You are on page 1of 11

Laporan Pendahuluan Post Partum

1. Definisi
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu
(Abdul Bari,2000). Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini
yaitu 6 8 minggu minggu (Mochtar, 2001).
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali
pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru
(Mitayani, 2009)
2. Tujuan Perawatan Masa Nifas
a. Menjaga kesehatan Ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologiknya.
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan
bayi sehat.
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
3. Periode Fisiologis dan Psikologis
a. Perubahan Fisik
- Uterus
Secara berangsur angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali
seperti sebelum hamil, setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras,
karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya. Fundus uteri 3 jari dibawah pusat.
Selama 2 hari berikutnya, besarnya tidak seberapa berkurang tetapi sesudah 2 hari
ini uterus mengecil dengan cepat sehingga pada hari ke-10 tidak teraba dari luar.
Setelah 6 minggu tercapainya lagi ukurannya yang normal. Epitelerasi siap dalam
10 hari, kecuali pada tempat plasenta dimana epitelisasi memakan waktu tiga
minggu.
-

Serviks

Setelah persalinan, bentuk serviks agak mengganggu seperti corong berwarna


merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaanperlukaan kecil setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2
jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
-

Endometrium
Timbul trombosis, degenerasi dan nekrosis, di tempat implantasi plasenta. Pada
hari-hari pertama, endometrium setebal 12,5 mm akibat pelepasan desidua dan
selaput janin.

Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam
masa nifas yang terdiri dari jaringan endometrium, darah dan limfe. Lochea yang
dikeluarkan saat masa nifas akan berbeda warnanya dari hari ke hari, antara lain
:
a. Lochea Rubra (merah)
Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel dari desidua, verniks
kaseosa, lanugo dan mekonium.
b. Lochea Sanguinolenta (merah-kuning)
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7 pasca
persalinan.
c. Lochea Serosa (pink kecoklatan)
Berwarna kecoklatan tidak terdapat darah segar lagi, dan muncul pada hari
ke 7-14 pasca persalinan.
d. Lochea Alba (kuning putih)
Berwarna putih kekuningan yang muncul setelah hari ke 14 pasca
persalinan.
e. Lochea Purulenta
Keluaran cairan seperti nanah dan berbau busuk, merupakan tanda
terjadinya infeksi pada masa nifas.

System Endokrin
Terjadi penurunan kadar HPL (Human Plasental Lactogen), estrogen dan
kortisol serta plasenta enzyme insulinase sehingga kadar gula darah menurun pada
masa puerperium. Kadar estrogen dan progesteron menurun setelah plasenta
keluar. Kadar terendahnya dicapai kira-kira 1 minggu post partum. Penurunana ini
berkaitan dengan pembengkakan dan diuresis cairan ekstraseluler berlebih yang
terakumulasi selama hamil. Pada wanita yang tidak menyusui estrogen meningkat

pada minggu kedua setelah melahirkan dan lebih tinggi dari pada wanita yang
menyusui pada post partum hari ke- 17.
-

Pembuluh Darah Rahim


Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang
besar, karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang
banyak. Bila pembuluh darah yang besar, tersunbat karena perubahan pada
dindingnya dan diganti oleh pembuluh-pembuluh yang kiri.

Dinding Perut dan Peritonium


Setelah persalinan dinding perut longgar karena disebabkan lama, tetapi
biasanya akan pulih kembali dalam 6 minggu. Pada wanita yang asthenis menjadi
diastasis dari otot-otot rectus abnominis sehingga sebagian dari dinding perut di
garis tengah terdiri dari peritoneum, fascia tipis dan kulit. Tempat yang lemah dan
menonjol kalau berdiri atau mengejan.

Bekas Implantasi Plasenta


Placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan
diameter 7.5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu ke enam 2,4 cm
dan akhirnya pulih.

b. Perubahan Psikologis
- Periode Taking In
a. Berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan
b. Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga komunikasi yang
baik.
c. Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain, mengharapkan segala sesuatu
kebutuhan dapat dipenuhi orang lain.
d. Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan perubahan tubuhnya
e. Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya ketika melahirkan secara
f.

berulang-ulang
Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur dengan tenang untuk

memulihkan keadaan tubuhnya seperti sediakala.


g. Nafsu makan bertambah sehingga dibutuhkan peningkatan nutrisi, dan
kurangnya nafsu makan menandakan ketidaknormalan proses pemulihan.
-

Periode Taking Hold


a. Berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan
b. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dalam merawat
bayi.
c. Ibu menjadi sangat sensitive, sehingga mudah tersinggung. Oleh karena itu, ibu
membutuhkan sekali dukungan dari orang-orang terdekat.Saat ini merupakan

saat yang baik bagi ibu untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat
diri dan bayinya. Dengan begitu ibu dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya
d. Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya,
misalkan buang air kecil atau buang air besar, mulai belajar untuk mengubah
posisi seperti duduk atau jalan, serta belajar tentang perawatan bagi diri dan
bayinya
-

Periode Letting Go
a. Berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
b. Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah.
c. Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai menyesuaikan diri dengan
ketergantungan bayinya.
d. Keinginan untuk merawat bayi meningkat
e. Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya,
keadaan ini disebut baby blues

4. Komplikasi
Komplikasi pada post partum normal adalah perdarahan post partum. Penyebab
umum perdarahan postpartum adalah:
1) Atonia Uteri
2) Retensi Plasenta
3) Sisa Plasenta dan selaput ketuban
- Pelekatan yang abnormal (plasaenta akreta dan perkreta)
- Tidak ada kelainan perlekatan (plasenta seccenturia)
4) Trauma jalan lahir
- Episiotomi yang lebar
- Lacerasi perineum, vagina, serviks, forniks dan rahim
- Rupture uteri
5) Penyakit darah
Kelainan pembekuan darah misalnya afibrinogenemia atau hipofibrinogenemia.
5. Manifestasi Klinis
Gejala Klinis berdasarkan penyebab:
a. Atonia Uteri
Gejala yang selalu ada

pada

atonia

uteri

adalah

uterus

tidak

berkontraksi/lembek dan perdarahan segera setelah anak lahir (perarahan


postpartum primer). Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok (tekanan darah
rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lainlain).
b. Robekan jalan lahir
Gejala yang selalu ada pada robekan jalan lahir adalah perdarahan segera,
darah segar mengalir segera setelah bayi lahir, kontraksi uterus baik, plasenta
baik. Gejala yang kadang-kadang timbul: pucat, lemah, menggigil.
c. Retensio Plasenta
Gejala yang selalu ada: plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan
segera, kontraksi uterus baik. Gejala yang kadang-kadang timbul: tali pusat
putus akibat traksi berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan.
d. Tertinggalnya Plasenta
Gejala yang selalu ada : plasenta atau sebagian selaput (mengandung
pembuluh darah) tidak lengkap dan perdarahan segera. Gejala yang kadangkadang timbul: Uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak berkurang.
e. Inversion Uterus
Gejala yang selalu ada: uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa,
tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir), perdarahan segera, dan nyeri
sedikit atau berat. Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok neurogenik dan
pucat.

6. Pathway

ASUHAN KEPERAWATAN
I

PENGKAJIAN
A. Pemeriksaan Fisik
1. Monitor Keadaan Umum Ibu
-

Jam I

: tiap 15 menit, jam II tiap 30 menit

24 jam I

: tiap 4 jam

Setelah 24 jam

: tiap 8 jam

2. Monitor Tanda-tanda Vital


3. Payudara
Produksi kolustrum 48 jam pertama.

4. Uterus
Konsistensi dan tonus, posisi tinggi dan ukuran.
5. Insisi SC
Balutan dan insisi, drainase, edema, dan perubahan warna.
6. Kandung Kemih dan Output Urine
Pola berkemih, jumlah distensi, dan nyeri.
7. Bowel
Pergerakan usus, hemoroid dan bising usus.
8. Lochea
Tipe, jumlah, bau dan adanya gumpalan.
9. Perineum
Episiotomi, laserasi dan hemoroid, memar, hematoma, edema, discharge dan
approximation. Kemerahan menandakan infeksi.
10. Ekstremitas
Tanda Homan, periksa redness, tenderness, warna.
11. Diagnostik
Jumlah darah lengkap, urinalisis.

B. Perubahan Psikologis
1. Peran Ibu meliputi:
Kondisi Ibu, kondisi bayi, faktor sosial-ekonomi, faktor keluarga, usia ibu, konflik
peran.
2. Baby Blues:
Mulai terjadinya, adakah anxietas, marah, respon depresi dan psikosis.
3. Perubahan Psikologis
a. Perubahan peran, sebagai orang tua.
b. Attachment yang mempengaruhi dari faktor ibu, ayah dan bayi.
c. Baby Blues merupakan gangguan perasaan yang menetap, biasanya pada hari
III dimungkinkan karena turunnya hormon estrogen dan pergeseran yang
mempengaruhi emosi ibu.
4. Faktor-faktor Risiko
a. Duerdistensi uterus
b. Persalinan yang lama
c. Episiotomi/laserasi
d. Ruptur membran prematur
e. Kala II persalinan
f.

Plasenta tertahan

g. Breast feeding

II

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan integritas jaringan b.d. episiotomi, laserasi.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d. episiotomi.
3. Resiko tinggi infeksi b.d. gangguan integritas kulit.
4. Gangguan pola tidur b.d. ketidaknyamanan fisik, kebutuhan minum anak.
5. Resiko tinggi gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. peningkatan
kebutuhan untuk menyusui.
6. Resiko tinggi konstipasi b.d. ketidaknyamanan perineal dan peristaltik yang lemah.
7. Resiko tinggi gangguan eliminasi urine: retensi urine b.d. edema pemeal, trauma
perineal.

8. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit b.d. kehilangan darah,
penurunan intake oral.
9. Cemas b.d. kurangnya pengetahuan tentang perawatan bayi/ibu, kondisi bayi/ibu.
10. Resiko tinggi perubahan ikatan/peran b.d. konflik tentang bayinya.
III

RENCANA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d. episiotomi, laserasi.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nyeri berkurang.
KH :
- Klien menyatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 3-4.
- Klien tampak rileks, ekspresi wajah tidak tegang, klien bisa tidur nyaman.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal:
Suhu 36-37 C, N 60-100 x/menit, R 16-24 x/menit, TD 120/80 mmHg.
Intervensi
- Tentukan adanya lokasi dan sifat serta skala nyeri.
- Inspeksi perbaikan perineum, dan episiotomi.
- Perhatikan adanya tanda REEDA.
- Ajarkan klien teknik relaksasi dan distraksi (teknik napas panjang dan dalam,
mengalihkan perhatian).
- Monitor tanda-tanda vital.
2. Gangguan Integritas Jaringan b.d. Episiotomi, Laserasi
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, integritas jaringan
meningkat.
Kriteria Hasil :
-

Luka episiotomi menunjukkan tanda penyembuhan sesuai proses (tahap-tahap


penyembuhan luka)

Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi / tanda REEDA (-)

Nyeri dapat ditoleransi.

Intervensi
-

Monitor episiotomi akan kemerahan, edema, memar, hematoma, keutuhan


(sambungan dan pendarahan).

Berikan kompres es, untuk menurunkan edema.

Berikan penghangat (rendam pantat) 3-4 x/hari, setelah 24 jam untuk meningkatkan
vaskularisasi.

Lakukan perawatan episiotomi setiap hari.

Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan dan terutama daerah genetalia.

3. Resiko tinggi infeksi b.d gangguan integritas kulit


Tujuan: Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil:
- Luka bebas dari infeksi
- Tidak timbul tanda-tanda infeksi
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi:
- Kaji riwayat prenatal dan intranatal
- Kaji tanda-tanda vital
- Kaji lokasi dan kontraktilitas uterus
- Catat jumlah, warna, bau, dan konsistensi lochea
- Inspeksi sisi perbaikan episiotomi
- Monitor input dan output cairan
- Monitor tanda-tanda vital
IV

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah lengkap
Hb, Ht, Leukosit, trombosit.

Urine lengkap

DAFTAR PUSTAKA

1. Doengoes, E. Marilyn, Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Edisi 2, 2001, EGC, Jakarta.


2. FKUI, Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Cetakan 1,
2002, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta.
3. FKUI, Ilmu Kebidanan, Edisi 3, 1999, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta.
4. FKUI, Obstetri Fisiologi, 1993, E. Leman: Bandung.
5. Persis Mary Hamilton, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, 1995, EGC, Jakarta.

You might also like