Professional Documents
Culture Documents
OSTEOMIELITIS
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah III
Disusun Oleh :
Alfiah
Luthfi Rayindra
Sri Apulina
Tika Rizki
Tingkat : 2A
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Osteomielitis ini dengan lancar, dan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya pada
dosen pembimbing dan juga kepada semua pihak yang telah mendukung penulisan makalah
ini sehingga berjalan dengan lancar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
khususnya bagi para pembaca dan penyusun.
Oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan dan saya mengucapkan mohon maaf
bila masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyajian makalah ini. Semoga
bermanfaat untuk menambah pemahaman dan wawasan pembaca tentang Asuhan
Keperawatan Pada Klien Dengan Osteomielitis ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
1
2
2
2
3
Definisi ...................................................................................................................
Anatomi Fisiologi ..................................................................................................
Etiologi ...................................................................................................................
Klasifikasi ..............................................................................................................
Manifestasi Klinik ..................................................................................................
Patofisiologi ...........................................................................................................
Pemeriksaan Penunjang .........................................................................................
Penatalaksanaan Medis .........................................................................................
Pencegahan ............................................................................................................
Asuhan Keperawatan ............................................................................................
4
5
7
8
9
10
11
11
12
14
22
22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung
jawab terhadap pergerakan. Komponen utama sistem utama sistem muskuloskeletal
adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligamen,
bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.
Beragamnya jaringan dan organ sistem muskuloskeletal dapat menimbulkan berbagai
macam gangguan. Beberapa gangguan tersebut timbul pada sistem itu sendiri,
sedangkan gangguan yang berasal dari bagian lain tubuh tetapi menimbulkan efek
pada sistem muskuloskeletal. Tanda utama gangguan sistem muskuloskeletal adalah
nyeri dan rasa tidak nyaman , yang dapat bervariasi dari tingkat yang paling ringan
sampai yang sangat berat (Price, Wilson, 2005).
Salah satu gangguan tersebut adalah osteomielitis. Osteomielitis adalah radang
tulang yang disebabkan oleh organisme piogenik, walaupun berbagai agen infeksi lain
juga dapat menyebabkannya, gangguan ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat tersebar
melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks, jaringan kanselosa, dan periosteum
(Dorland, 2002).
Osteomyelitis merupakan inflamasi pada tulang yang disebabkan infeksi
piogenik atau non-piogenik seperti Micobacterium tuberkulosa atau Staphylococcus
aureus. Infeksi dapat terbatas pada sebagian kecil tempat pada tulang atau melibatkan
beberapa daerah seperti sum-sum, perioesteum, dan jaringan lunak disekitar tulang.
Kunci keberhasilan penatalaksanaan osteomyelitis adalah diagnosis dini dan operasi
yang tepat serta pemilihan jenis antibiotik yang tepat. Secara umum, dibutuhkan
pendekatan multidisipliner yang melibatkan ahli orthopaedi, spesialis penyakit
infeksi, dan ahli bedah plastik pada kasus berat dengan hilangnya jaringan lunak.
Dari penelitian yang dilakukan Riset total insiden tahunan terjadinya
osteomyelitis pada anak adalah 13 dari 100.000 orang. Osteomyelitis paling sering
terjadi pada anak dibawah 3 tahun. Dengan diagnosis dan perawatan awal yang tepat,
prognosis untuk osteomyelitis adalah baik. Jika ada penundaan yang lama pada
diagnosis atau perawatan, dapat terjadi kerusakan yang parah pada tulang atau
jaringan lunak sekelilingnya yang dapat menjurus pada defisit-defisit yang permanen.
Umumnya, pasien-pasien dapat membuat kesembuhan sepenuhnya tanpa komplikasikomplikasi yang berkepanjangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan osteomielitis?
2. Bagaimana anatomi fisiologi dari sistem skelet?
3. Apa saja penyebab dari osteomyelitis?
4. Bagaimana klasifikasi dari osteomyelitis?
5. Apa saja manifestasi klinik dari osteomyelitis?
6. Bagaimana patofisiologi dari osteomyelitis?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk osteomyelitis?
8. Apa saja penatalaksanaan medis untuk osteomyelitis?
9. Bagaimana pencegahan untuk osteomyelitis?
10. Bagaimana asuhan keperawatan untuk osteomyelitis?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan osteomielitis
2. Untuk memahami anatomi fisiologi dari sistem skelet
3. Untuk mengetahui apa saja etiologi/penyebab dari osteomieliti
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari osteomielitis
5. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari osteomielitis
6. Untuk memahami bagaimana patofisiologi dari osteomielitis
7. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang untuk osteomielitis
8. Untuk mengetahui apa saja penatalaksanaan medis untuk osteomielitis
9. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan dari osteomieltis
10. Untuk memahami bagaimana asuhan keperawatan untuk osteomielitis
D. Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam makalah ini adalah metode pustaka yaitu, metode
yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang
berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab utama. Bab I berisi
tentang latar belakang dari penulisan makalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,
metode penulisan dan sistematika penulisan makalah. Bab II merupakan bagian yang
berisi penjelasan tentang tinjauan teoritis, yang membahas materi atau pokok bahasan
dari makalah ini yaitu tentang Asuhan Keperawatan Klien Dengan Osteomielitis.
Bab III merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan
daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan
terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum
(pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat
menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau
mengakibatkan kehilangan ekstremitas. (Brunner, suddarth. (2001). Beberapa ahli
memberikan defenisi terhadap osteomyelitis sebagai berkut :
1. Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang-tulang panjang yang
disebabkan oleh staphylococcus aureus dan kadang-kadang Haemophylus
influensae (Depkes RI, 1995).
2. Osteomyelitis adalah infeksi tulang (Carpenito, 1990).
3. Osteomyelitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah yang
disebabkan oleh staphylococcus (Henderson, 1997)
Jika tulang terinfeksi, bagian dalam tulang yang lunak (sumsum tulang) sering
membengkak. Karena pembengkakan jaringan ini menekan dinding sebelah luar
tulang yang kaku, maka pembuluh darah di dalam sumsum bisa tertekan,
menyebabkan berkurangnya aliran darah ke tulang. Tanpa pasokan darah yang
memadai, bagian dari tulang bisa mati.
Infeksi juga bisa menyebar keluar dari tulang dan membentuk abses
(pengumpulan nanah) di jaringan lunak di sekitarnya, misalnya di otot. Infeksi
jaringan tulang disebut sebagai osteomielitis, dan dapat timbul akut atau kronik.
Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun manifestasi
local yang berjalan dengan cepat. Osteomielitis kronik adalah akibat dari
osteomielitis akut yang tidak ditangani dengan baik.
Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih25% Berat Badan,
dan otot menyususn kurang lebih 50%. Kesehatan dan baiknya fungsi sistem
muskuloskeletal sangat tergantung pada sistem tubuh yang lain. Struktur tulang
memberi perlindungan terhadap organ vital, termasuk otak, jantung,dan paru.
Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk menyanggah struktur
tubuh. Otot yang melekat ketulang memungkinkan tubuh bergerak. Matriks tulang
menyimpan kalsium, fosfor, magnesium, dan fluor. Lebih dari 99% kalsium tubuh
total terdapat dalam tulang. Sumsum tulang merah dan putih dalam proses yang
dinamakan hematopoiesis. Kontraksi otot menghasilkan suatu usaha mekanik
untuk gerakan maupun produksi panas untuk mempertahankan temperatur tubuh.
Anatomi sistem skelet. Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, yang terbagi
dalam 4 kategori: Tulang panjang (misalnya femur), tulang pendek(misalnya
tulang tarsalia), tulang pipih (misalnya sternum), tulang tak teratur(misalnya
vertebra). Bentuk dan konstruksi tulang tertentu ditentukan oleh fungsi dan gaya
yang bekerja padanya.
Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus ( trabekular atau spongius) atau
kortikal(kompak). Tulang panjang (misalnya femur berbentuk seperti tangkai atau
batang panjang dengan ujung yang membulat). Batang, atau diafisis, terutama
tersusun atas tulang kortikal. Ujung tulang panjang dinamakan epifisis, dan
terutama tersusun oleh tulang kanselus. Plat efifisis memisahkan efifisis dari
diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinal pada anak-anak. Pada
orang dewasa, mengalami klasifikasi . ujung tulang panjang ditutupi oleh kartilago
artikular pada sendi-sendinya. Tulang panjang disusun untuk menyanggah berat
kulit yang disebabkan oleh jeleknya pasokan darah atau diabetes (kencing manis).
Suatu infeksi pada sinus, rahang atau gigi, bisa menyebar ke tulang tengkorak.
D. Klasifikasi
Dari uraian di atas maka dapat diklasifikasikan dua macam osteomielitis, yaitu:
1. Osteomielitis Primer ,yaitu penyebarannya secara hematogen dimana
mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi
darah.
2. Osteomielitis Sekunder ,yaitu terjadi akibat penyebaran kuman dari sekitarnya
akibat dari bisul, luka fraktur dan sebagainya.
Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Osteomielitis akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama atau
sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis akut ini biasanya terjadi pada
anak-anak dari pada orang dewasa dan biasanya terjadi sebagai komplikasi
dari infeksi di dalam darah. (osteomielitis hematogen).Osteomielitis akut
terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Osteomielitis hematogen
Merupakan infeksi yang penyebarannya berasal dari darah. Osteomielitis
hematogen akut biasanya disebabkan oleh penyebaran bakteri darah dari
daerah yang jauh. Kondisi ini biasannya terjadi pada anak-anak. Lokasi
yang sering terinfeksi biasa merupakan daerah yang tumbuh dengan cepat
dan metafisis menyebabkan thrombosis dan nekrosis local serta
pertumbuhan bakteri pada tulang itu sendiri. Osteomielitis hematogen
akut mempunyai perkembangan klinis dan onset yang lambat.
b. Osteomielitis direk
Disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan atau bakteri akibat
trauma atau pembedahan. Osteomielitis direk adalah infeksi tulang
sekunder akibat inokulasi bakteri yang menyebabkan oleh trauma, yang
menyebar dari focus infeksi atau sepsis setelah prosedur pembedahan.
Manifestasi klinis dari osteomielitis direk lebih terlokasasi dan melibatkan
banyak jenis organisme.
2. Osteomielitis sub-akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi pertama atau
sejak penyakit pendahulu timbul.
3. Osteomielitis kronis
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih sejak infeksi pertama
atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis sub-akut dan kronis
biasanya terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena ada luka atau
trauma (osteomielitis kontangiosa), misalnya osteomielitis yang terjadi pada
tulang yang fraktur.
E. Manifestasi Klinik
1. Demam
2. Nafsu makan menurun
3. Nyeri tekan saat pemeriksaan fisik
4. Gangguan sendi karena adanya pembengkakan
Pada anak-anak, infeksi tulang yang didapat melalui aliran darah,
menyebabkan demam, menyebabkan nyeri pada tulang yang terinfeksi. Daerah
diatas tulang bisa mengalami luka dan membengkak, dan pergerakan akan
menimbulkan nyeri.Infeksi tulang belakang biasanya timbul secara bertahap,
menyebabkan nyeri punggung dan nyeri tumpul jika disentuh. Nyeri akan
memburuk bila penderita bergerak dan tidak berkurang dengan istirahat.
Infeksi tulang yang disebabkan oleh infeksi jaringan lunak di dekatnya atau
yang berasal dari penyebaran langsung, menyebabkan nyeri dan pembengkakan di
daerah diatas tulang, dan abses bisa terbentuk di jaringan sekitarnya. Infeksi ini
tidak menyebabkan demam, dan pemeriksaan darah menunjukkan hasil yang
normal.Penderita yang mengalami infeksi pada sendi buatan atau anggota gerak,
biasanya memiliki nyeri yang menetap di daerah tersebut.Jika suatu infeksi tulang
tidak berhasil diobati, bisa terjadi osteomielitis menahun (osteomielitis
kronis).Kadang-kadang infeksi ini tidak terdeteksi selama bertahun-tahun dan
tidak menimbulkan gejala selama beberapa bulan atau beberapa tahun.
Osteomielitis menahun sering menyebabkan nyeri tulang, infeksi jaringan
lunak diatas tulang yang berulang dan pengeluaran nanah yang menetap atau
hilang timbul dari kulit. Pengeluaran nanah terjadi jika nanah dari tulang yang
terinfeksi menembus permukaan kulit dan suatu saluran (saluran sinus) terbentuk
dari tulang menuju kulit.
F. Patofisiologi
Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang.
Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada Osteomielitis meliputi :
abses
kambuhan
sepanjang
hidup
penderita.
Dinamakan
Sesuai
kulit sehat.
8. Istirahat di tempat tidur untuk menghemt energi dan mengurangi hambatan
aliran pembuluh balik.
9. Asupan nutrisi tinggi protein, vit. A, B,C,D dan K.
a. Vitamin K
Diperlukan untuk pengerasan tulang karena vitamin K dapat mengikat
kalsium.Karena tulang itu bentuknya berongga, vitamin K membantu
mengikat kalsium dan menempatkannya ditempat yang tepat.
b. Vitamin A,B dan C
Untuk dapat membantu pembentukan tulang.
c. Vitamin D
Untuk membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur untuk kalsium
dan fosfor pada tubuh agar ada di dalam darah yang kemudian diendapkan
pada proses pengerasan tulang. Salah satu cara pengerasan tulang ini
adalah pada tulang kalsitriol dan hormon paratiroid merangsang pelepasan
kalsium dari permukaan tulang masuk ke dalam darah.
I. Pencegahan (Depkes RI, 1995).
1. Berhenti merokok
alkohol,
jangan
melebihi
batas
harian
yang
direkomendasikan,tiga sampai empat unit per hari untuk pria 2-3 unit sehari
untuk wanita .Sebuah unit alkohol kira-kira setengah pint bir yang normalkekuatan, segelas kecil anggur atau ukuran tunggal (25ml) roh. Secara teratur
melebihi batas alkohol yang direkomendasikan akan meningkatkan baik
tekanan darah dan kadar kolesterol, yang akan membuat sirkulasi Anda buruk.
Hubungi dokter Anda jika Anda menemukan kesulitan untuk moderat minum
Anda. Layanan dan obat-obatan Konseling dapat membantu Anda
mengurangi asupan alkohol Anda.
5. Olahraga teratur
Olahraga teratur akan menurunkan tekanan darah Anda, membuat jantung dan
sistem peredaran darah lebih efisien dan dapat membantu meningkatkan
sistem kekebalan tubuh lemah. Bagi kebanyakan orang, 150 menit dari
moderat untuk olahraga berat seminggu dianjurkan. Namun, jika kesehatan
Anda secara keseluruhan miskin, mungkin perlu bagi Anda untuk berolahraga
menggunakan program khusus disesuaikan dengan kebutuhan Anda saat ini
Kemampuan
perawatan diri
1.
Makan/minum
2.
Mandi
3.
Toileting
4.
Berpakaian
5.
Mobilitas
ditempat tidur
6.
Berpindah
7.
ROM
d. Pemeriksaan fisik
1) Kaji gejala akut seperti nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam
dan keluarnya pus dari sinus disertai nyeri.
2) Kaji adanya faktor resiko Identifikasi adanya kelemahan umum akibat
reaksi sistemik infeksi. (pada osteomielitis akut)
3) Observasi adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, dan adanya
cairan purulen.
4) Identisikasi peningkatan tanda-tanda vital.
5) Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek
bila di palpasi.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
tentang respon manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akountabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti
untuk menjaga status kesehatan.Diagnosa pada pasien dengan osteomielitis
adalah sebagai berikut
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik.
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas tulang.
c. Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik.
d. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan
e. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak
adekuat
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Tujuan Dan
Kriteria Hasil
Nyeri akut Tujuan:
Intervensi
Observasi
Rasional
Dengan
b/d
agen Setelah
injuri fisik
dilakukan
ketidaknyamanan
mengobservasi
asuhan
yang ditunjukkan
ketidaknyamanan
keperawatan
pasien
yang
diharapkan,
nyeri
melalui
dapat berkurang.
Kriteria Hasil:
Klien
ditunjukkan
mengetahui
pasien
dapat
Mengekplorasi
pasien
nyaman
Dengan
melaporkan
perasaan
nyerinya
tentang
berkurang
Ekspresi wajah
pengetahuan
manfaat
perawat
klien
menegemen nyeri.
mengetahui
tingkat
menegemen
nyeri
tidak
mengexplorasi
dan
meringis
Klien
tidak
Mengedukasi
tampak gelisah
pasien
(nyaman)
prinsip
pengetahuan pasien,
tentang
dapat
pasien
Dengan mengedukasi
pasien ,perawat dapat
menegemen nyeri.
meningkatkan
managemen
Berkolaborasi
dokter
dengan
Hambatan
mobilitas
fisik
b/d
kerusakan
integritas
tulang
Tujuan:
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan,
diharapkan adanya
peningkatan
Pasien
berjalan
pasien
Dengan berkolaborasi
untuk memberikan
dengan
dokter
obat
perawat
dapat
anti
nyeri
( contoh : asam
mengetahui
tingkat
mefenamat ).
nyeri
pasien
Memonitor
berkurang
Dengan memonitor
emotional, psikis,
emotional, psikis,
sosial,
sosial, dan
dan
spiritual terhadap
spiritual,perawat
respon aktivitas.
dapat mengetahui
respon aktivitas
mobilitas fisik
Kriteria Hasil:
nyeri
dapat
Membantu pasien
mengidentifikasi
ADL nya
pasien.
Dengan membantu
pasien
mengidentifikasi
melangkah.
Kekuatan tubuh
bagian
disukainya, perawat
atas
dapat mengetahui
pasien
aktivitas yang
Mengintruksikan
atau
meningkat.
Kekuatan tubuh
pasien
keluarga
untuk
mengintruksikan
pasien
membantu
ADL
bawah
pasien
yang
bagaimana,perawat
meningkat.
didinginkannya.
bagian
dapat mengetahui
ADL yang diinginkan
Berkolaborasi
terhadap
occupational,
pisical
terapi
occupational, psical,
perawat dapat
dan
mengetahui rencana
memonitor
program aktivitas
diberikan pada
yang dibutuhkan.
integritas
kulit
b/d
imobilitas
fisik
Tujuan:
Setelah dilakukan
asuhan
diharapkan, adanya
peningkatan
Monitor kesadaran
Dengan
pasien
kesadaran
dengan
pasien,perawat dapat
Lakukan
debridemen
pada
jaringan
yang
sudah mati
integritas kulit
pasien
Merekomendasi-
berkurang
efektif
menjadi 3).
luka pasien.
Dengan melakukan
debridemen, perawat
dapat
Kerusakan
(5
Monitor
mengetahui keadaan
integritas kulit.
Kriteria Hasil:
pasien.
lebarnya luka
keperawatan
pasien .
Dengan berkolaborasi
terhadap
atau
membuat rencana
Gangguan
ADL pasien.
Dengan
mengetahui
nekrotik
kan
cara
yang
untuk
melindungi luka
pasien
berkurang.
Dengan
merekomendasikan
cara
yang
efektif
Tekstur
pasien
normal
(kenyal).
Turgor
pasien
untuk
kulit
kulit
normal
Berkolaborasi
dengan
kembali dalam
dokter
luka,perawat
dapat
mengetahui
luka
pasien terlindungi.
Dengan berkolaborasi
dengan dokter untuk
untuk memberikan
waktu 2 detik
melindungi
memberikan
antibiotik
antibiotik,
dapat
perawat
mengetahui
Tujuan:
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
klien
dapat berkurang.
Kriteria Hasil:
Pasien
yang
stimulasi yang
tepat
yang
tepat,perawat dapat
dan
mengetahui stimulasi
tersebut berdampak
Membantu pasien
mengidentifikasi
situasi cemas.
tidak
cemas,perawat dapat
mengalami
Dengan mengontrol
stimulasi
dibutuhkan.
diharapkan
kecemasan
Mengontrol
panik
Pola
tidur
Mengintruksikan
pasien
tidak
pasien
terganggu.
Ekspresi wajah
menggunakan
teknik
relaksasi
tertekan pasien
(nafas
dalam,
berkurang.
mendengarkan
membuat pasien
cemas
Dengan
mengintruksikan
pasien menggunakan
teknik relaksasi,
perawat dapat
musik)
mengetahui apakah
Berkolaborasi
dengan
untuk
dokter
meberikan
obat penenang.
teknik tersebut
mengurangi
kecemasan pasien
Dengan berkolaborasi
dengan dokter untuk
memberikan obat
penenang, perawat
dapat megetahui
apakah cemas pasien
Resiko
infeksi
berhubung
an dengan
pertahanan
tubuh
primer
yang tidak
adekuat
Tujuan:
Setelah dilakukan
asuhan
Memonitor nutrisi
berkurag.
Dengan Memonitor
pasien
nutrisi
perawat
keperawatan
diharapkan
resiko
tidak
infeksi
Selalu
terjadi.
Kriteria Hasil:
menggunakan
Kadar Leukosit
dalam rentang
melakukan
normal
Pasien
tindakan
kepada
pasien
Ajarkan
pada
mengetahui
peralatan
faktor resiko
Pasien
yang
keluarga
faktor
resiko.
dapat
mengetahui
apakah
kebutuhan
nutrisi
pasien tercukupi.
Dengan
selalu
menggunakan
peralatan
yang
steril,perawat
dapat
mengetahui
tentang
Dengan mengajarkan
pada
pasien
dan
cara
terkena infeksi
supaya,perawat dapat
menjaga
mengetahui
luka
dan
pasien
mengetahui
strategi
pasien,
luka
luka
Kolaborasi dengan
dokter
infeksi.
Dengan berkolaborasi
untuk
memberikan
antibiotik
pasien
pada
4. Implementasi
Pelaksanaan menurut Potter (2005), merupakan tindakan mandiri
berdasarkan ilmiah, masuk akal dalam melaksanakan yang bermanfaat bagi
klien yang diantisipasi berhubungan dengan diagnosa keperawatan dan tujuan
yang telah ditetapkan. Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan perwujudan
dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.
Tindakan keperawatan pada klien dapat berupa tindakan mandiri
maupun tindakan kolaborasi. Dalam pelaksanaan tindakan, langkah-langkah
yang dilakukan adalah mengkaji kembali keadaan klien, validasi rencana
keperawatan, menentukan kebutuhan dan bantuan yang diberikan serta
menetapkan strategi tindakan yang dilakukan.
Selain itu juga dalam pelaksanaan tindakan, semua tindakan yang
dilakukan pada klien dan respon klien pada setiap tindakan keperawatan
didokumentasikan dalam catatan keperawatan. Dalam pendokumentasian
catatan keperawatan hal yang perlu didokumentasikan adalah waktu tindakan
dilakukan, tindakan dan respon klien serta diberi tanda tangan sebagai aspek
legal dari dokumentasi yang dilakukan.
5. Evaluasi
Evaluasi menurut Hidayat (2007), merupakan tahap akhir dari proses
keperawatan yang mengukur seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan dapat
tercapai, berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan. Evaluasi
merupakan aspek penting didalam proses keperawatan, karena menghasilkan
kesimpulan apakah intervensi keperawatan diakhiri atau ditinjau kembali atau
dimodifikasi.
Dalam evaluasi prinsip obyektifitas, reabilitas dan validitas dapat
dipertahankan agar keputusan yang diambil tepat. Evaluasi proses
keperawatan ada dua arah yaitu evaluasi proses (evaluasi formatif) dan
evaluasi hasil (evaluasi sumatif). Evaluasi proses adalah evaluasi yang
dilakukan segera setelah tindakan dilakukan dan didokumentasikan pada
catatan keperawatan. Sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilakukan
untuk mengukur sejauh mana pencapaian tujuan yang ditetapkan dan
dilakukan pada akhir keperawatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan
daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan
terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum
(pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati).
Etiologi osteomyelitis bakteri terdiri dari Staphylococcus aureus sebanyak 90%,
Haemophylus influenzae (50%) pada anak-anak dibawah umur 4 tahun, Streptococcus
hemolitikus, Pseudomonas aurenginosa, Escherechia coli, Clastridium perfringen,
Neisseria gonorhoeae, dan Salmonella thyposa. Manifestasi klinik dari osteomyelitis
adala Demam, Nafsu makan menurun, Nyeri tekan saat pemeriksaan fisik dan
Gangguan sendi karena adanya pembengkakan. Cara pencegahan Osteomielitis dapat
dilakukan dengan cara Berhenti merokok, Diet sehat, Mengelola berat badan,
Menghindari alkohol dan Olahraga tertur.
B. Saran
Cukup sekian makalah dari kami,semoga memberi masukan yang poitif terhadap
pembaca. Semoga pembaca semakin mengetahui tentang penyakit Osteomielitis dan
dapat menjaga pola hidup sehingga dapat terhindar dari penyakit Osteomielitis.
DAFTAR PUSTAKA
Anjarwati, Wangi. 2010. Tulang dan Tubuh Kita. Yogyakarta: Getar Hati.
Brunner, Suddarth. 2000. Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3. Jakarta:
EGC
Mansjoer, Arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculaapius FKUI.
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: EGC
Prince, Sylvia Anderson, 1999. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed. 4.
Jakarta: EGC