merupakan kation yang lazim mengganggu dalam metode
Volhard.
Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Praktikum Kimia Lingkungan


Penentuan Kadar Cl
3

PT. Cheil Jedang Indonesia (CJI)


PT. Cheil Jedang Indonesia adalah Perusahaan swasta murni
(PMA) Korea bergerak dibidang food dengan product IMP (Inosine
Mono Phosphat). PT. Cheil Jedang Indonesia telah menunjukkan
dirinya sebagai salah satu produsen terbesar Lysine, MSG dan LThreonine di dunia.
PT Cheil Jedang Indonesia (CJI) juga mulai mengoperasikan
pabrik monosodium glutamate terbesar di dunia yang berlokasi di
Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang dengan nilai investasi
US$120 juta.

Praktikum Kimia Lingkungan


Penentuan Kadar Cl
4

Dalam proses pembuatan produk tersebut dihasilkan limbah


padat, limbah gas, dan limbah cair. Saat ini PT.CJI telah melakukan
pengolahan limbah cair melalui 3

tahap yaitu pengolahan secara

biologi, kimia dan dewatering sludge. Dan Berdasarkan informasi


bahwa Pabrik Cheil Jedang Indonesia yang beralamat di Jl Raya Jati
Gedong Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang, disinyalir tidak
mengantongi Ijin Amdal, dan diduga limbah tersebut mengandung
B3.

Kondisi pengambilan sampel:


-

Diambil 5-10 cm dari permukaan air.


Jarak antar titik yaitu kurang lebih 10 m
Berjarak 1 meter dari tepi sungai
Disekitar sungai dan pabrik adalah pemukiman warga dan area

persawahan
Sampel diambil di pagi hari

Praktikum Kimia Lingkungan


Penentuan Kadar Cl
5

E. Rancangan Percobaan:
1. Alat dan Bahan
Alat

Nama Alat

Ukuran

Jumlah/ buah

Gelas Kimia

10 ml

Pipet volum

10 ml

Pro pipet

Buret

50 ml

Erlenmeyer

250 ml

Klem

Statif

Pipet tetes

10

Labu ukur

100 ml

Bahan
Nama Bahan

Jumlah

Larutan AgNO3 0,01 N

Secukupnya

Sampel air sungai limbah

Secukupnya

Larutan K2Cr2O7 0,01 N

2 ml

Air Minum UNESA

12,5 ml

2. Langkah langkah percobaan


Sampel
Dikocok
Dipipet 12,5 mL dengan pipet gondok
Dimasukkan labu Erlenmeyer 250 mL
Ditambah 0,5 mL K2Cr2O7
Dititrasi dengan larutan baku AgNO3 sampai warna merah bata terlihat pada titk akhir titrasi
Membuat larutan blanko dengan air dan perkalukan seperti sampel
Dihitung kadar Cl dalam mg/L

Hasil

Praktikum Kimia Lingkungan


Penentuan Kadar Cl
6

Hasil Pengamatan
N
o
1

Prosedur Percobaan
Sampel

Hasil Pengamatan

Dugaan/reaksi

Kesimpulan

- Sampel : sedikit keruh


Kadar Cl- dalam
- K2Cr2O7 : larutan berwarna
AgNO3 +
Cl- sampel
rata-rata
kuning (++)
3sebesar 23822,14
- Sampel + K2Cr2O7 : larutan AgCl + NO
berwarna kuning
mg/L
- AgNO3 : larutan tidak berwarna
K2Cr2O7 + 2AgCl

Dikocok
Dipipet 12,5 mL dengan pipet gondok
Dimasukkan labu Erlenmeyer 250 mL
Ditambah 0,5 mL K2Cr2O7
- Blanko
tidakterlihat
berwarna
Dititrasi dengan larutan baku AgNO3 sampai warna
merah: bata
pada titk akhir
Agtitrasi
2Cr2O7 + 2KCl
K
Cr
O
:
larutan
berwarna
2
2
7
Membuat larutan blanko dengan air dan perkalukan seperti sampel
kuning (++)
Dihitung kadar Cl dalam mg/L
- Blanko + K2Cr2O7 : larutan
berwarna kuning
2AgNO3 + K2Cr2O7
- AgNO3 : larutan tidak berwarna
- Dititrasi dengan AgNO3 : merah 2Ag2Cr2O7(s) +
bata
KNO3
samp
V.
V.
el
sampel
AgNO3
1
12,5
5,2 mL
Permenkes
tahun
Hasil
mL
2010 : kadar Cl
2
12,5
4,8 mL
maksimum
yang
mL
3
12,5
5,0 mL
diperbolehkan
mL
sebesar 250 mg/L
blan

Praktikum Kimia Lingkungan


Kadar Cl
7

V.

V. AgNO3

Penentuan

ko
1

Praktikum Kimia Lingkungan


Kadar Cl
8

blanko
12,5 mL

0,8 mL

Penentuan

F. Analisis Data dan Pembahasan


Klorida

merupakan

menyebabkan rasa

asin

anion

dalam

pembentuk

NaCl

yang

air. Kadar klorida pada

air air

minum harus memenuhi persyaratan kualitas air minum sesuai


dengan Permendiknas 2010, yakni 250 mg/L.
dalam air

Sumber

klorida

berasal dari mineral yang ada dalam tanah, baik

itu tanah penutup (top soil) atau mineral dalam batuan di dalam
tanah. Selain itu sumber klorida lainnya dapat
air limbah

domestik

atau

air urine

berasal

manusia

dari

dan juga

dapat berasal dari air laut yang terbawa oleh air hujan.
Dalam percobaan ini, untuk menentukan kadar Klorida yang
terkandung
argentometri

dalam
cara

suatu

sampel

adalah

Mohr. Argentometri

dengan

merupakan

cara

Titrasi

titrasi

yang

melibatkan reaksi antara ion halida (Cl-, Br-, I-) atau anion lainnya (CN-,
CNS-) dengan ion Ag+ (Argentum) dari perak nitrat (AgNO 3) dan
membentuk endapan perak halida (AgX). Prinsipnya, klorida dalam
suasana netral diendapkan dengan AgNO3, membentuk AgCl .
Kelebihan sedikit Ag+ dengan adanya indikator K2CrO4, akan terbentuk
endapan merah bata pada titik titrasi.
Percobaan

pertama

yaitu

untuk

menentukan

volume

AgNO3 pada larutan blanko yang nantinya digunakan sebagai faktor


pengurang

untuk

menentukan

Aquades diambil 12,5 mL

kemudian

kadar

Cl- dalam

dimasukkan

ke

sampel.
dalam

Erlenmeyer. Kemudian langsung ditambahkan K2Cr2O7 10 tetes (0,5


mL). Fungsi

dari

penambahan

K2Cr2O7 adalah

sebagai

indikator.

K2Cr2O7 berwarna kuning jernih. Kemudian larutan sampel dititrasi


dengan larutan AgNO3 0,01N. Pada awal penambahan, ion Cl- dari
NaCl yang terdapat dalam larutan bereaksi dengan ion Ag + yang
ditambah sehingga membentuk endapan putih AgCl. Sedangkan
larutan pada awalnya berwarna kuning karena penambahan indikator
K2CrO4. Saat terjadi titik ekuivalen yaitu saat ion Cl - tepat habis
bereaksi dengan ion Ag +, penambahan AgNO3 yang sedikit berlebih
menyebabkan ion Ag+ bereaksi dengan ion CrO42- dari indikator

Praktikum Kimia Lingkungan


Penentuan Kadar Cl
9

membentuk endapan putih dengan warna larutan merah bata .


Volume AgNO3 yang dibutuhkan untuk membentuk endapan merah
bata yaitu sebanyak 0,8 mL.
Percobaan selanjutnya adalah untuk penentuan kadar Cl - dalam
sampel. Sampel diambil 12,5 mL kemudian dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer, sebelumnya sampel diencerkan sebanyak 200x, hal ini
dikarenakan kandungan Cl pada sampel yang sangat tinggi, sehingga
ketika langsung dititrasi tanpa pengenceran membutuhkan AgNO 3
yang cukup banyak untuk mencapai akhir titrasi, oleh karena itu
untuk

mempermudah

pengenceran.
langsung

akhir

titrasi

dilakukanlah

Kemudian 12,5 mL sampel yang telah diencerkan

ditambahkan

penambahan

mencapai
K2Cr2O7 10

K2Cr2O7 adalah

tetes

sebagai

(0,5

indikator.

mL). Fungsi

dari

K2Cr2O7 berwarna

kuning jernih. Kemudian larutan sampel dititrasi dengan larutan


AgNO3 0,01N. Pada awal penambahan, ion Cl- dari NaCl yang terdapat
dalam larutan bereaksi dengan ion Ag+ yang ditambah sehingga
membentuk endapan putih AgCl. Sedangkan larutan pada awalnya
berwarna kuning karena penambahan indikator K2CrO4 . Saat terjadi
titik ekuivalen yaitu saat ion Cl- tepat habis bereaksi dengan ion Ag +,
penambahan

AgNO3 yang

sedikit

berlebih

menyebabkan

ion

Ag+ bereaksi dengan ion CrO42- dari indikator membentuk endapan


putih dengan warna larutan merah bata . Percobaan diulangi tiga kali
untuk replikasi. Dari hasil percobaan diperoleh:
Replika

Volume

si

AgNO3 (mL)

5,2

4,8

5,0

Reaksi yang terjadi adalah:


AgNO3 + Cl- AgCl + NO3-

Praktikum Kimia Lingkungan


Penentuan Kadar Cl
10

K2Cr2O7 + 2AgCl Ag2Cr2O7 + 2KCl


Perhitungan kadar Cl- dalam sampel menggunakan persamaan:
Cl

) x Nx 1000
x pengenceran
( mgL )= ( AB
mL sampel
Keterangan:
A = mL titrasi sampel
B = mL titrasi blanko
N = normalitas AgNO3

Dari hasil perhitungan diperoleh kadar Cl- pada masing-masing


replikasi:
Replika
Volume
Kadar
si

AgNO3 (mL)

Cl- (mg/L)

5,2

24956,8 mg/L

4,8

22688 mg/L

5,0

23822,4 mg/ L

Rata-rata

23822,4 mg/ L

Nilai yang besar ini dikarenakan PT. Cheil Jedang Indonesia salah satu
produknya yaitu MSG, dimana pada proses produksinya banyak menggunakan larutan
HCl
G. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
kadar klorin dalam air sungai di dekat PT. Cheil Jedang Indonesia Jl. Brantas
KM 3.5 Desa Jatigedong Ploso Jombang rata-rata sebesar

23822,4 mg / L .

Angka tersebut berada jauh diatas syarat mutu air berdasarkan


SNI yaitu sebesar 250 mg/L. Sehingga air sungai Brantas di dekat PT. Cheil
Jedang Indonesia Jl. Brantas KM 3.5 Desa Jatigedong Ploso Jombang tidak layak untuk
dikonsumsi sebagai air minum.
H. Daftar Pustaka

Praktikum Kimia Lingkungan


Penentuan Kadar Cl
11

Amaria, dkk. 2014. Penuntun praktikum kimia lingkungan. Surabaya:


UNESA Press.
Day R.A, Jr dan A. L Underwood, Jr. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif.
Edisi Keenam. Penerjemah Iis Sopyan, Jakarta: Erlangga.
Fardiaz, srikandi.1992.Polusi Air dan Udara.Yogyakarta : Kanisius.
George T.Austin. 1996. Industri Proses Kimia. Jakarta : Erlangga.
Rivai, Harizul.1995. Asas Pemeriksaan kimia. Jakarta : UI-Press
Triastuti, E. 2006. Sanitasi Industri Proses Produksi Monosodium
Glutamat Di Pt. Palur Raya Karanganyar. Laporan Magang. Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret: Surakarta.
Nur, Halimah (2013). Penurunan Kadar Ammonia pada Limbah Cair PT Cheil Jedang
Indonesia Dengan Metode Elektrolisa Secara Kontinyu. Undergraduate thesis, UPN
"veteran" Jawa Timur.

Praktikum Kimia Lingkungan


Penentuan Kadar Cl
12

LAMPIRAN PERHITUNGAN
Replikasi 1
Cl

x 1000 x 200
( mgL )= ( AB ) x NmLx 35,450
sampel

Cl

x 35,450 x 1000 x 200


( mgL )= ( 5,20,8) x N 12,5
mL

Cl

x 1000 x 200
( mgL )= 4,4 x N x 35,450
12,5 mL

Cl

311960
( mgL )= 12,5
mL

Cl

( mgL )=24956,8 mg/L

Replikasi 2
Cl

x 1000 x 200
( mgL )= ( AB ) x NmLx 35,450
sampel

Cl

x 35,450 x 1000 x 200


( mgL )= ( 4,80,8) x N12,5
mL

Cl

x 1000 x 200
( mgL )= 4,0 x N x 35,450
12,5 mL

Cl

283600
( mgL )= 12,5
mL

Cl

( mgL )=22688 mg/L

Replikasi 3
mg ( AB ) x N x 35,450 x 1000 x 200
=
L
mL sampel

Cl

( )

Cl

x 35,450 x 1000 x 200


( mgL )= ( 5,00,8) x N 12,5
mL

Praktikum Kimia Lingkungan


Penentuan Kadar Cl
13

Cl

x 1000 x 200
( mgL )= 4,2 x N x 35,450
12,5 mL

Cl

297780
( mgL )= 12,5
mL

Cl

( mgL )=23822,4 mg/ L

Kadar rata-rata Cl
Cl=

24956+ 22688+23822,4
=23822,4 mg/L
3

LAMPIRAN GAMBAR
Percobaan 1. Blanko

Blanko = larutan tidak


berwarna

Blanko+K2Cr2O7 = larutan
berwarna kuning

Dititrasi dengan AgNO3

Percobaan 2. Sampel pada Air Sungai Brantas di Dekat PT. Cheil


Jedang Indonesia Jl. Brantas KM 3.5 Desa Jatigedong Ploso
Jombang

Praktikum Kimia Lingkungan


Penentuan Kadar Cl
14
Sampel diencerkan 200x

Larutan sampel
setelah
diencerkan 200x

Sampel+K2Cr2O7 = larutan
berwarna kuning

Dititrasi dengan AgNO3

Praktikum Kimia Lingkungan


Penentuan Kadar Cl
15
Larutan sampel setelah dititrasi AgNO3

You might also like