Professional Documents
Culture Documents
1|
tuberkoloid
dan
bila
rendah
berkembang
kearah
lepromatosa.
Bercak kulit berbentuk seperti koin di mana pada tempat bercak tersebut
hilangnya atau berkurangnya kemampuan kulit untuk merasakan sensasi
di kulit.
Lemas dan kelemahan otot;
Foot drop atau clawed hand (tangan seperti mencakar) yang disebabkan
2|
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
hidung lebih dulu negatif dari pada sediaan kulit ditempat lain.
Indikasi pengambilan sediaan apus kulit:
- Semua orang yang dicurigai menderita kusta
- Semua pasien baru yang didiagnosis secara klinis sebagai pasien
-
kusta
Semua pasien kusta yang diduga kambuh (relaps) atau karena
3|
4|
clofasimin,
rifampisin,
etionamide,
prothionamide.
o obat sekunder: INH, streptomycine
Dosis menurut rekomendasi WHO :
a. Kusta Paubacillary (tipe I, BT, TT)
- Dapsone : 1 x 100 mg tiap hari
- Rifampisin : 1 x 600 mg tiap bulan
Ket: Pengobatan harus diberikan 6 bulan berturut-turut atau 6 dosis
dalam 9 bulan dan diawasi selam 2 tahun.
b. Kusta Multibacillary (tipe BB, BL, LL)
- Dapsone : 1 x 100 mg tiap bulan
- Rifampisin : 1 x 600 mg tiap hari
- Clofazimine : 1 x 300 mg tiap bulan (hari pertama) kemudian
dilajutkan dengan 1 x 50 mg/hari
Ket : Pengobatan 24 bulan berturut-turut dan diawasi 5 tahun
Pengobatan 24 dosis diselesaikan dalam waktu maksimal 36 bulan
sesudah selesai minum 24 dosis dinyatakan RFT meskipun secara klinis
lesinya masih aktif dan pemeriksaan bakteri positif. Menurut WHO
(1998) pengobatan MB diberikan untuk 12 dosis yang diselesaikan
dalam 12-18 bulan dan pasien langsung dinyatakan RFT.
Dosis untuk anak
a. Klofazimin:Umur dibawah 10 tahun
- Bulanan 100mg/bulan
- Harian 50mg/2kali/minggu
- Umur 11-14 tahun
- Bulanan 100mg/bulan
- Harian 50mg/3kali/minggu
- DDS:1-2mg /Kg BB
b. Rifampisin:10-15mg/Kg BB
5|
MDT
terbaru.
Menurut
6|
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
7|
Umur memberikan petunjuk mengenai dosis obat yang diberikan, anakanak dan dewasa pemberian dosis obatnya berbeda. Pekerjaan, alamat
menentukan tingkat sosial, ekonomi dan tingkat kebersihan lingkungan.
Karena pada kenyataannya bahwa sebagian besar penderita kusta adalah
dari golongan ekonomi lemah.
2. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya klien dengan penyakit kusta datang berobat dengan keluhan
adanya lesi dapat tunggal atau multipel, neuritis (nyeri tekan pada saraf)
kadang-kadang gangguan keadaan umum penderita (demam ringan) dan
adanya komplikasi pada organ tubuh.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Pada klien dengan reaksinya mudah terjadi jika dalam kondisi lemah,
kehamilan, malaria, stres, sesudah mendapat imunisasi.
4. Riwayat kesehatan keluarga
kusta merupakan penyakit menular yang menahun yang disebabkan oleh
kuman kusta ( mikobakterium leprae) yang masa inkubasinya
diperkirakan 2-5 tahun. Jadi salah satu anggota keluarga yang
mempunyai penyakit morbus hansen akan tertular.
5. Riwayat psikologi
Klien yang menderita penyakit kusta akan malu karena sebagian besar
masyarakat akan beranggapan bahwa penyakit ini merupakan penyakit
kutukan, sehingga klien akan menutup diri dan menarik diri, sehingga
klien mengalami gangguan jiwa pada konsep diri karena penurunan
fungsi tubuh dan komplikasi yang diderita.
6. Pola aktivitas sehari-hari
Aktifitas sehari-hari terganggu karena adanya kelemahan pada tangan
dan kaki maupun kelumpuhan. Klien mengalami ketergantungan pada
orang lain dalam perawatan diri karena kondisinya yang tidak
memungkinkan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum klien biasanya dalam keadaan demam karena
reaksi berat pada tipe I, reaksi ringan, berat tipe II morbus hansen.
Lemah karena adanya gangguan saraf tepi motorik.
Sistem penglihatan
8|
9|
B. Diagnosa Keperawatan
Nyeri kronik berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan proses inflamasi
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan otot.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan dan
2. tidak ada lepuh atau maserasi o Evaluasi warna lesi dan jaringan
pada kulit
yang terjadi inflamasi, perhatikan
3. eritema kulit dan eritema di
adakah penyebaran pada jaringan
sekitar luka minimal
sekitar.
o Bersihkan lesi dengan sabun pada
waktu direndam.
o Istirahatkan bagian yang terdapat
lesi dari tekanan.
o Konsultasi pada dokter tentang
implementsi pemberian makanan
dan nutrisi untuk meningkatkan
potensi penyembuhan luka
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan otot
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
( NOC )
( NIC )
Setelah di lakukan tindakan
1. Kaji tingkat kemampuan klien
keperawatan 1x24 jam kriteria
2. Anjurkan periode untuk istrahat
hasil yaitu
dan aktivitas secara bergantian
1. Menunjukan toleransi aktivitas3. Bantu klien untuk mengubah
2.
Menampilkan
aktifitas posisi secara berkala
kehidupan sehari-hari
4.
Lakukan latihan rentang gerak sec
ara konsisten, diawali dengan
pasif kemudian aktif
5. Kolaborasi dengan ahli terapi
dalam memberikan terapi yang
tepat
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
dan kehilangan fungsi tubuh.
Tujuan dan kriteria hasil
( NOC )
Setelah di lakukan tindakan
1.
keperawatan 1x24 jam kriteria
hasil yaitu
1.
Mampu
mengidentifikasi
2.
kekuatan personal
2.
Menentukan
penerimaan
penampilan
3.
3. Memelihara interaksi sosial yang
dekat dan hubungan personal
4.
Intervensi
( NIC )
Kaji respon verbal dan
nonverbal
klien
terhadap
dirinya
Jelaskan tentang pengobatan,
perawatan, kemajuan dan
prognosis penyakit
Beri dorongan kepeda klien
dan
keluarga
untuk
mengungkapkan perasaannya
Bantu klien dalam mengatasi
masalahnya
11 |
1.
2.
3.
4.
Intervensi
( NIC )
Bina hubungan teraupetik
dengan pasien yang mengalami
kesulitan berinteraksi dengan
orang lain
Bantu pasien membedakan
antara persepsi dan kenyataan
Kurangi stigma isolasi dengan
menghormati martabat pasien
Fasilitasi
kemempuan
individuuntuk
berinteraksi
dengan orang lain
5. Fasilitasi dukungan kepada
pasien oleh keluarga, teman,
dan komunitas
Intervensi
( NIC )
Kaji tingkat kecemasan
Gunakan pendekatan yang
menenangkan
Jelaskan semua prosedur dan
apa yang di rasakan selama
prosedur
Dorond
pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan dan persepsi
5. Kolaborasi dalam pemberian
obat penurun cemas
Intervensi
( NIC )
Kaji tingkat pengetahuan pasien
Beri informasi tentang penyakit
dan pengobatan kepeda pasien
Berikan motivasi pada klien
tentang kesembuhannya
12 |
PENYIMPANAN KDM
Micobacterium Leprae
Saluran saraf
Tepi
Anastesi &
Kelemahan
Otot
Resiko
Integumen
Hipopigmenta
si
Kerusakan
Integritas
Kurang
Informasi
Kurang
Pengetahu
Kelumpuhan
otot
Kontraktur otot
& sendi
Saraf Otonom
Gangguan
Citra tubuh
Intoleransi
Kulit Terlihat
rusak
Ansietas
Ulkus
Metastase
Amputasi
Gangguan
Isolasi
Sosial
Konsep
diri
13 |
Nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, (1998), Buku Pedoman Pemberantasan Penyakit Kusta, Cetakan ke-XII, Depkes
Jakarta
14 |
15 |