Professional Documents
Culture Documents
OLEH KELOMPOK 5
LA MUHAMMAD GAFURKHAN
MARIA MERINA
MIQDAD AHRARI
M. FADLUN ASHARI
NOVIANI
NUR HAMIDAH
NUR HIDAYATI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin, atau kedua-duanya. Di negara maju, insiden diabetes melitus adalah
5%, dan sejumlah 5% orang cenderung untuk mendapatkan penyakit ini.
Pada tahun 1995, tercatat penderita diabetes di Indonesia merupakan urutan ke-7
di dunia dengan urutan pertama India, yang selanjutnya Cina, Amerika Serikat,
Rusia, Jepang, dan Brazil. Diperkirakan jumlah ini akan terus berkembang pada
tahun-tahun berikutnya.
Usia harapan hidup rata-rata pasien diabetes berkurang sembilan tahun
bagi laki-laki dan tujuh tahun bagi perempuan bila dibandingkan dengan yang
bukan pasien diabetes. Pengurangan usia ini paling besar bila awitan penyakit
terjadi pada usia muda.
B.Masalah
1. bagaimanakah konsep dari penyakit diabetes melitus
2. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga yang sesuai pada pasien diabetes
melitus
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dari penyakit diabetes melitus
2. Membuat asuhan keperawatan keluarga yang sesuai pada pasien dengan
diabetes melitus
BAB II
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABETES MELITUS
A. Konsep Dasar Diabetes Melitus
1. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner
dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa)
darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Diabetes Melitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan
herediter, dengan tanda tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau
tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya
insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme
karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein.
( Askandar, 2000).
2. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
3. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya
DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang
memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap
jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
4. manifestasi klinis
Gejala yang lazim terjadi, pada diabetes mellitus sebagai berikut Pada tahap
awal sering ditemukan :
a.Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai
melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis
yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh
banyak kencing.
Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada diabetes
mellitus yang tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine klien diabetes
mellitus. Bila jumlah glukosa yang masuk tubulus ginjal dan filtrasi glomerulus
meningkat kira-kira diatas 225 mg.menit glukosa dalam jumlah bermakna mulai
dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi glomerulus yang terbentuk tiap menit
tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa meningkat melebihi 180 mg
%.
Asidosis pada diabetes, pergeseran dari metabolisme karbohidrat ke
metabolisme telah dibicarakan. Bila tubuh menggantungkan hampir semua
energinya pada lemak, kadar asam aseto asetat dan asam Bihidroksibutirat
dalam cairan tubuh dapat meningkat dari 1 Meq/Liter sampai setinggi 10
Meq/Liter.
6.Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi
komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes
adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DIABETES MELLITUS
Kasus
Ruang Makan
Kamar Mandi
(WC)
Dapur
c. Pengelolaan sampah
Dirumah Tn.Kamar
M pembuangan
sampah secara terbuka,
sampah
Tidur
Ruang Tamu
dikumpulkan lalu dibakar karena tidak ada pengangkutan sampah
teratur.
d. Fasilitas Kesehatan dan Sosial Halaman Rumah
Diwilayah Tn. M terdapat fasilitas sosial seperti pengajian , fasilitas
kesehatan yaitu puskesmas , bidan praktek dan posyandu. Tetapi
keluarga Tn. M lebih sering berobat kepuskesmas karena dapat
dijangkau dengan kendaraan bermotor.
maka
anggota
keluarga
yang
lain
ikut
membantu
digunakan
keluarga
adalah
bahasa
lndonesia,
dalam
untuk
kebutuhan sehari-hari.
F.Stress dan Koping Keluarga
a. Stresor jangka pendek
Keluarga Tn. M selalu memikirkan penyakit Ny. N yang tidak sembuhsembuh. Apabila Ny. N banyak pikiran gula darahnya langsung naik.
b. Stressor jangka panjang
Stres jangka panjang yang dialami keluarga saat ini adalah penyakit
Ny. N yang tidak sembuh-sembuh meskipun sudah berobat rutin ke
Puskesmas.
c. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama
suami.Apabila perlu nasehat biasanya keluarga Tn. M meminta nasehat
kepada saudaranya.
d. Strategi koping yang digunakan
Masalah yang dialami keluarga adalah anak Tn. M lulusan sekolah
perawat tapi belum bekerja, mau kuliah belum ada biaya. Keluarga
selalu mendiskusikan masalah ini dengan anak-anaknya.
e. Strategi adaptasi disfungsional
Dalam keluarga Tn. M bila ada anggota keluarga yang sakit langsung
dibawa kefasilitas kesehatan terdekat.
f. Pemeriksaan fisik
Pengkajian dilakukan tanggal 13 juni 2011 pada Tn. M didapatkan data
sebagai berikut : Tekanan Darah ;160/110 mmHg, S; 360 C, RR 16 X /
menit, TB ; 160 cm , BB; 55 Kg , kondisi kepala kadang terasa pusing
dan berat dibelakang kepala. rambut bersih beruban, sklera mata tidak
ikterus dan konjungtiva tidak anemis. Hidung tidak ada kelainan,
telinga tidak ada kelainan, mukosa mulut lembab dan tidak ada
kesulitan menelan,leher tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan
kelenjar tiroid. Pergerakan dada simetris, bunyi jantung dan bunyi paru
normal,abdomen sedikit kembung, tidak ada nyeri tekan. Ekstermitas
atas dan bawah tidak ada kelainan. Turgor kulit agak kering.
Kesimpulan Tn. M menderita hipertensi.
Sedangkan pada Ny. N dihasilkan data sebagai berikut : Tekanan
darah 130 / 90 mmHg,N ;80 X /menit, S ; 360 C ,RR 16 x / menit,
BB;59 kg, TB; 155 Cm, hasil GDS tanggal 8 Juni 2011; 290
mg/dl.Kepala kadang terasa pusing,rambut pendek bersih dan tidak
mudah
dicabut.Penglihatan
sering
kabur,
sklera
tidak
mengatakan
mempunyai
tanggal
Juni
2011
Tn.M
pada
khususnya
berhubungan dengan
keluarga
Ny.N
KMK
hiperglikemi
Ny.
mengatakan
ingin
tahu
(290mg/dl).
Ny. N tampak kooperatif dan banyak
bertanyamengenai pengertian,macammacam,penyebab, tanda dan gejala
2.
Ds:
Resiko tinggi terjadinya injuri
- Ny. N mengatakan tidak tahu cara
pada keluarga Tn. M khususnya
menggunting kuku agar tidak terjadi
Ny. N berhubungan dengan
luka .
KMK
merawat anggota
- Ny. N penglihatan sering kabur.
- Ny. N mengatakan pada ujung jari keluarga
yang
menderita
tangan dan ujung jari kaki terasa baal Diabetes Mellitus .
-
DO :
- Ny. N tidak tahu saat ditanya cara
menggunting kuku yang benar agar
3.
tekanan
darahnya
DO:
- Keadaan umum Tn. M tampak baik
- Tekanan darah :160/110mmHg.
- N:84 X/ menit,S:360 C,RR:16x/menit.
A. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terjadinya hiperglikemi pada keluarga Tn. M khususnya Ny. N
berhungan dengan KMK merawat anggota keluarga yang menderita Diabetes
Mellitus.
2. Resiko tinggi terjadinya injuri
Tujuan Khusus 2.
Setelah berikan penjelasan selama 1 x 30 menit keluarga mampu mengambil
keputusan untuk merawat anggota keluarga yang menderita Diabetes Mellitus.
Kriteria :
Respon verbal keluarga
Standar :
Akibat dari Diabetes Mellitus yang tidak diobati adalah gagal ginjal, stroke,
penyakit jantung koroner, luka yang sukar sembuh dan kebutaan.
Perencanaan :
a.
dirumah.
b. Demonstrasikan pada keluarga Ny. N cara pembuatan obat tradisional
c.
a.
fasilitas kesehatan.
Motivasi keluarga untuk membawa Ny. N apabila kondisinya tidak bisa
ditangani ditumah.
d. Dampingi keluarga ke klinik atau balai pengobatan, puskesmas bila
diperlukan.
e. Beri pujian poisitif atas hasil yang dicapai.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau kedua-duanya, Jadi dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga
dengan diabetes melitus harus melibatkan dan peran keluarga untuk mencegah
terjadinya komplikasi yang bisa ditimbulkan,juga sebagai perawat dituntut
mengerti peran kita dalam pemberi asuhan keperawatan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ganong, William F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 17th . Jakarta: EGC.
Guyton, AC. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 9th . Jakarta: EGC.
Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek
Maryunani, Jakarta:EGC, 1997.
M. Syaifullah (2002), Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid Edisi III, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta
Sarwono Waspadji (2002), Pedoman Diit Diabetes Melitus, Balai penerbit FKUI,
Jakarta