Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
ANIS ALRIYANTI PUTRI
NIM : 143.0007
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CHRONIC KIDNEY
DISEASE (CKD) DI RUANG HEMODIALISA Dr. M. SOEWANDHI
SURABAYA
Oleh :
ANIS ALRIYANTI PUTRI (143.0007)
Mengetahui
Penguji pendidikan
1.
memiliki ukuran lebih panjang daripada ginjal kanan. Berat ginjal pria dewasa
150-170 gram dan wanita 115-155 gram. Bentuk ginjal seperti kacang sisi dalam
menghadap ke vertebra torakalis , sisi permukaanya cembung dan diatas setiap
ginjal terdapat sebuah kelenjar suprarenal.
a. Struktur Ginjal
Ginjal ditutup oileh kapsul tunika fibrosa yang kuat. Apabila kapsul
dibuka terlihat permukaan gin jal yang licin dengan warna merah tua dengan
potongan melintang vertikal dari ginjal melalui margo lateralis ke margo
medialis akan terlihat hilus yang meluas ke ruangan sentral yang disebut sinus
renalis yaitu bagian atas dari pelvis renalis. Ginjal terdiri atas :
1. Medula
Bagian dalam : subtansi medularis terdiri atas pyramid renalis , jumlahnya
antara 8-16 buah yang mempunyai basis sepanjang ginjal , sedangkan
apeksnya menghadap ke sinus renalis.
2. Korteks
Bagian
luar:
substansi
kortekalis
berwarna coklat
merah
konsistensi
lunak
dan
bergranula.
Substansi dibawah fibrosa , melengkung sepanjang basis pyramid yang
berdekatan dengan sinus renalis bagian dalam diantara pyramid dinamakan
kolumna renalis.
b. Pembungkus Ginjal
Ginjal dibungkus oleh massa jaringan lemak yang disebut kapsula adiposa.
Bagian yang paling tebal terdapat pada tepi ginjal memanjang melalui hilus
4
renalis. Ginjal dan kapsula adiposa tertutup oleh lamina khusus dari fasia
subserosa yang disebut fasia renalis yang terdapat diantara lapisan dalam dari
fasia provunda dan stratum fasia subserosa internus. Fasia fibrosa dibagi
menjadi 2 :
1. Lamela anterior atau fasia pre renalis
2. Lamela posterior atau fasia retro renalis
c.
2.
3.
Aparatus junkta glomerulus. Arteri aferen dan ujung akhir ansa henle
asenden tebal, nefron yang sama bersentuhan untuk jarak yang pendek.
Pada titik persentuhan, sel tubulus (ansa henle) asendens menjadi tinggi
disebut makula densa. Dinding arteriol beresentuhan dengan ansa henle
menjadi tebal karena sel selnya mengandung butiran sekresi renin yang
besar. Sel ini disebut sel junkta glomerulus. Makula densa dan sel junkta
glomerulus erat kaitannya dengan pengaturan volume cairan ektra sel dan
tekanan darah.
4.
5.
6.
7.
Tubulus distal konvulta. Bagian ini adalah bagian tubulus ginjal yang
berkelok kelok dan letaknya jauh dari kapsula bowman, panjangnya 5cm.
Tubulus distal dari masing masing nefron bermuara ke duktus koligentes
yang panjangnya 20mm. Masing masing duktus koligentes berjalan
melalui korteks dan medulla ginjal bersatu membentuk suatu duktus yang
7
berjalan lurus dan bermuara pada duktus belinni, seterusnya menuju kaliks
minor, ke kaliks mayor, dan akhirnya mengosongkan isinya kedalam pelvis
renalis pada aspek masing masing piramid medulla ginjal. Panjang
nefron keseluruhan ditambah dengan duktus koligentes adalah 46-65mm.
Nefron yang berasal dari glomerulus korteks mempunyai ansa henle yang
memanjang kedalam piramid medula.
8.
Fungsi ginjal :
1. Reabsorpsi tubulus
Pembentukan urine melibatkan reapsorpsi tubulus yang terjadi
melalui
mekanisme
tranportasi
aktif
dan
pasif.
Sistem
tubulus
2. Sekresi tubulus
proses
ini
berlangsung
berbagai
supstansi
(ion
fungsi
kandung
kemih
adalah
menyimpan
urine
dan
Renin+ angiotensinogen
Angiotensin I
Angiotensin II
Vasokontriksi
Sekresi
Perifer
aldosteron
Retensi Na dan H2O
Peningkatan
volume
plasma
Ginjal mendapat darah dari arteri renalis yang merupakan cabang dari
aorta abdominalis sebelum masuk ke massa ginjal. Arteri renalis mempunyai
cabang besar yaitu arteri renalis anterior dan arteri renalis posterior. Cabang
anterior memberikan darah untuk ginjal anterior dan ventral dan dari ginjal
sedangkan cabang posterior memberikan darah untuk ginjal posterior dan
bagian dorsal. Diantara kedua cabang ini terdapat suatu garis (brudels lines)
sepanjang margo lateral dari ginjal. Pada garis ini tidak terdapat pembuluh
darah sehingga kedua cabang ini menyebar sampai kebagian anterior dan
posterior dari kolisis sampai ke medula ginjal. Pembuluh darah yang terletak
12
darah intra renal mungkin penting pada pathogenesis payah ginjal akut
oliguria.
Dari glomerulus keluar pembuluh darah aferen, selanjutnya terdapat
anyaman yang mengelilingi tubuli kontorti. Selain itu, terdapat cabang yang
lurus menuju ke pelvis renalis dan memberikan darah untuk ansa henle dan
duktus koligen dinamakan arteri rektae (A. supriae). Setelah dari poembuluh
rambut ini, darah kemudian berkumpul dalam kapiler vena yang bentuknya
seperti bintang disebut stelatae dan berjalan ke vena interlobularis.
PEMBULUH LIMFE GINJAL
Pembuluh limfe mengikuti perjalanan arteri renalis menuju ke nodi
limfatikus aorta lateral yang terdapat disekitar pangkal arteri renalis dan
dibentuk oleh pleksus yang berasal dari massa ginjal. Kapsula fibrosa
bermuara di nodus lateral aortika.
PERSARAFAN GINJAL
Saraf ginjal terdiri atas kurang lebih 15 ganglion. Ganglion ini
membentuk pleksus renalis yang berasal dari cabang terbawah dan diluar
ganglion pleksus iliaka, pleksus akustikus, dan bagian bawah splenikus.
Pleksus renalis bergabung dengan pleksus spermatikus dengan cara
memberikan beberapa serabut yang dapat menimbulkan nyeri pada testis dan
kelainan ginjal.
14
Pengertian
Penyakit ginjal kronis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan
penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan
cukup lanjut, hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 50
ml/min. Penyakit ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga terjadi uremia (Nanda, 2012). Chronic Kidney Disease atau gagal
ginjal kronik adalah perburukan fungsi ginjal yang lembut, progresif, dan
ireversibel yang menyebabkan ketidakmampuan ginjal untuk membuang
produk sisa dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Akhirnya
15
c. Stadium 3
dan elektrolit).
Etiologi
1) Penyebab dari gagal ginjal kronik antara lain :
2) Infeksi, Penyakit peradangan, Penyakit vaskuler hipersensitif,
Gangguan jaringan penyambung, Gangguan kongenital dan herediter,
Gangguan metabolisme, Nefropatik toksik, Nefropati obstruksi
3) Faktor-faktor predisposisi timbulnya infeksi traktus urinarius:
4) Obstruksi aliran urine, Seks/usia, Kehamilan, Refleks vesikoureteral,
Instrumentasi (kateter yang dibiarkan di dalam), Penyakit ginjal,
2.3
Gangguan metabolisme.
Patofisiologi
a. Gagal ginjal kronik terjadi setelah sejumlah keadaan yang
menghancurkan masa nefron ginjal. Keadaan ini mencakup penyakit
parenkim ginjal difus bilateral, juga lesi obstruksi pada traktus
urinarius.
b. Mula-mula terjadi beberapa serangan penyakit ginjal terutama
menyerang glomerulus (Glumerolunepritis), yang menyerang tubulus
gijal (Pyelonepritis atau penakit polikistik) dan yang mengganggu
perfusi fungsi darah pada parenkim ginjal (nefrosklerosis).
c. Kegagalan ginjal ini bisa terjadi karena serangan penyakit dengan
stadium yang berbeda-beda
1) Stadium I
a) Penurunan cadangan ginjal.
b) Selama stadium ini kreatinine serum dan kadar BUN normal
dan pasien asimtomatik. Homeostsis terpelihara. Tidak ada
keluhan. Cadangan ginjal residu 40 % dari normal.
2) Stadium II
a) Insufisiensi Ginjal
b) Penurunan kemampuan memelihara homeotasis, Azotemia
ringan,
anemi.
Tidak
mampu
memekatkan
urine
dan
Manifestasi Klinis
1. Perubahan keluaran urine : keluaran urine sedikit atau bahkan tidak
keluar sama sekali, dapat mengandung darah dan terjadi infeksi.
2. Peningkatan kadar bun dan kadar kreatinin
3. Hiperkalemia : pasien yang mengalami penurunan laju glomerulus
filtrat reabsorbsion (gfr) tidak mampu mengeluarkan kalium
4. Asidosis metabolik
5. Abnormalitas ca dan po (peningkatan konsentrasi fosfat mungkin
terjadi:serum kalsium di usus dan sebagai mekanisme kompensasi
terhadap kadar serum fosfat).
6. Anemia : anemia yang menyertai gagal ginjal merupakan kondisi yang
2.5
17
18
2.6
Wwb Of Caution
Obstruksi saluran kemih
Zat toksik
vaskular
Reaksi antigen
antibodi
infeksi
Retensi urin
Tertimbun
ginjal
Artero
sklerosis
Menekan
saraf
perifer
Iritasi/cedera
jaringan
Hematuria
Suplai darah
ginjal turun
Nyeri pinggang
Anemia
GFR turun
GGK
Asam lambung
Urokrom
tertimbun dikulit
Perubahan
warna kulit
Retensi Na
Produksi Hb turun
Tek kapiler
Edema
O2 Hb turun
Suplai dlm
darah turun
Resiko gg
nutrisi
19
Beban jantung
Nausea
Iritasi
lambung
infeksi
perdarahan
gastritis
Anemia
Intolerans
i aktivitas
gg. perfusi
jaringan
Hipertrofi ventrikel
kiri
Payah jantung
COP turun
Suplai o2 jar
turun
Suplai ke o2
ke otak turun
Retensi Na
fatigue
Kehilangan
kesadaran
Kelebihan vol
cairan
2.7
Kapiler paru
naik
Edema paru
Gg.
Pertukaran
gas
Intoleransi
aktivitas
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Laboratorium
Penilaian CRF dengan ganguan yang serius dapat dilakukan
dengan
pemerikasaan
laboratorium,
seperti
Kadar
serum
Monitor kadar BUN dan kadar creatinin sangat penting bagi pasien
dengan gagal ginjal. Urea nitrogen adalah produk akhir dari
metabolisme protein serta urea yang harus dikeluarkan oleh ginjal.
Normal kadar BUN dan kreatinin sekitar 20 : 1. Bila ada peningkatan
BUN selalu diindikasikan adanya dehidrasi dan kelebihan intake
protein.
2. Pemeriksaan Radiologi
Berberapa pemeriksaan radiologi yang biasa digunanakan utntuk
mengetahui gangguan fungsi ginjal antara lain:
a. Flat-Plat radiografy/Radiographic keadaan ginjal, uereter dan
vesika urinaria untuk mengidentifikasi bentuk, ukuran, posisi, dan
kalsifikasi dari ginjal. Pada gambaran ini akan terlihat bahwa ginjal
mengecil yang mungkin disebabkan karena adanya proses infeksi.
b. Computer Tomograohy (CT) Scan yang digunakan untuk melihat
secara jelas sturktur anatomi ginjal yang penggunaanya dengan
memakai kontras atau tanpa kontras.
c. Intervenous Pyelography (IVP) digunakan untuk mengevaluasi
keadaan fungsi ginjal dengan memakai kontras. IVP biasa
digunakan pada kasus gangguan ginjal yang disebabkan oleh
trauma, pembedahan, anomali kongental, kelainan prostat, calculi
ginjal, abses / batu ginjal, serta obstruksi saluran kencing.
d. Aortorenal Angiography digunakan untum mengetahui sistem
aretri, vena, dan kepiler pada ginjal dengan menggunakan kontras .
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada kasus renal arteri
stenosis, aneurisma ginjal, arterovenous fistula, serta beberapa
gangguan bentuk vaskuler.
e. Magnetic
Resonance
Imaging
(MRI)
digunakan
untuk
22
DISCHARGE PLANNING
1. Dialisis (cuci darah)
2. Obat-obatan : anti hipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfor,
suplemen kalsium, furosemid (membantu berkemih)
3. Ajarkan diet rendah protein dan tinggi karbohidrat
4. Transfusi darah
5. Transplantasi ginjal
SOP DIALISIS GINJAL
1. DEFINISI
Dialisis adalah proses menggantikan secara fungsional pada ganguan
fungsi ginjal dengan membuang kelebihan cairan dan akumulasi toksin
endogen/ eksogen. Dialisis paling sering digunakan untuk pasien dengan
penyakit ginjal akut/ kronis. Dua tipe dialisis paling umum adalah
hemodialisis dan dialisis peritoneal.
2. TUJUAN
Untuk menggantikan secara fungsional pada gangguan fungsi ginjal.
3. PERSIAPAN ALAT
a) mesin dializer 4008 B
b) Infus set
c) blood set
d) arteri line
e) venous line
f) arteri line
g) arteri venous blood line
h) cairan Ns
i) spuit 1 cc, 5 cc 2 buah
j) heparin
k) cairan bikarbonat, cairan acid
l) vistula (jarum untuk arteri dan vena)
m) kasa depres
n) gunting
o) plester
p) handscoon
q) perlak
r) 2 liter normal saline 0,9%
s) box kecil untuk tempat tutup
t) swap alkohol
4. CARA KERJA
Memulai dialisis
a) memastikan listrik sudah tehubung dengan stop kontak
b) menyambung selang belakang dari kran sistem RO (warna hitam)
tersambung ke mesin
23
dengan mendorong
menekan tombol test , mesin melakukan beberapa test secara otomatis
test selesai layar tertulis T1 Test passed PRIME PREPARATION
perawat dialisis melakukan priming sesuai prosedur
selang dialisat disambung ke dializer
MEMULAI PRIMING
a) menggantungkan normal saline di tiang mesin, menyambungkan set
infus ke normal saline
b) meletakkan dializer di holder, angkat dializer diatas
c) menyambungkan BL arterial ke dializer yang tertera angka, ujung BL
digantungkan ke tiang infus
d) membalik dializer, menyambung BL ke venous dializer, ujung BL
dimasukkan ke gelas ukur
e) menyambungkan ujung set infus ke BL, buka klem infus
f) mengalirkan normal saline ke BL arterial sampai gelas ukur, klem BL
arterial
g) menekan tombol PRIME, menghidupkan blood pump mulai kec 100
rpm
h) normal saline akan mengisi seluruh BL arterial, dializer dan BL venous
i) saat normal saline mengisi BL arterial, buble trap arterial dibalik. Buble
trap venous dikosongkan
j) melakukan priming dengan normal saline 1500 cc, mengisi buble trap
venous bagian
k) sisa normal saline 500 cc, sambungkan masing-masing ujung BL
arterial dan venous
24
25
3. ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Biodata
27
GGK terjadi terutama pada usia lanjut (50-70 th), usia muda, dapat terjadi
pada semua jenis kelamin tetapi 70 % pada pria.
2. Keluhan utama
Kencing sedikit, tidak dapat kencing, gelisah, tidak selera makan
(anoreksi), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, nafas berbau
(ureum), gatal pada kulit.
3. Riwayat penyakit
a. Sekarang: Diare, muntah, perdarahan, luka bakar, rekasi anafilaksis,
renjatan kardiogenik.
b. Dahulu: Riwayat penyakit gagal ginjal akut, infeksi saluran kemih, payah
jantung, hipertensi, prostatektomi, penggunaan obat-obat nefrotoksik,
BPH, glomerulonefritis, pembesaran prostat.
c. Keluarga: Adanya penyakit keturunan Diabetes Mellitus (DM).
4. Pola aktivitas sehari-hari
a. Nutrisi: Anoreksi, mual, muntah dan rasa pahit pada rongga mulut, intake
minum yang kurang.
b. Aktivitas: Merasa cepat dan selalu lelah.
c. Istirahat tidur: Gelisah, cemas.
d. Eliminasi urine: Kencing sedikit (kurang dari 400 cc/hari), warna urine
kuning tua dan pekat, tidak dapat kencing.
e. Eliminasi defekasi: Diare.
5. Pemeriksan fisik
28
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi cairan, natrium, dan
kalium.
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan proses filtrasi yang terganggu
akibat terganggunya kerusakan atau disfungsi GFR.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit, prosedur
perawatan pengobatan.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan fatigue atau O2 dalam darah tidak
adekuat
5.
dengan
RENCANA KEPERAWATAN
No
1
Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kriteria ha
Kelebihan volume cairan dan elektrolit berhubungan NOC :
dengan retensi cairan, natrium, dan kalium
- Fluid balance
Definisi: penurunan cairan intravaskuler, interstitial, dan /
- Hydration
atau intraseluler. Ini mengarah ke dehidrasi, kehilangan
- Nutritional status :
cairan dengan pengeluaran sodium
and fluid
Batasan karakteristik :
Kriteria hasil:
- Kelemahan
- Mempertahankan u
- Penurunan turgor kulit
output sesuai de
- Membran mukosa/kulit kering
usia dan BB, BJ u
- Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan
normal, HT normal
darah
- Tekanan darah,
- Pengisian vena menurun
suhu
tubuh
d
- Perubahan status mental
keadaan normal
- Konsentrasi urin meningkat
- Tidak ada tanda-t
- Hematokrit meninggi
dehidrasi,
elasti
- Kehilangan berat badan seketika
turgor
kulit
membran
mu
lembab, tidak ada
haus berlebihan
30
31
Energy conservatio
Batasan karakteristik :
Self care
Berpartisipasi
tanpa
Kelemahan menyeluruh
dis
peningkatan
nadi,RR,tekanan da
-
Mampu
melak
aktivitas sehari-hari
kebutuhan
dilakukan
as
keperawatan selama 4
diharapkan
pasien
mempertahankan
6
Setelah
dilakukan
as
pasien
mempertahankan turgor k
dengan KH :
33
Setelah
dilakukan
as
keperawatan selama 4
diharapkan
pasien
yang adekuat
Kriteria Hasil:
1- TD dan HR dalam b
Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan
2)
normal
Nadi perifer kuat dan s
34
dengan
ketidakseimbangan
volume
ketidakseimbangan elektrolit
35
DAFTAR PUSTAKA
37