Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belajar
2.1.1
Pengertian
Proses
belajar
adalah
suatu
proses
dimana
seseorang
yang
melibatkan
berbagai
komponen
yang
saling
menciptakan
kondisi
belajar
para
peserta
didik;
(2)
itu
diharapkan
guru
dapat
memperbaiki
program
yaitu
unsur
kepribadian
a.
b.
c.
d.
kesenian.
Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.
Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan
2.2.3 Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar di perguruan tinggi dilakukan secara
berkala yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan
pengamatan oleh dosen. Ujian dapat diselenggarakan melalui ujian
tengah semester, ujian akhir semester, ujian akhir program studi, ujian
skripsi, ujian tesis, dan ujian disertasi. Penilaian hasil belajar
dinyatakan dengan huruf A, B, C, D, dan E yang masing- masing
bernilai 4, 3, 2, 1, dan 0 (Kepmen, 2000).
Penilaian pencapaian kompetensi dasar mahasiswa dilakukan
berdasar indikator, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penilaian adalah:
1. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
2. Penilaian menggunakan acuan kriteria, berdasarkan apa yang
bisa dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
3. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran, program remidi atau pengayaan
(BSNP, 2007).
Hasil belajar menurut Gagne & Briggs adalah kemampuankemampuan yang dimiliki mahasiswa sebagai akibat perbuatan belajar
dan dapat diamati melalui penampilan mahasiswa (learners
performance). Dalam dunia pendidikan, terdapat bermacam-macam
tipe hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli antara lain
mengemukakan lima tipe hasil belajar, yaitu: intellectual skill,
cognitive strategy, verbal information, motor skill, dan attitude
(Suprihatiningrum, 2013).
Reigeluth (1983) berpendapat bahwa hasil belajar atau
pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh yang memberikan
suatu ukuran nilai dan metode (strategi) alternatif dalam kondisi yang
berbeda. Secara spesifik bahwa hasil belajar adalah suatu kinerja
(performance)
yang
diindikasikan
sebagai
suatu
kapabilitas
bentuk
tujuan
(khusus)
perilaku
(unjuk
kerja)
(Suprihatiningrum, 2013).
Ada aspek dalam hasil belajar, yaitu menurut Uno (2006), tujuan
pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari
taksonomi pembelajaran. Krathwohl, Bloom, & Masia (1973)
memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan, yakni kawasan
kognitif, kawasan afektif dan kawasan psikomotorik. Sesuai dengan
taksonomi tujuan pembelajaran, hasil belajar dibedakan dalam tiga
aspek, yaitu (Suprihatiningrum, 2013).
1. Aspek Kognitif
of
specific
details
and
elements
procedures
(pengetahuan
tentang
kognitif termasuk
Kognitif)
Remember (mengingat)
Understand (memahami)
Apply (menerapkan)
Analyze (menganalisis)
Evaluate (mengevaluasi)
Create (menciptakan)
2. Aspek Afektif
Menurut Uno (2006), ada lima tingkat afeksi dari yang
paling sederhana ke yang kompleks, yaitu kemauan menerima,
kemauan menanggapi, berkeyakinan, penerapan karya, serta
ketekunan dan ketelitian. Kemauan menerima merupakan
keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan
tertentu. Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang
pelajaran yang
milik
pribadi
(internalisasi)
dan
menjadi
mencakup
tujuan
yang
berkaitan
dengan
untuk
yang
diberikan
(imitasi).
Kemampuan
ini
2. Sedang, jika nilai akhir kurang dari atau sama dengan 80 dan lebih
dari 60
3. Rendah, jika nilai akhir kurang dari atau sama dengan 60
2.3 Minat
2.3.1 Pengertian Minat Belajar
Minat biasanya tumbuh dari suatu keinginan atau yang disukai
seseorang, minat akan tumbuh dengan sendirinya bila seseorang
menemukan sesuatu hal yang mereka suka. Minat dapat membawa
hasil yang baik atau buruk. Dalam hal ini minat yang dimaksud adalah
minat belajar pada peserta didik, minat dapat dikatagorikan pada
peserta didik sebagai suatu dorongan dan kemauan terutama dalam hal
pelajaran. Secara lain minat merupakan suatu pengertian dari adanya
suatu rasa dan keinginan yang kuat di dalam menyukai suatu hal.
Minat memiliki suatu kecenderungan di dalam hal kegiatan yang akan
dilakukan atau dilaksanakan, yang lebih singkatnya minat memiliki
rasa dan perhatian yang khusus di dalam hal atau kegiatan yang ingin
dilakukan.
Minat
adalah
kecenderungan
yang
tetap
untuk
4.
jawab,
menjadi
pusat
perhatian
kelompok,
memiliki
dengan
perasaan;
menyukai
kegiatan
6.
kegiatan
belajar.
Maka
dari
karena
itu,
Perhatian
Dalam proses belajar peserta didik harus memiliki
suatu perhatian khusus terhadap pelajaran dan bahan
pelajaran di dalam kegiatan belajar. Peserta didik yang
tidak memiliki suatu perhatian khusus terhadap suatu mata
pelajaran akan menggangu di dalam minat belajar peserta
didik tersebut. Karena hal itu menyebabkan rendahnya
minat belajar, bosan di dalam pelajaran, dan tidak ada
perhatian sama sekali di dalam mengikuti proses belajar
itu sendiri. Agar dapat menumbuhkan perhatian peserta
didik di dalam proses belajar mengajar haruslah
menggunakan
beberapa
cara
dan
variasi
gaya
Faktor Keluarga
Faktor keluarga merupakan dimana tempat siswa
mengembangkan minat belajar secara positif atau negatif.
Dimana faktor keluarga mempunyai kelemahan dan
keunggulan masing-masing terutama pada perhatian dan
keadaan ekonomi keluarga dapat mematahkan dan
meningkatkan semangat belajar peserta didik.
Keluarga, dimana akan diasuh dan dibesarkan
terhadap pertumbuhan dan perkembangannya (Dalyono,
2010). Faktor keluarga yang mempengaruhi minat belajar
2.
d. Kebutuhan
untuk
mewujudkan
diri
sendiri,
yakni
Motif-motif bawaan
Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir,
jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh
misalnya: dorongan untuk makan, dorongan untuk minum,
dorongan untuk beristirahat. Motif ini seringkali disebut
motif yang diisyaratkan secara biologis. Arden N.
Frandsen memberi istilah jenis motif Physiological drives.
b. Motif-motif yang dipelajari
Maksudnya
motif-motif
yang
timbul
karena
aktualisasi
diri
dan
pengembangan
Motif
atau
kebutuhan
organis,
meliputi
misalnya:
c.
Motif-motif
kebutuhan
objektif.
untuk
Dalam
melakukan
hal
ini
menyangkut
eksplorasi,
melakukan
4.
a.
Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan
untuk
melakukan
sesuatu.
Sebagai
contoh
adalah
di sekolah.
Macam-Macam Fasilitas Belajar
Gie (2002) menjelaskan macam-macam fasilitas belajar sebagai
berikut:
1.
Ruang atau tempat belajar yang baik
Salah satu syarat untuk dapat belajar dengan sebaik-baiknya
adalah tersedianya ruang atau tempat belajar, inilah yang
digunakan oleh siswa untuk melakukan kegiatan belajar
mengajar. Dengan ruang atau tempat belajar yang memadai dan
nyaman untuk belajar maka siswa akan memperoleh hasil
belajar
yang
baik.
Tempat
belajar
yang
baik
harus
3.
Sarana pendidikan
Sarana pendidikan dapat dikelompokan menjadi beberapa
kelompok yaitu:
a.
Ditinjau dari habis tidaknya dipakai
1) Sarana pendidikan yang habis dipakai, yaitu segala
bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis
dalam waktu relatif singkat. Misalnya kapur tulis,
2)
b.
arsip, bangku.
Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak, yaitu
semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif
sangat sulit untuk dipindahkan. Misalnya sekolah
yang sudah menggunakan PDAM, pipanya tidak
c.
dapat dipindah-pindahkan.
Ditinjau dari hubungan dengan proses belajar mengajar
1)
2)
dan
sarana
pendidikan
lainnya
yang
2.
ruang
praktik,
ketrampilan,
ruang
2.6
Kebiasaan Belajar
2.6.1 Pengertian
Kebiasaan
belajar
merupakan
salah
satu
faktor
yang
atau
meneliti,
membuat
catatan
dan