Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bentuk laim dari penularan HIV adalah melalui darah. Hal ini terjadi bila
darah tercemar HIV masuk ke dalam organ tubuh seseorang,baik secara langsung
yaitu melalui transfuse darah dan transplantasi organ maupun melalui alat alat
yang mengandung darah dan mudah tercemar HIV seperti jarum suntik yang telah
digunakan oleh sesorang yang btelah terinfeksi HIV tanpa disterilkan terlebih
dahulu.
Sebaiknya
jika
menggunakan
jarum sekali
pakai
baik
untuk
berupa
berpelukan,bersalaman
bahkan
berciuman.
Begitu
juga
ada
cairan
tubuh
yang
lain
seperti
air
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Definisi HIV/AIDS
Acquired Immune Defiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala
penyakit yang dapat disebabkan oleh Human Immuno Deficiency Virus
(HIV).Virus dapat ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan
vagina, cairan sperma, cairan Air Susu Ibu.Virus tersebut merusak system
kekebalan tubuh manusia dengan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya
2.2.
virus (HIV).HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan
disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang
diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkan
dengan HIV Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV. Transmisi infeksi
HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela.Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi.Tidak ada
gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes
illness.
3. Infeksi asimtomatik.Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
4. Supresi imun simtomatik.Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat
malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi
mulut.
5. AIDS.Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan.Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai
system tubuh, dan manifestasi neurologist.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun
wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
2.3.
mekanisme
pertahanan
tubuh.ber-aksi
bahkan
kemudian
dilumpuhkan.
Virus AIDS(HIV) masuk kedalam tubuh seseorang dalam keadaan bebas atau
berada didalam sel limfosit. Virus ini memasuki tubuh dan terutama menginfeksi
sel yang mempunyai molekul CD4. Sel-sel CD4-positif(CD4+) mencakup
monosit,makrofag dan limfositT4 helper. Saat virus memasuki tubuh,benda asing
ini segera dikenal oleh sel T helper (T4),tetapi begitu sel Thelper menempel pada
benda asing tersebut,reseptorsel T helper. sel T helper menempel pada benda asing
tersebut, reseptor sel T helper .tidak berdaya; bahkan HIV bisa pindah dari sel
induk ke dalam sel T helper tersebut. Jadi, sebelum sel T helper dapat mengenal
benda asing HIV, ia lebih dahulu sudah dilumpuhkan. HIV kemudian mengubah
fungsi reseptor di permukaan sel T helper sehingga reseptor ini dapat menempel
dan melebur ke sembarang sel lainnya sekaligus memindahkan HIV. Sesudah
terikat dengan membran sel T4 helper, HIV akan menginjeksikan dua utas benang
RNA yang identik ke dalam sel T4 helper.
Dengan menggunakan enzim yang dikenal sebagai reserve transcriptase,HIV
akan melakukan pemrogaman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi
untuk membuat double stranded DNA(DNA utas-ganda).DNA ini akan
disatukan ke dalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi
infeksi yang permanen.
Fungsi T helper dalam mekanisme pertahanan tubuh sudah dilumpuhkan,genom
dari HIV- proviral DNA-dibentuk dan diintegrasikan pada DNA sel T helper
sehingga menumpang ikut berkembang biak sesuai dengan perkembangan biakan
sel T helper.
Sampai suatu saat ada mekanisme pencetus (mungkin karena infeksi virus
lain) maka HIV aklann aktif membentuk RNA,ke luar dari T helper dan
menyerang sel lainnya untuk menimbulkan penyakit AIDS. Karena sel T helper
sudah lumpuh maka tidak ada mekanisme pembentuk sel T killer.Sel B dan sel
fagosit lainnya.Kelumpuhan mekanisme kekebalan inilah yang disebut AIDS
(Acquired Immunodeficiciency Syndrome) atau Sindroma Kegagalan Kekebalan.
2.4.
Manifestasi Klinis
2.4.1. Gejala Mayor
2.4.1.1.
Penurunan BB 10%
2.4.1.2.
Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan
2.4.1.3.
Diare kronis
2.4.1.4.
Tuberkulosis
5
Human
Immunodeficiency
Virus
(HIV),
leukoplakia
2.6.2.3.
maranik endokarditis.
2.6.2.4.
Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human
Immunodeficienci Virus (HIV)
2.6.3. Gastrointestinal
2.6.3.1.
Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,
limpoma,
dan
sarcoma
Kaposi.
Dengan
efek,
penurunan
berat
2.6.3.2.
2.6.3.3.
perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit,
nyeri rectal, gatal-gatal dan siare.
2.6.4. ResInfeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza,
pneumococcus,
dan
strongyloides
dengan
efek
nafas
pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.
2.6.5. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena
xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek
nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan sepsis.
2.6.6. Sensorik
2.6.6.1.
Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
2.6.6.2.
Pendengaran : otitis eksternal akut
2.7.
Penatalaksanaan
2.7.1. Respon biologis / aspek fisik
2.7.1.1 Universal precaution
1) Menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh
2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3) Dekontaminasi cairan tubuh pasien
4) Memakai alat kedokteran sekali pakai atau mensterilisasi semua alat
kedokteran yang dipakai
5) Memelihara kebersihan tempat pelayanan kesehatan
6) Membuang limbah yang tercemar berbagai cairan tubuh secara benar dan
aman
2.7.1.2.
Peran perawat dalam pemberian ARV
Tujuan terapi ARV:
1) Menghentikan replikasi HIV
2) Memulihkan system imun dan mengurangi terjadinya infeksi opurtunistik
3) Memperbaiki kualitas hidup
4) Menurunkan morbiditas dan mortalitas karena infeksi HIV
2.7.1.3.
Pemberian nutrisi
Pasien dengan HIV AIDS harus mengkonsumsi suplemen atau nutrisi
tambahan bertujuan untuk beban HIV AIDS tidak bertambah akibat
defisiensi vitamin dan mineral
2.7.1.4.
Aktivitas dan istirahat
1) Respon adaptif psikologis
(1) Pikiran positif tentang dirinya
(2) Mengontrol diri sendiri
(3) Rasionalisasi
(4) Teknik perilaku
2) Respon sosial
7
realistis
kepada
pasien
terhadap
kesembuhan
(2) Padai mengambil hikmah
(3) Kestabilan hati
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
3.1.
Pengkajian
3.1.1. Riwayat : tes HIV positif, riwayat perilaku beresiko tinggi, menggunakan
obat-obat.
3.1.2. Penampilan umum : pucat, kelaparan.
3.1.3. Gejala subyektif : demam kronik, dengan atau tanpa menggigil, keringat
malam hari berulang kali, lemah, lelah, anoreksia, BB menurun, nyeri, sulit
tidur.
8
3.3.
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan criteria hasil
Intervensi
Untuk pengo
Mencegah p
kuman patog
rumah sakit.
Mencegah b
Meyakinkan
pengobatan
Mempertaha
terapeutik
Resiko tinggi infeksi
(kontak pasien)
berhubungan dengan
infeksi HIV, adanya
infeksi nonopportunisitik
yang dapat
ditransmisikan.
Intolerans aktivitas
berhubungan dengan
kelemahan, pertukaran
oksigen, malnutrisi,
kelelahan.
1.
1.
10
1.
Pasien dan k
memerlukan
Mencegah tr
orang lain
Monitor
kemampuan Intake menu
mengunyah dan menelan.
dengan nyer
berhubungan dengan
intake yang kurang,
meningkatnya kebutuhan
metabolic, dan
menurunnya absorbsi zat
gizi.
2.
mulut
Diare berhubungan
dengan infeksi GI
1.
Mendeteksi a
feses
Menentukan
Mengurangi
Meyakinkan
dengan kein
Hipermotilit
Mengurangi
pelan, empe
intestinal
Untuk meng
Tidak efektif koping
keluarga berhubungan
dengan cemas tentang
keadaan yang orang
dicintai.
3.4 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997).
Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan
dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klienkeluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian
hari.
3.4.
Evaluasi
11
Memulai sua
bekerja seca
keluarga.
Mereka tak m
mereka berb
Menghilangk
transmisi me
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
AIDS merupakan masalah kesehatan internasional yang perlu segera
ditanggulangi. AIDS berkembang secara pandemic hampir di setiap Negara
di
Dunia,termasuk Indonesia. Epidemi yang terjadi meliputi penyakit AIDS, Viru (HIV)
danepidemi
reaksi/dampak
negative
diberbagai
bidang
seperti
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn, dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3. Jakarta: EGC
Bruner, Suddarth.. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3. Jakarta : EGC
Lab/UPF Ilmu Penyakit Dalam, 1994, Pedoman Diagnosis dan Terapi, RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
Phipps, Wilma. et al, 1991, Medical Surgical Nursing : Concepts and Clinical
Practice, 4th edition, Mosby Year Book, Toronto
Departemen Kesehatan republik Indonesia Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit
Meular Dan Penyehatan Lingkungan, Pedoman Nasional Terapi, 2004.
Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular Dan Penyehatan Lingkungan
Departemen RI, Buku Pedoman Untuk Petugas Kesehatan Dan Petugas Lainnya,
Jakarta, 2003.
Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran,
EGC, Jakarta, 2000.
Suzanne C Smeltzer, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta, 2001.
13