Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Frozen shoulder, atau juga sering disebut sebagai adhesive capsulitis,
merupakan suatu kelainan di mana terjadi inflamasi pada kapsul sendi bahu,
yaitu jaringan ikat disekitar sendi glenohumeral, sehingga sendi tersebut
menjadi kaku dan terjadi keterbatasan gerak dan nyeri yang kronis.
Adhesive capsulitis merupakan suatu kondisi yang sangat nyeri dan
melumpuhkan dan sering menyebabkan frustrasi besar bagi pasien dan
perawatnya karena pemulihannya yang lambat. Pergerakan bahu menjadi
sangat terbatas. Nyerinya biasanya terus-menerus, bertambah parah pada
malam hari, atau saat udara menjadi lebih dingin, dan akibat keterbatasan
pergerakan sehingga membuat melakukan kegiatan sehari-hari menjadi sulit.
Kondisi ini, dimana penyebabnya masih belum diketahui, dapat
berlangsung selama lima bulan hingga tiga tahun, dan pada beberapa kasus
diduga disebabkan oleh suatu trauma atau luka pada daerah tersebut. Diduga
proses otoimun berperan, yaitu tubuh menyerang jaringan sehat yang
terdapat pada kapsul. Adanya kekurangan cairan pada sendi juga
menyebabkan keterbatasan gerak.
Selain kesulitan dalam melakukan tugas sehari-sehari, pasien dengan
adhesive capsulitis terkadang mengalami gangguan tidur akibat nyeri yang
bertambah pada malam hari. Kondisi ini dapat berlanjut menyebabkan
depresi serta nyeri pada leher dan punggung.
Faktor resiko dari frozen shoulder adalah diabetes, stroke, kecelakaan,
penyakit paru, kelainan jaringan ikat, dan penyakit jantung. Kondisi ini jarang
terjadi pada orang-orang dibawah usia 40 tahun.
Pengobatan mungkin menyakitkan dan berat dan terdiri dari terapi fisik,
pengobatan, terapi pijat, hydrodilatation atau operasi. Seorang dokter juga
dapat melakukan manipulasi di bawah anestesi, yang membuka perlekatan
dan jaringan parut pada sendi untuk membantu memulihkan gerak sendi.
Nyeri dapata diatasi dengan analgesic dan NSAID. Kondisi ini sering kalo
merupakan
penyakit
self-limiting,
dapat
sembuh
tanpa
operasi
tapi
memerlukan waktu hingga dua tahun. Sebagian besar penderita penyakit ini
dapat mengembalikan 90% dari kemampuan gerak sendi bahu. Pasien
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi
1. Shoulder Joint
Gerakan-gerakan yang terjadi di gelang bahu dimungkinkan oleh
sejumlah
sendi
yang
saling
berhubungan
erat,
misalnya
sendi
relatif
lemah,
seperti
otot
(Soeharyono, 2004).
2. Kapsul Sendi
Kapsul sendi terdiri atas 2 lapisan (Haagenars):
a. Kapsul Sinovial (lapisan bagian dalam)
dengan
karakteristik
Kartilago atau ujung tulang rawan sendi berfungsi sebagai bantalan sendi,
sehingga tidak nyeri sewaktu penderita berjalan. Namun demikian pada
gerakan tertentu sendi dapat nyeri akibat gangguan yang dikenal dengan
degenerasi kartilago (Soeharyono, 2004).
2.2
2.2.1 Definisi
Adhesive capsulitis, sering disebut sebagai frozen shoulder adalah
Suatu penyakit yang idiopatik, progresif, yang menyebabkan keterbatasan
luas gerak sendi baik aktif maupun pasif.
2.2.2 Etiologi
Etiologi dari frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva masih
belum diketahui dengan pasti. Adapun faktor predisposisinya antara lain
periode immobilisasi yang lama, akibat trauma, over use, injuries atau
operasi pada sendi, hyperthyroidisme, penyakit cardiovascular, clinical
depression dan Parkinson.
Adapun beberapa teori yang dikemukakan AAOS
tahun 2007
frozen
In frozen shoulder, the smooth tissues of the shoulder capsule become thick, stiff, and inflamed
(American Association Orthopaedic Surgeon, 2011)
intensitasnya dari hari ke hari. Bersamaan dengan hal itu terjadi gangguan
lingkup gerak sendi bahu. Penyembuhan terjadi lebih kurang selama 6-12
bulan, dimana lingkup gerak sendi bahu akan meningkat dan akhir bulan ke
18 hanya sedikit terjadi keterbatasan gerak sendi bahu.
Menurut Kisner (1996) frozen shoulder dibagi dalam 3 tahapan, yaitu :
a. Pain ( freezing )
Ditandai dengan adanya nyeri hebat bahkan saat istirahat,
gerak sendi bahu menjadi terbatas selama 2-3 minggu dan masa akut
ini berakhir sampai 10 -36 minggu.
b. Stiffness ( frozen )
Ditandai dengan rasa nyeri saat bergerak, kekakuan atau
perlengketan yang nyata dan keterbatasan gerak dari glenohumeral
yang diikuti oleh keterbatasan gerak skapula. Fase ini berakhir 4-12
bulan.
c. Recovery (thawing)
Pada fase ini tidak ditemukan adanya rasa nyeri dan tidak ada
sinovitis tetapi terdapat keterbatasan gerak karena perlengketan yang
nyata. Fase ini berakhir selama 6-24 bulan atau lebih.
2.2.5 Diagnosis
1.
Anamnesis
a) Anamnesis Umum : Identitas penderita
b) Anamnesis khusus: Nyeri di bagian depan dan samping bahu dan
keterbatasan gerak bahu
2.
Pemeriksaan Fisik
a.
Inspeksi
Fleksi shoulder
Ekstensi shoulder
Abduksi
Adduksi
Endorotasi
Eksorotasi
2) Gerak Pasif
Fleksi shoulder
: sangat nyeri, ROM terbatas
Ekstensi shoulder
: sedikit nyeri, ROM terbatas
Abduksi
: nyeri, ROM terbatas
Adduksi
: sedikit nyeri, ROM terbatas
Endorotasi
: sangat nyeri, ROM terbatas
Eksorotasi
: nyeri, ROM terbatas
c.
Palpasi
Nyeri akan bertambah pada penekanan dari tendon yang
membentuk
musculotendineus
rotator
cuff
dan
sendi
acromioclavicular.
3.
Tes spesifik
a. Appley stretch test
Merupakan tes tercepat untuk mengevaluasi lengkap gerak sendi
aktif pasien
1) Eksternal rotasi dan abduksi
b.
disuruh
mengabduksikan lengannya
dalam posisi lurus secara
penuh,
kemudian
pasien
disuruh
menurunkannya
secara
perlahan-lahan
c.
adanya
suatu
tahanan
dari
dalam,
yang
dapat
10
b) Dislokasi posterior
Fase akut
1. Imobilisasi
2. Terapi dingin
Modalitas terapi ini biasanya digunakan untuk nyeri yang
disebabkan oleh cidera muskuloskletal akut
3. LGS pasif pada seluruh gerakan yang bebas nyeri
4. TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation)
Biasanya diberikan pada nyeri akut maupun kronis. Untuk
perlekatan elektroda bisa diletakkan di daerah yang nyeri,
dermatom syaraf tepi, motor point, trigger point, titik akupuntur
5. Lower power laser
6. Latihan LGS pasif atau aktif sendi siku, pergelangan tangan,
atau jari-jari tangan
11
aliran
darah,
meningkatkan
metabolisme
serta
yang
benar,
teratur,
berulang-ulang
dan
12
sendi
pergerakan
&
mencegah
aktif
pencegahan
adalah
untuk
/
tarik
bumi
menyebabkan
pemisahan
permukaan
sendi
13
yang
berulang-ulang
maka
akan
terjadi
14
15
akan
memberikan
16
efek
penghambat
atau
17
B. Medikamentosa
- NSAID
Na Diclofenac (dosis : 100-150 mg/hr)
18
Muscle relaxant
Diazepam (dosis : 2-15 mg / dosis diberikan setiap 6-8 jam selama 24
jam)
C. Terapi Operative
Dilakukan jika terapi konservatif gagal, yang sering digunakan :
- Injeksi glenohumeral dengan saline atau lidocaine (untuk
-
hal
tindakan
yang
lebih
konservatif
tidak
bekerja,
19
20
BAB III
KESIMPULAN
1. Frozen shoulder dapat diidentikkan dengan capsulitis adhesif dan
periarthritis yang ditandai dengan keterbatasan gerak baik secara pasif
maupun aktif pada semua pola gerak.
2. Faktor predisposisi pada frozen shoulder antara lain periode
immobilisasi yang lama, akibat trauma, over use, injuries atau operasi
pada
sendi,
hyperthyroidisme,
21
penyakit
cardiovascular,clinical
DAFTAR PUSTAKA
Thomson, Ann M. 2001. Tidys physiotherapy, 12th ed, ButterworthHeinemann,
2001. hal: 71.
David. Ring. 2009. Aprroach to The Patient with Shoulder Pain. In Primary
Care
Medicine. Lippincott Williams and Wilkins. p:150.
Djohan Aras. 2004. Penatalaksanaan fisioterapi pada frozen shoulder. Akfis:
Ujungpandang.
Donatelli, Robert, Wooden, Micheal J. 1999. Orthopaedic Physical therapy.
22
23