Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memerlukan kemampuan untuk bergerak. Ketika orang dapat berdiri dan
bergerak, mereka lebih sehat. Paru-paru mereka mengembang lebih mudah. Mereka
mencerna makanan secara seksama lebih baik. Mereka mampu berdefekasi dengan baik,
fungsi ginjal mereka lebih baik dan tulang serta otot mereka lebih sehat. Dan sebaliknya,
jika sedang sakit mereka sering tidak dapat bergerak atau hanya dapat bergerak sedikit.
Untuk mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat, perawat harus dengan tepat
mengangkat klien, menggunakan teknik pemberian posisi yang tepat, dan memindahkan
klien dengan aman. Karena dari kebanyakan orang mengganti posisi mereka secara
konstan dan bergerak meskipun diatas tempat tidur. Namun, ketika klien lemah atau nyeri,
atau mengalami fraktur, atau paralisis atau tidak sadar, mereka tidak dapat mengubah
posisi seperti orang normal. Mereka memerlukan bantuan untuk mengubah posisi seperti
posisi sims , semi fowler, miring, dorsal recumbent dan lithomi.
Sedangkan Range of motion ( ROM ) adalah gerakan dalam keadaan normal dapat
dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Pendapat lain mengatakan
latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan
atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara
normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry,
2005).
Range of motion atau rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang
mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal, dan
transversal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang,
membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi
ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang. Potongan transfersal
adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah. Latihan
ROM biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang
gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas
total.
Ke dua pokok materi diatas yaitu posisi tubuh dan range of motion (ROM) sangat
penting dalam menunjang pasien menuju kesembuhan, dan sudah sepatutnya tenaga
perawat harus mengetahui posisi tubuh yang sesuai dengan pasien, maupun ROM yang
digunakan untuk membantu pasien dalam menggerakkan bagian-bagian tubuhnya untuk
menunjang kesembuhan pasien. Ke dua pokok materi di atas akan dibahas dalam makalah
ini.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan jenis-jenis posisi tubuh, tujuannya, serta indikasinya
2. Apa saja kontraindikasi pengaturan posisi tubuh pada klien
3. Menjelaskan ROM (Range of Motion)
4. Menjelaskan jenis-jenis ROM dan bentuk gerakannya
C. Tujuan
1. Diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis posisi tubuh, tujuannya, serta
indikasinya
2. Diharapkan mampu mengetahui kontraindikasi pengaturan posisi tubuh pada
klien
3. Diharapkan mampu menjelaskan ROM (Range of Motion)
4. Diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis ROM dan bentuk gerakannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menjelaskan Jenis-Jenis Posisi Tubuh, Tujuannya, serta Indikasinya
Pemberian posisi tubuh pasien merupakan cara menggunakan tubuh secara efisien
yaitu, tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinir, serta aman dalam
menggerakkan dan mempertahankan keseimbnagan selama aktivitas. Berikut jenisjenisnya:
1. Posisi Fowler
Makalah Posisi Tubuh dan ROM (Range of Motion)
a) Defenisi: Posisi fowler adalah posisi miring di mana kepala diletakkan agak
tinggi untuk mempromosikan drainase setelah operasi perut. Letak kepala
disesuaikan menurut ketinggian yang diinginkan, sekitar 60-90 cm untuk
menghasilkan angulasi 45 sampai 60 dari tubuh. Lutut mungkin
dibengkokkan. Fowler membentuk sudut 90o selain itu ada juga semifowler
membentuk sudut 45 sampai 60.
b) Tujuan posisi fowler:
-Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.
-Meningkatkan rasa nyaman
-Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi
dada
dan ventilasi paru-paru
-Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap
c) Indikasi:
-Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
-Pada pasien yang mengalami imobilisasi
posisi fowler
2. Posisi Sims
a) Defenisi: Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi
ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat peranus
(supositoria). Berat badan terletak pada tulang illium, humerus dan klavikula.
b) Tujuan posisi sims
-Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
-Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot
pinggang
-Memasukkan obat supositoria
-Mencegah decubitus
c) Indikasi :
-Pasien dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah perineal
-Pasien yang tidak sadarkan diri
-Pasien paralisis
-Pasien yang akan dienema
-Untuk
tidur pada
wanita
hamil.
Makalah
Posisi
Tubuh
dan ROM (Range of Motion)
posisi sims
3. Posisi Trendelenberg
a) Defenisi: Posisi trendelenburg adalah posisi berbaring pada tempat yang datar
di mana kepala berada lebih rendah dari pada pelvis. Ini adalah posisi standar
untuk pembedahan abdominal atau ginekologi.
b) Tujuan posisi trendelenberg
-Memudahkan perawatan dan pemeriksaan
-Posisi pembedahan abdominal atau ginekologi
-Memperlancar darah keotak
c) Indikasi:
-Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
-Pasien shock
-Pasien hipotensi
posisi trendelenberg
belakang.
c) Indikasi:
-Pasien dengan pemeriksaan pada bagian pelvic, vagina dan anus, atau
persalinan
-Pasien dengan ketegangan punggung belakang.
posisi lithotomi
6. Posisi Genu Pectoral
Makalah Posisi Tubuh dan ROM (Range of Motion)
a) Defenisi: Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan
dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk
memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
b) Tujuan posisi genu pectoral
Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina.
c) Indikasi:
-Pasien hemorrhoid
-Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.
posisi orhopnea
8. Posisi Supinasi
Makalah Posisi Tubuh dan ROM (Range of Motion)
posisi supinasi
9. Posisi Pronasi
a) Defenisi: Pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan wajah
menghadap ke bantal.
b) Tujuan posisi pronasi
-Memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang
-Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut.
c) Indikasi:
-Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan
-Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung.
posisi pronasi
10. Posisi Lateral
a) Defenisi: Posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian
besarMakalah
berat tubuh
berada
pada dan
pinggul
dan(Range
bahu. of Motion)
Posisi
Tubuh
ROM
posisi lateral
B. Kontraindikasi Pengaturan Posisi Tubuh Pada Klien
Yang harus diperhatikan pada pasien dan tidak boleh melakukan pengaturan posisi
jika:
1.
2.
3.
4.
paralisis ekstermitas total. Range of motion harus dilakukan sekitar 7-10 kali dan
dikerjakan sekurang-kurangnya dua kali sehari. Lakukan pelan-pelan dan hati-hati
dan tidak melelahkan klien.
2. Manfaat ROM (range of motion)
a) Memperbaiki tonus otot
b) Meningkatkan mobilisasi sendi
c) Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
d) Meningkatkan massa otot
e) Mengurangi kehilangan tulang
3. Indikasi ROM (range of motion)
a) Stroke atau penurunan tingkat kesadaran
b) Kelemahan otot
c) Fase rehabilitasi fisik
d) Klien dengan tirah baring lama
4. KontraIndikasi ROM (range of motion)
a) Trombus/emboli dan keradangan pada pembuluh darah
b) Kelainan sendi atau tulang
c) Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung)
d) Trauma baru dengan kemunginan ada fraktur yang tersembunyi atau luka
dalam
e) Nyeri berat
f) Sendi kaku atau tidak dapat bergerak
D. Jenis-Jenis ROM dan Bentuk Gerakannya
1. Jenis-Jenis ROM
a) ROM Aktif adalah gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing
klien dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan
rentang gerak sendi normal (klien aktif). Kekuatan otot 75 %. Hal ini untuk
melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan
otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif adalah sendi
di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara
aktif. Latihan ROM aktif biasanya dilakukan pada pasien yang:
-Klien dengan paralysis ekstremitas sebagian
-Klien bedrest / tirah baring (tanpa kontraindikasi)
b) ROM Pasif adalah ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan
berasal dari orang lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan
gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal
(klienpasif). Kekuatan otot 50 %. Indikasi latihan pasif adalah pasien
Makalah
ROM
(Range
of Motion) mobilisasi tidak
semikoma
danPosisi
tidak Tubuh
sadar, dan
pasien
dengan
keterbatasan
pada
ekstremitas
yang
terganggu
dan
klien
tidak
mampu
Penjelasan
Menggerakan dagu
Rentang
Rentang 45o
Ekstensi
menempel ke dada,
Mengembalikan kepala ke
Rentang 45o
Hiperekstensi
posisi tegak,
Menekuk kepala ke
Rentang 40-45 o
Makalah
ROM (Range
of Motion)Rentang 40-45 o
FleksiPosisi
lateral Tubuh dan
Memiringkan
kepala sejauh
10
Rentang 180 o
b) Bahu
Gerakan
Fleksi
Penjelasan
Menaikan lengan dari posisi
Rentang
Rentang 180o
Rentang 180 o
Hiperekstensi
Rentang 45-60 o
tetap lurus,
Menaikan lengan ke posisi
Rentang 180 o
Rentang 320 o
Rentang 90 o
Rentang 90 o
menggerakan lengan
sampai ibu jari ke atas dan
Sirkumduksi
samping kepala,
Menggerakan lengan
Rentang 360 o
c) Siku
Gerakan
Fleksi
Penjelasan
Menggerakkan siku sehingga
lengan bahu bergerak ke
Rentang
rentang 150
11
Ekstensi
sejajar bahu,
Meluruskan siku dengan
rentang 150
menurunkan tangan,
d) Lengan bawah
Gerakan
Pronasi
Penjelasan
Memutar lengan bawah
Rentang
Rentang 70-90
menghadap ke bawah,
Memutar lengan bawah dan
Rentang 70-90
e) Pergelangan tangan
Gerakan
Fleksi
Penjelasan
Menggerakan telapak
Rentang
Rentang 80-90
lengan bawah,
Mengerakan jari-jari tangan
Rentang 80-90
Rentang 89-90
sejauh mungkin,
Menekuk pergelangan
Rentang 30
Adduksi
Rentang 30-50
f) Jari-jari tangan
Gerakan
Fleksi
Ekstensi
Hiperekstensi
Penjelasan
Membuat genggaman,
Meluruskan jari-jari tangan,
Menggerakan jari-jari
Rentang
Rentang 90
Rentang 90
Rentang 30-60
mungkin,
Mereggangkan jari-jari
Rentang 30
yang lain,
Merapatkan kembali jari-jari
Rentang 30
12
g) Ibu jari
Gerakan
Fleksi
Penjelasan
Mengerakan ibu jari
Rentang
Rentang 90
menyilang permukaan
Ekstensi
telapak tangan,
Menggerakan ibu jari lurus
Rentang 90
Abduksi
Rentang 30
Adduksi
samping,
Mengerakan ibu jari ke
Rentang 30
Oposisi
depan tangan,
Menyentuhkan ibu jari ke
h) Pinggul
Gerakan
Fleksi
Penjelasan
Mengerakan tungkai ke
Rentang
Rentang 90-120
Ekstensi
Rentang 90-120
Hiperekstensi
Rentang 30-50
Abduksi
belakang tubuh,
Menggerakan tungkai ke
Rentang 30-50
Adduksi
Rentang 30-50
Rentang 90
Rotasi luar
Rentang 90
Sirkumduksi
melingkar
i) Lutut
Gerakan
Fleksi
Penjelasan
Mengerakan tumit ke arah
Rentang
Rentang 120-130
Ekstensi
belakang paha,
Mengembalikan tungkai
Rentang 120-130
kelantai,
j) Mata kaki
13
Gerakan
Dorsifleksi
Penjelasan
Menggerakan kaki sehingga
Rentang
Rentang 20-30
atas,
Menggerakan kaki sehingga
Rentang 45-50
k) Kaki
Gerakan
Inversi
Penjelasan
Memutar telapak kaki ke
Rentang
Rentang 10
Eversi
samping dalam,
Memutar telapak kaki ke
Rentang 10
samping luar,
l) Jari-jari Kaki
Gerakan
Fleksi
Penjelasan
Menekukkan jari-jari kaki ke
Rentang
Rentang 30-60
Ekstensi
Abduksi
bawah,
Meluruskan jari-jari kaki,
Menggerakan jari-jari kaki
Rentang 30-60
Rentang 15
Adduksi
Rentang 15
bersama-sama,
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemberian posisi tubuh pasien merupakan cara menggunakan tubuh secara efisien
yaitu, tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinir, serta aman dalam menggerakkan dan
mempertahankan keseimbangan selama aktivitas. Sedangkan Range of motion ( ROM )
adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan
(Suratun, dkk, 2008). Pendapat lain mengatakan latihan range of motion (ROM) adalah
latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa
otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
Saran
Berdasarkan makalah yang penyusun buat ini, penyusun dapat menyarankan ke semua
Tim Kesehatan khususnya perawat untuk lebih dapat mengetahui, memahami tentang posisi
tubuh untuk pasien dan ROM beserta semua tujuannya, indikasi dan kontraindikasinya agar
mampu menjadi pertimbangan dalam penerapannya di dunia kesehatan. Dan penyusun
mengundang kritik yang membangun dari pembaca untuk kelengkapan makalah berikutnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin (2006). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan, Edisi 4. Jakarta: EGC
Samadi, Siti Hajar. 2011. Tugas KDDK ROM. PSIK Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Muslim Indonesia
http://didi8732.blogspot.com/2013/07/cara-melaksanakan-latihan-rom-rangeof.html diakses pada hari selasa, 6 april 2015
http://masturamalawat.blogspot.com/2013/03/jenis-jenis-pengaturan-posisitubuh.html diakses pada hari selasa, 6 april 2015
16