You are on page 1of 6

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Defisit Diri


Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting)
(Nurjannah, 2004).
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada sesorang yang mengalami kelemahan
kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri
seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan dan BAK/BAB (toileting). (Fitria,
2009).
B. Tanda dan Gejala
1. Mandi / hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau
mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
2. Berpakaian / berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian,
menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki
ketidakmampuan mengenakan pakaian dalam, menggunakan kancing tarik,
melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada
tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, mengunyah, menangani perkakas, mengambil cangkir atau gelas, cukup
makanan dengan aman.
4

4. BAB / BAK (toileting)


Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau
kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban,memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB/ BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar
kecil. Keterbatasan perawatan diri diatas biasanya diakibatkan karena stressor yang
cukup berat dan sulit ditangani oleh klien ( klien bisa mengalami harga diri rendah),
sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri dengan baik
dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun BAB dan BAK.
C. Etiologi
Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran
Menurut Depkes (2002:20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor predisposisi:
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri Kemampuan realistis turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.

c. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya
situasi

lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah / lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
5

Menurut Depkes (2000 : 59) faktor faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah :
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri,
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
b. Praktik social
Pada anak anak selalu dimanja dalam kebersihan diri maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pada personal hygiene.
c. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
D. Dampak yang sering timbul pada masalah Personal Hygiene
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah
gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.

E. Pohon Masalah

Core Problem

Effect

Causa

Isolasi Sosial

Defisit Perawatan Diri

Harga Diri Rendah Kronis

F. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Masalah Keperawatan

Data yang perlu dikaji

Defisit Perawatan Diri

Subjektif :
7

Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya


dingin, atau di RS tidak tersedia alat mandi.
Klien mengantakan dirinya malas berdandan.
Klien mengatakan ingin disuapi makan.
Klien

mengatakan

jarang

membersihkan

alat

kelaminnya setelah BAB /BAK.

Objektif :
Ketidakmampuan mandi / membersihkan diri ditandai
dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan
berbau, kuku panjang dan kotor
Ketidakmampuan berpakaian / berhias ditandai dengan
rambut acak acakan, pakaian kotor dan tidak rapi,
pakaian tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki), atau
tidak berdandan (wanita).
Ketidakmampuan

makan

secara

mandiri

ditandai

dengan ketidakmampuan mengambil makanan sendiri,


makanan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
Ketidakmampuan BAB / BAK secara mandiri ditandai
dengan BAB / BAK tidak pada tempatnya, tidak
membersihkan diri dengan baik setelah BAB / BAK.

2. Diagnosis Keperawatan
Defisit Perawatan Diri.
3. Rencana Tindakan Keperawatan
8

Tujuan
Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi atau
membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK.
4. Tindakan Keperawatan Untuk Klien
Mengkaji kemampuan melakukan perawatan diri meliputi mandi/membersihkan diri,
berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK secara mandiri. Memberikan cara
melakukan mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK
secara rutin. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengawali masalah
kurang perawatan diri.
5. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga Klien
Keluarga dapat meneruskan melatih klien dan mendukung agar kemampuan klien
dalam perawatan dirinya meningkat. Serangkaian intervensi ini dapat saudara lakukan
dengan cara sebagai berikut :
a. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh
klien agar dapat menjaga kebersihan diri.
b. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat dan memantu klien dalam
merawat klien (sesuai jadwal yang telah disepakati).
c. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam
merawat diri.

You might also like