Professional Documents
Culture Documents
Nama Peserta
Nama Wahana
Topik
Asma Bronkial
Tanggal Kasus
01 Januari 2015
Nama Pasien
Nomor RM
25. 38. 26
Tanggal Presentasi
Pendamping
Tempat Presentasi
Objek Presentasi
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
bumil
Seorang pasien laki-laki berumur 28 tahun datang ke UGD RSUD Puri Husada
dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari SMRS karena kehujanan. Sebelumnya
pasien sering sesak nafas jika suasana dingin dan kelelahan. Pasien menyangkal
sering sesak nafas sejak kecil. Pasien mulai sering sesak nafas saat usia 18 tahun.
Awalnya sesak nafas hanya timbul satubulan sekali tapi lama kelamaan frekuensi
sesak nafas makin sering terutama 1 tahun terakhir ini.
Deskripsi
Dan sejak tiga bulan terakhir, sesak nafas datang setiap hari. Sesak nafas
dirasakan memberat pada malam hari atau saat suasana dingin atau jika pasien
kelelahan dan juga mengeluh batuk berdahak bersamaan dengan sesaknya.
Selama tiga bulan terakhir ini pasien rutin meminum obat dari hasil kontrol ke
praktek dokter. Pasien dapat 4 jenis obat namun pasien tidak ingat nama obatnya.
Demam (-), mual (-), muntah (-), BAK (+) normal, BAB (+) normal.
Tujuan
Bahan
Bahasan
Riset
Kasus
Audit
1
Cara
Diskusi
Membahas
Data Pasien
Nama
Pos
No. Reg.
25. 38. 26
No. Telp : -
2.
Riwayat Kesehatan Dan Penyakit :
Riwayat sakit seperti ini sejak usia 18 tahun
3.
Riwayat Pengobatan :
Pasien rutin kontrol ke praktek dokter
4.
Riwayat keluarga :
Riwayat sakit seperti ini pada keluarga (+), ibu pasien
5. Riwayat pekerjaan : pasien bekerja sebagai karyawan bank
6.
Daniati, K.S Soewarta. Patogenesis Asma Diagnosis Dan Klasifikasi Asma Bronkial. Uj
Hasil Pembelajaran :
1. Pemeriksaan fisik dan penunjang pada pasien asma bronkial
2. Penegakkan diagnosis pada pasien asma bronkial
3. Penatalaksanaan pada pasien asma bronkial
Objektif :
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan Darah
: 110/70mmhg
Nadi
Nafas
: 36 x/menit
Suhu
: 36,9 C
Status generalisata
Kepala
Mata
: normocephal
: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), palpebra edema (-/-),
ptosis (-/-), pupil isokor (+/+).
Telinga
Hidung
Mulut
Wajah
: edema (-)
Leher
Thoraks
Inspeksi
:
: simetris kanan = kiri, gerakan dada tertinggal (-), iktus kordis (-),
retraksi (-), pelebaran sela iga (-)
Palpasi
: vocal fremitus kanan = kiri, nyeri tekan dada (-), tidak teraba massa
dan tidak teraba iktus kordis
Perkusi
: sonor di seluruh lapangan paru, batas paru hepar dalam batas normal,
batas jantung dalam batas normal
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
:
: dinding perut tampak lebih tinggi dari dari dinding dada,, pergerakan
dinding perut simetris
Auskultasi
: peristaltik usus (+), kesan normal, tidak ada bising aorta abdominalis
Perkusi
: timpani
Palpasi
Genitalia
Ekstremitas
Laboratorium
Parameter
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
Hasil
13 gr/dl
10. 900 mm
253.000 mm
40 %
Asassement
Asma didefinisikan menurut ciri-ciri klinis, fisiologis dan patologis. Ciri-ciri klinis
yang dominan adalah riwayat episode sesak, terutama pada malam hari yang sering
disertai batuk. Pada pemeriksaan fisik, tanda yang sering ditemukan adalah mengi. Ciriciri utama fisiologis adalah episode obstruksi saluran napas, yang ditandai oleh
keterbatasan arus udara pada ekspirasi. Sedangkan ciri-ciri patologis yang dominan adalah
inflamasi saluran napas yang kadang disertai dengan perubahan struktur saluran napas.
Asma dipengaruhi oleh dua faktor yaitu genetik dan lingkungan, mengingat
patogenesisnya tidak jelas, asma didefinisikan secara deskripsi yaitu penyakit inflamasi
kronik saluran napas yang menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai
rangsangan, dengan gejala episodik berulang berupa batuk, sesak napas, mengi dan rasa
berat di dada terutama pada malam dan atau dini hari, yang umumnya bersifat reversibel
4
baik dengan atau tanpa pengobatan. Karena dasar penyakit asma adalah inflamasi, maka
obat obat antiinflamasi berguna untuk mengurangi reaksi inflamasi pada saluran napas.
Kortikosteroid merupakan obat antiinflamasi yang paten dan banyak digunakan dalam
penatalaksanaan asma. Obat ini dapat diberikan secara oral, inhalasi maupun sistemik.
Diagnosis asma yang tepat sangatlah penting, sehingga penyakit ini dapat ditangani
dengan baik, mengi (wheezing) berulang dan/atau batuk kronik berulang merupakan titik
awal untuk menegakkan diagnosis. Asma pada anak-anak umumnya hanya menunjukkan
batuk dan saat diperiksa tidak ditemukan mengi maupun sesak. Diagnosis asma didasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang. Diagnosis klinis asma sering
ditegakkan oleh gejala berupa sesak episodik, mengi, batuk dan dada sakit/sempit.
Pengukuran fungsi paru digunakan untuk menilai berat keterbatasan arus udara dan
reversibilitas yang dapat membantu diagnosis. Mengukur status alergi dapat membantu
identifikasi faktor risiko. Pada penderita dengan gejala konsisten tetapi fungsi paru
normal, pengukuran respons dapat membantu diagnosis. Asma diklasifikasikan menurut
derajat berat, namun hal itu dapat berubah dengan waktu.
Plan :
Diagnosis
Asma Bronkial Persisten Sedang
Penatalaksanaan
Bed Rest
O2 liter/menit
Ventolin Nebulizer / 8 jam
IVFD RL + aminofilin 1 amp 20 gtt/menit
Dexamthasone 1 amp/ 12 jam (IV)
Cefotaxime 1 gr / 12 jam (IV)
Ranitidine 1 amp/ 12 jam (IV)
Pendidikan
Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga pasien bahwa penyakit pasien disebabkan
oleh banyak faktor dan berhubungan dengan alergi dan kelelahan sehingga pasien perlu
mejaga asupan makan dan nutrisi dan tidak kekambuhan pada pasien seperti menghindari
pencetus yang membuat pasien menjadi kambuh seperti faktor cuaca yang dingin dan
kelelahan.
5
Konsultasi
Menjelaskan secara keseluruhan tentang kondisi penyakit pasien dan cara pengobatannya
agar pasien memahami, sehingga pasien memiliki pronosis yang lebih baik.