Professional Documents
Culture Documents
1.
Saluran Transmisi
1.1.
Umum
Fungsi saluran transmisi daya listrik tiga phasa saluran udara, adalah untuk
memindahkan daya yang besar ke pusat beban, dan pemakaian untuk industri
melalui saluran distribusi primer. Suatu sistem tranmisi terdiri dari tanah, menara
dan peralatan pada sisi pelayanan, termasuk saluran, pensaklaran, gardu induk,
antara pembangkit dan pusat beban. Peralatan dan saluran memengan peranan
utama untuk menaikkan dan mengintegrasikan atau menginterkoneksikan
sumbersumber pembangkit.
Keputusan untuk membangun sistem transmisi dihasilkan dari hasil studi
perencanaan sistem untuk menentukan bagaimana sebaliknya menemukan
sistem yang dibutuhkan. Pada tingkatan ini diperlukan faktorfaktior berikur ini:
1. Tingkat tegangan
2. Jenis dan ukuran penghantar
3. Pengaturan saluran dan pengendalian tegangan
4. Korona dan rugirugi
5. Aliran beban yang sesuai dan stabilitas sistem
6. Perlindungan sistem
7. Pentanahan
8. Koordinasi isolsi
9. Rancangan mekanis
a. Perhitungan tekanan dan andongan
b. Komposisi penghantar
2
c. Jarak hantaran
d. Pemilihan perangkat keras
10. Rancangan struktur
a. Jenis menara
b. Perhitungan tekanan
1.2.
l
Rdc = A , dengan................................................................
resistivity conduktor
panjang konduktor
(1)
To t2
R2
R1 = To t1 ; dengan :........................................................
R1
R2
t1, t2,
T0
(2)
Gejala arus bolakbalik yang cenderung mengalir pada lapisan ,luar dari luasan
penampang penghantar disebut efek kulit, (Skin effec). Kulit adalah fungsi dari
ukuran penghantar, frekuensi dan resistans relatif dari material penghantar.
Equipatensial lines
D
r
Gambar 1. medan magnet dan medan listrik pada saluran fasa tunggal
konsentris
listrik
yang
melingkupi
kedua
pengahantar.
Perubahan
arus
VD = 2l (R + j0,2794 log10
Dm
D s ) I volt..................................
(3)
Dengan :
VD
Dm
Ds
5
Oleh karena itu induktansi dari penghantar dinyatakan oleh persamaan :
Dm
D s H/m...........................................................
L = 2 x 10-7 in
(4)
Dm
D s H/mile....................................................
(5)
L = 0.7411 log10
dapat dihitung
denga n
persamaan :
Atau
Dm
D
XL = 2 fL = 2,02 x 10-3 f in s ...............................................
(6)
Dm
D s .....................................................
(7)
Dm
D s /mi........................................................
(8)
Dm
D s /mi............................................................
XL = 0,1213 in
(9)
Atau pada 60 Hz
XL = 0,2794 log10
6
Deg = Dm = (Dab x Dbc x Dca)1/3...............................................(10)
Dalam prakteknya penghantar dari saluran tranmisi di tranpose, seperti
diperlihatkan gambar 2.
Position 1
Conductor a
Ia
Position 2
Conductor b
Ib
Position 3
Conductor c
Dab
Dca
b
Dbc
Conductor c
Conductor b
Conductor a
Conductor c
Conductor b
Conductor r a
Ic
c
D eg
La = 2 x 10-7 in
D s H/m.........................................................(11)
Atau
L = 0.7411 log10
Dm
D s H/mile....................................................(12)
Dm
D s /mi............................................................(13)
XL = 0,1213 in
Atau
XL = 0,2749 log10
Dm
D s H/mile....................................................(14)
7
1.2.3. Kapasitansi dan Reaktans Kapasitif
a. Saluran udara fasa tunggal
Gambar 3 memperlihatkan saluran fasa tunggal dengan dua penghantar
paralel yang
+q
-q
Cbn = 2 Cab
0 ,0388
log 10 ( D / r ) F/mi terhadap netral .......(15)
Cn = CaN = CbN =
Ini dapat dengan mudah dibuktikan karena CN harus sama dengan 2Cab
dengan demikian kapasitans total diantara pengahantar c dapat dituliskan :
CN X CN
CN
C C N = 2 ...........................................................(16)
Cab = N
b
D
8
Dengan kapasitansi diketahui maka reaktans kapasitas antara satu phasa
penghantar dengan netral dapat dihitung dengan persamaan :
1
2fC N ...........................................................................(17)
Xc =
Atau untuk f = 60 Hz, diperoleh:
Xc = 0,06836 log10 (D/r) M/mi terhadap netral ......................(18)
Dan subseptans saluran terhap netral adalah :
1
X
bc = CN atau bc = c ..........................................................(19)
atau :
14 ,267
log 10 ( D / r ) mS/mi terhadap netral...............................(20)
bc =
arus pemuatan dari saluran adalah : Ic = j Cab Vab...............................(21)
b. Saluran udara tiga phasa
Gambar 5. memperlihatkan potongan penampang dari saluran tiga phasa
yang membentuk segitiga sama sisi, jarak dari pusat penghantar ke pusat
penghantar dengan D.
Gambar 5. Konfigurasi saluran tiga phasa yang membentuk segitiga sama sisi
Kapasitans saluran terhadap netral dapat dihitung dengan persamaan :
0,0388
log 10 ( D / r ) F/mi terhadap netral .............................(22)
Cn =
Persamaan ini identik dengan persamaan 15
Ditinjau dari sisi lain, jika jarak diantara pengahantar pada saluran tiga
phasa adalah tidak sama maka kapasitans saluran terhadap netral dapat dihitung
dengan persamaan:
0,0388
log 10 ( D / r ) F/mi terhadap netral .............................(23)
Cn =
Dimana : Deg = Dm = (Dab xDbc + Dca )
Arus pemuatan adalah : : Ic = j CN Van A/mi.........................................(24)
1.3.
untuk perhitungan. Konsep ini atas usulan dari W.A. Lewis, berdasarkan konsep
tersebut, persamaan 9 untuk reaktans induktif pada 60 Hz, yakni :
Dm
D s /mi
XL = 0,1231 ln
Dapat dipecahkan menjadi :
1
D
XL = 0,1231 ln s + 0.1231 ln Dm /mi.................................(25)
Dimana:
10
Ds = GMR, yang dapat diperoleh dari tabel untuk penghantar yang diberikan
Dm = GMD antara pusatpusat penampang penghantar
Oleh karena itu persamaan 25 dapat ditulis kembali persamaan berikut:
Xl = xa xd /mi.......................................................................(26)
Dimana :
xa =
1
D
Reaktans induktif pada jarak pemisah 1 ft = 0.1231 in s /mi (27)
xd =
0.1231
in
Dm
/mi
............................................................................................
(28)
untuk frekuensi yang diberikan, nilai dari xa tergantung hanya dari GMR, yang
mana fungsi dari jenis penghantar, sebaliknya xd hanya tergantung dari jarak
pemisah Dm. Jika jarak pemisah lebih dari 1 ft, xd mempulnyai nilai positif dan
langsung ditambahkan pada nilai xa. dari sisi lain, jika jarak pemisah kuran dari 1
ft,xd mempunyai nilai negatif dan dapat dikurangkan langsung dari nilai xa. Tabel
tabel memberiklan nilai xa dan nilai xd langsung.
Sama halnya dengan persamaan 18 untuk retans kapasitif pada 60 Hz
yakni :
Xc = 0.06836 log10(D/r) M
Dapat dipisahkan menjadi :
Xc = 0.06836 log10------+ 0,06838 log10(D/r) M/mi..................(29)
Atau Xc = xa + xd M/mi.........................................................................(30)
Dimana :
11
1
D
xa = Reaktans induktif pada jarak pemisah 1 ft = 0.1231 in s /mi
(31)
1.5.
12
karena itu saluran tranmisi ini dapat diperlakukan sederhana, dimana impedans
tetapnya mengumpul pada satu tempat (lumped) dan dapat dinyatakan oleh ;
Z = R + jXl = zl = rl + jxl .......................................................(33)
Dimana :
Z
Xl
panjang saluran
IR . Xl
IR . R
IR . Z
+
Seindeng end (source) Vs
+
Vs Seindeng end (source)
R
Vs
VR
Arus masuk saluran dari sisi pengirim sama dengan arus keluar dari sisi
penerima. Gambar 8 dan 9 memperlihatkan diagram vektor (diagram phasor)
untuk saluran transmisi pendek yang dihubungkan masingmsing dengan beban
induktif dan beban kapasitif.
IR . Xl
IR . Z
Vs
IR . R
13
I = Is = Ir
...........................................................................(34)
Is = IR =I
...........................................................................(35)
VR = Vs Is Z
...........................................................................(36)
Dimana :
Vs = tegangan phasa (saluran ke netral) pada sisi pengiriman
VR = tegangan phasa (saluran ke netral) pada sisi penerima
IR = arus phasa pada sisi pengirim
Is = arus phasa pada sisi penerima
Z = impedansi seri total
Oleh karena itu, jika VR sebagai pedoman atau referens maka persamaan 34
dapat ditulis sebagai berikut :
Vs
Dimana tanda positif dan negatif ditentukan oleh sudut faktor daya R pada sisi
penerima atau beban. Jika faktor daya mengikuti (lagging), tanda negatif
dipergunakan akan tetapi faktor daya mendahului (leading), tanda positif
dipergunakan.
14
Akan tetapi persamaan 36 yang dipakai,maka yang dipergunakan
sebagai referensi adalah Vs sehingga persamaan tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut :
VR
ditentukan
sebelumnya, demikian pula tanda positif dan tanda negatif yang akan digunakan.
Juga dari gambar 8 Vr dipakai sebagai refrensi vektor.
Nilai dari Vs diperoleh dari persamaan berikut :
Vs =
I R cos R I Q sin R
IX cos R I Q sin R
Dan = s - R .....................................................................................
(39)
(40)
IX cos R I Q sin R
Atau
Vs
A B VR
I C D I
R ................................................................(42)
S
Dan AD BC = 1
Dimana A = 1 B = Z
C= 0
D = 1 ..............................................(43)
Sehingga diperoleh :
Vs
1 Z VR
0 1 I R ................................................................(44)
IS
dan
Vs
1 Z VR
I 0 1 I
R
S
Vs
1 Z VR
I 0 1 I
R
S
15
efesiensi tranmisi saluran pendek dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut:
output
= input =
3 VR I cos R
3 VS I cos R
VR cos R
VS I cos R ....................(45)
=
output
output rugi rugi
=
Untuk saluran phasa tunggal :
VR cos R
2
= VR I cos R 2 I R ......................................................(46)
Untuk saluran tiga phasa:
3 VR cos R
=
3 VR I cos R 3 I 2 R
.................................................(47)
PR =
2
Vs x VR
VR
Z
x cos ( - ) - Z x cos
....................(48)
dan sama halnya daya reaktif yang dikirim ke sisi penerimaan dapat dinyatakan
oleh persamaan berikut :
16
2
Vs x VR
VR
Z
QR =
x sin ( - ) - Z x sin
........................(49)
Jika Vs = VR , maka :
VR
PR max = Z
(1 - cos )
..................................................(52)
Atau
PR max =
VR
)
Z 2(ZR)
...................................................(53)
17
sama halnya dengan daya aktif diatas maka daya reaktif yang dikirim ke beban
diberikan oleh persamaan :
2
VR
QR = Z x sin ....................................................................(54)
Jika diperhatikan maka persamaan (33) dan (34) adalah bebas dari
tegangan Vs. tanda negatif dalam persamaan (34) menyatakan bahwa beban
menyerap daya reaktif mendahului (leading vars), yang berarti daya reaktif
tersebut akan kebeban, atau reaktif sumber adalah keterbelakang (leading vars)
yang berarti daya reaktifnya dari beban ke sumber. Daya tiga fasa total yang
dikirim pada saluran tiga fasa adalah tiga kali dari daya yang dihitung dengan
menggunakan persamaan diatas. Jika satuan tegangan dalam volt, maka daya
dapat dikatakan dalam watt dan var, sebaliknya jika satuan tegangan dalam kilo
volt (kV) maka daya dapat dinyatakan dalam megawatt (MW) dan megavar
(MVAR).
Dengan cara yang sama, daya aktif dan daya reaktif pada sisi pengiriman dari
saluran tranmisi dapat dinyatakan oleh persamaan :
2
Vs x VR
Vs
Z
Ps = Z x cos x cos ( + )...............................(55)
2
Vs x VR
Vs
Z
Qs = Z x sin x sin ( + )...............................(56)
18
pengiriman, atau daya impfut maksimum dapat dinyatakan dalam persamaan
berikut :
2
Vs x VR
Vs
Z
Ps max = Z x cos .................................................(57)
2
Vs x VR
Vs x R
3
Z
Z
Qs max =
+
..................................................(58)
Akan tetapi, jika Vs = VR maka
Ps max =
Vs
)
Z 2 ( Z + R ).........................................................(59)
Sama halnya dengan daya reaktif pada sisi pengiriman, daya reaktif infut (vars)
dapat diberikan oleh persamaan :
2
Vs
Qs = Z 2 sin .......................................................................(60)
Sebagai kenyataannya, kedua persamaan (59) dan (60) adalah bebas dari
tegangan VR, dan persamaan (60) mempunyai tanda positif.
Vs VR
Persen Regulasi tegangan =
VR
x 100........................(61)
Atau
VR ,NL VR ,FL
Persen Regulasi tegangan =
Dimana :
VR ,FL
x 100................(62)
19
Vs
VR
VR,NL
VR,NL
Akan tetapi jika beban dihubungakn dengan sisi penerimaan dari saluran :
Vs = VR,NL
dan
VR = VR,NL
( R cos R X sin R )
VR
Persen regulasi tegangan IR
x 100
(63)
yy
serta
Zxx
1
2
1
Zxy
Zxy
4
Zyy
3
Zyy Zxy
(a)
(b)
20
Gambar 10. gambaran dari impedansi gandeng antara dua untai
Zxy
1
1:1
3
4
Zyy - Zxy
Gambar 11. Gambaran impedansi gandeng antara dua saluran dengan memakai
transformer yang mempunai perbandingan lilitan 1 : 1
Impedansi gandeng Zyy terdapat pada salah satu dua saluran yang
ditransfer ke salauran lainnya yang melalaui transformator yang mempunyai
perbadingan lilitan 1:1, teknik ini diperlukan juga untuk saluran tiga phasa.
1.6.
Saluran transmisi menengah (sampai dengan 150 mil, atau 240 km)
Sehubungan dengan bertambahnya panjang saluran dan tingginya
21
R
Is
XL
XL
2
Is
a
Iy
+
G
VS
-
Vy
VS
-
(a)
Z
2
Is
a
Is
a
Iy
+
Y
VS
-
Vy
VS
-
(b)
Is
a
R + jXL
I
Iy1
IR
Iy2
+
VS
-
C/2
G/2
C/2
+
G/2 VS
-
(a)
22
Is
Is
Iy1
Iy1
+
Y/2
VS
-
Y/2
VS
-
(b)
= I S x Z + I R x Z + VR
= IR + (VR +IR x Z) Y Z + VR + IR x Z
atau
VS
= (1 + Z Y) VR + ( Z + YZ2 ) IR..............................(64)
dan
IS
= IR + (VR + IR x Z) Y
IS
= Y x VR + ( 1 + Z Y ) IR .........................................(65)
atau
= IY dan VC = VY
Menghasilkan
IC
= VC x Y
VC
= VR + IR x Z
= VC + IS x Z
23
= VR + IR x Z + [VR Y + IR (1 + YZ)] ( Z)
atau
= (1 + ZY) VR + ( Z + YZ2 ) IR................................(66)
VS
C
D
Demikian pula,
IS
= IR + IC
= IR + V C Y
= IR + ( VR + IR x Z) Y
diperoleh :
IS
= Y x VR + ( 1 ZY ) IR................................................(67)
1 + ZY ...........................................................................(68)
B =
Z + ZY2 ...........................................................................(69)
C =
D =
1 + ZY ...........................................................................(71)
...........................................................................(70)
Untuk untai T,matrik parameter untai secara umum, dan matrik transfer menjadi
sebagi berikut:
AB
C D
1 1 / 2 ZY Z 1 / 4 YZ 2
Y
1 1 / 2 ZY
Vs
I
S
1 1 / 2 ZY Z 1 / 4 YZ 2
Y
1 1 / 2 ZY
1 1 / 2 ZY Z 1 / 4 YZ 2
Y
1 1 / 2 ZY
VR
I
R
......................(72)
dan
Vs
I
S
Vs
Is
.........................(73)
= (VR x Y + IR) Z . VR
24
Atau
VS
= (1 + YZ) VR +
Z+
IR.....................................(74)
dan
IS
= Y VS + YX x VR + IR............................................(75)
IS
= Y x Y2Z) VR + ( 1 + YZ ) IR ..............................(76)
atau
C
D
Menghasilkan
I
= Y x VR x IR.............................................................(77)
VS
= VR x IZ.......................................................................(78)
Juga :
dengan mensubsitusika persamaan 77 ke dalam persamaan 78 diperoleh :
VS
= VR + ( Y x VR + IR) Z
VS
= (1 + YZ) VR + Z x IR..............................................(79)
Atau
BA
dan
Ic1 = YZ +VS.......................................................................(80)
dengan mensubsitisakan persamaan 79 ke dalam persaman 80 diperoleh :
Ic1 = Y ( 1 + YZ)VR + Y x ZIR.......................................(81)
dan karena
IS
= IR + IC........................................................................(82)
= YVR + IR + Y (1 + YZ)+VR + YZ IR
IS
= Y x Y2Z)VR + ( 1 YZ ) IR.....................................(83)
atau
C
D
25
1 + YZ.............................................................(84)
Z ........................................................................(85)
Y + YZ2...........................................................(86)
1 + YZ.............................................................(87)
1 1 / 2 ZY
AB
C D
Y 1/ 4 Y2Z
=
1 1 / 2 ZY
..........................(88)
Vs
I
S
1 1 / 2 ZY
Y 1/ 4Y Z
Z
2
VR
I
R
1 1 / 2 ZY
....................(89)
dan
Vs
I
S
1 1 / 2 ZY
=
Y 1/ 4Y Z
2
1 1 / 2 ZY
Vs
Is
..................(90)
Untai nominal T dan untai nominal - tidak ekivalen satu terhadap yang
lain, tidak semudah membuktikan hubungan transformasi delta wye. Hasil ini
tidak seperti yang diharapkan karena dua pendekatan yang berbeda yang dibuat
untuk untai yang sederhana, tidak ada satupun yang benar dan mutla. Hasil yang
teliti dapat diperoleh dengan pemecahan saluran ke dalam beberapa segemen,
masingmasing diberikan dalam bentuk untai nominal T atau
yang
26
QL
I2 XL.....................................................................................(92)
V2 b.....................................................................................(93)
Dan
QL
Variabel pendekatan untuk QL adalah pangkat dua dari arus pada saluran,
sebaliknya variabel pendekatan untuk Qc juga pangkat dua dari tegangan. Hasil
dari kenaikan transmisi akan menurunkan daya
saluran untuk beban berat, dan menaikkan daya reaktif yang disuplay dari beban
ringan.
Persen regulasi tegangan untuk saluran tranmisi jarak menengah seperti
yang diberikan pada buku Stevenson adalah sebagai berikut :
Vs / A VR ,F ,L
Persen Regulasi Tegangan =
VR ,F ,L
100 %
(94)
Dimana :
VS
VR,FL = besar tegangan phasa pada ujung sisi penerima (saluran terhadap
netral) pada waktu beban penuh dengan tegangan Vs tetap
A
1.7.
Saluran transmisi jarak panjang (di atas 150 mil atau 240 km)
Analisis yang lebih teliti dari saluran transmisi memerlukan parameter
dari saluran yang digambarkan tidak mengumpul hanya pada satu tempat seperti
sebelumnya, tetapi di distribusikan merata sepanjang saluran.
Gambar 14 memperlihatkan saluran transmisi jarak panjang
dengan
X=1
Z=0
dx
27
adalah sebesar x dx
dx,
dVx
= Ix z dx......................................................................(95)
atau
sama halnya dengan perubahan arus pada bagian tambahan dapat dituliskan
sebagai berikut :
dIx
= Vx y dx....................................................................(96)
28
dVx
dx
= zIx............................................................................(97)
dI x
dx
= yVx...........................................................................(98)
dan
dI
d 2 Vx
z x
2
dx .....................................................................(99)
dx =
dan
d2Ix
dx 2
dVx
dx .....................................................................(100)
d 2 Vx
dx 2 = yzVx.........................................................................(101)
d2Ix
dx 2
= yzIx............................................................................(102)
diffrensial orde dua 101 dan 102 akan diberikan oleh pesamaan berikut :
z
y
V(x) = {cos (yz) . x } VR + { sinh (yz) . x} IR...........(103)
A
29
Sama halnya :
I(x)
y
= { ( z ) sinh (yz) x } {cosh (yz). x} IR.....................(104)
I(x)
Dimana :
Zc
YC
Selanjutnya, = + j.........................................................................(107)
Dimana
I(S)
Persamaan 108 dan 109 dapat ditulis dengan bentuk matrik sebagai berikut :
30
cosh l Z c sinh l VR
Yc sin l Z cosh l I
c
R ...................................(110)
=
Vs
I
S
dan :
cosh l Z c sinh l
Yc sin l Z cosh l
c
VR
I
R
VR
I
R
cosh l Z c sinh l
Yc sin l Z cosh l
c
VR
I
R
................................(111)
atau
1
VR
I
R
.............................(112)
oleh karena
V(R)
I(R)
Vs
I
S
A B VR
C D I
R =
=
Vs
I
S
A B VR
A B VR
I
D R = C
D I R .....................(116)
=
A B VR
C D I
R ..................................(115)
dan
dimana :
A = cosh l = cosh (YZ) = cos ......................................(117)
= (YZ)..............................................................................(121)
31
e l e l
2
sinh l =
...............................................................(122)
e l e l
2
cosh l =
...............................................................(123)
Persamaan 108 dan 121 dapat mempergunakan tabel fungsi hiperbolik
kompleks atau kalkulator saku yang mempyai fungsi kompleks. Kalau tidak dapat
mempergunakan persamaan ekpansi sebagai berikut :
sinh l = sinh (l + jl ) = sinh l cosh l + j cosh l sinh l.....(124)
cosh l = cosh (l + jl ) = cosh l sinh l + j sinh l sinhl.....(125)
selanjutnya dengan subsitusi untuk l dan Zc dalam persamaan Y dan Z yaitu
masingmasing sebagai admintans shunt total saluran perphasa dan impedansi
seri total saluran perphasa, dalam hal ini akan menghasilkan persamaan 115
menjadi :
VS
Z
Z
{cosh (YZ)} VR + ( ( Y )sinh ( Y )} IR.............(126)
Z
{( Y ) sinh (YZ)} VR + (cosh (YZ)IR..............(127)
Dan
IS
sinh
VS
{cosh (YZ)} VR + (
XY
XY
Z} IR.................(128)
Dan
sinh
IS
XY
XY
32
Faktorfaktor yang ada dalam kurung persamaan 126 dam 129 dapat
diperoleh dengan mudah memakai grafik Woodruff, yang tidak dibahas disini, tapi
dapat dibaca pada buku Electric Power Transmission, Woodruff, L.F.
Parameter ABCD dapat diuraikan dalam bentuk deret berhingga sehingga
sebagai berikut :
2
Y X
+ 720 +
Y4X4
40 . 320
YX Y X
1 + 2 + 24
Y4X4
YX Y 2 X 2 Y 3 X 3
362.880 ................(131)
1 + 6 + 120 + 5040 +
Y4X4
YX Y 2 X 2 Y 3 X 3
40 . 320 ...............(132)
1 + 2 + 24 + 720 +
......(130)
Dimana:
Z
yl = (g +jb ) l S
Secara praktis bisanya tidak lebih dari 3 faktor yang diperlukan dari
1 + YZ...........................................................(133)
Z (1 + 1/6 YZ.....................................................(134)
Y ( 1 + 1/6 YZ....................................................(135)
dan
Akan tetapi kesalahan akan menjadi cukup besar untuk diabaikan pada aplikasi
yang pasti :
33
+
Yn/2
VS
-
Yn/2
VS
-
(a)
Zr/2
Zr/2
+
Y/2
VS
-
VS
-
(b)
Gambar 15. Untai ekivlen dan T dari saluran transmisi jarak pajang
Untuk untai :
Z
ZC Sinh .......................................................(136)
ZC Sinh l......................................................(137)
34
YZ
YZ ....................................................(138)
Sinh
=
cosh 1
A 1
Z sinh ..........................................(139)
B
= C
2 tanh 1/2 l
ZC
...................................................(140)
2 tanh 1/2 l
Y
ZC
2 =
..........................................(141)
dan
Yn
2
atau
Y
atau
Yn
2
ZT
2
cosh 1
A 1
Y sinh ..........................................(142)
C
= C
ZR
2 Zc tanh l......................................................(143)
Zr
2
2 tanh 1/2 l
Z
ZC
= 2 =
...............................................(144)
YT
2 sinh l
ZC
...........................................................(146)
atau
Atau
dan
= Yc sin .....................................................(145)
Atau
YT
Atau
YZ
YZ .................................................(147)
2 sinh
YT
35
1.7.2. Tegangan datang dan tegangan pantul pada saluran transmisi jarak
panjang
Sebelumnya telah dibahas tentang propagasi kontans
seperti yang
= + j perunit panjang......................................................(148)
dan juga
e l e l
2
cosh l =
...................................................................(149)
e l e l
2
sinh l =
....................................................................(150)
Tegangan dan arus pada sisi pengiriman dan sebelumnya sudah dibahas
sebagai berikut :
V(S)
I(S)
VR I R Z C
Vs
VR I R Z C
el ejl +
VR . YC I R
Is
e-l e-jl.....................(151)
VR YC I R
el ejl +
e-l e-jl.................(152)
36
ujung pengiriman ke sisi ujung penerimaan. Sebaliknya tegangan pantul akan
menurun baik besaran maupun fasanya sesuai dengan jarak kenaikan l dari sisi
ujung penerimaan ke ujung pengiriman. Oleh karena itu untk setiap saluran yang
diberikan dengan panjang l, tegangan adalah sesuai dengan jumlah tegangan
yang datang dan tegangan pantul. Disini faktor e1 akan berubah sesuai dengan
fungsi dari l, sebaliknya ejl selalu mempunyai besaran satu dan memyebabkan
pergeseran fasa sebesar radian perunit panjang saluran.
Dari persamaan 151 bila kedua fasor adalah lebih besar dari 180 0, maka
akan menjadi pergerseran, hal tersebut terjadi bila saluran tidak dibebani,
dimana :
IR = 0 dan = 0 dan bila x radian atau panjang gelombang.
Panjang gelombang di defenisikan sebagai jarak l sepanjang saluran
antara dua titik yang menghasilkan pergeseran phasa 2 radian ataau 3600
untuk gelombang datang dan gelombang pantul. Jika adalah
pergeseran
2
= ...................................................................................(153)
karena kecepatan propogasi adalah :
v = f mi/sec...........................................................................(154)
dan pendekatan sama dengan kecepatan cahaya sebesar 186.000 mi/secon,
pada frekuensi 60 Hz, panjang gelombang adalah :
Sebaliknya pada frekuensi 50 Hz kecepatan gelombang mendekati 6000
km. Jika suatu saluran terbatas dengan impedansi karakteristiknya Z C maka
impedans menjadi imajiner mengangtikasnustusaluran yang takberhingga, dalam
37
hal ini ada gelombang pantul dari kedua hal yakni tegangan dan arus, oleh
karena itu :
Vr = IR ZC
Dalam persamaan 111 dan 152 dan salura disebut satu saluran yang tak
berhingga.
Dalam buku stevenson diberikan nilai khusus dari Z sebesar 400 ohm
untuk sirkit tunggal dan 200 ohm untuk sirkit gnda yang paralel. Sudut phasa dari
ZC biasanya antara 0 150.
1.8.
Penghantar Berkas
Pengahantar berkas dipergunakan untuk saluran transmisi dengan
tegangan
d
d
d
d
d
a
d
a
c
d
D12
a
D12
D31
d
38
Gambar 16. Susunan penghantar bekas : (a). Dua sub penghantar berkas (b) Tiga sub
penghantar berkas (c) Empat sub penghantar berkas, (d) penampang melintang
penghantar berkas untuk saluran tiga phasa sirkit tunggal dengan konfigurasi menara
mendatar.
D sb
= (Ds x d)1/2...............................................................(155)
Tiga
D sb
= (Ds x d2)1/3..............................................................(156)
Empat :
D sb
= 1,09(Ds x d3)1/4.......................................................(157)
Dengan :
Dsb
Ds
GMR subpenghantar
39
d
Deg
b
D s H/m................................................(158)
2 x 10-7 il
La =
Deg
b
D s ohm /m..............................................(159)
0,1213il
XL =
(Rd)1/2.....................................................................(161)
Dsb
(Rd2)1/3....................................................................(162)
Dsb
1.09 (R)d3)1/4...........................................................(163)
Sehingga :
DsbC
dengan persamaan :
Atau :
Cn
2 x 8,8538 x 10 12
b
D eg
ln
C
Ds
=
F/m
(164)
Cn
55,63 x 10 12
b
D eg
ln
C
Ds
F/m
=
(165)
40