Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Akhmad Miftahul Huda
NIM 122310101061
LAPORAN PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus
Oleh: Akhmad Miftahul Huda
a) Non obesitas
b) Obesitas
Diabetes Mellitus tipe ini disebabkan karena kurangnya produksi insulin
dari sel beta pankreas, tetapi biasanya resistensi aksi insulin pada jaringan
perifer.
Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak dengan
obesitas.
3) Diabetes Mellitus Tipe Lain
a) Diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pankreas, kelainan
hormonal, diabetes karena obat/zat kimia, kelainan reseptor insulin,
kelainan genetik dan lain-lain.
b) Obat-obat yang dapat menyebabkan huperglikemia antara lain :
Furasemid, thyasida diuretic glukortikoid, dilanting dan asam hidotinik.
c) Diabetes Gestasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama
kehamilan, tidak dikelompokkan kedalam NIDDM pada pertengahan
kehamilan meningkat sekresi hormon pertumbuhan dan hormon
chorionik somatomamotropin (HCS). Hormon ini meningkat untuk
mensuplai asam amino dan glukosa ke fetus.
c. Etiologi
Secara umum penyebab terjadinya DM tidak diketahui secara pasti, namun
dimungkinkan karena beberapa factor berikut:
1) Diabetes Mellitus tergantung insulin (DMTI)
a) Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi
mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah
terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada
individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen)
tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas
antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
b) Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun.
Ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada
dapat
timbul
pada
masa
kanak-kanak.
f. Patofisiologi
Pada diabetes mellitus terjadi defesiensi insulin yang disebabkan karena
hancurnya sel-sel beta pankreas karena proses outoimun. Disamping itu
glukosa yang berasal dari makanan tidak bisa disimpan dalam hati meskipun
tetap berada dalam darah yang menimbulkan hiperglikemi. Jika konsentrasi
glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tiak dapat mengabsobsi semua sisa
glukosa yang akhirnya dikeluarkan bersama urine (glukosaria). Ketika
vaskuler.
Jika
mengenai
arteri
perifer
maka
dapat
1) Diabetes ketoasidosis
2) Koma hiperosmolar, hiperglikemia, nonketotik.
3) Hipoglikemia
4) Infeksi
5) Penyakit Vaskuler
6) Neuropati
7) Retinopati
8) Nefrospati (Carpenito, 2011)
Menurut Mansjoer (2010) kompilkasi diabetes mellitus antara lain:
1) Akut
a) Koma hipoglikemi
b) Ketoasidosis
c) Koma hiperosmolar nonketotik.
2) Kronik
a) Makroangiopati
b) Mikroangiopati
c) Neuropati diabetic
d) Rentan infeksi seperti: tuberkolusis paru, gingivitis, infeksi
saluran kemih.
e) Kaki diabetik
h. Penatalaksanan
Kerangka utama penatalaksanan Diabetes Mellitus yaitu:
1) Perencanan makan
- Kabohidrat = 60 70 %
- Protein = 10 15 %
- Lemak = 20 25 %
- Kolesterol = < 300 mg/dl - Serat = 25 gr/hari diutamakan jenis
serat larut
- Konsumsi garanm dibatasi bila terdapat hipertensi.
2) Latihan jasmani dianjurkan secara teratur 34 kali permiggu selama
0,5 jam. Latihan yang dianjurkan jalan kaki, jogging, lari, renang,
bersepeda, mendayang.
3) Obat berkhasiat hipoglikemik Obat hipoglikemik oral (OHO) antara
lain sulfoniurea, biguanid, inhibitor, glukosidae, insulin sensizing agen
(Mansjoer, 2010).
3. a. Pohon Masalah
Defisit volume
Defisit
volume
cairan
cairan
Kegagalan
Produksi
insulin
Produksi glukagon
berlebih
Meningkatkan
Gula darah
Produksi gula
dari lemak dan
protein
Osmolaritas
meningkat
Poliuri
Polidipsi
BB turun
Poliphagi
Kelemahan
Kelemahan
Berat badan
turun
Gangguan
fungsi imun
Resiko
Infeksi
Inflama
si
Beng
kak
Membuang
Massa tubuh
NyeGangguan
ri
penyembuhan
nekrosis
Arterosklerosis
Small vessel disease
luka
Diabetik
Kerusakan
integritas
Pembedahan: amputasi
kulit
Hipertensi,
b.Fokus Pengkajian
Peningkatan
kadar
Berkurang
1. Aktivitas / istirahat
LDL Nyeri
sensasi.
Gejala : Lemah, letih, kram otot, tonus otot menurun, gangguan tidur.
neuropati
Tanda : Takikardi dan takipnea pada istirahat atau dengan aktifitas,
Suplai darah
nekrosis
letargi.
2. Sirkulasi
Gangguan perfusi
jaringan
kesemutan,
parestesia,
gangguan
penglihatan
(pandangan mata
kabur,tidak bias melihat/buta)
Tanda : Disorientasi, mengantuk, letargi aktivitas kejang
7. Nyeri / kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat), pusing, nyeri tekan
abdomen.
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
8. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk, dngan atau tanpa sputum
purulen
Tanda : Lapar udara, batuk, frekuensei pernapasan.
9. Kenyamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
Tanda : Demam, diaporesis, kulit rusak, lesi/ulserasi, parestesia/paralysis
10. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi)
Masalah impotent pada pria, kesulitan orgasme pada wanita.
4. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake in adekuat
c. Resiko infeksi berhubungan dengan gangguan sistem imun
d. Kerusakan
integritas
kulit berhubungan
dengan penurunan
proses
penyembuhan luka
e. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
f. Kelemahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik
Diagnosa
.
1
Defisit
Tujuan
Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
volume Setelah
cairan
berhubungan
dengan diuresis
atau kelembabannya
5. Kolaborasi
dengan
dokter untuk pemberian
terapi
2.
badan
terpenuhi
dengan usia.
nutrisi - Kebutuhan nutrisi klien
terpenuhi
dpat
dimanifestasikan
oleh
hipotensi
takikardi
2. Berhubungan
pemecahan
aseton asetat
3. Merupakan
indicator tingkat
dehidrasi
4. Mempertahankan
rehidrasi/volume
sirkulasi
5. Meningkatkan
kadar insulin
dalam 1. Tentukan program diet 1. Mengidentifikasi
dilakukan - Berat
insulin
1. Hipolemia
kekurangan
dan
penyimpanan dari
kebutuhan
teraputik
berat
yang disukai
4. Libatkan
2. Pemberian
keluarga
pasien
pada
perencanaan makan
karena 5. Lakukan
konsultasi
proses penyakit
dengan
ahli
diet
- Kadar gula darah dalam
badannya
batas
normal.
makanan melalui
oral
lebih
baik
fungsi
gastrointestinal
baik.
3. Untuk
menentukan diet
4. Membantu
keluarga
dalam
memahami
kebutuhan nutrisi
klien
5. Untuk
perhitungan
dan
penyesuaian
diet
untuk kebutuhan
pasien.
3.
Resiko
infeksi Setelah
berhubungan
dilakukan Mencegah
dan 1. Observasi
tanda
tanda
infeksi
1. Pasien
dan
masuk
mungkin
dengan
gangguan
imun
peradangan
demam
seperti
kemerahan,
dan nyeri.
2. Anjurkan klien untuk
mencuci
tangan
teknik
yang
biasannya
telah
mencetuskan
keadaan
ketoasidosis
ataudapat
mengalami infeksi
nosokomial
2. Mencegah
tejadinya
infeksi
nosokomial
3. Glukosa
tinggi
membersihkan
perineal dari depan ke
belakang setelah BAB.
5. Berikan
antibiotik
yang
infeksi
sesuai
dalam
darah
meempercepat
pertumbuhan
bakteri
4. Mengurrangi
resiko
terjadinya
infeksi
saluran
kemih.
5. Penanganan lebih
awal
dapat
membantu
mencegah
timbulnya
4.
Kerusakan
integritas
dilakukan - temperatur
Setelah
berhubungan
penyembuhan luka
normal
ekstremitas
untuk
diharapkan
jaringan 1. Observasi
jaringan: - elastisitas
dan mukosa
rentang
dalam
rentang
yang
diharapkan
- warna dalam rentang
yang diharapkan
- tekstur dalam rentang
yang diharapkan
- bebas dari lesi
- kulit utuh
tingkat kerusakan
kulit
Mengurangi
2.
penyebab
penyebab
kerusakan kulit
Menghindari
3.
yang diharapkan
Menentukan
panas,
yang 2. Monitor
tekanan.
diharapkan
- pigmentasi
warna,
1.
faktor-faktor
infeksi
4.
Menunjukkan
sepsis
pakaian
adanya kerusakan
sel-sel pada kulit
5.
Mengurangi
sumber kerusakan
yang longgar
integritas kulit
Menghindarka
6.
dari
yang berat
tekanan
5.
Nyeri berhubungan
Setelah dilakukan
dengan
tindakan
inflamasi
proses
- Mengenali faktor
penyebab
1. Lakukan pengkajian
nyeri
secara
keperawatan selama
- Menggunakan
metode
termasuk
dapat mengontrol
nonanalgetik untuk
karakteristik, durasi,
nyeri dan
mengurangi nyeri
frekuensi,
mengetahui
tingkatan nyeri
- Menggunakan
analgetik sesuai
kebutuhan
- Melaporkan adanya
nyeri
- Posisi tubuh protektif
komprehensif
lokasi,
kualitas
untuk
menentukan
dan
lakukan
penanganan nyeri
4. Ajarkan teknik non
farmakologi
5. Kolaborasi
pemberian analgetik
untuk
nyeri
tingkat
nyeri
klien
2. Menentukan
intervensi
yang
tepat
3. Menentukan
intervensi
yang
diberikan
4. Mengurangi nyeri
klien
5. Menurukan nyeri
intervensi
3. Pilih
1. Mengetahui
mengurangi
klien
6.
Kelemahan
berhubungan
energi
perbaikan kemampuan
dengan penurunan
untuk
produksi
dalam aktifitas
metabolik
energi
1. Diskusikan
berpartisipasi
diinginkan
yang
pasien
dengan 1. Dapat
kebutuhan
memberi
motipasi
dalam
aktifitas
aktifitas
2. Beri aktifitas alternatif 2. Mencegah
periode istirahat
3. Diskusikan
menghemat
kelelahan berlebih
cara 3. Pasien
dapat
kalori
selama aktifitas
4. Tingkatkan partisipasi
pasien
melakukan
sehari hari
5. Kolaborasi
ahli
melakukan banyak
aktifitas
dengan
menghemat energi
dalam 4. Meningkatkan
aktifitas
dengan
gizi
harga
diri
yang
positif
sesuai
tingkat
aktifitas
pasien
5. Menentukan
nutrisi klien
diet
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2011. Rencana Asuhan dan Dokumentasi keperawatan.
Jakarta : EGC
Doengoes, M.G. 2012. Rencana Asuhan keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC
Engram, Barbara. 2011. Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah Vol. 3.
Jakarta: EGC
Gustaviani, reno. 2010. Buku Ajar Penyakit Dalam, Edisi IV. Jilid III. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Mansjoer, Ariif. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I edisi III. Jakarta: FKUI
Tucker, S.M. 2010. Standar Asuhan Keperawatan Pasien, Proses Keperawatan,
Diagnosis dan Evaluasi edisi V. Jakarta: EGC