Professional Documents
Culture Documents
OSTEOMIELITIS
OLEH
Hawania Rahtio
BAB I
PENDAHULUAN
osteomielitis kronis.
Fasilitas diagnostik yang belum memadai di puskesmas.
Angka kejadian tuberkulosis di Indonesia pada saat ini masih tinggi sehingga
tinggi.
Banyaknya penderita dengan fraktur terbuka yang datang terlambat dan
biasanya datang dengan komplikasi osteomielitis.
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
BAB II
ISI
2.1. DEFINISI OSTEOMIELITIS
Osteomielitis (berasal dari kata osteo dan mielitis) adalah radang
tulang yang disebabkan oleh organisme piogenik, walaupun berbagai organ infeksi
lain juga dapat menyebabkannya. Ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat tersebar
melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks, jaringan kanselosa, dan periosteum.3
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
salah
satu
faktor
predisposisi
terjadinya
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
menyebabkan
kematian
tulang
lokal
dengan
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
c) Gambaran Klinis
Osteomielitis hematogen akut berkembang secara progresif atau cepat.
Pada keadaan ini mungkin dapat ditemukan adanya infeksi bakterial pada kulit
dan saluran napas atas. Gejala lain dapat berupa nyeri yang konstan pada daerah
infeksi, nyeri tekan, dan terdapat gangguan fungsi anggota gerak yang
bersangkutan.
Gejala-gejala umum timbul akibat bakterimia dan septikemia berupa
panas tinggi, malaise serta nafsu makan yang berkurang. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan adanya gejala nyeri tekan dan gangguan pergerakan sendi oleh
karena pembengkakan sendi dan gangguan akan bertambah berat bila terjadi
spasme lokal.
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
d) Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan foto polos dalam sepuluh hari pertama, tidak ditemukan
kelainan radiologik yang berarti dan mungkin hanya ditemukan pembengkakan
jaringan lunak.
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
Gambar 5. Radiografi tulang tibia dengan osteomielitis; tampak destruksi tulang pada
tibia dengan pembentukan tulang subperiosteal
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
Gambar 6 .Ultrasound image of the left hip shows a large joint effusion
e) Pengobatan
o Pemberian antibiotik secepatnya sesuai dengan penyebab utama yaitu
Stafilokokus aureus sambil menunggu hasil biakan kuman. Antibiotik
diberikan selama 3-6 minggu dengan melihat keadaan umum dan laju
endap darah penderita. Antibiotik tetap diberikan hingga 2 minggu
setelah laju endap darah normal.
o Istirahat dan pemberian analgesik
juga
diperlukan
untuk
menghilangkan nyeri.
o Apabila setelah 24 jam pengobatan lokal dan sistemik antibiotik gagal
(tidak ada perbaikan keadaan umum), maka dapat dipertimbangkan
drainase bedah. Pada drainase bedah, pus subperiosteal dievakuasi
untuk
mengurangi
tekanan
intra-oseus
kemudian
dilakukan
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
a) Etiologi
Osteomielitis hematogen subakut biasanya disebabkan oleh Stafilokokus
aureus dan umumnya berlokasi di bagian distal femur dan proksimal tibia.
b) Patologi
Biasanya terdapat kavitas dengan batas tegas pada tulang kanselosa dan
mengandung cairan seropurulen. Kavitas dilingkari oleh jaringan granulasi
yang terdiri atas sel-sel inflamasi akut dan kronik dan biasanya terdapat
penebalan trabekula.
c) Gambaran Klinis
Osteomielitis hematogen subakut biasanya ditemukan pada anak-anak
dan remaja. Gambaran klinis yang dapat ditemukan adalah atrofi otot, nyeri
lokal, sedikit pembengkakan, dan dapat pula penderita menjadi pincang.
Terdapat rasa nyeri pada daerah sekitar sendi selama beberapa minggu atau
mungkin berbulan-bulan. Suhu tubuh biasanya normal.
d) Pemeriksaan Radiologis
Dengan foto Rontgen biasanya ditemukan kavitas berdiameter 1-2 cm
terutama pada daerah metafisis dari tibia dan femur atau kadang-kadang pada
daerah diafisis tulang panjang.
Gambar 7. radiologik dari abses Brodie yang dapat ditemukan pada osteomielitis sub
akut/kronik. Pada gambar terlihat kavitas yang dikelilingi oleh daerah sclerosis.
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
bermanfaat
untuk
membuat
rencana
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
osteomielitis
kronis
terdiri
atas
pemberian
dengan
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
terjadi. Pada foto terlihat gambaran destruksi tulang yang luas, bentuk tak
teratur, biasanya dengan sekuester yang multipel. Sering terlihat sklerosis pada
tepi lesi. Secara klinis sering disertai abses dan fistula.
Bedanya dengan tuberkulosis, ialah destruksi berlangsung lebih cepat,
dan pada tuberkulosis abses sering mengalami kalsifikasi. Dalam diagnosis
diferensial perlu dipikirkan kemungkinan keganasan.
Osteitis pubis merupakan infeksi bagian bawah yang sekitar simfisis
pubis yang merupakan komplikasi dari operasi dari prostat dan kandung kemih
atau, jarang akibat operasi pelvis lainnya.
Gambar 11. Osteomielitis pada tulang pelvis; pada MRI potongan koronal tampak
osteomielitis luas dengan artritis seprik pada pinggul kanan (*), tampak dislokasi
pada pinggul kanan dan gas dalam sendi akibat komunikasi dari ulkus dekubitus luas
(tanda panah)
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
Gambar 12. Radiografi osteomielitis pada tulang belakang; tampak abses prevertebral
(*) dan destruksi pada area diskus T9-10 yang juga meluas hingga kanalis spinalis
2.3.
DIAGNOSA BANDING
Biasanya, gambaran radiografi osteomielitis sangat karakteristik dan diagnosis
mudah dibuat sesuai dengan riwayat klinis, dan pemeriksaan radiologis tambahan.
Namun demikian, osteomielitis dapat juga meniru kondisi lainnya seperti tumor
tulang.
1. Osteo Sarkoma
Merupakan tumor ganas primer tulang yang paling sering dengan
prognosis yang buruk. Kebanyakan penderita berumur antara 10-25 tahun.
Paling sering ditemukan sekitar lutut, yaitu lebih dari 50 %. Tulang tulang
yang sering terkena adalah femur distal, tibia proksimal, humerus proksimal,
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
dan pelvis. Pada tulang panjang, tumor biasanya mengenai bagian metafisis.
Garis epifisier merupakan barrier dan tumor jarang menembusnya.
Gambaran radiologik tampak destruksi tulang yang berawal pada
medula dan terlihat sebagai daerah yang radiolusen dengan batas yang tidak
tegas. Pada stadium dini terlihat reaksi periosteal seperti garis-garis tegak
(Sunray appearance).12 Dengan membesarnya tumor, selain korteks juga
tulang subperiosteal akan dirusak oleh tumor yang meluas ke luar tulang,
berbentuk segitiga (segitiga Codman). Pada stadium dini Gambaran tumor ini
sukar dibedakan dengan osteomielitis.
2.
Sarkoma Ewing
Tumor ganas primer ini paling sering mengenai tulang panjang.
Kebanyakan diafisis. Tulang yang juga sering terkena adalah pelvis dan tulang
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
iga. 75% dari penderita di bawah umur 20 tahun, paling sering antara 5-15
tahun.
Gambaran radiologik tampak lesi destruksi yang bersifat infiltrat yang
berawal di medula, pada foto terlihat sebagai daerah-daerah radiolusen. Tumor
cepat merusak korteks dan tampak reaksi periosteal, sebagai garis-garis yang
berlapis-lapis menyerupai kulit bawang (onion peel appearance). Tumor
membesar dengan cepat, biasanya dalam beberapa minggu tampak destruksi
tulang yang luas dan pembengkakan jaringan lunak yang besar karena
infiltrasi tumor ke jaringan sekitar tulang.
Gambar 14. Radiografi fibula sinistra anteroposterior dan lateral; pada anak
perempuan usia 7 tahun dengan Sarkoma Ewing
BAB III
KESIMPULAN
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
DAFTAR PUSTAKA
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25
1.
2.
3.
Sabiston DC. Buku ajar bedah bagian II. Jakarta: EGC. 2000.
4.
5.
Thompson JC. Chapter 7 thigh and hip. Dalam: Netter's concise atlas of
orthopaedic anatomy, 1st ed. Philadelphia: Saunders Elsevier Publishing.
2002.
6.
Hawania Rahtio(FKUNILA09)
25