Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN TEORITIS
Langit-langit ( palatoschisis )
Tingkat kelahiran biasa bervariasi mulai dari ringan sampai parah (celah bias
sampai hidung).
Beberapa jenis bibir sumbing yang di ketahui yaitu :
1. Unilateral Inkomplete
Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu sisi bibir dan tidak
memanjang hingga ke hidung.
2. Unilateral Complete
Apabila celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga
ke hidung.
3. Bilateral Complete
Apabila celah sumbing terjadi di ke dua sisi bibir dan memanjang hingga
ke hidung.
3. Etiologi
Belum di ketahui pasti. Hipotesis yang di ajukan antara lain :
a) Insufisiensi zat untuk tumbuh kembang organ selama embrional dalam hal
kuatitas (pada gangguan sirkulasi feto-maternal) dan kualitas (defisiensi asam
folat, vitamin C dan zn).
b) Pengaruh obat teratologik, termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal.
c) Infeksi,khususnya viral ( toksoplasma ) dan klamidal
d) Faktor genetik
e) Kelainan ini juga diduga terjadi akibat lnfeksi virus yang di derita ibu pada
kehamilan trimester pertama.
4. Pathofisiologi
Cacat terbentuk pada trimester pertama kehamilan, prosesnya karena tidak
terbentuknya mesoderm pada daerah tersebut sehingga kembali
juga oleh
beberapa etiologi.prosesnya karena kegagalan fusi palatum pada garis tengah dan
kegagalan fusi dengan septum nasi.
PATWAY
Insufisiensi zat
Untuk tumbuh kembang
toksikosis selama
kehamilan
infeksi
genetik
bayi rewel,
adanya sumbing adanya disfungsi adanya
menangis,
pada bibir dan
tuba eustachi
gangguan
tidak dapat
palatum
yang dapat me- pertumbuhan
beristirahat
ngakibatkan ter- anatomi naso
Dengan tenang,
jadinya otitis
faring, adanya
dan nyaman,
media serta
garis jahitan
sulit mengisap
gangguan
pada daerah
dan menelan Asi
resti
pendengaran,
mulut.
trauma
adanya sifat
sisi pembedahan kurang meresti trauma sisi
nerima,sensitif,
pembedahan
adanya sumbing gangguan rasa
pada bibir dan
nyaman nyeri
palatum.
Resti perubahan
Menjadi orangtua
Referensi :
1. Ngastinya. 2005. Perawatan anak sakit edisi 2. Jakarta : EGC
2. Doengoes Marlin. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC
5. Manifestasi Klinis
a) Refleks mengisap Asi yang terganggu, akibat adanya kondisi pathologis
b) Adanya gangguan pertumbuhan anatomi nasofaring
c) Adanya disfungsi tuba eustachius yang dapat mengakibatkan terjadinya otitis
media, serta gangguan pendengaran.
6. Penatalaksanaan
Keperawatan
-
Ibu harus dilatih untuk memberikan Asi, yang harus diberikan secara hati
hati dan sering beristirahat jika tetap mengalami kesukaran. Asi dapat di
pompa dan diberikan dengan sedotan sedikit sedikit. Perhatikan agar
pompa payudara dan gelas penampung Asi selalu diseduh agar tidak
terjadi terkontaminasi.
Medis
-
Setelah operasi, anak dapat belajar dari orang lain atau melakukan spech
therapist untuk melatih atau mengajar anak bicara dengan normal.
Pada umur 8-9 tahun dilakukan operasi penambahan tulang pada celah
alveolus / maksila untuk memungkinkan ablioefodenti mengatur
pertumbuhan gigi di kanan-kiri celah supaya normal.
Pencegahan infeksi.
obat
tetatologik
termasuk
jamu
dan
hormonal,kecanduan alkohol.
d) Riwayat keluarga
Anggota keluarga ada yang bibir sumbing.
e) Pemeriksaan Fisik
1 Mata
Keadaan konjungtiva
Keadaan sclera
Keadaan lensa
2 Hidung
kontrasepsi
Warna bibir
4 Leher
5 Telinga
Bentuk telinga
Kepekaan pendengaran
Kebersihan telinga
6 Dada
Abdomen
Genitalia
Kebersihan daerah genetalia
Ada edema atau tidak
Keadaan alat genetalia
10 Kulit
Warna kulit
Turgor kulit
f) Pengkajian Perpola
a.
Aktivitas / istirahat
Bayi rewel,menangis
b.
Sirkulasi
Pucat
c.
Makanan / cairan
Perut kembung
d.
Neurosensori
e.
Nyaman / nyeri
Tabulasi Data
Sulit mengisap Asi, sulit menelan Asi, bayi rewel,menangis,tidak dapat beristirahat
dengan tenang dan nyaman, pucat,turgor kulit jelek, berat badan menurun, perut
kembung, kulit kering, adanya trauma psikologi pada orang tua,danya sifat menerima
sensitif, adanya resiko tersedak, disfungsi tuba eustachi,adanya garis jahitan pada daerah
mulut, adanya sumbing bibir dan sumbing palatum.
Klasifikasi Data
DS : sulit mengisap Asi, sulit menelan Asi, bayi rewel, menangis, tidak dapat beristirahat
dengan tenang dan nyaman.
DO : pucat, turgor kulit jelek, bert badan menurun, perut kembung, kulit kering, adanya
trauma psikologi padaa orang tua, adanya siat kurang menerima, sensitif, adanya
esiko tersedak, disfungsi tuba eustachi, adanya garis jahitan pada daerah mulut,
adanya sumbing bibir dan sumbing palatum.
Analisa Data
No
Symptom
Etiologi
Pre op
1
Perubahan nutrisi
Problem
kurang dari
Defek fisik
kebutuhan tubuh
menurun
DS: -
Resiko tinggi
perubahan
terlihat
Prosedur
Resiko tinggi
pembedahan,
trauma sisi
disfungsi menelan
pembedan
palatum
DS: bayi rewel, menangis, tidak
Gangguan
Insisi bedah
daerah mulut
5
DS : -
Terpaparnya
lingkungan dan
prosedur invasi
Resti infeksi
PRIORITAS MASALAH
PRE OP : - Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- resti perubahan menjadi orang tua
-
resti
trauma
sisi
pembedahan
POST OP : - gangguan rasa nyaman nyeri
- resti infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PRE OP
a.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d defek fisik yang di
tandai dengan :
DS : Sulit mengisap dan menelan Asi
DO : Pucat, turgor kulit jelek, kulit kering,perut kembung, BB menurun
b.
Resiko tinggi perubahan menjadi orang tua b/d bayi dengan defek fisik
yang sangat terlihat yang di tandai dengan :
DS : DO : Adanya trauma psikologipada orang tua, adanya sifat kurang menerima,
sensitif, adanya sumbing pada bibir dan palatum
c.
POST OP
d. gangguan rasa nyaman nyeri b/d insisi bedah yang di tandai dengan :
DS : Bayi rewel, menangis
DO : Adanya garis jahitan pada daerah mulut
e. resti infeksi b/d terpaparnya linkungan dan prosedur invasi, yang di tandai
dengan :
DS : DO : Adanya luka operasi tertutup kasa
11