You are on page 1of 10

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Kandidiasis Rongga Mulut

Oleh :
1. Afif Maulana
2. Elsa Nandha Prahesti
3. Fajar Dian Rimba Bimantara
4. Farhat Nuril Ramadhan
5. Lailatul Mukaromah
6. Leni marliana
7. Mista Sulfy Mei Diawati
8. Oki Dwi Lestari
9. Septy Chomsa
10. Usdamaya Noviana Dewi

13.06.2.149.0570
13.06.2.149.0583
13.06.2.149.0584
13.06.2.149.0585
13.06.2.149.0590
13.06.2.149.0591
13.06.2.149.0598
13.06.2.149.0603
13.06.2.149.0611
13.06.2.149.0619

Program Studi S1 Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
2014/2015

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kandidiasis oral dapat menyerang semua umur, baik pria maupun wanita. Meningkatnya
prevalensi infeksi Kandida albikan ini dihubungkan dengan kelompok penderita HIV/AIDS,
penderita yang menjalani transplantasi dan kemoterapi maligna. Odds dkk ( 1990 ) dalam
penelitiannya mengemukakan bahwa dari 6.545 penderita HIV/AIDS, sekitar 44.8% adalah
penderita kandidiasis.
Kandidiasis pada mulut merupakan Infeksi jamur kandida yang diketahui dari
ditemukannya plak-plak (noda-noda) ataupun lapisan berwarna putih yang mudah
dibersihkan yang didapati pada dinding bagian dalam mulut, langit-langit, dan
kerongkongan.Selain daripada itu, pada beberapa penderita sering mengalami retak-retak
dan nyeri pada kulit di sudut mulut (angular cheilitis).
Jamur ini biasa menyebabkan penyakit pada mulut, tenggorokan dan vagina. Infeksi
oportunistik ini dapat terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum infeksi oportunistik lain
yang
lebih
berat.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan untuk klien dengan Anemia Pernisiosa
1.2.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu memahami definisi dari Kandidiasis Rongga Mulut
Mahasiswa mampu memahami etiologi dari Kandidiasis Rongga Mulut
Mahasiswa mampu memahami Manifestasi klinis dari Kandidiasis Rongga Mulut
Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan diagnostic untuk Kandidiasis Rongga
Mulut
Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan dari Kandidiasis Rongga Mulut
Mahasiswa mampu memahami komplikasi dari Kandidiasis Rongga Mulut
Mahasiswa mampu memahami patofisiologi dari Kandidiasis Rongga Mulut
Mahasiswa mampu memahami WOC dari Kandidiasis Rongga Mulut

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Penyakit
2.1.1 Definisi
Kandidiasis atau trush merupakan penyakit yang didsebabkan oleh perkembangan
jamur yang berlebihan didalam rongga mulut. (Black, 1995)
Kandidiasis oral merupakan infeksi oportunistik di rongga mulut yang disebabkan oleh
pertumbuhan abnormal dari jamur Kandida albikan. Kandida albikan ini sebenarnya
merupakan flora normal rongga mulut, namun berbagai faktor seperti penurunan sistem
kekebalan tubuh maupun pengobatan kanker dengan kemoterapi, dapat menyebabkan flora
normal tersebut menjadi patogen.
Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi merah
dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Kandida sp, dimana Kandida albikan
merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab utama.
2.1.2 Etiologi
Kandidiasis oral pertama sekali dikenalkan oleh Hipocrates pada tahun 377 SM, yang
melaporkan adanya lesi oral yang kemungkinan disebabkan oleh genus Kandida. Terdapat
150 jenis jamur dalam famili Deutromycetes, dan tujuh diantaranya ( C.albicans, C.
tropicalis, C. parapsilosi, C. krusei, C. kefyr, C. glabrata, dan C. guilliermondii) dapat
menjadi patogen, dan C. albican merupakan jamur terbanyak yang terisolasi dari tubuh
manusia sebagai flora normal dan penyebab infeksi oportunistik. Terdapat sekitar 30-40%
Kandida albikan pada rongga mulut orang dewasa sehat, 45% pada neonatus, 45-65% pada
anak-anak sehat, 50-65% pada pasien yang memakai gigi palsu lepasan, 65-88% pada
orang yang mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang, 90% pada pasien leukemia akut
yang menjalani kemoterapi, dan 95% pada pasien HIV/AIDS.
2.1.3 Patofisiologi
Infeksi kandida dapat terjadi bila ada factor yang menyuburkan pertumbuhan
candidiasis atau yang memudahkan terjadinya invasi jaringan, karena daaya tahan yang
lemah. Kandida albicans sendiri merupakan flora normal rongga mulut, namun jika
perkembangannya telah melampaui batas normal maka akan menyebabkan infeksi pada
penderita. Ada 2 faktor predisposisi yang dapat meningkatkan perkembangannya, yaitu
endogen dan eksogen. Factor endogen terdiri atas perubahan fisisologik yang meliputi :
penurturnan imunitas (pada pasien HIV/AIDS, pasca pemberian kemoterapi atau
radioterapi, pemeberian kortikosteroid dan antibiotic jangka panjang), kondisi debilitas,
laterogenic, endokrinopati (gangguan gula darah), penyakit kronik, seperti TB, SLE
dengan keadaan umum yang buruk ; umur (orang tua bayi lebih mudah terkenan infeksi
karena starus imunnya tidak sempurna) ; serta penyakit genetic. Factor eksogen yang
terdiri atas iklim, panas, dan kelembaban perspirasi meningkat; kebersihan kulit;

kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan
memudahkan masuknya jamur. (Newman, 2002)
Penyakit ini bukanlah penyakit menular. Kandidiasis sering diderita oleh bayi yang
baru lahir dan dapat menyerang remaja atau orang dewasa. Penderita kandidiasis akan
merasakan tebal dan rasa terbakar pada lidah. Hal ini menyebabkan rasa kurang nyaman
saat makan. Pada anak-anak atau bayi, kemungkinan akan kehilangan cairan tubuh atau
dehidrasi. Untuk itu penting bagi orang tua untuk menjaga nutrisi dan cairan tubuh anak
saat terkena infeksi ini. (Lewis, 2000)
Kondisi kandidiasis pada riongga mulut akan memberikan keluahan dan masalah
keperawatan. Adnya kondisi kontaminasi kuman pad rongga mulut membeerikan masalah
gangguan membrane mukosa oral, ketidaknyamanan rongga mulut, dan anoreksia
sehingga menimbulakan risiiko ketidakseimbangan nutrisi dan misinterpretasi
penatalaksanaan pengobatan memberikan kebutuhan akan pemenuhan informasi.

2.1.4 WOC
Faktor Endogen
Penurunan imunitas (pada klien HIV/AIDS,pasca
pemberian kemotrapi atau radioterapi,pemberian
kortikostroid dan antibiotik jangka panjang), kodisi
debiitas, latrogenik, endokrisnopati (gangguan gula
darah), penyakit kronik, seperti tuberkolosis, lupus
eritematosus dengan keadaan umum yang buruk,
umur (orang tu bayi lebih mudah terkena infeksi
karena status imunlogiknya tidak sempurna),
penyakit genetic.

Invasi kuman
Candidiasis albicans ke
rongga mulut

Faktor eksogen
Iklim, panas, dan kelembapan
perspiasi meningkat, kebersihan kulit,
kebiasaan berendam kaki dalam air
yang terlalu lama menimbulkan
maserasi dan memudahkan masuknya
jamur, kontak dengan penderita

Kandidiasis Oral

Konaminasi kuman
pada rongga mulut

Kteidaknyamanan pada
rongga mulut

Ketidaktahuan sumber
informasi yang salah

Ketidakefektifan dalam
melakukan higienis oral

Anoreksia penurunan
intake nutrisi

Misinterprestasi perawatan
dan penatalaksanaan
pengobatan

Gangguan membrane
mukosa oral

Resiko
ketidakseimbangan
pemenuhan nutrisi

Pemenuhan informasi

2.1.5 Manifestasi Klinis


1. Tanda :
1) Retak-retak dan nyeri pada kulit disudut mulut
2) Hygiene oral yang jelek (Gingivitis, karies gigi, dan gigi palsu)
3) Malnutrisi
4) Membrane mukosa atrofi
5) Infeksi (jamur, bakteri, virus, dan aphthous ulcer)
2. Gejala :
1) Gumpalan putih kecil seperti busa
2) Bintik merah
3) Sakit tenggorokan
4) Sulit menelan
5) Mual, dan hilang nafsu makan
6) Rasa nyeri bila tersentuh makanan
7) Infeksi pada mulut atau trush merupakan bercik keputihan yang terasa sakit
8) Bila bercak timbul dikerongkongan akan menimbulkan gangguan mengunyah atu
gangguan makan
2.1.6 Pemeriksaan
1.
2.
3.
4.

Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada mukosa


Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan dengan pemberian
flukonazol
Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topical dengan swab atau kumur
Diagnosa pasti dengan biopsi

2.1.7 Penatalaksanaan
1. Menghindari atau menghilangkan factor predisposisi
2. Obat-obat topical (Newman,2002)
1) Larutan ungu gentian - 1% untuk selaput lendir, dioleskan sehari 2x selama 3
hari
2) Nistatin: berupa krim, salep, emulsi
3) Amfoterisin B
4) Group azol antara lain :
a. Klotrimazon 1% berupa bedak, larutan, dan krim
b. Siklopiroksolamin 1% larutan, krim
c. Atimikotik lain yang berspektrum luas
3. obat-obat sisitemik
1) Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi local dalam saluran cerna, obat ini
tidak diserap oleh usus
2) Ketokonazol : Dosisnya 2x200 mg selama 5 hari (untuk orang dewasa)
3) Itrkonazol : Dosis tunggal 300 mg (untuk orang dewasa)

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengkajian
1. Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum Kesadaran menurun, status gizi menurun, personal hygine
kurang baik, BB menurun, suhu tinggi, TD meningkat, nadi normal, respirasi normal
2. Pemeriksaan sistemik :
Kepala (mata, hidung, telinga, gigi&mulut), leher (terdapat

perbesaran tyroid

atau tidak), tengkuk, dada (inspeksi), genitalia, ekstremitas atas dan bawah(inspeksi).
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan mukosa oral b.d ketidakefektifan hygiene oral
2. Risiko ketidakseimbangan nutrisi b.d intake nutrisi yang kurang, ketidaknyamanan
oral
3. Pemenuhan informasi b.d misinterpretasi perawatan dan penatalaksanaan pengobatan
2.2.3 Intervensi
1.

Perubahan membran mukosa oral b.d ketidakefektifan hygiene oral


Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam terjadi penignkatan membrane mukosa mulut
Kriteria evaluasi:
- Pasien mampu menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang diberikan
- Pasien mampu mendemonstrasikan cara atau teknik dalam meningkatkan
membrane mukosa
Intervensi
Rasional
Kaji tingkat pengetahuan pasien Tingkat pengetahuan di pengaruhi oleh kondisi
tentang cara dan teknik peningkatan social ekonomi pasien.
kondisi membrane mukosa
Ajarkan cara penggunaan obat Larutan ungu gentian - 1%, di oleskan pada
larutan local rongga mulut
mukosa oral dengan dosis sehari 2x selama 3
Intervensi kolaboratif
Pemberian obat-obat sistemik

2.

hari
Obat sistemik diberikan untuk menghentikan
infeksi pada mukosa oral

Risiko ketidakseimbangan nutrisi b.d intake nutrisi yang kurang, ketidaknyamanan oral
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam terjadi penurunan resiko ketidakseimbangan nutrisi
Kriteria evaluasi:
- Pasien mampu menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang diberikan
Pasien termotivasi untuk meningkatkan intake nutrisi
Intervensi
Rasional
Pantau: presentasi jumlah makanan Mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan
yang dikonsumsi setiap kali makan
dari sasaran yang diharapkan .
Evaluasi adanya alergi makan dan Beberapa pasien mungkin mengalami alergi
kontra indikasi makanan
terhadap beberapa komponen makanan tertentu

dan

bebrapa

hipertensi,

penyakit

gout,

dan

lain,

seperti

lainnya

DM,

sehingga

memberikan manifestasi terhadap persiapan


komposisi makanan yang akan diberikan.
Berikan makan dengan perlahan Pasien dapat berkonsentrasi pada mekanisme
pada lingkungan yang tenang
makan tanpa adannya distraksi/ gangguan dari
luar
Intervensi kolaboratif
Obat sisitemik diberikan untuk menghentikan
Pemberian obat-obat sistemik
infeksi pada mukosa oral
3.

Pemenuhan informasi b.d misinterpretasi perawatan dan penatalaksanaan pengobatan


Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam informasi kesehatan terpenuhi
Kriteria evaluasi:
- Pasien mampu menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang diberikan
- Pasien mampu termotivasi untuk melaksanakan penjelasan yang telah diberikan
Intervensi
Rasional
Kaji tingkat pengetahuan pasien Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh kondisi
tentang cara dan teknik penignkatkan social ekonomi pasien.
kondisi gangguan mulut.
Cari sumber yang meningkatkan Keluarga terdekat dengan pasien perlu
penerimaan informasi.
dilibatkan dalam penerimaan informasi untuk
menurunkan risiko misinterprestasi terhadap
informasi yang diberikan.
Jelaskan tanda dan gejala kandidiasis Pengetahuan pasien dan keluarga tentang
kandidiasis dapat menurunkan kekambuhan
Instruksikan untuk menghindari Factor eksogen yang terdiri atas iklim, panas,
predisposisi pencetus serangan
dan
kelembapan
perspirasi
meningkat;
kebersihan kulit; kebiasaan berendam kaki
dalam air yang terlalu lama menimbulkan
maserasi dan memudahkan masuknya jamur

2.2.4 Evaluasi
1. Terjadi peningkatan membrane mukosa oral
2. Intake nutrisi terpenuhi
3. Informasi terpenuhi

BAB 3
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Kandidiasis oral dapat menyerang semua umur, baik pria maupun wanita.
Meningkatnya prevalensi infeksi Kandida albikan ini dihubungkan dengan kelompok
penderita HIV/AIDS, penderita yang menjalani transplantasi dan kemoterapi maligna.
Odds dkk ( 1990 ) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa dari 6.545 penderita
HIV/AIDS, sekitar 44.8% adalah penderita kandidiasis.
Jamur ini biasa menyebabkan penyakit pada mulut, tenggorokan dan vagina.
Infeksi oportunistik ini dapat terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum infeksi
oportunistik.

1.2 Saran
Sebagai seorang perawat, sudah menjadi kewajiban untuk memberikan
tindakan perawatan dalam asuhan keperawatan yang diarahkan kepada pembentukan
tingkat kenyamanan pasien, manajemen rasa sakit dan keamanan. Perawat harus
mampu mamahami faktor psikologis dan emosional yang berhubungan dengan
diagnosa penyakit, dan perawat juga harus terus mendukung pasien dan keluarga
dalam menjalani proses penyakitnya

DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan
Dan Pendokumentasiaan Perawatan Pasien. EGC: Jakarta
Price, Sylvia A. 2006. Patofisisologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 1. EGC:
Jakarta
Mutaqin arif, kumala sari. 2011. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah: Gastroinestinal
Gangguan Rongga Mulut.Jakarta.EGC2011

You might also like