You are on page 1of 5

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM

Sensor Cahaya (LDR)


Abstrak- Telah dilakukan percobaan yang
berjudul sensor cahaya (LDR). Tujuan dari percobaan

pada lampu taman dan lampu di jalan yang bisa


menyala di malam hari dan padam di siang hari secara
Indira Khayam, Adis Prasetya
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 6011
Email: indirakhayam@gmail.com
ini ialah untuk mengetahui karakteristika LDR atau otomatis. Atau bisa juga kita gunakan di kamar kita
Light Dependent Resistor, dan untuk mengakses ADC sendiri.
resolusi 8-bit dengan menggunakan tegangan dari sensor
LDR merupakan suatu bentuk komponen yang
cahaya (LDR). Peralatan yang digunakan dalam mempunyai perubahan resistansi yang besarnya
percobaan ini antara lain, lux meter, lampu LED, sensor
tergantung pada cahaya. Karakteristik LDR terdiri dari
cahaya (LDR), avometer, mikrokontroler ATMega 16,
catu daya sebesar 5 volt, resistor 10 , dan resistor dua macam yaitu, Laju Recovery dan Respon Spektral.
variabel, serta kabel penghubung. Langkah awal yang Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan
dilakukan ialah mengukur jarak antara sensor LDR level kekuatan cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan
dengan lampu LED yang di sini berperan sebagai yang gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi
sumber cahaya. Kemudian, kita ukur besarnya tegangan dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada
yang melalui rangkaian ini dengan menggunakan keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut
avometer dan mikro. Selanjutnya mengukur nilai kuat hanya akan bisa mencapai harga di kegelapan setelah
penerangan dengan menggunakan lux meter. Dari mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery
percobaan tersebut, kami dapatkan data tegangan merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan
(voltmeter), jarak (cm), dan kuat penerangan (lux). Dari
nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis
data yang kami peroleh, kami dapat menghitung
besarnya intensitas cahaya melalui persamaan 2.1. dalam K/detik, untuk LDR tipe arus harganya lebih
Sehingga, dapat kami simpulkan bahwa, LDR atau besar dari 200K/detik(selama 20 menit pertama mulai
Light Dependent Resistor memiliki karakteristik yakni dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan
ketika cahaya terang, intensitas cahaya besar, lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari
resistansinya menurun, sehingga dapat dikatakan bahwa tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan
LDR mampu menjadi penghantar listrik yang baik. waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi
Namun sebaliknya, ketika intensitas cahaya kecil, yang sesuai den-gan level cahaya 400 lux.
resistansinya menjadi besar, atau dapat dikatakan
bahwa LDR merupakan penghantar listrik yang buruk.
Kata kunci: Lux meter, Intensitas cahaya, Sensor cahaya

I.

PENDAHULUAN
Sering kita amati lampu-lampu di tempat
umum seperti taman, lampu jalan, dan tempat umum
lainnya menyala ketika malam hari dan mati ketika
pagi hari. Lampu-lampu tersebut jumlahnya tidak
hanya satu, akan tetapi banyak. Tentunya lampu-lampu
tersebut tidak dinyalakan oleh seorang petugas, karena
kita dapat membayangkan betapa sulitnya menyalakan
seluruh lampu penerangan jalan di malam hari dan
mematikannya di pagi hari.
Peristiwa tersebut menjadi pertanyaan bagi
kita. Bagaimana lampu-lampu di jalan dapat menyala
di malam hari dan di pagi harinya lampu tersebut mati
secara otomatis.
Di dunia elektronika, kita mengenal beberapa
komponen-komponen elektronika yang mampu
menjawab persoalan ini. Salah satunya ialah
penggunaan alat yang disebut sensor cahaya atau LDR.
LDR atau Light Dependent Resistor
merupakan salah satu jenis resistor yang nilai
resitansinya dipengaruhi oleh cahaya yang diterima
olehnya. Besarnya nilai hambatan pada LDR
tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima
oleh LDR itu sendiri. Contoh penggunaannya adalah
1

Gambar 1.1 Light Dependent Resistor

LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama


untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh
padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan
sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga,
aluminium, baja, emas dan perak. Dari kelima bahan
tersebut tembaga merupakan penghantar yang paling
banyak, digunakan karena mempunyai daya hantar
yang baik (TEDC,1998).
Mikrokontroler
adalah
sebuah
sistem
komputer lengkap dalam satu serpih (chip).
Mikrokontroler
lebih
dari
sekedar
sebuah
mikroprosesor karena sudah terdapat atau berisikan
ROM (Read-Only Memory), RAM (Read-Write
Memory), beberapa bandar masukan maupun keluaran,
dan beberapa peripheral seperti pencacah/pewaktu,
ADC (Analog to Digital converter), DAC (Digital to
Analog converter) dan serial komunikasi.
Penggunaan mikrokontroler dapat kita temui
pada berbagai peralatan, misalnya telpon seluler,

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM

microwave, televisi, mesin cuci dan lain sebagainya.


Mikrokontroler
dapat
diaplikasikan
untuk
pengendalian, otomasi industri, akuisi data,
telekomunikasi dan lain-lain. Atmel AVR (Advanced
Versatile RISC atau Alf and Vegards Risc processor)
merupakan salah satu vektor yang bergerak di bidang
mikroelektronika. Mikrokontroler AVR memiliki fitur
yang lengkap (ADC internal, EEPROM internal,
timer/counter, watchdog timer, PWM, port I/O,
komunikasi serial, komparator, I2C, dll). Dengan
fasilitas ini programer atau desainer dapat
menggunakannya untuk berbagai aplikasi sistem
elektronika, secara umum mikrokontroler AVR
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu AT90xx,
Atmega, dan Attiny. Pada praktik pemograman,
mikrokontroler AVR yang digunakan yaitu ATMega 16
dan software compiler-nya menggunakan Code Vision.
Seperti mikroprosesor pada umumnya, secara
internal mikrokontroler ATMega16 terdiri atas unitunit fungsionalnya Arithmetic and Logical Unit
(ALU), himpunan register kerja, register dan dekoder
instruksi, dan pewaktu beserta komponen kendali
lainnya. Mikrokontroler ini menggunakan arsitektur
Harvard yang memisahkan memori program dari
memori data, baik bus alamat maupun bus data,
sehingga pengaksesan program dan data dapat
dilakukan secara bersamaan (concurrent).
Lux meter adalah alat ukur yang digunakan
untuk mengukur kuat penerangan (tingkat penerangan)
pada suatu area atau daerah tertentu. Alat ini didalam
memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan
format digital. Alat ini terdiri dari rangka, sebuah
sensor dengan sel foto dan layar panel. Sensor tersebut
diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur
intenstasnya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai
energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus
listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel,
arus yang dihasilkan pun semakin besar.
Sensor yang digunakan pada alat ini
adalah photo diode. Sensor ini termasuk kedalam jenis
sensor cahaya atau optic. Sensor cahaya atau optic
adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari
sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya
yang mengenai suatu daerah tertentu. Kemudian dari
hasil dari pengukuran yang dilakukan akan
ditampilkan pada layar panel.
Berbagai jenis cahaya yang masuk pada
luxmeter baik itu cahaya alami atapun buatan akan
mendapatkan respon yang berbeda dari sensor.
Berbagai warna yang diukur akan menghasilkan suhu
warna yang berbeda,dan panjang gelombang yang
berbeda pula. Oleh karena itu pembacaan yang
ditampilkan hasil yang ditampilkan oleh layar panel
adalah kombinasi dari efek panjang gelombang yang
ditangkap oleh sensor photo diode.
Pembacaan hasil pada Luxmeter dibaca pada
layar panel LCD (liquid Crystal digital) yang format
pembacaannya pun memakai format digital. Format
2

digital sendiri didalam penampilannya menyerupai


angka 8 yang terputus-putus. LCD pun mempunyai
karakteristik yaitu Menggunakan molekul asimetrik
dalam cairan organic transparan dan orientasi molekul
diatur dengan medan listrik eksternal.
Adapun bagian- bagian dari alat lux meter
adalah sebagai berikut :

Gambar 1.2 Lux meter

Fungsi bagian- bagian alat ukur :


1. Layar panel : Menampilkan hasil pengukuran
2. Tombol Off/On : Sebagai tombol untuk
menyalakan atau mematikan alat
3. Tombol Range : Tombol kisaran ukuran
4. Zero Adjust VR : Sebagai pengkalibrasi alat
(bila terjadi error)
5. Sensor cahaya : Alat untuk mengkoreksi /
mengukur cahaya.
Dalam aplikasi penggunaannya dilapangan alat
ini lebih sering digunakan pada bidang arsitektur,
industri, dan lain-lain. Prisip kerja alat ini pun banyak
digunakan pada alat yang biasa digunakan pada
fotografi, sebagai contoh pada alat available light,
reflected lightmeter, dan incident lightmeter. Selain itu
didalam penelitian-penelitian mengenai tingkat
keanekaragaman dan lain- lain yang senantiasa
diperlukan data mengenai tingkat pencahayaan alat ini
pun dapat digunakan.
Analog To Digital Converter (ADC) adalah
pengubah input analog menjadi kode kode digital.
ADC banyak digunakan sebagai Pengatur proses
industri,
komunikasi
digital
dan
rangkaian
pengukuran/ pengujian. Umumnya ADC digunakan
sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan
analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu,
cahaya, tekanan/ berat, aliran dan sebagainya
kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital
(komputer). ADC (Analog to Digital Converter)
memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM

dan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC


menyatakan
seberapa
sering
sinyal
analog
dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang
waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya
dinyatakan dalam sample per second (SPS).
Resolusi ADC menentukan ketelitian nilai
hasil konversi ADC. Sebagai contoh: ADC 8 bit akan
memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal
input dapat dinyatakan dalam 255 (2n 1) nilai diskrit.
ADC 12 bit memiliki 12 bit output data digital, ini
berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 4096 nilai
diskrit. Dari contoh diatas ADC 12 bit akan
memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang jauh
lebih baik daripada ADC 8 bit.
Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal
analog ke dalam bentuk besaran yang merupakan rasio
perbandingan sinyal input dan tegangan referensi.
Sebagai contoh, bila tegangan referensi 5 volt,
tegangan input 3 volt, rasio input terhadap referensi
adalah 60%. Jadi, jika menggunakan ADC 8 bit
dengan skala maksimum 255, akan didapatkan sinyal
digital sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk decimal) atau
10011001 (bentuk biner).
II.

METODE PERCOBAAN

Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini


ialah sebuah sensor cahaya (LDR), sebuah Lux meter,
Resistor 10 , Resistor variable, Catu daya 5 Volt,
sebuah voltemeter, tiga buah LED (merah, biru, dan
hijau), penggaris, mikrokontroler ATMega 16, serta
kabel penghubung.

Berdasarkan percobaan yang telah kami


lakukan, didapat data sebagai berikut.
Tabel 1

No

Jarak (cm)

1
2
3
4
5

2,00
2,75
4,15
5,25
9,10

Tabel 2

No
1
2
3
4
5

No

+88.8
Volts

voltmeter

ldr

D4
D5
led D6
D7
+5v

32
30

PC0/SCL
PC1/SDA
PC2
PC3
PC4
PC5
PC6/TOSC1
PC7/TOSC2
AREF
AVCC
ATMEGA8535

PD0/RXD
PD1/TXD
PD2/INT0
PD3/INT1
PD4/OC1B
PD5/OC1A
PD6/ICP1
PD7/OC2
XTAL1
XTAL2
RESET
RESET

14
15
16
17
18
19
20
21

D0
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
7
8
9
10
11
12
13
14

VSS
VDD
VEE

1
2
3
4
5
6
7
8

4
5
6

PB0/T0/XCK
PB1/T1
PB2/AIN0/INT2
PB3/AIN1/OC0
PB4/SS
PB5/MOSI
PB6/MISO
PB7/SCK

1k
50%

D4
D5
D6
D7

1.0

22
23
24
25
26
27
28
29

PA0/ADC0
PA1/ADC1
PA2/ADC2
PA3/ADC3
PA4/ADC4
PA5/ADC5
PA6/ADC6
PA7/ADC7

RS
RW
E

V LDR

220
resistor
RS
RW
E

40
39
38
37
36
35
34
33

1
2
3

10k
resistor

V LDR

RS
RW
E

U1
+5 v

+5v
+5V

R2

13
12
9

C3

E (LUX)
86,20
88,50
118,30
72,70
30,91

Jarak
(cm)
2,00
2,75
4,15
5,25
9,10

Tegangan
AVO (V)
Mikro (V)
4,910
4,970
4,930
4,980
4,940
4,995
4,950
4,995
4,960
5,000

E
(LUX)
10,090
9,310
1,960
1,710
2,530

Data tegangan dan kuat penerangan pada


lampu LED berwarna merah

Jarak
(cm)
2,00
2,75
4,15
5,25
9,10

Tegangan
AVO (V)
Mikro (V)
4,190
4,217
4,270
4,305
4,600
4,618
4,580
4,618
4,860
4,926

E
(LUX)
162,400
133,300
47,300
8,440
16,470

10k
22pf
11.0592MHz

100nF

Setelah didapatkan data percobaan seperti pada tabel 1


hingga tabel 3, kami menghitung besarnya intesitas
cahaya yang masuk ke dalam sensor cahaya (LDR)
melalui persamaan di bawah ini,

RESET

22pf

Gambar 2.1 Rangkaian alat percobaan

Langkah kerjanya ialah, pertama-tama


rangkaian disusun seperti pada gambar 2.1.
Kemudian, kita mengukur jarak antara sensor LDR
dengan sumber cahaya (LED), kemudian sensor LDR
disinari dengan lampu LED. Tegangan yang dihasilkan
diukur dengan menggunakan avometer dan mikro.
Setelah itu, kuat penerangan juga diukur menggunakan
Lux meter. Percobaan dilakukan kembali dengan
mengubah jarak antara sensor LDR dengan LED, serta
warna lampu LED.
III.

1
2
3
4
5

Tegangan
AVO (V)
Mikro (V)
4,480
4,447
4,370
4,413
4,250
4,266
4,800
4,921
4,460
4,521

Data tegangan dan kuat penerangan pada


lampu LED berwarna hijau

Tabel 3

LM016L

+5 v

Data tegangan dan kuat penerangan pada


lampu LED berwarna biru

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

I =E x h2
(2.1)

di mana I merupakan intensitas cahaya dalam satuan


candella, E ialah kuat penerangan dalam satuan lux,
dan h merupakan jarak dalam meter. Dengan
persamaan 2.1, kami dapat menghitung besarnya
intensitas cahaya yang masuk sebagai berikut.
Diketahui
Ditanya

...................................

: Jarak = 2,0 cm = 2 x 10-2 m


Kuat penerangan = 86,20 Lux
: Intensitas cahaya?

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM

Jawab

:
2

I =E x h

2 2

I =86,20 x(2 x 10 )
I =0,034

Kemudian, dapat kami paparkan


perhitungannya melalui tabel berikut.
Tabel 4

hasil

Hasil perhitungan intensitas cahaya pada


lampu LED berwarna biru

No

Jarak (cm)

E ( Lux)

I (candella)

1
2
3
4
5

2,00
2,75
4,15
5,25
9,10

86,200
88,500
118,300
72,700
30,910

0,034
0,067
0,204
0,200
0,256

Tabel 5

Hasil perhitungan intensitas cahaya pada


lampu LED berwarna hijau

No

Jarak (cm)

E ( Lux)

I (candella)

1
2
3
4
5

2,00
2,75
4,15
5,25
9,10

10,090
9,310
1,960
1,710
2,530

0,004
0,007
0,003
0,005
0,021

Tabel 6

Hasil perhitungan intensitas cahaya pada


lampu LED berwarna merah

No

Jarak (cm)

E ( Lux)

I (candella)

1
2
3
4
5

2,00
2,75
4,15
5,25
9,10

162,400
133,300
47,300
8,440
16,470

0,065
0,101
0,081
0,023
0,136

Percobaan sensor cahaya telah kami lakukan.


Percobaan ini bertujuan untuk memahami karakteristik
sensor cahaya (LDR), dan untuk megakses ADC
resolusi 8-bit dengan memasukkan hasil tegangan
sensor cahaya. Alat-alat yang dibutuhkan serta langkah
percobaannya telah kami paparkan pada sub bab II
mengenai metode percobaan.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami
lakukan, kami mendapatkan data berupa tegangan
4

yang diukur melalui dua alat yakni avometer dan


mikro, serta data kuat penerangan yang diukur dengan
menggunakan lux meter.
Dari data percobaan yang kami paparkan pada
tabel 1 hingga tabel 3, terlihat bahwa besarnya nilai
tegangan yang diukur dengan avometer maupun mikro
menunjukkan adanya kesamaan atau dapat dikatakan
tidak jauh berbeda untuk tiap masing-masing jarak.
Perbedaan baru terlihat antara tegangan pada jarak
yang satu dengan lainnya. Namun, dapat kita lihat
pula, bahwa selisih nilai tegangannya relatif kecil,
tidak terlalu besar. Hal ini dapat dikatakan bahwa,
jarak antara sensor cahaya (LDR) dengan lampu LED
tidak terlalu berpengaruh selama lampu LED tersebut
langsung mengenai sensor LDR. Dalam percobaan ini
lampu LED dimasukkan ke dalam tabung bolpoin yang
tidak transparan dan dihubungkan langsung dengan
LDR. Sehingga tidak banyak cahaya dari LED yang
berpendar, yang mengakibatkan dalam sample jarak
yang kami ambil, besarnya nilai tegangan tidak terlalu
jauh berbeda.
Ditinjau dari perbedaan warna LED, besarnya
tegangan juga masih dalam kisaran 4,00-5,00 volt. Hal
ini membuktikan bahwa, perbedaan warna tidak
berpengaruh terhadap besarnya tegangan. Artinya,
meski tiap-tiap warna memiliki besaran energi dan
frekuensi yang berbeda, ternyata tidak mempengaruhi
tegangan yang melewati sensor cahaya.
Melalui data yang telah kami dapatkan, kami
dapat menghitung besarnya intensitas cahaya yang
masuk ke dalam LDR dengan menggunakan
persamaan 2.1. Kemudian didapat hasil perhitungan
seperti pada tabel 4 hingga tabel 6. Dapat kita lihat
bahwa intensitas cahaya yang masuk ke dalam LDR
berubah-ubah. Hal ini dikarenakan besarnya nilai kuat
penerangan yang diukur dengan menggunakan lux
meter. Ketidak tentuan atau ketidak teraturan data yang
didapatkan, dikarenakan beberapa faktor eksternal.
Alat lux meter yang digunakan untuk mengukur kuat
penerangan merupakan alat yang sensitif terhadap
cahaya. Untuk mengukur kuat penerangan, lampu LED
didekatkan ke sensor cahaya, ketika mendekatkan
lampu LED ke sensor cahaya, cahaya dari lampu LED
tidak seluruhnya terfokus ke sensor cahaya pada lux
meter. Selain itu, angka yang ditampilkan pada layar
lux meter sering berubah-ubah, sehingga praktikan
sulit menentukan angka berapa yang menunjukkan
kuat penerangan. Sehingga hasil atau data yang kami
dapatkan pun tidak pasti.
Dari pemaparan tersebut di atas, jelas bahwa
kerja sebuah LDR tergantung pada intensitas cahaya
yang masuk ke dalam sensornya. Intensitas cahaya
inilah yang menentukan besar kecilnya resistansi dari
LDR itu sendiri.
IV.

KESIMPULAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM

Berdasarkan percobaan yang telah kami


lakukan, dapat disimpulkan bahwa, karakteristik dari
sensor cahaya (LDR) ialah ketika intensitas cahaya
yang masuk besar, maka resistansinya kecil, artinya
pada saat cahaya terang, LDR menjadi penghantar arus
yang baik. Sedangkan ketika cahaya redup, LDR
memiliki resistansi yang besar, sehingga kurang bisa
menghantarkan arus listrik. ADC atau biasa disebut
Analog to Digital Converter merupakan alat yang
mampu mengubah sinyal atau input berupa data analog
menjadi digital. ADC memiliki kemampuan processing
yang mencapai 10-bit.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
asisten laboratorium Adis Prasetya yang telah
membimbing dalam praktikum sensor cahaya (LDR).

Tidak lupa terimakasih kepada teman-teman satu tim


atas kerja samanya dalam melakukan praktikum
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Resistor foto, diakses tanggal 30 September 2014,
http://id.wikipedia.org/wiki/Fotoresistor
Lampu Taman Otomatis, diakses tanggal 30 September
2014, http://www.e-action.co.cc/2009/05/lamputaman-otomatis.html
Automatic Garden Lighting, diakses tanggal 30
September 2014,
http://trensains.com/lampu_taman.htm
Sensor cahaya-LDR (Light Dependet Resis-tor), diakses
tanggal 3 Oktober 2014,
http://indomicron.co.cc/elektronika/analog/sensorcahaya-ldr-light-dependent-resistor/comment-page1/#comment-292

You might also like