You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN

UJI KADAR LEMAK DALAM BAHAN PANGAN DENGAN


METODE SOXHLET
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Pangan dengan dosen
pengampu Siti Mujdalipah,S.TP.M.Si

Disusun oleh :
Kelompok 1
Dini Meliani

( 1203207)

Sarina Rustiyaty

( 1205001 )

Tantri Yulianti

(1200145)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014

UJI KADAR LEMAK DALAM BAHAN PANGAN DENGAN


METODE SOXHLET
Dini Meliani (1203207 )Sarina Rustiyaty ( 1205001 ) Tantri Yulianti (1200145)
Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri,Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan,Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK
Lemak merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, dan penting
dalam diet karena beberapa alasan. Lemak merupakan salah satu sumber utama energi
dan mengandung lemak esensial. Namun konsumsi lemak berlebihan dapat merugikan
kesehatan, misalnya kolesterol dan lemak jenuh. Dalam berbagai makanan, komponen
lemak memegang peranan penting yang menentukan karakteristik fisik keseluruhan,
seperti aroma, tekstur, rasa dan penampilan.
Alat yang paling sering digunakan dalam metode ini adalah soxhlet, dimana
efisiensi ekstraksi lebih baik dari pada metode Batch Solvent Extraction. Sampel
dikeringkan, dihaluskan dan diletakkan dalam thimble berpori. Thimble diletakkan
dalam alat soxhlet yang dihubungkan dengan kondensor. Labu soxhlet dipanaskan,
solven menguap, terkondensasi dan masuk ke bejana ekstraksi yang berisi sampel, dan
mengesktraksi sampel. Lemak tertinggal di labu karena perbedaan titik didih. Pada akhir
ekstraksi, solven diupakan dan massa lemak yang tersisa ditimbang.
Kata kunci : kadar lemak ,soxhlet,pengeringan
PENDAHULUAN

(termasuk di dalamnya getah dan

A.Latar Belakang

steroid) dan lain-lain. Lemak secara

1. Lemak

khusus menjadi sebutan bagi minyak

Lemak merupakan sekelompok besar

hewani pada suhu ruang, lepas dari

molekul-molekul alam yang terdiri atas

wujudnya yang padat maupun cair, yang

unsur-unsur

terdapat pada jaringan tubuh yang

karbon,

hidrogen,

dan

oksigen meliputi asam lemak, malam,

disebut adiposa(Anonim 2010).

sterol, vitamin-vitamin yang larut di

Mengekstraksi

dalam lemak (contohnya A, D, E, dan

sangat sulit dilakukan, sebab pada

K),

waktu

monogliserida,

fosfolipid,

glikolipid,

digliserida,
terpenoid

lemak

mengekstraksi

secara
lemak,

murni
akan

terekstraksi pula zat-zat yang larut

dalam

lemak

sterol,

Metode soxhlet ini dipilih karena

bebas,

pelarut yang digunakan lebih sedikit

pigmen karotenoid, khlorofil, dan lain-

(efesiensi bahan) dan larutan sari yang

lain. Pelarut yang digunakan harus

dialirkan melalui sifon tetap tinggal

bebas dari air agar bahan-bahan yang

dalam labu, sehingga pelarut yang

larut dalam air tidak terekstrak dan

digunakan untuk mengekstrak sampel

terhitung sebagai lemak dan keaktifan

selalu baru dan meningkatkan laju

pelarut tersebut menjadi berkurang.

ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih

Pelarut ini seperti dietil eter, hexana,

cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut

benzena,

yang digunakan harus mudah menguap

phospholipid,

Ada

seperti

asam

lemak

dan

dua

lain-lain.

kelompok

mengekstraksi

umum

lemak

yaitu

untuk
metode

ekstraksi kering dan metode ekstraksi


basah. Metode kering pada ekstraksi
lemak

mempunyai

prinsip

bahwa

dan hanya digunakan untuk ekstraksi


senyawa yang tahan panas.
B. Tujuan
1. Menentukan kadar lemak bahan
pangan

mengeluarkan lemak dan zat yang

2. Mengetahui cara melakukan uji

terlarut dalam lemak tersebut dari

kadar lemak dengan metode

sampel yang telah kering benar dengan

soxlet

menggunakan

pelarut

anyhidrous.

Keuntungan dari dari metode kering ini,

TINJAUAN PUSTAKA
A. Kadar Air dalam Bahan Makanan
Kadar air adalah perbedaan

praktikum menjadi amat sederhana,


mempunyai

antara berat bahan sebelum dan

ketepatan yang baik. Kelemahannya

sesudah dilakukan pemanasan. Setiap

metode ini membutuhkan waktu yang

bahan bila diletakkan dalam udara

cukup lama, pelarut yang digunakan

terbuka kadar airnya akan mencapai

mudah terbakar dan adanya zat lain

keseimbangan dengan kelembaban

bersifat

universal,

dan

yang ikut terekstrak sebagai lemak.


Prinsip soxhlet ialah ekstraksi
menggunakan pelarut yang selalu baru
yang

umumnya

sehingga

terjadi

ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut


konstan dengan adanya pendingin balik.

udara disekitarnya. Kadar air ini


disebut dengan kadar air seimbang.
Setiap kelembaban relatif tertentu
dapat

menghasilkan

seimbang

tertentu

kadar

pula.

air

Dengan

demikian dapat dibuat hubungan

antara kadar air seimbang dengan

Ikatannya

bersifat

ionik

kelembaban relatif.

sehingga

relatif

sukar

Kandungan air dalam bahan


makanan

ikut

menentukan

kesegaran dan daya tahan bahan itu


sendiri.

Sebagian

besar

dari

perubahan-perubahan

dihilangkan atau diuapkan. Air


ini tidak membeku meskipun
pada 0 (Sudarmadji 2003).
B. Kadar Lemak dalam Makanan

bahan

makanan terjadi dalam media air

Penentuan kadar minyak atau lemak

yang ditambahkan atau berasal dari

suatu bahan dapat dilakukan dengan

bahan itu sendiri. Air dalam suatu

alat ekstraktor Soxhlet. Ekstraksi

bahan makanan terdapat dalam

dengan alat Soxhlet merupakan cara

berbagai bentuk :

ekstraksi

1. Air bebas, air ini terdapat dalam

pelarut

yang
yang

efisien,

karena

digunakan

dapat

ruang-ruang antar sel dan inter-

diperoleh

granular

penentuan kadar minyak atau lemak,

dan

pori-pori

yang

kembali.

Dalam

bahan yang diuji harus cukup

terdapat pada bahan.


2. Air yang terikat secara lemah, air

kering, karena jika masih basah

ini teradsorbsi pada pemukaan

selain

kolloid makromolekuler seperti

ekstraksi, air dapat turun ke dalam

protein, pektin pati, sellulosa.

labu dan akan mempengaruhi dalam

Selain itu air juga terdispersi

perhitungan (Ketaren, 1986:36).

diantara

kolloid

tersebut

dan

merupakan pelarut zat-zat yang


ada dalam sel. Air yang ada dalam
bentuk ini masih tetap mempunyai
sifat

air

dikristalkan
pembekuan.

bebas

dan

pada
Ikatan

dapat
proses

antara

air

bebas dengan kolloid tersebut


merupakan ikatan hidrogen.
3. Air dalam keadaan terikat kuat,
air

ini

membentuk

hidrat.

memperlambat

proses

Analisis kadar lemak menggunakan


metode

ekstraksi

Soxhlet

(Apriyantono et al, 1989). Peralatan


yang digunakan adalah timbangan
digital dengan tingkat ketelitian 2
desimal,

labu

Soxhlet,

oven,

desikator, botol timbang. Bahan


kimia yang digunakan untuk analisis
kadar lemak adalah kertas saring,
dan ether.

Penentuan kadar minyak atau lemak

menghentikan

suatu bahan dapat dilakukan dengan

sedangkan kandungan lemak dlam

alat ekstraktor Soxhlet. Ekstraksi

bahan

dengan alat Soxhlet merupakan cara

perhitungan kadar lemak bahan akan

ekstraksi

berkurang

yang

pelarut

yang

diperoleh

efisien,

karena

digunakan

dapat

kembali.

masih

bahan yang diuji harus cukup


kering, karena jika masih basah
memperlambat

labu dan akan mempengaruhi dalam


perhitungan (Ketaren, 1986:36).

sihingga

maka

hasil

yang

didapatkan tidak maksimal.


Penentuan Kadar Lemak
Berat sampel lemak
x 100
berat sampel setelah dikeringkan

C. Metode Soxlet
Metode Soxhlet termasuk jenis
ekstraksi

menggunakan

semikontinu.
ekstraksi

banyak

proses

ekstraksi, air dapat turun ke dalam

Proses

ekstraksi

Dalam

penentuan kadar minyak atau lemak,

selain

proses

dengan

apabila

pelarut semikontinu memenuhi ruang

pelarutnya sudah jernih. Pelarut

ekstraksi selama 5 sampai dengan 10

yang jernih menandakan bahwa

menit

lemak yang terdapat dalam soxhlet

memenuhi sampel kemudian kembali

telah masuk semua kedalam labu

ke tabung pendidihan. Kandungan

didih, pelarut dan minyak dapat

lemak diukur melalui berat yang

dipisahkan dengan cara dipanaskan

hilang dari contoh atau berat lemak

karena titik didih lemak lebih tinggi

yang

dari pelarut, sehingga kita bisa

menggunakan

mengukur

contoh

berat

selesai

Ekstraksi

pelarut

lemak

hasil

ekstraksinya.

saat ekstraksi kadar lemak ini adalah


praktikan tidak mengetahui apakah
pelarut tersebut sudah bening atau
belum, kesalahan ini akan sangat
karena

jika

praktikan

secara

dipindahkan.
dan

penyaluran.

Kesalahan yang sering terjadi pada

fatal

dan

efek
tidak

menyeluruh

Metode

ini

perendaman
menyebabkan

Walaupun

begiru,

metode ini memerlukan waktu yang


lebih lama daripada metode kontinu
(Nielsen 1998).Prinsip Soxhlet ialah
ekstraksi menggunakan pelarut yang
selalu baru yang umumnya sehingga
terjadi ekstraksi

kontiyu

dengan

jumlah

pelarut

konstan

dengan

selesai

di

Laboratorium

Kimia

adanya pendingin balik. Soxhlet

Lantai 4 Gedung Baru Pendidikan

terdiri dari pengaduk atau granul

Teknologi

anti-bumping, stillpot (wadahpenyuli

Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

ng, bypasssidearm, thimble selulosa,

Universitas Pendidikan Indonesia

extraction liquid, syphon arm inlet,


syphon

arm

outlet,

Agroindustri,Fakultas

B. Alat dan bahan

expansion

Alat dan bahan yang digunakan

condenser

pada praktikum kadar air dan kadar

(pendingin),coolingwaterin, dan cool

abu yaitu alat : Soxhlet beserta

adapter,

ing water out (Darmasih 1997).


METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat

kondensor. Labu didih, penjepit


labu, desikator, oven, kertas saring,
Mortar,

Praktikum Uji Kadar lemak ini

tanah , biji alpukat , biji wijen ,

April 2014 pukul 08.00 s.d selesai

kelapa , kemiri dan kacang kedelai .

dan Praktikum kadar air pada hari


2014 pukul sd

C. Prosedur Kerja
D. Prosedur Kadar Lemak
E.
F.

analitik.dan

bahan : ikan nila ,jagung.kacang

dilaksanakan pada hari Selasa 29

Kamis,24 April

timbangan

Sampel sudah melalui kadar


G.
air

Sampel yang sudah


dikeringkan , bungkus dengan
kertas saring dan masukan

Sampel kemudian diberi


Hexane sampai 1,5 siklus

Didiamkan hingga mengalami


8-9 siklus kurang lebih 6 jam

Hexane dan lemak dipisahkan


menggunakan rotary

Labu lemak kemudian


Masukan
ke sampel
dalam desikator
Timbang
dipanaskan
dalamlemak
oven
15 menit

H. PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
I.
Ke
lompok

J.

Sampel

K.
Sam
pel setelah
kadar air
L.
(gr)

O.

M.

Sampel
lemak
N.
(gr)

P.

Kadar Lemak
(%)

U.
sampel lemak
x 100
sampel yg dikeringkan
Q.

R.

Ikan
nila

S.

0,793
4 gr

T.

0,0423
gr

V.
0,0423 gr
x 100 =5,331
0,7934 gr

W.

X.
Y.
Z.
AE.
sampel lemak
x 100
sampel yg dikeringkan
AA.

AB. Biji
wijen

AC.

4,870
7 gr

AD.

0,6205
gr
AG.

AF.
0,6205 gr
x 100 =12,739
4,8707 gr
AH.
AI.
AN.

sampel lemak
x 100
sampel yg dikeringkan
AJ.

AK.

Kelapa

AL.

2,3

AM.

gr

1,3765g
r

AO.
1,3765 gr
x 100 =59,848
2,3 gr

AP.

AS.

AT.

Jagung

AU.

1,245
8 gr

AV.

0,1455
gr

AQ.
AR.
AW.
sampel lemak
x 100
sampel yg dikeringkan

AY.

AX.
0,1455 gr
x 100 =11,68
1,2458 gr
AZ.

BA.
BF.
sampel lemak
x 100
sampel yg dikeringkan
BB.

BK.

BC.

BL.

Kacang
tanah

Kacang
kedelai

BD.

BM.

5,005
2 gr

4,552
6 gr

BE.

BN.

2,22024
gr

0,6728
gr

BH.

BG.
2,22024 gr
x 100 =43,99
5,0057 gr

BO.

BI.
BJ.
0,6728 gr
x 100 =14,77
4,5526 gr
BP.
BQ.
BR.
BW.

sampel lemak
x 100
sampel yg dikeringkan
BS.

BT.
Biji
Alpukat

BU.

1,654
gr

BV.

0,2884
gr
BY.

BX.
0,2884 gr
x 100 =17,41
3,3472 gr
BZ.
CA.
CF.

sampel lemak
x 100
sampel yg dikeringkan
CB.

CC.

Kemiri

CD.

5,000
6 gr

CE.

3,5298
gr
CH.

CG.
3,5298 gr
x 100 =70,5
5,0066 gr
CI.
CJ.

CK.
B. Pembahasan
C.

D. Pada umumnya metode

Penentuan kadar minyak

atau lemak suatu bahan dapat


dilakukan dengan alat ekstraktor
Soxhlet.

Ekstraksi

dengan

alat

Soxhlet merupakan cara ekstraksi


yang efisien, karena pelarut yang
digunakan dapat diperoleh kembali.
Dalam penentuan kadar minyak atau
lemak, bahan yang diuji harus cukup
kering, karena jika masih basah
selain

memperlambat

proses

ekstraksi, air dapat turun ke dalam


labu dan akan mempengaruhi dalam
perhitungan

(Ketaren,

1986:36).Analisis
menggunakan

kadar

metode

lemak
ekstraksi

Soxhlet (Apriyantono et al, 1989).

Soxhlet

merupakan

metode

ekstraksi yang bersifat kontinu.


Metode ini merupakan peralatan
labu lemak yang disambungkan
dengan alat destilasi Soxhlet dan
Kondensor. Lemak dapat diisolasi
dengan

mengekstraksinya

menggunakan pelarut non polar,


sedangkan sampel kering yang akan
diisolasi
dengan

lemaknya
kertas

dibungkus

saring.

Prinsip

penetapan kadar lemak kasar yaitu


lemak diekstrak dengan pelarut non
polar, seperti heksana dan dietil
eter. Setelah pelarutnya diuapkan,
lemaknya dapat ditimbang dan
dihitung persentasenya.

Peralatan yang digunakan adalah

E.

Pada

praktikum

Uji

timbangan digital dengan tingkat

kadar lemak ini kami memiliki

ketelitian 2 desimal, labu Soxhlet,

sampel

oven,

mengetahui kandungan kadar lemak

desikator,

botol

timbang.

yang

diujikan

untuk

Bahan kimia yang digunakan untuk

pada

analisis kadar lemak adalah kertas

diantaramya : a. Ikan nila b. Biji

saring, dan ether.

wijen c. Kelapa d.jagung e.kacang

beberapa

bahan

pangan

tanah f. Kacang kedelai g. Biji


alpukat h. kemiri

F.
Ke
lompok

G.

Sampel

H.
Sam
pel setelah
kadar air
I.
(gr)

J.

L.

Sampel
lemak
K.
(gr)

Kadar Lemak
M.
(%)

R.
sampel lemak
x 100
sampel yg dikeringkan
N.

O.

Ikan
nila

P.

0,793
4 gr

Q.

0,0423
gr

S.
0,0423 gr
x 100 =5,331
0,7934 gr

T.

U.
V.
W.
AB.
sampel lemak
x 100
sampel yg dikeringkan
X.

Y.

Biji
wijen

Z.

4,870
7 gr

AA.

0,6205
gr
AD.

AC.
0,6205 gr
x 100 =12,739
4,8707 gr
AE.
AF.
AK.

sampel lemak
x 100
sampel yg dikeringkan
AG.

AH.

Kelapa

AI.

2,3

AJ.

gr

1,3765g
r
AM.

AL.
1,3765 gr
x 100 =59,848
2,3 gr
AN.
AO.
AT.

sampel lemak
x 100
sampel yg dikeringkan
AP.

AQ.

Jagung

AR.

1,245
8 gr

AS.

0,1455
gr
AV.

AY.

AZ.

Kacang
tanah

BA.

5,005
2 gr

BB.

2,22024
gr

AU.
0,1455 gr
x 100 =11,68
1,2458 gr
AW.
AX.
BC.
BD.

2,22024 gr
x 100 =43,99
5,0057 gr

BE.

BF.
BG.
BL.
sampel lemak
x 100
sampel yg dikeringkan
BH.

BI.

Kacang
kedelai

BJ.

4,552
6 gr

BK.

0,6728
BN.

BM.
0,6728 gr
x 100 =14,7
4,5526 gr
BO.
BP.
BU.

sampel lemak
x 100
sampel yg dikeringkan
BQ.

BR. Biji
Alpukat

BS.

3,347
2 gr

BT.

0,2884
gr
BW.

BV.
0,2884 gr
x 100 =17,4
1,656 gr
BX.
BY.
CD.

sampel lemak
x 100
sampel yg dikeringkan
BZ.

CA.

CB.

Kemiri

5,006
6 gr

CC.

3,5298
gr
CF.

CE.
3,5298 gr
x 100 =70,5
5,0066 gr
CG.
CH.

CI.
CJ. Pada praktikum kadar
lemak

ini

kelompok

kami

dengan proses dan perlakuan yang


sama,akan

tetapi

kami

disini

melakukan praktikum uji kadar

membahas data hasil pengamatan

lemak

dari semua kelompok.

dengan

pada

sampel

menggunakan

ikan

nila

metode

soxhlet , sedangkan kelompok lain


menghitung jumlah kadar lemak
bahan pangan lainnya yang diujikan

CK. Dari hasil pengamatan


uji kadar lemak diatas didapatkan
berat sampel setelah mengalami

proses kadar air dan berat sampel

didalam oven 1050C selama 60

setelah melakukan proses kadar

menit hingga aroma hexana

lemak. Pada praktikum uji kadar

tidak tercium. Pada sampel ikan

lemak ini sampel harus melalui

nila,

dulu uji kadar air , sehingga sampel

adalah lemak cair dan memiliki

dilakukan proses pengeringan .

aroma khas lemak. Berdasarkan

Dilihat dari tabel diatas kadar

perhitungan, diketahui bahwa

lemak dari setiap bahan berbeda-

kadar lemak dari ikan nila

beda :

adalah

1. Ikan nila, Pada saat melakukan


praktikum kadar lemak kami
melakukan penghitungan kadar
air terlebih dahulu dari bahan ,
hal ini bertujuan agar pada
proses penentuan kadar lemak
dapat sesuai dengan literatur
yang ada. Pada proses praktikum
labu

lemak

yang

akan

digunakan, sebelumnya harus di


oven terlebih dahulu. Hal ini
bertujuan untuk menghilangkan
kadar air atau lemak yang
menempel pada labu. Setelah di
oven,

labu

lemak

disimpan

didalam desikator yang berisi


silika gel. Silika gel berfungsi
sebagai

penyerap

menyeimbangkan
lemak

agar

air

dan

suhu

labu

dingin

penimbangan.Setelah

ketika
proses

soxhletasi selesai, maka labu


lemak

harus

dikeringkan

lemak

yang

5,331

terbentuk

,sedangkan

menurut literatur Nutrition Fact


and Analysis for Fish Ikan nila
mengandung lemak tak jenuh
yang relatif rendah (sekitar 1,3
gr dalam 4 ons ikan nila)
sehingga baik untuk kesehatan
jantung. Namun ikan nila juga
memiliki sejumlah kandungan
lemak jenuh, yakni 0,6 gr dalam
setiap 4 ons ikan nila lebih kecil
dibandingkan
ketika

dengan

praktikum.

Direktorat

Gizi

proses
Menurut

Departemen

Kesehatan RI, 1996 kandungan


lemak dalam ikan nila adalah
0,5-3,1 %.

CL.

ikan nila menurut sumber yang telah


diteliti lemak ikan nila ini berbentuk
cair .akan tetapi perbedaannya tidak
terlalu signifikan .Perbedaan ini
mungkin karena ada kesalahan pada
saat melakukan praktikan pada saat
prosese

pemanasan

mungkin

suhunya yang terlalu tinggi atau


rendah sehingga proses pemanasan
tidak stabil .Pada proses penentuan
Melihat perbandingan data dari
sebuah literatur penelitian dengan
data hasil praktikum yang telah
kami lakukan terdapat perbedaan
yang terlalu signifikan, sehingga
dapat dikatakan bahwa kadar lemak
ikan nila ini lebih kecil dari lemak
pada saat praktikum. Ikan nila
memiliki kadar lemak yang rendah
karena lemak yag terdapat dalam
2. Biji wijen, Menurut Departemen
Kesehatan

,RI

kadar lemak juga diperoleh kadar


lemak ikan nila ini sangat rendah
dibandingkan dengan bahan pangan
yang lain, Hal ini kemungkinan
karena proses ekstraksi yang kurang
maksimal, banyaknya sirkulasi 3
kali.

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi laju ekstraksi adalah


tipe

persiapan

sampel,

waktu

ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu


pelarut, dan tipe pelarut.
3.

(1981)kadar

lemak Biji wijen adalah 17,41


gram atau 17,41 %

Pada praktikum ini sampel yang

digunakan adalah biji wijen


kering

dengan

6. Kelapa

cara

menurut

Direktorat

Gizi

literatur

Departemen

menghaluskan sampel terlebih

Kesehatan ,RI (1981) menjelaskan

dahulu

sebelum

dilakukan

bahwa kandungan lemak pada

analisis

kadar

kelapa berkisar antara 6,6 7,1 %,

air

Dapat

dibandingkan dengan data tabel

7.

hasil pengamatan diatas bahwa


kadar lemak yang dihasilkan dari
praktikum
sehingga

adalah
dapat

12,73

%,

disimpulkan

bahwa
4.
kadar lemak biji wijen
mendekati dengan kadar lemak
yang terdaat pada literatur . Hal
ini dikarenakan mungkin pada
saat

praktikum

proses

pemnasannya sangat tepat dan


suhu ynag digunakan stabil dan

8.

dari hasil data praktikum

yang

telah

dilakukan

kadar

lemak yang didapatkan dari

proses ekstrksinya yang tepat .


5.
analisis kadar air . Dapat

kelapa

59,84 % , hal ini

dibandingkan dengan data tabel

menunjukan bahwa data yang

hasil pengamatan diatas bahwa

dihasilkan

kadar lemak yang dihasilkan dari

kurang kandungan kadar lemak

praktikum

dari literatur, namun perbedaan

sehingga

adalah
dapat

12,73

%,

nya

disimpulkan

tidak

dari

terlalu

praktikum

signifikan

bahwa kadar lemak biji wijen

Pengukuran kadar Lemak Pada

mendekati dengan kadar lemak

bahan Pangan dipengaruhi oleh

yang terdaat pada literatur . Hal


ini dikarenakan mungkin pada
saat

praktikum

proses

pemnasannya sangat tepat dan


suhu ynag digunakan stabil dan
proses ekstrksinya yang tepat.

9.

perlakuan saat praktikan .


Jagung , menurut literatur
Direktorat

Gizi

Departemen

Kesehatan ,RI (1981) menjelaskan


bahwa kandungan lemak pada
jagung berkisar antara 1,3 %,

10.

15,1

11.

dari hasil data praktikum

yang

telah

dilakukan

%,

kadar

lemak yang didapatkan dari


jagung

11,3 % , hal ini

menunjukan bahwa data yang


dihasilkan

dari

melebihi

kandungan

kadar

literatur,

namun

lemak

dari

praktikum

perbedaan

nya

tidak

terlalu

signifikan

Pengukuran

kadar

Lemak

Pada

bahan

Pangan

dipengaruhi oleh perlakuan saat


praktikan .
12.
Kacang kedelai , menurut
literatur

Direktorat

Gizi

13.
14.
15. dari hasil data praktikum
yang

telah

kadar

dilakukan

lemak

yang

didapatkan dari kacang


14,7

hal

ini

menunjukan bahwa data


yang

dihasilkan

dari

Departemen Kesehatan ,RI (1981)

praktikum

sangat

menjelaskan bahwa kandungan

mendekati

kandungan

lemak pada jagung berkisar antara

kadar lemak dari literatur,


namun
tidak

perbedaan
terlalu

nya

signifikan

Pengukuran kadar Lemak


Pada

bahan

dipengaruhi

Pangan
oleh

perlakuan saat praktikan


yang sesuai dan tepat

16. Kacang tanah , menurut literatur


Direktorat

Gizi

Departemen

Kesehatan ,RI (1981) menjelaskan


bahwa kandungan lemak pada
kacang tanah berkisar antara 4652

%,

dari hasil data praktikum yang


telah dilakukan kadar lemak yang
didapatkan dari kacang tanah
43,99 % , hal ini menunjukan
bahwa data yang dihasilkan dari
praktikum

sangat

kandungan

kadar

mendekati
lemak

dari

literatur, namun perbedaan nya


tidak

terlalu

signifikan

Pengukuran kadar Lemak Pada


bahan Pangan dipengaruhi oleh
perlakuan saat praktikan yang
sesuai

dan

tepat

pada

melakukan praktikan .
17. Biji Alpukat, menurut
Direktorat

Gizi

saat

literatur

Departemen

Kesehatan ,RI (1981) menjelaskan

18.

Kemiri , menurut literatur

bahwa kandungan lemak pada Biji

Direktorat

alpukat

Departemen

berkisar antara 6,5 gram

Gizi

Kesehatan

,RI

(1981)

menjelaskan

bahwa

kandungan lemak pada


kemiri berkisar 63 gram
dari hasil data praktikum
yang

telah

kadar

dilakukan

lemak

dari hasil data praktikum yang telah

didapatkan

dari

dilakukan

70,5

kadar

lemak

yang

yang
kemiri
hal

ini

didapatkan dari biji alpukat 17,4%

menunjukan bahwa data

, hal ini menunjukan bahwa data

yang

yang dihasilkan dari praktikum

praktikum masih sedikit

masih sedikit kurang kandungan

kurang kandungan kadar

kadar lemak dari literatur, namun

lemak

dari

perbedaan

nya

tidak

terlalu

namun

perbedaan

signifikan

Pengukuran

kadar

Lemak

Pada

bahan

Pangan

tidak

dihasilkan

terlalu

dari

literatur,
nya

signifikan

Pengukuran kadar Lemak

dipengaruhi oleh perlakuan saat

Pada

praktikan yang sesuai dan tepat

lemak Pada bahan Pangan

pada saat melakukan praktikan .

dipengaruhi

praktikum

kadar
oleh

perlakuan saat praktikan

perhitungan kadar lemak

yang sesuai dan tepat

bahan

pada

sihingga

saat

melakukan

praktikan

akan

Proses

didapatkan

ekstraksi selesai apabila

maksimal.

berkurang

hasil

yang
tidak

pelarutnya sudah jernih.


Pelarut

yang

menandakan

bahwa

lemak

yang

dalam

soxhlet

masuk

jernih
terdapat

semua

telah
kedalam

labu didih, pelarut dan


minyak dapat dipisahkan
dengan cara dipanaskan
karena titik didih lemak
lebih tinggi dari pelarut,
sehingga

kita

bisa

mengukur

berat

lemak

hasil

ekstraksinya.

Kesalahan

yang

sering

terjadi pada saat ekstraksi


kadar lemak ini adalah
praktikan

tidak

mengetahui

apakah

pelarut

tersebut

sudah

bening

atau

belum,

kesalahan ini akan sangat


fatal karena jika praktikan
menghentikan
ekstraksi

proses
sedangkan

kandungan lemak dlam


bahan masih banyak maka

19. PENUTUP
A. Kesimpulan
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27. DAFTAR PUSTAKA
28. Anonim. ( - ).Biji wijen .
Universitas
Sumatera
Utara.
29. Anonim. ( - ). Tanaman
Kacang
Tanah(Vigna
sinensis L.). Universitas
Negeri Medan.
30. Anonim. ( - ). jagung dan
Pengeringan produk hasil
pertanian.
Universitas
Hasanudin.
31. Anonim. ( - ). Kemiri.
Universitas
32. Sumatera Utara.
33. Anonim. ( - ).alpukat .
Universitas
34. Sumatera Utara.
35. Anonim. ( - ).Kelapa .
Universitas
36. Sumatera Utara.

37. Apriyantono,Anton

Lemak Pangan. Jakarta:

dkk.1988.Analisi

UI-Press.

Pangan .PAU Pangan dan


46. Legowo,A.M,dkk.2007.B

Gizi IPB,Bogor

uku
38.

Badan

Pusat

Provinsi

Informasi.Jagung
Gorontalo

Analisis

Pangan.Universitas

2013.Kandungan

Ajar

Diponegoro Semarang

gizi
47. Sudarmadji,S.1989.Analisa Bahan

jagug.http://gorontaloprov.go.id

Makanan dan Pertanian . PAU


39.

41.

Diktat Kuliah Analisis Pangan.


Program StudiTeknologi Hasil
Ternak.
40. Semarang: UNDIP.
Direktorat Gizzi Departemen

Pangan dan Gizi . Yogyakarta


48.

Analitik.Koprasi Warga Sekolah

Kesehatan RI 1980.Kandungan
Gizi Jagung.Jakarta
42.

Direktorat

Gizzi

Analisis Kimia Bandung


49.

Departemen

Gizzi

Departemen

Gizi ikan nila.Jakarta


Herdas.2008.Pengujian
lemak,

51.
Tanaman
Maros.
Balai
Pengembangan
Pertanian,

Kadar

Available

at

52.

http://bloginvitro.blogspot.com
( diakses pada tanggal 27 Januari
2012)

Gizi.Penerbit

50. Widowati, S dan Suarni.


( - ). Struktur, Komposisi,
dan Nutrisi Jagung. Balai
Penelitian

Kesehatan RI 1980.Kandungan

44.

53.

55.

Teknologi Minyak dan

56.
57.

58.

Serealia,
Besar
dan
Pascapanen

Bogor. 410 426.

54.

45. Ketaren.1986.Pengantar

Pangan

PT.Gramedia,Jakarta

Gizi Kacang kedelai .Jakarta


Direktorat

Winrno,F.G.1979.Kimia
dan

Kesehatan RI 1980.Kandungan

43.

Wijana,Moch.1972.Kimia

59. .
60.
61.

You might also like