You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memerlukan kemampuan untuk bergerak. Ketika orang dapat berdiri dan
bergerak, mereka lebih sehat. Paru-paru mereka mengembang lebih mudah. Mereka
mencerna makanan secara seksama lebih baik. Mereka mampu berdefekasi dengan baik,
fungsi ginjal mereka lebih baik dan tulang serta otot mereka lebih sehat. Dan sebaliknya,
jika sedang sakit mereka sering tidak dapat bergerak atau hanya dapat bergerak sedikit.
Untuk mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat, perawat harus dengan tepat
mengangkat klien, menggunakan teknik pemberian posisi yang tepat, dan memindahkan
klien dengan aman. Karena dari kebanyakan orang mengganti posisi mereka secara
konstan dan bergerak meskipun diatas tempat tidur. Namun, ketika klien lemah atau nyeri,
atau mengalami fraktur, atau paralisis atau tidak sadar, mereka tidak dapat mengubah
posisi seperti orang normal. Mereka memerlukan bantuan untuk mengubah posisi seperti
posisi sims , semi fowler, miring, dorsal recumbent dan lithomi.
Sedangkan Range of motion ( ROM ) adalah gerakan dalam keadaan normal dapat
dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Pendapat lain mengatakan
latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan
atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara
normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry,
2005).
Range of motion atau rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang
mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal, dan
transversal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang,
membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi
ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang. Potongan transfersal
adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah. Latihan
ROM biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang
gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas
total.

Makalah Posisi Tubuh dan ROM (Range of Motion)

Ke dua pokok materi diatas yaitu posisi tubuh dan range of motion (ROM) sangat
penting dalam menunjang pasien menuju kesembuhan, dan sudah sepatutnya tenaga
perawat harus mengetahui posisi tubuh yang sesuai dengan pasien, maupun ROM yang
digunakan untuk membantu pasien dalam menggerakkan bagian-bagian tubuhnya untuk
menunjang kesembuhan pasien. Ke dua pokok materi di atas akan dibahas dalam makalah
ini.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan jenis-jenis posisi tubuh, tujuannya, serta indikasinya
2. Apa saja kontraindikasi pengaturan posisi tubuh pada klien
3. Menjelaskan ROM (Range of Motion)
4. Menjelaskan jenis-jenis ROM dan bentuk gerakannya
C. Tujuan
1. Diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis posisi tubuh, tujuannya, serta
indikasinya
2. Diharapkan mampu mengetahui kontraindikasi pengaturan posisi tubuh pada
klien
3. Diharapkan mampu menjelaskan ROM (Range of Motion)
4. Diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis ROM dan bentuk gerakannya

BAB II
PEMBAHASAN
A. Menjelaskan Jenis-Jenis Posisi Tubuh, Tujuannya, serta Indikasinya
Pemberian posisi tubuh pasien merupakan cara menggunakan tubuh secara efisien
yaitu, tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinir, serta aman dalam
menggerakkan dan mempertahankan keseimbnagan selama aktivitas. Berikut jenisjenisnya:
1. Posisi Fowler
Makalah Posisi Tubuh dan ROM (Range of Motion)

a) Defenisi: Posisi fowler adalah posisi miring di mana kepala diletakkan agak
tinggi untuk mempromosikan drainase setelah operasi perut. Letak kepala
disesuaikan menurut ketinggian yang diinginkan, sekitar 60-90 cm untuk
menghasilkan angulasi 45 sampai 60 dari tubuh. Lutut mungkin
dibengkokkan. Fowler membentuk sudut 90o selain itu ada juga semifowler
membentuk sudut 45 sampai 60.
b) Tujuan posisi fowler:
-Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.
-Meningkatkan rasa nyaman
-Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi
dada
dan ventilasi paru-paru
-Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap
c) Indikasi:
-Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
-Pada pasien yang mengalami imobilisasi

posisi fowler
2. Posisi Sims
a) Defenisi: Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi
ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat peranus
(supositoria). Berat badan terletak pada tulang illium, humerus dan klavikula.
b) Tujuan posisi sims
-Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
-Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot
pinggang
-Memasukkan obat supositoria
-Mencegah decubitus
c) Indikasi :
-Pasien dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah perineal
-Pasien yang tidak sadarkan diri
-Pasien paralisis
-Pasien yang akan dienema
-Untuk
tidur pada
wanita
hamil.
Makalah
Posisi
Tubuh
dan ROM (Range of Motion)

posisi sims
3. Posisi Trendelenberg
a) Defenisi: Posisi trendelenburg adalah posisi berbaring pada tempat yang datar
di mana kepala berada lebih rendah dari pada pelvis. Ini adalah posisi standar
untuk pembedahan abdominal atau ginekologi.
b) Tujuan posisi trendelenberg
-Memudahkan perawatan dan pemeriksaan
-Posisi pembedahan abdominal atau ginekologi
-Memperlancar darah keotak
c) Indikasi:
-Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
-Pasien shock
-Pasien hipotensi

posisi trendelenberg

4. Posisi Dorsal Recumbent


a) Defenisi: Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi
(ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk
merawat dan memeriksa serta pada proses persalinan.
b) Tujuan posisi dorsal recumbent
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punggung
Makalah Posisi Tubuh dan ROM (Range of Motion)

belakang.

c) Indikasi:
-Pasien dengan pemeriksaan pada bagian pelvic, vagina dan anus, atau
persalinan
-Pasien dengan ketegangan punggung belakang.

posisi dorsal recumbent


5. Posisi Lithotomi
a) Defenisi: Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua
kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk
memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
b) Tujuan posisi lithotomi
-Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul, misal vagina taucher,
pemeriksaan rektum, dan sistoscopy
-Memudahkan pelaksanaan proses persalinan, operasi ambeien, pemasangan
alat intra uterine devices (IUD), dan lain-lain.
c) Indikasi:
-Pada pemeriksaan genekologis
-Untuk menegakkan diagnosa atau memberikan pengobatan terhadap penyakit
pada uretra, rektum, vagina dan kandung kemih.

posisi lithotomi
6. Posisi Genu Pectoral
Makalah Posisi Tubuh dan ROM (Range of Motion)

a) Defenisi: Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan
dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk
memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
b) Tujuan posisi genu pectoral
Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina.
c) Indikasi:
-Pasien hemorrhoid
-Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.

Posisi genu pectoral


7. Posisi Orthopeneic/Orthopnea
a) Defenisi: Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang
yang sejajar dada, seperti pada meja.
b) Tujuan posisi orthopenic
Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas yang
ekstrim dan tidak bisa tidur terlentang atau posisi kepala hanya bisa pada
elevasi sedang.
c) Indikasi:
Pasien dengan sesak berat dan tidak bisa tidur terlentang.

posisi orhopnea
8. Posisi Supinasi
Makalah Posisi Tubuh dan ROM (Range of Motion)

a) Defenisi: Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar


dasar tubuh sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.
b) Tujuan posisi supinasi
Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi penyembuhan terutama
pada pasien pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.
c) Indikasi:
-Pasien dengan tindakan post anestesi atau penbedahan tertentu
-Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma.

posisi supinasi
9. Posisi Pronasi
a) Defenisi: Pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan wajah
menghadap ke bantal.
b) Tujuan posisi pronasi
-Memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang
-Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut.
c) Indikasi:
-Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan
-Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung.

posisi pronasi
10. Posisi Lateral
a) Defenisi: Posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian
besarMakalah
berat tubuh
berada
pada dan
pinggul
dan(Range
bahu. of Motion)
Posisi
Tubuh
ROM

b) Tujuan posisi lateral


-Mempertahankan body aligement (postur tubuh)
-Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
-Meningkankan rasa nyaman
-Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi
yang menetap
c) Indikasi:
-Pasien yang ingin beristirahat
-Pasien yang ingin tidur
-Pasien yang posisi fowler atau dorsal recumbent dalam posisi lama
-Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi.

posisi lateral
B. Kontraindikasi Pengaturan Posisi Tubuh Pada Klien
Yang harus diperhatikan pada pasien dan tidak boleh melakukan pengaturan posisi
jika:
1.
2.
3.
4.

Pada klien yang mengalami gangguan mobilitas


Klien yang setelah pembedahan spinal
Setelah pemberian anestesi spinal
Klien yang tidak sadar

C. ROM (range of motion)


1. Defenisi ROM (range of motion)
ROM (range of motion) adalah gerakan dalam keadaan normal dapat
dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Latihan range of
motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara
normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot. Latihan ROM
biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan
Makalah
Posisimandiri,
Tubuh dan
ROM
(Range
Motion)
rentang gerak
dengan
pasien
tirah
baringoftotal
atau pasien dengan

paralisis ekstermitas total. Range of motion harus dilakukan sekitar 7-10 kali dan
dikerjakan sekurang-kurangnya dua kali sehari. Lakukan pelan-pelan dan hati-hati
dan tidak melelahkan klien.
2. Manfaat ROM (range of motion)
a) Memperbaiki tonus otot
b) Meningkatkan mobilisasi sendi
c) Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
d) Meningkatkan massa otot
e) Mengurangi kehilangan tulang
3. Indikasi ROM (range of motion)
a) Stroke atau penurunan tingkat kesadaran
b) Kelemahan otot
c) Fase rehabilitasi fisik
d) Klien dengan tirah baring lama
4. KontraIndikasi ROM (range of motion)
a) Trombus/emboli dan keradangan pada pembuluh darah
b) Kelainan sendi atau tulang
c) Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung)
d) Trauma baru dengan kemunginan ada fraktur yang tersembunyi atau luka
dalam
e) Nyeri berat
f) Sendi kaku atau tidak dapat bergerak
D. Jenis-Jenis ROM dan Bentuk Gerakannya
1. Jenis-Jenis ROM
a) ROM Aktif adalah gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing
klien dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan
rentang gerak sendi normal (klien aktif). Kekuatan otot 75 %. Hal ini untuk
melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan
otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif adalah sendi
di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara
aktif. Latihan ROM aktif biasanya dilakukan pada pasien yang:
-Klien dengan paralysis ekstremitas sebagian
-Klien bedrest / tirah baring (tanpa kontraindikasi)
b) ROM Pasif adalah ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan
berasal dari orang lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan
gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal
(klienpasif). Kekuatan otot 50 %. Indikasi latihan pasif adalah pasien
Makalah
ROM
(Range
of Motion) mobilisasi tidak
semikoma
danPosisi
tidak Tubuh
sadar, dan
pasien
dengan
keterbatasan

mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan


mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total
(suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga
kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain
secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
Sendi yang digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh atau
hanya

pada

ekstremitas

yang

terganggu

dan

klien

tidak

mampu

melaksanakannya secara mandiri.


2. Bentuk gerakan ROM
Ada berbagai macam gerakan ROM, yaitu :
a) Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.
b) Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.
c) Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.
d) Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.
e) Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.
f) Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.
g) Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak
membentuk sudut persendian.
h) Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak
membentuk sudut persendian.
i) Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak
ke bawah.
j) Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak
ke atas.
k) Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada
tangan yang sama.
Gerakan ROM berdasarkan bagian tubuh:
Menurut Potter & Perry, (2005), ROM terdiri dari gerakan pada persendian
sebagai berikut :
a) Leher, spina, servikal
Gerakan
Fleksi

Penjelasan
Menggerakan dagu

Rentang
Rentang 45o

Ekstensi

menempel ke dada,
Mengembalikan kepala ke

Rentang 45o

Hiperekstensi

posisi tegak,
Menekuk kepala ke

Rentang 40-45 o

belakang sejauh mungkin,

Makalah
ROM (Range
of Motion)Rentang 40-45 o
FleksiPosisi
lateral Tubuh dan
Memiringkan
kepala sejauh

10

mungkin sejauh mungkin


Rotasi

kearah setiap bahu,


Memutar kepala sejauh

Rentang 180 o

mungkin dalam gerakan


sirkuler,

b) Bahu
Gerakan
Fleksi

Penjelasan
Menaikan lengan dari posisi

Rentang
Rentang 180o

di samping tubuh ke depan


Ekstensi

ke posisi di atas kepala,


Mengembalikan lengan ke

Rentang 180 o

Hiperekstensi

posisi di samping tubuh,


Mengerkan lengan

Rentang 45-60 o

kebelakang tubuh, siku


Abduksi

tetap lurus,
Menaikan lengan ke posisi

Rentang 180 o

samping di atas kepala


dengan telapak tangan
Adduksi

jauh dari kepala,


Menurunkan lengan ke

Rentang 320 o

samping dan menyilang


Rotasi dalam

tubuh sejauh mungkin,


Dengan siku pleksi,

Rentang 90 o

memutar bahu dengan


menggerakan lengan
sampai ibu jari menghadap
Rotasi luar

ke dalam dan ke belakang,


Dengan siku fleksi,

Rentang 90 o

menggerakan lengan
sampai ibu jari ke atas dan
Sirkumduksi

samping kepala,
Menggerakan lengan

Rentang 360 o

dengan lingkaran penuh,

c) Siku
Gerakan
Fleksi

Penjelasan
Menggerakkan siku sehingga
lengan bahu bergerak ke

Makalah Posisi Tubuh dan ROM (Range of Motion)


depan sendi bahu dan tangan

Rentang
rentang 150

11

Ekstensi

sejajar bahu,
Meluruskan siku dengan

rentang 150

menurunkan tangan,

d) Lengan bawah
Gerakan
Pronasi

Penjelasan
Memutar lengan bawah

Rentang
Rentang 70-90

sehingga telapak tangan


Supinasi

menghadap ke bawah,
Memutar lengan bawah dan

Rentang 70-90

tangan sehingga telapak


tangan menghadap ke atas,

e) Pergelangan tangan
Gerakan
Fleksi

Penjelasan
Menggerakan telapak

Rentang
Rentang 80-90

tangan ke sisi bagian dalam


Ekstensi

lengan bawah,
Mengerakan jari-jari tangan

Rentang 80-90

sehingga jari-jari, tangan,


lengan bawah berada dalam
Hiperekstensi

arah yang sama,


Membawa permukaan

Rentang 89-90

tangan dorsal ke belakang


Abduksi

sejauh mungkin,
Menekuk pergelangan

Rentang 30

Adduksi

tangan miring ke ibu jari,


Menekuk pergelangan

Rentang 30-50

tangan miring ke arah lima


jari,

f) Jari-jari tangan
Gerakan
Fleksi
Ekstensi
Hiperekstensi

Penjelasan
Membuat genggaman,
Meluruskan jari-jari tangan,
Menggerakan jari-jari

Rentang
Rentang 90
Rentang 90
Rentang 30-60

tangan ke belakang sejauh


Abduksi

mungkin,
Mereggangkan jari-jari

Rentang 30

tangan yang satu dengan


Adduksi

yang lain,
Merapatkan kembali jari-jari

Makalah Posisi Tubuh dan ROM


(Range of Motion)
tangan,

Rentang 30

12

g) Ibu jari
Gerakan
Fleksi

Penjelasan
Mengerakan ibu jari

Rentang
Rentang 90

menyilang permukaan
Ekstensi

telapak tangan,
Menggerakan ibu jari lurus

Rentang 90

Abduksi

menjauh dari tangan


Menjauhkan ibu jari ke

Rentang 30

Adduksi

samping,
Mengerakan ibu jari ke

Rentang 30

Oposisi

depan tangan,
Menyentuhkan ibu jari ke

setiap jari-jari tangan pada


tangan yang sama

h) Pinggul
Gerakan
Fleksi

Penjelasan
Mengerakan tungkai ke

Rentang
Rentang 90-120

Ekstensi

depan dan atas,


Menggerakan kembali ke

Rentang 90-120

Hiperekstensi

samping tungkai yang lain,


Mengerakan tungkai ke

Rentang 30-50

Abduksi

belakang tubuh,
Menggerakan tungkai ke

Rentang 30-50

Adduksi

samping menjauhi tubuh,


Mengerakan tungkai

Rentang 30-50

kembali ke posisi media


Rotasi dalam

dan melebihi jika mungkin,


Memutar kaki dan tungkai

Rentang 90

Rotasi luar

ke arah tungkai lain,


Memutar kaki dan tungkai

Rentang 90

Sirkumduksi

menjauhi tungkai lain,


Menggerakan tungkai

melingkar

i) Lutut
Gerakan
Fleksi

Penjelasan
Mengerakan tumit ke arah

Rentang
Rentang 120-130

Ekstensi

belakang paha,
Mengembalikan tungkai

Rentang 120-130

kelantai,

Makalah Posisi Tubuh dan ROM (Range of Motion)

j) Mata kaki

13

Gerakan
Dorsifleksi

Penjelasan
Menggerakan kaki sehingga

Rentang
Rentang 20-30

jari-jari kaki menekuk ke


Plantarfleksi

atas,
Menggerakan kaki sehingga

Rentang 45-50

jari-jari kaki menekuk ke


bawah,

k) Kaki
Gerakan
Inversi

Penjelasan
Memutar telapak kaki ke

Rentang
Rentang 10

Eversi

samping dalam,
Memutar telapak kaki ke

Rentang 10

samping luar,

l) Jari-jari Kaki
Gerakan
Fleksi

Penjelasan
Menekukkan jari-jari kaki ke

Rentang
Rentang 30-60

Ekstensi
Abduksi

bawah,
Meluruskan jari-jari kaki,
Menggerakan jari-jari kaki

Rentang 30-60
Rentang 15

Adduksi

satu dengan yang lain,


Merapatkan kembali

Rentang 15

bersama-sama,

Makalah Posisi Tubuh dan ROM (Range of Motion)

14

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemberian posisi tubuh pasien merupakan cara menggunakan tubuh secara efisien
yaitu, tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinir, serta aman dalam menggerakkan dan
mempertahankan keseimbangan selama aktivitas. Sedangkan Range of motion ( ROM )
adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan
(Suratun, dkk, 2008). Pendapat lain mengatakan latihan range of motion (ROM) adalah
latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa
otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
Saran
Berdasarkan makalah yang penyusun buat ini, penyusun dapat menyarankan ke semua
Tim Kesehatan khususnya perawat untuk lebih dapat mengetahui, memahami tentang posisi
tubuh untuk pasien dan ROM beserta semua tujuannya, indikasi dan kontraindikasinya agar
mampu menjadi pertimbangan dalam penerapannya di dunia kesehatan. Dan penyusun
mengundang kritik yang membangun dari pembaca untuk kelengkapan makalah berikutnya.

Makalah Posisi Tubuh dan ROM (Range of Motion)

15

DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin (2006). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan, Edisi 4. Jakarta: EGC
Samadi, Siti Hajar. 2011. Tugas KDDK ROM. PSIK Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Muslim Indonesia
http://didi8732.blogspot.com/2013/07/cara-melaksanakan-latihan-rom-rangeof.html diakses pada hari selasa, 6 april 2015
http://masturamalawat.blogspot.com/2013/03/jenis-jenis-pengaturan-posisitubuh.html diakses pada hari selasa, 6 april 2015

Makalah Posisi Tubuh dan ROM (Range of Motion)

16

You might also like